1 / 19

Materi 5 Variabel, Konsep - Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi

Materi 5 Variabel, Konsep - Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi. 1) Variabel Menurut Babbie  variable is a set of mutually exclusive characteristics. Survei  mengetahui distribusi karakteristik variabel suatu populasi

badu
Download Presentation

Materi 5 Variabel, Konsep - Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Materi 5Variabel, Konsep - Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi 1) Variabel Menurut Babbie  variable is a set of mutually exclusive characteristics. Survei  mengetahui distribusi karakteristik variabel suatu populasi Menurut konsepnya  variabel mempunyai nilai yg bervariasi Menurut Lansing & Morgan, variabel terdiri atas : “factual “ dan “psychological”. Factual  fakta (umur, tinggi badan, pengeluaran dsb ) Psychological  preferensi dan harapan ( ttg suatu produk, masa depan dsb) Untuk keperluan analisis, variabel dapat dikelompokkan menjadi : vbl bebas, vbl terikat (tidak bebas), vbl intervening (vbl antara) , serta vbl moderating.

  2. Variabel Bebas Variabel Terikat Kepuasan pelanggan Kualitas pelayanan Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Moderating Kepuasan pelanggan Kualitas pelayanan Faktor demografi Loyalitas pelanggan Kualitas pelayanan Kepuasan pelanggan Faktor demografi Variabel Intervening Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Moderating

  3. 2) Pengukuran Variabel a) Pengukuran  proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan atau obyek tertentu. Contoh : Untuk memberikan gambaran ttg konsumen yg membeli produk melalui internet dikumpulkan informasi/data tentang umur, pendidikan, tempat tinggal, pemilihan produk dan informasi lain yg berkaitan dengan masalah tersebut. b) Proses pengukuran terdiri atas : Pembentukan “construct” (“Konsep”) dan Skala Pengukuran. c) Pembentukan “konsep” utk mengidentifikasi dan mendefinisikan secara akurat apa yg akan diukur. d) Proses skala pengukuran  menentukan bagaiman cara mengukur setiap “konsep” secara tepat. Suatu obyek dapat diukur secara sederhana atau tidak sederhana. Contoh obyek yg dapat diukur secara sederhana : - pengukuran tinggi dan berat badan  dg alat timbangan dan meter - apakah sudah menikah, pendidikan yg ditamatkan dsb dpt langsung ditanyakan langsung kepada ybs.

  4. Contoh obyek yg tidak dapat diukur secara sederhana (sulit diukur) karena biasanya bersifat abstrak, misalnya mengukur subyektivitas manusia seperti persepsi, sikap, dan perasaan. Utk mengukur hal tsb dilakukan pendekatan dg menduga kecenderungan perilaku yg berkaitan. Misal dg menanyakan : - Apakah konsumen mengatakan hal2 yg positif berkaitan dg produk tertentu ? - Apakah merekomendasikan produk X kepada teman2 nya ?Sebelum melakukan pengukuran, terutama utk yg abstrak diperlukan definisi operasional yg menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu “konsep” diukur, misalnya dg cara melihat dimensi perilaku, aspek atau karakteristik yg ditunjukkan oleh suatu konsep. Contoh : - “Konsep” kualitas pembuatan suatu produk diukur dg jumlah produk yg gagal (tidak memenuhi persyaratan kualitas). - “Konsep” loyalitas thd suatu merk diukur dg jumlah konsumen yg membeli ulang merk yg sama. e) Skala Pengukuran. Utk obyek yg tidak dapat diukur secara sederhana  dibuat “Konsep” yg pada akhirnyadioperasionalisasikan menjadi variabel-variabel. Terdapat 4 jenis skala pengukuran variabel : skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.

  5. Skala nominal : - identifikasi obyek ( nomor KTP, nomor punggung. dsb) - klasifikasi obyek ( pria-wanita, pendidikan yg ditamatkan dsb). Skala ordinal : menyatakan posisi tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat ( juara 1, 2 dsb) Skala interval : mengukur jarak antar peringkat tetapi titik nol tidak mutlak (kelompokumur, kelompok pendapatan dsb) Skala rasio : titik nol mutlak, dapat diperbandingkan, dapat dikonversikan ke skala lainnya (pengukuran berat badan dsb )

  6. 4) Konsep - Definisi dan Klasifikasia) Konsep – Definisi dan Klasifikasi Hal – hal yg perlu diperhatikan : - membuat definisi yg tegas dan jelas - kasus batas harus tegas - dapat diaplikasikan - ketrkaitan dg : * cakupan, unit sampling, unit analisis dan responden (unit observasi) * jangka waktu penelitian, periode survei agar sesuai dg desain survei - mempertimbangkan rekomendasi nasional/internasional utk keterbandingan - dapat dimodifikasi ke dalam daftar isian Contoh : lihat KBLI 2009 BPS b) Contoh konsep – definisi Konsep – definisi yg baku dan jelas  kesamaan persepsi dlm pengertian dan analisis Apabila konsep sulit utk dibuat sejelas mungkin  dibuat istilah beserta contohnyausaha = kegiatan yg menghasilkan barang/jasa dg tujuan sebagian/seluruh hasilnya utk dijual/ditukar atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko.usaha pertanian = kegiatan yg menghasilkan produk pertanian dg tujuan sebagian/ seluruh hasilnya utk dijual/ditukar atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko. Termasuk disini adalah usaha di bidang jasa pertanian

  7. Konsep, Definisi & Klasifikasi Statistik

  8. Kodifikasi

  9. Klasifikasi

  10. Jenis Klasifikasi Klasifikasi Rujukan Klasifikasi Turunan Klasifikasi Relasi Reference Classification ISIC CPC Derived Classification NACE CPA, SITC Related Classification ANZSIC, NAICS Trade in Services KBLI KBKI ISIC : International Standard Industrial Classification of All Economic Activities NACE : General Industrial Classification of Economic Activities within the European Communities ANZSIC : Australian and New Zealand Standard Industrial Classification NAICS : North American Industry Classification System CPC : Central Product Classification CPA : Classification of Products by Activity SITC : Standard International Trade Classification

  11. Kegunaan Klasifikasi

  12. SUBDIT PSKS

  13. pertanian = penerapan karya manusia kepada alam dalam budidaya tumbuhan dan binatang serta penangkapan/ perburuan, sehingga dpat memberikan manfaat yg lebih besar kepada manusia.budidaya = kegiatan memelihara tanaman / binatang mulai dari pembenihan sampai pemungutan /pemanenan hasil penangkapan = kegiatan menangkap atau mengumpulkan tanaman / binatang yg hidup di laut / perairan umum dan atau hutan Contoh di atas hanya sebag kecil dari konsep – definisi di sektor pertanian. Kasus batas dalam contoh tsb misalnya antara pertanian dan industri. Sebagai contoh, misalnya seorang petani juga melakukan pengolahan hasil pertaniannya  masuk pertanian atau industri ? Pelajari berbagai referensi yg ada.c) Klasifikasi Klasifikasi  penyeragaman pengumpulan, pengolahan dan penyajian data shg ada keterbandingan antar waktu, wilayah secara regional, nasional dan internasional. Sebagai contoh pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) telah mengacu kepd rekomendasi internasional disamping memperhatikan kondisi Indonesia.

  14. CONTOH KLASIFIKASI : KBLI 2009

  15. KBLI DAN REGULASI PERIJINAN BIDANG USAHA 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN TandaDaftar Perusahaan : realisasiWajibDaftar Perusahaan dengan KBLI

  16. KBLI DAN REGULASI PERIJINAN BIDANG USAHA 2 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 mengatur bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal, berdasarkan Deskripsi dan Kode KBLI.

  17. KBLI DAN REGULASI PERIJINAN BIDANG USAHA 3 (1) PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/M-DAG/PER/9/2007 mengatur, dalam Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SP-SIUP), harus mencantumkan kegiatan usaha dalam Kode KBLI 5 digit.

  18. KBLI DAN REGULASI PERIJINAN BIDANG USAHA 3 (2) PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/M-DAG/PER/9/2009 mengatur, dalam Surat Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan (SP-SIUP), harus mencantumkan kegiatan usaha dalam Kode KBLI 4 digit.

  19. Ketua Wakil Ketua Sekretaris Perumus Editor Anggota

More Related