1 / 171

Kesehatan Haji

Kesehatan Haji. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Topik Yang Dibahas. Latar Belakang Visi Misi Tujuan Umum Tujuan Khusus Sasaran. Kebijakan Strategi Target Kegiatan Pokok Pelayanan Kesehatan. LATAR BELAKANG.

arista
Download Presentation

Kesehatan Haji

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kesehatan Haji DepartemenKesehatan Republik Indonesia

  2. Topik Yang Dibahas • Latar Belakang • Visi • Misi • Tujuan Umum • Tujuan Khusus • Sasaran • Kebijakan • Strategi • Target • Kegiatan Pokok Pelayanan Kesehatan

  3. LATAR BELAKANG • Tugasnasionalyang dilaksanakanolehpemerintahsecara inter departemental • DepartemenKesehatanbertanggungjawabdalampembinaandanpelayanankesehatancalon/ jemaahhajiIndonesia • Tanggungjawabpelayananinisejaksebelumkeberangkatanke Arab Saudi, diperjalananpergi/ pulang, selamadi Arab Saudi dansetelahkembaliketanah air.

  4. LATAR BELAKANG • Penyelenggaraanibadahhajibertujuanuntukmemberikanpembinaan, pelayanandanperlindungan yang sebaik-baiknyamelaluisistemdanmanajemenpenyelenggaraan yang terpadu agar pelaksanaanibadahhajidapatberjalandenganaman, tertib, lancardannyamansesuaidengantuntunan agama sertajemaahhajidapatmelaksanakanibadahhajisecaramandirisehinggadiperolehhajimabrur.

  5. Tantanganpelayanankesehatanhaji • meningkatnyajumlahcalonjemaahhajirisikotinggi • beragamnyalatarbelakangpendidikan, etnisdansosialbudaya • kondisifisik yang kurangbaik • kondisilingkungandi Arab Saudi yang berbedasecarabermaknadengankondisiditanah air • perbedaanmusim (panas, dingin) • kelembabanudara yang rendah • perbedaanlingkungansosialbudaya

  6. Tantanganpelayanankesehatanhaji • keterbatasan waktu perjalanan ibadah haji • kepadatan populasi jemaah haji pada saat wukuf di Arafah maupun melontar jumrah di Mina

  7. Pelayanan Berkualitas perlu: • Sumberdaya manusia • Berpengetahuan • Terampil • Berdedikasi tinggi • Sarana dan prasarana serta sistem informasi kesehatan haji terpadu (Siskohat) bidang kesehatan ◄

  8. V i s i • “Calon/ jemaah haji bebas penularan penyakit, mandiri dalam pemeliharaan kesehatan, untuk istitho’ah ibadah haji” ◄

  9. M i s i • Memfasilitasiterselenggaranyaupaya-upayamencapaikemandiriancalon/ jemaahhajidalampemeliharaankesehatannyadanperilakuhidupsehat. • Meningkatkankualitaspenyelenggaraankesehatanhaji. • Mengembangkandanmemanfaatkanjejaringinformasitelekomunikasiberbasiskomputeruntukpengambilankeputusandalamperencanaan, pelaksanaandanevaluasi.

  10. M i s i • Mengembangkandanmeningkatkansumberdayamanusia yang berpengetahuan, terampil, berdedikasidanprofesionaldalamkesehatanhaji. • Mengembangkandanmeningkatkankemampuandalamsurveilans, penanggulangan KLB/ wabahdanbencanaataumusibahmasal. • Mengembangkankemitraandenganlembagaswadayamasyarakat (LSM), organisasiprofesi, badanpengelolapembiayaanpemeliharaankesehatan, lembaga/ badanpenelitiandankerjasamalintas program sertalintassektor. ◄

  11. Tujuan umum • Meningkatnya kondisi kesehatan calon/ jemaah haji Indonesia serta terbebasnya masyarakat Indonesia/ Internasional dari transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar/ masuk oleh calon/ jemaah haji Indonesia ◄

  12. Tujuan Khusus • Terindentifikasinyacalonjemaahhaji yang memenuhipersyaratankesehatanuntukibadahhaji. • Terbinanyakondisikesehatancalonjemaahhajidankemandirianpemeliharaankesehatan. • Tersedianyapetugaskesehatanhaji yang berpengetahuan, terampil, berdedikasidanprofesionaldisetiapjenjangpelayanankesehatanhaji.

  13. Tujuan Khusus • Meningkatnya surveilans, sistem kewaspadaan dini dan respon KLB. • Terwujudnya kesiapsiagaan dalam mengantisipasi penanggulangan bencana dan musibah masal pada jemaah haji Indonesia. • Tersedianya data/ informasi cepat, tepat, terpercaya dan diseminasi informasi kesehatan haji.

  14. Tujuan Khusus • Terbinanya kerjasama dan kemitraan lintas program, sektor, bilateral dan multilateral tentang kesehatan haji. • Tersedianya obat dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan. • Menurunnya angka kunjungan sakit dan angka kematian jemaah haji di Arab Saudi. ◄

  15. Sasaran • Sasaranpenyelenggaraankesehatanhaji Indonesia adalahseluruhcalon/ jemaahhajisejakterdaftardidaerahasal, diperjalanan, selamadi Arab Saudi dan 14 harisetelahkembalidari Arab Saudi, pengelolakesehatanhaji, tenagakesehatan, instansipemerintahdisemuajenjangadministrasiyang bertanggungjawabdalampenyelenggaraanhaji, danpetugaskesehatanhaji (Tim KesehatanHaji Indonesia danPanitiaPenyelenggaranIbadahHajidi Arab Saudi bidangkesehatan) ◄

  16. Kebijakan • Meningkatkansistemdanmanajemenpenyelenggaraankesehatanhajisecaraterpadu, menyeluruhbaiklintas program maupunlintassektordenganpendekatanepidemiologi. • Meningkatkanmutupelayanankesehatanhajidenganmengoptimalkankemampuandipuskesmas, dinaskesehatankabupaten/ kota, dinaskesehatanprovinsi, embarkasi/ debarkasihajidandi Arab Saudi.

  17. Kebijakan • Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan kesehatan calon/ jemaah haji dengan pendekatan manajemen risiko, profesional, terintegrasi lintas program, lintas sektor terkait dan mengikut sertakan peran masyarakat.

  18. Kebijakan • Mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans dengan fokus penyakit potensial wabah terutama Meningitis meningokokus, penyakit menular baru (new emerging diseases) dan penyakit menular yang berjangkit kembali (re emerging diseases), sistem kewaspadaan dini dan respon KLB, bencana serta musibah masal.

  19. Kebijakan • Mengembangkandanmeningkatkanprofesionalismesumberdayamanusiadalampenyelenggaraankesehatanhajidibidangpemeriksaandanpembinaan, surveilans, KesehatanLingkungan, penanggulangan KLB danmusibahmasal, sisteminformasikesehatanhaji. • Menyediakandanmeningkatkanperangkatkerasdanperangkatlunaksisteminformasimanajemenkesehatanhajipadasetiapjenjangadministrasikesehatan.

  20. Kebijakan • Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan obat, alat kesehatan haji maupun distribusinya. • Menjalin kerjasama lintas program, sektoral, regional Asean, bilateral dengan Pemerintah Arab Saudi maupun Internasional.

  21. Kebijakan • Meningkatkan dan memantapkan sistem rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi bidang kesehatan dan Petugas yang menyertai jemaah haji (TKHI Kloter) melalui prosedur, kriteria serta cara penyeleksian secara berjenjang dari dinas kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi dan pusat.

  22. Kebijakan • Meningkatkan kemampuan penggalian sumber daya daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dan sumber daya yang berasal dari masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji. ◄

  23. Strategi •  Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji sehingga petugas dan masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji. • Standarisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji.

  24. Strategi • Advokasipadapengambilkeputusanuntukdukunganpolitisdankomitmendalampembiayaanterutama SKD danrespon KLB, bencanadanmusibahmasal. • Intensifikasipemeriksaanfisikdidukungpemeriksaanlaboratorium yang akurat, tatalaksanakasusdenganpendekatanmanajemenrisikosesuaidenganstandar yang berlaku.

  25. Strategi • Swadana dalam pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji • Penggalangan kemitraan dengan badan pengelola pembiayaan kesehatan seperti Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan asuransi kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan haji.

  26. Strategi • Fasilitasidanasistensimetode, teknologipemeriksaan, pembinaansertapengukurankualitas (quality assurance) kesehatanhaji. • Pengembanganmetodedanmateripelatihanpetugaskesehatanhaji (PPIH dan TKHI) yang sesuaidengankebutuhandilapangan (aplikatif) • Intensifikasisurveilansepidemiologi, SKD danrespon KLB ◄

  27. Target • SeluruhPuskesmaspemeriksakesehatancalonjemaahhajidanDinasKesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakanpemeriksaan, rujukandanpembinaankesehatansesuaidenganstandar. • Cakupanpemeriksaankesehatancalonjemaahhaji 100 %. • Cakupanteskehamilanpadacalonjemaahhajiwanitapasanganusiasubur ( PUS ) 100%.

  28. Target • Cakupanimunisasi Meningitis meningokokustetravalen 100 % denganIndeksPemakaian (IP) 9 • Frekuensi KLB menurun. • Menurunnyaangkakunjungandanangkakematian. • SeluruhpelabuhanEmbarkasi/ DebarkasiHajimelaksanakanpemeriksaandokumenkesehatanhajisesuaidenganstandar. • CakupanpengumpulanKartuKewaspadaanKesehatanJemaahHaji (K3JH) 80 % ◄

  29. Kegiatanpokokpelayanankesehatanhaji • Pemeriksaankesehatancalonjemaahhaji • Pembinaankesehatancalonjemaahhaji • Pelayananmedis • Imunisasi • Surveilans • KesiapsiagaanPenanggulanganKLB danMusibahMasal • KesehatanLingkungan

  30. Kegiatanmanajemenpenyelenggaraankesehatanhaji • Perencanaan • Pengorganisasian • Pelatihan • Pembinaan teknis • Sistem Informasi • Monitoring dan Evaluasi

  31. Tahap - Tahap Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji • Pemeriksaan Kesehatan I • Pemeriksaan Kesehatan II

  32. Pemeriksaan Kesehatan I • Pemeriksaan kesehatan I dilaksanakan di puskesmas oleh dokter puskesmas sebagai pemeriksa kesehatan, dibantu tenaga keperawatan dan analis laboratorium puskesmas sebelum melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) ke Bank Penerima Setoran (BPS)

  33. Pemeriksaan Kesehatan I • Pemeriksaan kesehatan I dilakukan untuk mengetahui faktor risiko calon jemaah haji dan selanjutnya dilakukan manajemen terhadap faktor risiko tersebut sehingga calon jemaah haji mencapai kesehatan yang optimal untuk menunaikan ibadah haji.

  34. Pemeriksaan Kesehatan I • Padasaatpemeriksaankesehatan I tersebut, fotoharussudahditempelpadalembarSuratKeteranganKesehatan yang akandiserahkanke BPS dansesuaidenganwajahcalonjemaahhaji. Selanjutnyacalonjemaahhajidiingatkanbahwasetelahmemperolehkursi (seat) atauterdaftardiSiskohat, calonjemaahhajiharuskembalikepuskesmasuntukdilakukanpembinaanlebihlanjutdandibuatkanbukukesehatan

  35. Pemeriksaan Kesehatan I • Pasfoto yang ditempel pada buku kesehatan dan surat keterangan kesehatan harus sama dengan pasfoto yang digunakan untuk paspor haji dan berukuran 4 x 6 cm kemudian dibubuhi stempel puskesmas dan harus mengenai pasfoto.

  36. Pemeriksaan Kesehatan I • Bila yang diperiksacalonjemaahhajiwanitasebaiknyapemeriksakesehatanadalahdokterwanita. Apabila yang memeriksadokterpriaharusdidampingiolehperawatwanita. • Data hasilpemeriksaankesehatancalonjemaahhajiharusditulisdenganlengkapdanbenardalam BKJH dandapatdipertanggungjawabkankebenarannyasesuaidenganlembar I PetunjukPengisianBukuKesehatanJemaahHajiterlampir

  37. Pemeriksaan Kesehatan I • Tenagakesehatanharusmengisikode diagnosis sesuaidenganhasilpemeriksaankesehatancalonjemaahhaji, sesuaidenganlembar II petunjukpengisianterlampir. Calonjemaahhaji yang hasilpemeriksaankesehatannya BAIK atau KURANG BAIK kesehatannya, tetapibesarharapandapatdisembuhkansebelumkeberangkatannya, makabukukesehatannyadapatditandatanganilangsungolehdokterpemeriksadengancatatanharusmengikutipengobatandanpembinaankesehatansecarateratur

  38. Pemeriksaan Kesehatan I • Khususuntukcalonjemaahhajiwanitapasanganusiasubur (PUS) perludilakukanpemeriksaanteskehamilan (bagipuskesmas yang sudahmampu). Bagi yang tidakhamilditekankanuntukmengikutikeluargaberencana (KB), untukmencegahkehamilansampaikeberangkatan. Kemudianmenandatanganisuratpernyataanpadabukukesehatanbahwajikaternyatahamilmenjelangsaatkeberangkatanbersediamenundakeberangkatannyake Arab Saudi

  39. Pemeriksaan Kesehatan I • Bagiwanitahamildenganusiakehamilankurangdari 14 minggudanlebihdari 26 mingguharusmenundakeberangkatannyasesuaidenganSuratKeputusanBersama (SKB) Menteri Agama danMenteriKesehatansertaperaturanpenerbanganInternasional • Bagiwanitahamildenganusiakehamilanantara 14 s/d 26 minggudantelahdivaksinasi Meningitis meningokokustetravalensebelumhamildiizinkanberangkatdengansyaratmenandatanganisuratpernyataanbersediamenanggungsegalarisikonya

  40. Pemeriksaan Kesehatan I • Khusus bagi calon jemaah haji usia lanjut (Usia >60 tahun ) selain dilakukan pemeriksaan laboratorium (darah dan urin) perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten/ Kota untuk dilakukan pemeriksaan EKG, foto thorak dan kimia darah sesuai indikasi. Hasil pemeriksaan dilampirkan pada Buku Kesehatan Jemaah Haji

  41. Pemeriksaan Kesehatan I • Bagi calon jemaah haji yang batuk lebih dari 3 minggu, dilakukan pemeriksaan laboratorium Basil Tahan Asam (BTA) dan foto thorak. Apabila hasilnya positif maka diberi pengobatan sesuai dengan ketentuan Program Pemberantasan TB Paru Nasional

  42. Pemeriksaan Kesehatan I • Hasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis sesuai kode diagnosis calon jemaah haji risti maksimal 5 kode dengan urutan pertama yang terberat. ◄

  43. Pemeriksaan Kesehatan II • Pemeriksaankesehatan II dilaksanakanoleh Tim PenyelenggaraKesehatanHajiKabupaten/ Kota denganpenanggungjawabKepalaDinasKesehatanKabupaten/ Kota yang anggotanyaterdiridariDinasKesehatandanRumahSakitUmumKabupaten/ Kota • Pemeriksaankesehatan II dilakukanterhadapseluruhcalonjemaahhajiuntukmenentukanlayaktidaknyacalonjemaahhajiberangkatke Arab Saudi

  44. Pemeriksaan Kesehatan II • Pelaksanapemeriksaankesehatan II danrujukanadalahdokter, perawatdantenagakesehatanlainnya (dinaskesehatandanrumahsakit) danataudokter yang pernahbertugassebagai Tim KesehatanHaji Indonesia (TKHI) atau Tim KesehatanHaji Daerah (TKHD) yang ditetapkanolehKepalaDinasKesehatanKabupaten/ Kota • Tim PelaksanaPenerimaRujukanKabupaten/ Kota adalahdokterspesialis yang ditetapkanoleh Tim PenyelenggaraKesehatanHajiKabupaten/ Kota

  45. Pemeriksaan Kesehatan II • Pada saat memeriksa calon jemaah haji, tenaga kesehatan harus memeriksa dengan teliti apakah calon jemaah haji yang diperiksa sesuai dengan foto yang terdapat dalam BKJH • Bagi calon jemaah haji wanita pasangan usia subur harus dilakukan tes kehamilan sebelum divaksinasi Meningitis meningokokus tetravalen

  46. Pemeriksaan Kesehatan II • Dokterpemeriksakesehatan II harusmenentukankesimpulansesuaidenganhasilpemeriksaan, yang dinyatakan BAIK atau TIDAK BAIK • Bagicalonjemaahhaji yang BAIK kesehatannyadiberikanimunisasi Meningitis meningokokustetravalen. BKJH diisidenganlengkapdanditandatanganiolehdokterpemeriksakesehatan II danselanjutnyadianjurkanuntukmengikutipembinaankesehatanhinggawaktukeberangkatankepelabuhanEmbarkasiHaji

  47. Pemeriksaan Kesehatan II • Bagi calon jemaah haji yang TIDAK BAIK kesehatannya tetapi menurut dokter pemeriksa kesehatan dapat disembuhkan sebelum keberangkatan maka kesimpulan hasil pemeriksaan ditentukan setelah pengobatan terakhir dan apabila sampai dengan pengobatan terakhir tidak sembuh maka dinyatakan tidak baik kesehatannya dan ditunda/ ditolak keberangkatannya

  48. Pemeriksaan Kesehatan II • Bagicalonjemaahhajipenderitapenyakitmenular yang membahayakandirisendirimaupunorang lain, dilakukanpengobatanhinggatidakmembahayakanlagi. Jikamemerlukanpengobatan yang lama dandiperkirakantidaksembuhhinggasaatkeberangkatanke Arab Saudi, makadokterpemeriksakesehatan II bersama Tim PenyelenggaraKesehatanHajiKabupaten/ Kota memutuskanmenunda/ menolakkeberangkatancalonjemaahhajitersebut

  49. Pemeriksaan Kesehatan II • Bagi calon jemaah haji berumur lebih dari 60 tahun dan sesuai dengan indikasi agar dilengkapi dengan hasil foto thorak, EKG, dan laboratorium kimia darah, hasilnya ditulis dan dilampirkan pada BKJH

  50. Pemeriksaan Kesehatan II • Seluruh hasil pemeriksaan kesehatan II ditulis secara lengkap sesuai status kesehatannya di BKJH dan dapat dipertanggung jawabkan akan kebenaran isinya

More Related