1 / 37

KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN. Kelompok 1. Created by:. KEWIRAUSAHAAN. OLEH : Drs. Joko Widodo, M.M NIP. 19600217 198603 1 003. UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2011. MATERI. PEMBELAJARAN. BAB 1. PENDAHULUAN. BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS.

Download Presentation

KEWIRAUSAHAAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1 Created by:

  2. KEWIRAUSAHAAN OLEH : Drs. Joko Widodo, M.M NIP. 19600217 198603 1 003 UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2011

  3. MATERI PEMBELAJARAN

  4. BAB 1 PENDAHULUAN

  5. BAB IIKEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS 2.1 Pengertian Kewiraswastaan (Enterpreneurship) 2.2 Pengertian Wiraswasta (Enterpreneur) 2.3 Pengertian Sikap Mental Wiraswasta (Enterpreneur Mental Attitude) 2.4 Bagan Kewiraswastaan

  6. BAB IIIKEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF HISTORIS 3.1 Pada Masa Pra Kolonial 3.2 Pada Masa Kolonial 3.3 Pada masa Pasca Kolonial

  7. BAB IVPERAN WIRASWASTA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI 4.1 Peran Wiraswasta Dalam Pembangunan Ekonomi 4.2 Keadaan Wiraswasta Indonesia

  8. BAB I PENDAHULUAN

  9. BAB I. PENDAHULUAN Dirintis oleh Suparman Sumahawijaya (1967)bapak Wiraswasta Indonesia dengan tujuan untuk mengubah pola pikir dan mental manusia Indonesian yang konvensional menjadi lebih maju. Kenapa di kembangkan di Indonesia ??? • Banyak tenaga kerja • Rendahnya produktivitas • Lapangan pekerjaan yang terbatas • Kurang mengoptimalkan kekayaan SDA • Ketidakstabilan ekonomi

  10. BAB II KEWIRASWASTAAN DALAM PRESPEKTIF PSIKOLOGIS

  11. 2.1PENGERTIAN KEWIRASWASTAAN(ENTREPRENEURSHIP) Robert Cantillon (1755): berasal dari Perancis, secara harfiah berarti “perantara”. Suparman Sumahamijaya (1967): suatu seni, siasat, dan silat dilakukan dalam usaha dan kerja. Dalam arti seni, siasat, dan silat menghadapi dan melawan resiko dalam dunia bisnis (kerugian, seperti produk tidak laku, rusak, hilang, tidak dibayar, dll). Daod Yoesoef (1981): merupakan suatu profesi yang khas, merupakan gabungan dari pengetahuan (knowledge) dan seni (art).

  12. Inpres Nomor 4 Tahun 1995: Semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik, serta untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewiraswastaan merupakan suatu profesi (pekerjaan) yang dilakukan secara profesional di bidang dunia usaha (bisnis) dan seorang wiraswasta harus memiliki: • Hak / kebebasan untuk bekerja (mandiri) • Kemampuan khusus (profesional) • Lingkungan bisnis

  13. Komponen yang terkandung di dalam kewiraswastaan: • Pandangan Hidup (Way of Life) Pandangan hidup wiraswasta Indonesia adalah Pancasila, yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat. a. Motif untuk mencari keuntungan (profit motive) b. Motif untuk berbuat sosial kepada sesama (social motive) • Wiraswasta (Entrepreneur) M. Amin Azis (1978): wiraswasta adalah manusia yang melakukan semua atau beberapa fungsi kewiraswastaan. • Sikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude) Sifat / ciri positif yang harus dimiliki oleh wiraswasta yang terdiri dari beberapa nilai kewiraswastaan.

  14. 2.2 PengertianWiraswasta( Entrepreneur ) • Gabungankatadarikatawira (=utama, gagah, luhur, berani, teladan) danswasta(=berdiriataskemampuansendiri). • Wiraswastaadalahsifat-sifatkeberanian, keutamaan, danketeladanandalammengambilresiko yang bersumberpadakemampuansendiri (SuparmanSumahamijaya, 1981). • Wiraswastaadalahberasaldariduakatayaituwiradanswasta yang artinyaadalahmanusiateladandidalamberdikati (berdiridiatas kaki sendiri) (Moh. Afieq, 1979) • Wiraswastaadalahorang yang mempunyaikemampuanuntukmelihatdanmenilaipeluangbisnis ; mengumpulkansumberdaya yang diperlukanuntukmemperolehmanfaatdaripeluangtersebut; danmemulaikegiatan yang sesuaiuntukmeraihkeberhasilan (M. SyafieIdrus)

  15. TabelPerbedaanantaraKewiraswastaan / Wiraswastadengan Entrepreneurship / Entrepreneur Sedangkanpersamaannyaadalahbahwakedua-duanyamengandungkomponen-komponensikap mental wiraswasta

  16. 2.3 PengertianSikap Mental Wiraswasta (Entrepreneur Mental Attitude)suatukecenderungandidalamdiriwiraswastauntukbertingkahlakukewiraswastaandidalammenanggapiobjekduniausahanyadenganmendasarkandiripadapengetahuandanperasaannyatentangnilai – nilaikewiraswastaan .Komponen – komponendidalamsikap mental kewiraswastaan :a. KomponenkognitifPengetahuansertapemahamanseorangwiraswastaterhadapduniab. KomponenafektifPerasaan – perasaanseseorangwiraswastaterhadapduniausaha yang dihadapic. KomponenkonatifKecenderunganbertindakkewiraswastaandidalammenanggapiduniausahanyadenganbekalbeberapaketerampilan - keterampilanberfikirkreatif - keterampilandalampembuatankeputusan - keterampilankepemimpinan - keterampilanmanajerial - keterampilanbergauldengansesama

  17. d. Komponennilai – nilaikewiraswastaanCirikhas (profildariseorangwiraswasta) a. Mempunyaigagasan (ide) b. Mempunyaiinisiatif (prakarsa) c. Mempunyaidayacipta (kreatifitas) d. Mempunyaitujuanhidup yang jelas e. Mempunyaikeberanianmenghadapiresiko f. Selalubekerjasama g. Tidakrendahdiri (malu) danmalas h. Mempunyaiketerampilanwiraswastadankeahlianmenjuale. KomponenobjekObjekyang dihadapiwiraswastaadalahduniausaha (bisnis), makawiraswastaharusmempunyaipengetahuan yang luasdalammengenaliduniausaha yang digelutinya.

  18. BaganKewiraswastaan • Kognitif DUNIA • Afekif USAHA • Konatif (BISNIS) • Nilai-nilaikewiraswastaan

  19. BAB III KEWIRASWASTAAN DALAM PERSPEKTIF HISTORIS

  20. 3.1Padamasaprakolonial • Wiraswastaberkembangbaikdidaerahpenghasilrempahdankotapelabuhan. Example: Malaka, Maluku, Banten, Jepara, Gresik, dansebagainya • Menurut Tome pires :trayekutamadankomoditaspentingmeliputi: malakakepantaitimursumatera malakakesunda(jawabarat)

  21. MalakaKeJawa Tengah Dan JawaTimur Jawabaratkebaratsumatera Jawatengahdanjawatimurkesumateraselatan Jawakebali, lombok, sumbawa Bali, lombok, sumbawaketimor Timor, sumbakemaluku Jawadanmalukukekalimantanselatan Sulawesi selatankemaluku

  22. Padamasaprakolonialsudahlahirwiraswastadibidang: perdagangan (rempah-rempah, hasilbumidanhutan, pertambangan, binatang, dll) • Wiraswasta Indonesia: OrangBatakminangkabaugolongansantriorangarabdijawagolongan non pribumi • Hambatankegiatanwiraswastalingkungankerajaan: • Keterbatasanteknologi • Pengawasandarigolonganbangsawan

  23. WiraswastaDuniaModern Di Inggrisrevolusiindustriakhirabad XVIII • Mesinuap: James Watt • Mesinpemintal: Richard A

  24. 3.2 PadaMasaKolonial • Kedatangan VOC menguasaikomoditi & lalulintasperdagangan • Pembagiankegiatanperdaganganoleh VOC: a. golonganwiraswastabarat b. golonganwiraswastaCina c. golonganwiraswastapribumi

  25. Organisasiekonomimasapergerakannasional • Masapenjajahanjepang KUMIAI • Kesimpulan: adakesengajaandaripihakpenjajahuntukmembunuhsegalapotensiekonomirakyat Indonesia denganmelaksanakanpolitikkelasdanmonopoli

  26. 3.3 PadaMasaPascaKolonial

  27. A. ORDE LAMA • Warisankolonialmasihterasa, disebabkan : * Beberapasektorusahamasihdikuasaiolehswastaasing (sepertiperkebunandanindustri) * Kegiatanperdagangandikuasaiolehgolongan non pribumi (China) • Kebijakanekonomipemerintah, antara lain : • Politikdemokrasiatauekonomiterpimpin • RPNSB • Nasionalisasiperusahaanswastaasing • Kebijakanpemerintahtersebutgagal

  28. B. ORDE BARU • Pertumbuhandanperkembanganwiraswastacukupbaik • Kebijakanpemerintah : • DEBIROKRATISASI • DEREGULASI ex : deregulasiperbankantgl 1 Juni 1983 • PAKET KEBIJAKSANAAN 27 OKTOBER 1988 (PAKTO 27) • PAKET DEREGULASI 21 NOPEMBER 1988 (PAKNO 21)

  29. BAB IV PERAN WIRASWASTA dalam PEMBANGUNAN EKONOMI

  30. 4.1 Peran Wiraswasta Dalam Pembangunan Ekonomi Scumper berpendapat: Motor penggerak perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang bernama inovasi atau interpreneur. (Budiono, 1982). Everett E. Hagen berpendapat: Industrialisasi (modernisasi) di negara-negara sedang berkembang itu tergantung pada atau merupakan bagian dari perkembangan para wiraswasta. Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi untuk berhasil: Ia menyukai keadaan di mana ia mengambil tanggung jawab sendiri untuk menemukan pemecahan masalah Kecenderungan untuk menentukan tujuan prestasi dan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan (David Mc. Clelland, 1972).

  31. Peran wiraswasta dalam pembangunan ekonomi di Indonesia • Membuka kesempatan kerja • Membantu pemasukan pendapatan negara • Membantu pemanfaatan sumber daya alam potensial • Menambah jumlah barang dan jasa yang ada di pasar. 4.2 Keadaan Wiraswasta Indonesia Keadaan wiraswasta Indonesia ditunjukkan pada tabel berikut:

  32. Keterangan: dbn = di bawah normal, dan = di atas normal

  33. Karakteristikparawirswastadi Indonesia: Kurangmempunyaiketerampilanberwisatawan, seperti: keterampilanmembuatbermacam-macamprodukdaribahanmentah yang sama, keahlianmenjual, pembukuan, keterampilanberorganisasi (manajemen) Dimanasemuainijugaberhubungandenganrendahnyagagasan(ide), prakarsa (inisiatif) dandayacipta (kreativitas) yang dimilikiolehparawiraswasta Indonesia FaktorPenyebab: • Faktorperjalanansejarahbaginegara-negarabekasjajahan • Faktorpendidikan yang tidakmenunjangperkembanganwiraswasta • Faktorkebijaksanaanpembangunan yang kurangmemberikesempatanbahgilahirnyatenaga-tenagawiraswastasejati. (DeddiAnggadiredja)

  34. Faktorpenyebabjumlahwiraswastadi Indonesia sangatsedikitmenurutDeddiAnggadiredja: • Faktorperjalanansejarahbaginegara-negarabekasjajahan • Faktorpendidikan yang tidakmenunjangperkembanganwiraswasta • Faktorkebijaksanaanpembangunan yang kurangmemberikankesempatanbagilahirnyatenaga-tenagawiraswasta

  35. Beberapa Faktor Pembatasan Belanda Terhadap Wiraswasta Kita Menurut Joechen Roepke: • Belanda telah memperkuat orde tradisional yang feodal atau membekukan struktur sosial yang bersifat hirearki dan otoriter, khususnya dengan cara mengintrol orang indonesia secara tidaklangsung melalui kaum ningrat mereka sendiri. • Sebagian besar dari kegiatan inovatif, khususnya dari wiraswasta pribumi, dianggap tidah sah oleh orang belanda.

  36. Dampak Negatif Kedua Cara Diatas Banyak orang tua yang berfikir kolot (feodal) yang selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi ;pegawai negeri daripada menjadi seorang wiraswasta, dan sebagian besar merasa malu dengan mengakui dirinya sebagai wiraswasta karena usahanya masih kecil.

  37. TERIMA KASIH THANK YOU MATUR NUWON SYISYEK

More Related