1 / 26

TEORI Kebijakan Publik

TEORI Kebijakan Publik. SUTIKNO. ANATOMI KEBIJAKAN. PELAKSANAAN. PERENCANAAN. PENGEVALUASIAN. PROSES PENEMUAN MASALAH. Masalah. Penentu Kebijakan. Fenomena Ekonomi. Formulasi Kebijakan. Hipotesa. teori. Bukan Masalah. Empat Ciri Pokok Masalah Kebijakan. Saling Ketergantungan

amora
Download Presentation

TEORI Kebijakan Publik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TEORI Kebijakan Publik SUTIKNO

  2. ANATOMI KEBIJAKAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGEVALUASIAN

  3. PROSES PENEMUAN MASALAH Masalah Penentu Kebijakan Fenomena Ekonomi Formulasi Kebijakan Hipotesa teori Bukan Masalah

  4. Empat Ciri Pokok Masalah Kebijakan • Saling Ketergantungan masalah2 kebijakan dalam satu bidang kadang-kadang mempengaruhi masalah2 kebijakan dlm bidang lain • Subyektivitas Masalah kebijakan merupakan suatu hasil pemikiran yang dibuat pada suatu lingkungan tertentu; masalah tersebut merupakan elemen dari suatu situasi masalah yang diabstraksikan dari situasi tersebut oleh analisis • Sifat Buatan Masalah-masalah kebijakan hanya mungkin ketika manusia membut penilaian mengenai keinginannya untuk mengubah beberapa situasi masalah • Dinamika Masalah Kebijakan Ada banyak solusi yang bisa ditawarkan untuk memecahkan suatu masalah sebagaimana terdapat banyak definisi terhadap masalah-masalah tersebut

  5. PerencanaanKebijakanPublik • Isu Kebijakan Publik • merupakan hasil dari perdebatan tentang definisi, eksplanasi, dan evaluasi masalah. • Agenda Kebijakan sebagai tuntutan-tuntutan agar para pembuat kebijakan memilih atau merasa terdorong untuk melakukan tindakan tertentu. • Rumusan Kebijakan merumuskan masalah kebijakan merupakan salah satu tahap yang cukup krusial di dalam mengkaji kebijakan publik

  6. Isu akan mendapat perhatian bila memenuhi kreteria (Menurut Lester dan Stewart) • Mempunyai proporsi suatu krisis dan tidak terlalu lama didiamkan • Mempunyai sifat partikularitas (keterkaitanyang komplek) • Mempunyai aspek emosional • Mendorong munculnya pertanyaan menyangkut kekuasaan dan legitimasi dari masyarakat • Sedang menjadi trend atau sedang diminati oleh banyak orang

  7. Isu Akan Menjadi Agenda Kebijakan Melalui Tiga Tahap(Mark Rushefky) • Problem Stream, tahap pengidentifikasian masalah yang didiskusikan sebelumnya. • Menitikberatkan pada kebijakan atau pemecahan masalah (biasanya terdiri dari para spesialis di bidang kebijakan seperti: birokrat, staf legislatif, akademisi, dan para ahli dalam kelompok-kelompok kepentingan) • Political Stream, merupakan urutan politik

  8. Jenis-Jenis Agenda Kebijakan(Roger W. Cobb dan Charles D.) • Agenda Sistematik Terdiri dari semua isu-isu yang menurut pandangan anggota-anggota masyarakat politik pantas mendapat perhatian publik dan mencakup masalah-masalah yang berada dalam yuridiksi wewenang pemerintah yang secara sah ada. • Agenda Lembaga atau Pemerintah Terdiri dari masalah-masalah yang mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pejabat pemerintah Agenda lembaga merupakan agenda tindakan yang mempunyai sifat lebih khusus dan lebih kongkrit bila dibandingkan dengan agenda sistematis.

  9. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan kebijakan: • Kelompok atau individu yang merumuskan masalah tersebut. • Menyangkut kompleksitas dan sifat masalah Menurut Mitroff dan Sagasti: - well-structured - moderately-structured - ill-structured

  10. Model-Model Perumusan Kebijakan Publik 1 Model Sistem (David Easton) Merupakan model diskriptif, karenalebihberusahamenggambarkansenyatanya yang terjadidalampembuatankebijakan. Disusunhanyaberasaldarisudutpandangparapembuatkebijakan. Dalamhalini, parapembuatkebijakanberperansebagaiperencanadankoordinatoruntukmenemukanpemecahanmasalah, yang mempunyaitugas: - menghitungdukungan internal & eksternal - merumuskanpermintaanlingkungan - merumuskankeinginandankepentinganparapembuat kebijakan

  11. POLITICAL SISTEM INPUT OUTPUT Kerangka Kerja Sistem Yang Dikembangkan Easton Feedback

  12. Structure Roles, Program Self-interest or Values Political Resources Environmental Force External & Internal Demand Requirement Opportunities Capabilitiies Support Interaction Forces and Structure Objective, strategies Role Performance Organization Outcomes Change in environmental Force Model Pembuatan Kebijakan Yang Dikembangkan Oleh Paine dan Naumes (Input) (Feedback) (Output)

  13. 2 Model Rasional Komprehensif Padadasarnya model initerdiridaribeberapaelemen, yaitu: • Pembuatkeputusandihadapkanpadasuatumasalahtertentu • Tujuan-tujuan, nilai-nilaiatausasaran-sasaran yang mengarahkanpembuatkeputusandijelaskandandisusunmenurutartipentingnya • Berbagaialternatifuntukmengatasimasalahperludiselidiki • Konsekuensi-konsekuensi (biayadankeuntungan) yang timbuldarisetiappemilihanalternatifditeliti • Setiapalternatifdankonsekuensi yang menyertainyadapatdibandingkandenganalternatif-alternatif lain.

  14. Kritik Terhadap Model Rasional Komprehensif • Para pembuat keputusan tidak dihadapkan pada masalah-masalah konkrit yang celas • Teori rasional komprehenship tidak realistis dalam tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh para pembuat keputusan • Para pembuat keputusan publik biasanya dihadapkan dengan situasi konflik daripada kesepakatan nilai • Pembuat keputusan mempunyai kebutuhan-kebutuhan, hambatan-hambatan, sehingga menyebabkan mereka tidak dapat mengambil keputusan-keputusan atas dasar rasionalitas yang tinggi • Terdapat hambatan dalam mengumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk mengetahui semua kemungkinan alternatif dan konsekuensi dari masing-masing alternatif.

  15. 3 Model Penambahan(The Incremental Model) Beberapahal yang harus diperhatikandalam Model Penambahan, yaitu: • Para pembuatkeputusanhanyamempetimbangkanbeberapaalternatif (hanyamelengkapi yang sudahada) • Untuksetiapalterntif, pembuatkeputusanhanyamengevaluasibeberapakonsekuensi yang dianggappentingsaja • Masalah yang dihadapiolehpembuatkeputusandibatasikembalisecaraberkesinambungan • Tidakadakeputusantunggalataupenyelesaianmasalah yang dianggap “tepat” • Pembuatkeputusansecarainkrementalpadadasarnyamerupakanremedial dandiarahkanlebihbanyakkepadaperbaikanterhadapketidaksempurnaansosial

  16. PenyelidikanCampuran(mixedscanning)AmitaiEtzioni 4 Padadasarnya model ini, sebagaisuatupendekatanterhadappembuatankeputusan yang memperhitungkankeputusan-keputusanpokokdaninkremental, menetapkanprosespembuatankebijakanpokokdanurusantinggi yang menentukanpetunjukdasar, proses yang mempersiapkankeputusanpokokdanmenjalankannyasetelahkeputusanitutercapai.

  17. Tahap-tahapdalamperumusankebijakan: • Perumusan Masalah (defining problem) • Agenda Kebijakan • Pemilihan Alternatif kebijakan untuk memecahkan masalah • Penetapan kebijakan

  18. Aktor-aktor dalam perumusan Kebijakan • Badan-badan atministrasi (agen-agen pemerintah) • Presiden (eksekutif) • Lembaga yudikatif • Lembaga legislatif

  19. PERENCANAAN PEMBANGUNAN Perencanaan Pembangunan Nasional Perencanaan Jk. Panjang Perencanaan Jk. Menengah Perencanaan Jk. Pendek RPJP Nasional RPJP Daerah Rens. KL Rens. SKPD RKP Renja. KL RKPD Renja. SKPD

  20. PENYUSUNAN PENETAPAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG Musrenbang 1 Musrenbang Menyiapkan Rancangan RPJP (Kepala Bapeda) Menyiapkan Rancangan RPJP (Menteri) 1 2 2 MenyusunRancanganganAkhir RPJP (Menteri) Menyusun Rancangangan Akhir RPJP (Kepala Bapeda) 3 3 Penetapan RPJP (UU) Penetapan RPJP (Perda)

  21. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH Menyiapkan Rancangan Renstra KPD (KepalaSKPD) Menyusun Rancangan RPJM (Bapeda) Menyiapkan Rancangan Renstra–KL (PimpinanKL) Menyusun Rancangan RPJM (Menteri) Menyiapkan Rancangan Awal RPJM (KepalaBapeda) Menyiapkan Rancangan Awal RPJM (Menteri) 1 2 1 2 3 3 Musrenbang Musrenbang 4 4 Menyusun Rancangan Akhir RPJM (Menteri) Menyusun Rancangan Akhir RPJM (Bapedai) 5 5 Penetapan RPJM (Peraturan Presiden) Penetapan RPJM (Peraturan Kepala Daerah) Penetapan Renstra-KL (Peraturan Pimp. (Kementrian Lembaga) Penetapan Renstra-SKPD (Peraturan Pimp. Kepala Stuan Kerja)

  22. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK Menyiapkan Rancangan Renja – KL (PimpinanKL) Menyiapkan Rancangan Awal RKP (Menteri) Menyiapkan Rancangan Awal RKP (KeplaBapeda) Menyiapkan Rancangan Renja. SKPD (KepalaSKPD) 1 1 2 2 Mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RKP (Menteri) Mengkoordinasikan Penyusunan Rancangan RKPD (Kepala Bapeda) 3 3 Musrenbang Musrenbang RKPD Bisa Menjadi Pedoman Penyusunan RAPBD RKP Bisa Menjadi Pedoman Penyusunan RAPBN 4 4 Menyusun Rancangangan Akhir RKPD (Kepala Bapeda) Menyusun Rancangangan Akhir RKP (Menteri) 6 6 5 5 Penetapan RKP (Peraturan Presiden) Penetapan RKPD (Peraturan KepalaDaerah

  23. Sentralistik - Moneter - Keamanan - Hukum - Hubungan Internasional Desentralistik (Lihat UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 13) IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

  24. PELAKSANAAN TUGAS DALAM DESENTRALISASI Pemerintah Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah • 16 Dinas 7 Badan 2 Instansi penunjang • Dinas Kesehatan 9. Dinas Kepend. 1. BAdan Pengawasan 1. Satpol PP • Dinas Pertanian 10. Dinas Ten. Kerja 2. Badan Perencanaan 2. Rumah Sakit Daerah • Dinas Kehutanan 11. Dinas Pendidikan 3. BAdan LITBANG • Dinas Kelautan 12. Dinas Pasar 4. BAdan Kesbanglinmas • Dinas Pendapatan 13. Dinas Binamarga 5. BAdan Pemberdayaan MAsy. • Dinas Perhubungan 14. Dinas Pengairan 6. Badan KEpegawaian • Dinas Perindustrian 15. Dinas Permukiman 7. Badan Pendidikan & Pelatihan • Dinas Koperasi 16. Dinas Sosial

  25. PENGEVALUASIAN KEBIJAKAN • Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Laporan Kinerja dan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LAKIP) • Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Sistem Akuntabilitas Keuangan Daerah (SAKD)

  26. TerimaKasih

More Related