1 / 15

Pulmonary Diseases

Pulmonary Diseases. Dr Frizar Irmansyah SpOG(K). Masalah. Ibu hamil cenderung bernafas pendek Proses inflamasi pada paru akan menambah kesukaran pernafasan Asma bronkial menyebabkan komplikasi pada 3-4% kehamilan . Perubahan akibat kehamilan .

alyn
Download Presentation

Pulmonary Diseases

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pulmonary Diseases Dr Frizar Irmansyah SpOG(K)

  2. Masalah • Ibu hamil cenderung bernafas pendek • Proses inflamasi pada paru akan menambah kesukaran pernafasan • Asma bronkial menyebabkan komplikasi pada 3-4% kehamilan

  3. Perubahan akibat kehamilan • Rahim >>> menyebabkan diafragma keatas -> hiperfentilasi • Hormonal tu porgesteron menyebabkan otot-otot pernafasan kendor -> hiperfentilasi • Imunologik sistem pernafasan menurun • Kapasitas vital meningkat 100-200 ml • Kapasitas inspirasi meningkan 300 ml • Volume cadangan expirasi menurun dari1300 ke 1200 • Volume sisa menurun dari 1500 ke 1200 • Kapasitas sisa fungsional menurun sekitar 500 cc • Tidal volum meningkat dari 500 ke 700 • Minute ventilasi meningkan 40 % dari 7,5 ke 10,5 L / m

  4. Pnemonia • Penyebab kematian non obstetrik yg terbesar setelah jantung • Etiologi : virus, bakteri, jamur, zat kimia • Pnemonia menyebabkan kapasitas ventilasi menurun menyebabkan hipoksemia dan asidosis yg berdampak pada bayi parus prematur • Setiap wanita hamil dengan kecurigaan pnemonia harus dilakukan torax foto AP dan lateral

  5. Bacterial pnemonia Terjadi karena inhalasi atau aspirasi sekret nasofaring • Merokok dan bronkitis kronik mempermudah terjadinya pnemonia • 2/3 pnemonia adalah bakterial • Streptococus pnemonie adalah penyebab terbanyak yaitu 2/3 kasus. S pnemonie adalah flora normal saluran nafas. Penyebab lainnya adalah mycoplasma pnemonie dan influenza A.

  6. Diagnosis dan management • Gejala klinik : batuk,demam,sesak,nyeri dada,malaise • Laboratorium : lekositosis,pewarnaan gram u/ mendeteksi kuman • Thorax foto penting u/ diagnosis namun tidak dapat memprediksi kausanya. • Pasien hamil dengan pnemonie sebaiknya dirawat.

  7. d/ dan manajemen • Eritromisin 500-1000 mg /6 jam iv. • Jika kumannya hemofilus pnemonie atau stafilokokus berikan sefotaxim,atau cefuroxim. • Pleural efusi terjadi pada 20% kasus • Vaksin pnemokokus dapat diberikan pada keadaan immunocompromise dan dapat proteksi 60-70% • Dengan tatalaksana yg baik komplikasi terhadap janin dapat dicegah

  8. Viral pnemonia • Pnemonia adalah komplikasi tersering dari influenza dan sering dalam bentuk yg berat ditandai dengan produksi sputum sedikit, adanya infiltrat pada rontgen. • Infeksi sekunder dari pnemonia sering disebabkan streptokokus atau stafilokokus • Keadaan yg membutuhkan imunisasi influensa adalah diabetes atau penyakit jantung • Secara klinis sulit membedakan viral dan bakterial pnemonia, pemeriksaan swab tenggorok utk serologi dan kultur dapat mengisolasi virus penyebab

  9. Viral pnemonia • Umumnya secara simptomatis, amantadin dapat menurunkan keparahan penyakit. • Varicella pnemonia, dapat menyebabkan 35% kematian ibu hamil dibandingkan 10% diluar kehamilan. • 10% dari chickenpox dapat berkembang menjadi pnemonia • Pengobatan dengan acyclovir intravena. Dengan dosis 5-15 mg/kg iv/8jam • Aspirasi pnemonia,terjadi saat pengobatan eklampsi dengan barbiturat, morfin atau diazepam dan saat tindakananestesi

  10. Fungal pnemonia • Jamur yang dapat menyebabkan pnemonia selama kehamilan histoplasmosis, coccidioidomycosis dan blastomikosis, spora berasal dari tanah dan sering menyebabkan pnemonia. • Infeksi biasanya ringan dan self limited yang ditandai dengan batuk dan demam • Pengobatan dengan amfoterin B atau ketokonazol intravena

  11. Astma Bronkial • Efek kehamilan terhadap astma tidak dapat diprediks.1/3 kasus dapat menjadi buruk selama kehamilan. • Wanita hamil yang sejak awal kehamilan astmanya sudah berat lebih sering terjadi perburukan dari astmanya. • Efek astma terhadap kehamilan, dapat terjadi abortus, partus prematurus,BBLR, dan neonatal hipoksia. • Cerebral palsy dan kematian bayi 2x lebih besar

  12. Manejemen astma • Serangan akut, β adrenergik agonis seperti adrenalin,epinefrin,isoproterenol, terbutalin adalah fisrt line terapi. • Kortikostreoid dapar diberikan bersama β agonis • Pada astma kronik, teofilin, aminofilin atau cromolin sodium dapat diberikan • Saat melahirkan hindari pemakaian prostaglandin dan anestesi umum karena dapat memicu bronkospasme

  13. Tuberkulosis • High risk group tbc skrining : • Pasien dengan hiv • Kontak erat dengan tbc • Pulang dari negara dengan endemi tbc • Narkoba • Penghuni panti jompo, rehabilitasi • Sosek rendah

  14. Tuberkulosis • Tbc aktif harus diterapi dengan 2 oat • Inh 5mg/kg sampai 300 mg/hr bersama pemberian piridoxin 50 mg/hr selama 9 bulan • Rifampisin 10 mg/hr selama 9 bulan • Obat lainnya etambutol 15-25 mg/kg/hr • Semua obat diatas aman dikonsumsi selama kehamilan

  15. Tuberkulosis • Pirazinamid harus dengan pengawasan ( kategori C ) • Streptomisin tidak boleh diberikan selama kehamilan karena dapat menyebabkan tuli saraf. • Neonatal tuberkulosis, jarang namun fatal. Penularan melalui hematogen dari ibu, aspirasi saat melahirkan • Infeksi dari ibu dapat dihindari jika 2 minggu sebelum melahirkan ibu telah mendapat oat atau kultur negatif • 50% bayi akan terkena infeksi pada tahun pertama pada ibu yang tidak diobati • Pencegahan dengan inh selama 3 bulan dengan atau tanpa vaksinasi BCG

More Related