1 / 2

Mimpi

Mimpi

becky
Download Presentation

Mimpi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Mimpi Seorang teman psikolog mengatakan, di antara sekian banyak teori tentang mimpi, ada yang menyebutkan bahwa mimpi adalah percikan-percikan pulsa otak kita. Mereka saling memancar tak terkendali. Persis semburan random energy, energi acak. Teori ini memperlihatkan bahwa ketidakaturan itulah yang membebaskan pola pikir kita, yang biasanya terkotak-kotak. Sehingga dalam mimpi, fantasi apa pun diperkenankan muncul. Itu sebabnya, mimpi juga memiliki arti lain. Misalnya, cita-cita atau visi. Cerita penemuan patung garuda terbesar di dunia, yang dipahat utuh dari sebatang pohon, juga berawal dari mimpi. Pada 1981, Made Ade, pemahat kondang di Bali, dalam mimpinya diberi visi tentang patung garuda yang besar. Pucuk dicinta. Pada 1985, ia dikirimi sebatang pohon trembesi dari Madura. Usianya ratusan tahun, beratnya 8 ton. Serta merta, ia ingat pada mimpinya dahulu. Dari pohon inilah ia akhirnya menciptakan patung garuda terbesar di dunia yang posisinya sedang menari. Sangat anggun. Tinggi patung ini tak tangung-tanggung, 4,25 meter. Lebarnya 3,50 meter, tebalnya 2 meter lebih. Saking beratnya kayu trembesi ini, Made Ade memahatnya dalam keadaan terbaring. Pada 1988, Made Ade berhasil mewujudkan mimpi dan juga karya agungnya. Patung garuda terbesar di dunia, yang dipahat utuh dari sebatang pohon, akhirnya lahir gagah perkasa. Sungguh sebuah rekor dan prestasi luar biasa. Namun, karya agung Made Ade ini tak mendapat sambutan semestinya. Aneh tapi nyata, banyak tokoh selebriti, dari pengusaha kaya hingga menteri yang pernah melihatnya, justru tak menghargai karya agung ini. Patung garuda ini malah tidak laku dijual, karena ukurannya yang terlalu besar. Ironis bukan? Adeline Yen Mah, penulis buku Watching The Tree, menulis: “It has been said that the act of discovery lies not in seeking new views but in finding new eyes.”

  2. Akhirnya, selama 12 tahun patung garuda terbesar di dunia ini harus tergolek di tanah. Ia terlantar dihantam cuaca dan rayap. Baru pada tahun 2000 ia ditemukan lewat “mata baru” yang dikatakan Adeline. Oktober lalu, Anhar Setjadibrata, pemilik Hotel Tugu, Bali, berkunjung ke Desa Pakudui di Gianyar, Bali, yang terkenal sebagai komunitas artis pembuat patung garuda. Di desa itu pula Made Ade tinggal. Sore itu, Anhar juga sedang mencari patung garuda untuk ditempatkan di restoran Tugu Malang, Jawa Timur, yang baru, yang dinamakan Tirtagangga. • Lanjut cerita, seluruh studio pematung di Desa Pakudui telah ditelusurinya, namun tak ada satu pun patung garuda yang ditaksirnya. Ketika matahari mulai surut, Anhar tiba di studio terakhir, milik pematung terkenal Made Ade. Entah kenapa, di tempat ini hatinya berdesir kencang. Dibantu lampu senter, akhirnya Anhar menemukan patung garuda terbesar di dunia, yang kebetulan selama 12 tahun terlantar terbaring di tanah. Lewat “mata baru” Anhar, patung garuda ini diselamatkan, dan diberdirikan untuk pertama kalinya. Kini, kalau kebetulan mengunjungi Hotel Tugu Bali, Anda bisa menyaksikan sang garuda yang sedang menari di Bale Agung. • Cerita penemuan ini sangat menggugah hati saya, karena membuktikan secara pas perkataan Adeline di atas. Made Ade sebagai pemahat memiliki mimpi atau visi besar untuk membuat patung garuda terbesar di dunia, namun visi agungnya gagal dimengerti banyak orang. Barulah ketika Anhar datang dengan new eyes-nya, visinya baru disambut. • Di dalam bisnis, keadaannya juga mirip. Visi besar hanya dilahirkan pemikiran besar. Pengarang buku Counter-Intuitive Marketing, Kevin J. Clancy dan Peter C. Krieg, menulis bahwa dalam riset yang melibatkan 500 perusahaan peringkat Fortune, hanya 20% perusahaan dan 8% merek yang memiliki visi besar. Selebihnya lemah dalam visi, atau tak bervisi sama sekali. Akibatnya, tak jarang perusahaan itu tumbang dalam waktu singkat. Pemasar-pemasar agung rata-rata memiliki visi agung pula. Seringkali bukan karena konsepnya, melainkan justru sudut pandangnya yang unik. • Visi bukan semata dibuat sebagai arahan cetak biru. Melainkan juga sebagai radar, untuk meraba dan memperlihatkan apa-apa yang tidak terlihat nyata.

More Related