1 / 19

الحكم

الحكم. Kajian Tentang Konsep Hukum. Pengertian Hukum. الحكم لغة المنع و القضاء ( Mencegah dan memutuskan ) اصطلاحا : خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين وضعا أو تخييرا أووضعا

annora
Download Presentation

الحكم

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. الحكم Kajian Tentang Konsep Hukum

  2. Pengertian Hukum الحكم لغة المنع و القضاء (Mencegah dan memutuskan ) اصطلاحا : خطاب الله المتعلق بأفعال المكلفين وضعا أو تخييرا أووضعا Ketentuan Allah yang berhubungan dengan perbuatan orang mukallaf, baik dalam bentuk tuntutan, pemberian pilihan atau penetapan

  3. Contoh hukum • Ayat (أوفوا بالعقود ) merupakan ketentuan Allah yang menuntut orang mukallaf untuk memenuhi janji. • Ayat (لا يسخر قوم من قوم ) merupakan ketentuan Allah yang menuntut orang mukallaf untuk tidak mencaci orang lain. • Ayat (وإذا حللتم فا صطادوا ) memberikan pilihan kepada orang mukallaf antara berburu dan tidak berburu. • Hadis (لايرث القاتل ) menetapkan pembunuhan sebagai penghalang bagi penerimaan warisan.

  4. PEMBAGIAN HUKUM • Hukum taklifi yaitu hukum yang menuntut orang mukallaf untuk melakukan sesuatu, meninggalkan sesuatu atau memberikan pilihan antara mengerjakan dan meninggalkan. • Hukum wadh’I, yaitu hukum yang menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau penghalang bagi sesuatu yang lain.

  5. Hukum Taklifi • Ijab: Hukum yangmenuntut dengan paksa/mengikat dikerjakannya suatu perbuatan oleh orang mukallaf. Efek dari hukum tersebut adalah wajibnya suatu perbuatan. Misalnya (أوفوا بالعقود ) mengandung hukum ijab, yang efeknya adalah wajibnya memenuhi janji. • Nadb adalah hukum yang menuntut tidak dengan paksa/mengikat dikerjakannya suatu perbuatan oleh orang mukallaf. Efeknya adalah sunnah/mandubnya suatu perbuatan. Misalnya (ومن الليل فتهجد به نافلة لك ) berisi hukum nadb, efeknya sunahnya salat tahajjud.

  6. Hukum Taklifi • Tahrim : hukum yang menuntut dengan paksa ditinggalkannya suatu perbuatan oleh orang mukallaf. Efeknya haramnya perbuatan tersebut. Misalnya: (لا يسخر قوم من قوم ) berisi tahrim, efeknya adalah haramnya menghina orang lain. • Karahah: hukum yang menuntut tidak dengan paksa ditinggalkannya suatu perbuatan oleh orang mukallaf. Efeknya adalah makruhnya perbuatan tersebut: Misalnya: (لا تسألوا عن أشياء إن تبد لكم تسؤكم ) berisi karahah, efeknya adalah makruh bertanya sesuatu yang kalau dijawab justru menyulitkan.

  7. Hukum Taklifi • Ibahah adalah hukum yang memberikan pilihan kepada orang mukallaf antara mengerjakan dan meninggalkan suatu perbuatan. Efeknya mubahnya perbuatan tersebut. Misalnya (وإذا حللتم فا صطادوا ) berisi ibahah, efeknya seorang yang sudah tahallul boleh berburu boleh tidak.

  8. WAJIB Perbuatan yang dituntut dengan paksa untuk dikerjakan oleh mukallaf. Wajib dibagi menjadi: • Dari segi waktu pelaksanaannya. • Dari segi subyek yang dituntut melaksanakannya. • Dari segi perbuatan yang dituntut dilaksanakan • Dari segi penentuan kadar/jumlahnya.

  9. Wajib dari segi waktu pelaksanaannya • Al-wajib al-muwaqqat : yaitu perbuatan yang diwajibkan pada waktu terntentu, seperti salat, zakat fitrah, dan haji. • Al-Wajib al-muthlaq ‘an at-tauqit: yaitu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Misalnya kaffarat sumpah.

  10. Al-wajib al-muwaqqat • Al-wajib al-muwaqqat jika dilaksanakan dengan sempurna memenuhi rukun dan syaratnya pada waktunya, maka pelaksanaannya disebut ada’ • Al-wajib al-muwaqqat jika dilaksanakan tidak secara sempurna pada waktunya, kemudian diulang dengan sempurna pada waktunya, pengulangan itu disebut I’adah. • Al-wajib al-muwaqqat jika dilaksanakan setelah waktunya terlewati, disebut qadha’ • .

  11. Wajib dari segi subyek yang dituntut • Wajib ‘aini: yaitu kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu, seperti salat, puasa, dan haji. • Wajib kifa’i, yaitu kewajiban kepada sekelompok orang, jika ada yang melakukan gugurlah kewajiban itu dari yang lain, jika tidak ada yang mengerjakannya, maka berdosalah semuanya, spt perawatan jenazah. • Wajib kifa’i menjadi wajib ‘aini pada seseorang jika tidak ada orang lain yang dapat melaksanakannya.

  12. Wajib dari segi perbuatan yang dituntut • Wajib mu’ayyan: yaitu kewajiban melakukan satu jenis perbuatan tertentu, spt salat dan puasa ramadhan. • Wajib mukhayyar: yaitu kewajiban untuk melakukan salah satu dari beberapa alternatif perbuatan, spt kaffarat sumpah

  13. Haram • Haram adalah perbuatan yang dilarang untuk dikerjakan, spt mendekati zina. • Haram ada dua macam, yaitu: • Haram lidzatihi, yaitu perbuatan yang dilarang karena esensinya merusak, spt mencuri. • Haram ligairihi, yaitu perbuatan yang esensinya tidak merusak, tapi dalam situasi tertentu dapat membawa pada kerusakan, spt menyewakan rumah pada germo.

  14. Makruh • Makruh adalah perbuatan yang dianjurkan untuk ditinggalkan, sehingga kalau ditinggalkan mendapatkan pahala, kalau ditinggalkan tidak berdosa. • Seperti talak : perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah.

  15. Mubah • Mubah adalah perbuatan yang diberikan pilihan oleh Allah untuk dikerjakan atau ditinggalkan, misalnya melamar perempuan yang hendak dinikahinya dg sindirian (Q.S.2:235). • Mubah menikmati kehidupan duniawi yang halal. • Mubah memilih makanan yang dihalalakan, bukan memilih makan dan tidak makan.

  16. Hukum Wadh’iSabab ( (سبب • Sabab (sebab):sesuatu yang mengikat ada dan tiadanya hukum syar’i. Adanya mengakibatkan adanya hukum syar’i, tiadanya mengakibatkan tiadanya hukum syar’i. • Sebab bagi hukum taklifi, misalnya tergelincirnya matahari menjadi sebab wajibnya shalat dhuhur. • Sebab yang menetapkan kepemilikan, kehalalan atau hilangnya keduanya. Jual beli sebab kepemilikan dan hilangnya kepemilikan. Nikah sebab kehalalan jimak, talak sebab hilangnya kehalalan jimak.

  17. Syarat • Syarat ( شرط ) sesuatu yang diperlukan untuk adanya hukum syar'i, tiadanya mengakibatkan tiadanya hukum syar'i, adanya belum tentu mengakibatkan adanya hukum syar'i. • Misanya wudhu adalah salah satu syarat sahnya salat. Tanpa wudhu salat tidak sah. Dengan wudhu salat belum tentu sah. • Syarat itu berada di luar perbuatan yang memerlukan persyaratan. Lain halnya dengan rukun yang merupakan bagian dari perbuatan yang memerlukan rukun. Wudhu dan fatihah sama-sama harus ada untuk sahnya salat. Bedanya wudhu di luar salat, sedangkan fatihah di dalam shalat

  18. Penghalang (مانع) • Penghalang (مانع) yaitu sesuatu yang adanya mengakibatkan tiadanya hukum syar'i atau batalnya sebab. • Misalnya keadaan haidmengakibatkan tiadanya kewajiban (justru mengharamkan) shalat bagi perempuan. Artinya hukum wajibnya salat fardhu tidak berlaku bagi yang sedang haid. • Perbedaan agama mengakibatkan batalnya sebab waris-mewarisi antara pihak-pihak yang terdapat sebab-sebab pewarisan (hubungan nasab dan hubungan suami-isteri)..

More Related