1 / 72

OPTIK

Q. OPTIK. FISIKA SMA/ MA KELAS X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Teguh Yunianto , S.Pd SMA Negeri 4 Madiun. mas_nian165@yahoo.co.id. Q. Klik pada Layar. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari benda yang bernama cermin/

alvin-wyatt
Download Presentation

OPTIK

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Q OPTIK FISIKA SMA/ MA KELAS X Berdasarkan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Teguh Yunianto, S.Pd SMA Negeri 4 Madiun mas_nian165@yahoo.co.id

  2. Q Klik pada Layar Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari benda yang bernama cermin/ lensa. (seperti terlihat dalam film diatas). Baik saat kita berias atau berdandan , saat berkendara, bahkan saat berbelanja. Tetapi kita tidak tahu bagaimana proses terjadinya bayangan kita bisa berada dalam cermin atau lensa. Bahkan kita juga tidak tau bahwa kita sudah belajar dengan hukum – hukum fisika, tetapi kita yang belum sadar dengan hal tersebut. Agar lebih jelas mari kita belajar masalah lensa dengan seksama.

  3. Q Standart Kompetensi Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik Kompetensi Dasar 1. Menganalisis alat - alat optik secara kualitatif dan kuantitatif 2. Menerapkan alat - alat optik dalam kehidupan sehari - hari

  4. Q Data Pribadi • Nama : Teguh Yunianto, S.Pd • TTL : Madiun, 16 Juni 1982 • No Telp. : (0351) 7353283/ 085235828411 • Email : mas_nian165@yahoo.co.id • Jabatan : Guru • Instansi : SMA Negeri 4 Madiun • Alamat Instansi : Jl. Serayu No. 80 Madiun Telp. (0351) 464537 • Alamat rumah : Dsn Sengonan RT. 04 Rw. 01 Ds. Teguhan Kec. Jiwan Kab. Madiun

  5. Q Petunjuk penggunaan program Media Pembelajaran • Presentasi ini akan berjalan baik apabila : • Menggunakan Microsoft Power Point 2003 • MP3 Player • Microsoft AVI Player • Speaker Aktif Komputer (minimum) • Petunjuk menjalankan program presentasi : • Buka program Microsoft Power Point, lalu Open file Gerak Lurus (Diambil dari CD, Hardisk atau Flesdisk) • Jika Anda menjalankan dari HARDISK, seluruh file di copy dahulu ke Satu Folder( Tidak boleh berbeda folder) agar seluruh file dapat berjalan dengan baik . • Di setiap slide sudah disediakan Tombol untuk di KLIK untuk menjelajah isi materi. • Jika ada masalah hubungi pembuat presentasi ini di 085235828411 atau mas_nian165@yahoo.co.id

  6. Materi Q PENGERTIAN Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar  keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya termasuk  gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnetic. Getaran ini tegak lurus terhadap arah perambatan cahaya, sehingga cahaya termasuk gelombang transversal.  Cahaya matahari dapat merambat melalui ruang hampa. Kelajuan gelombang ini adalah   300 juta m/s.  Ketika kamu menyorotkan senter di tempat yang gelap tampak olehmu cahaya senter memancar lurus (tidak berbelok).

  7. Materi Q A. PEMANTULAN CAHAYA Dalam pemantulan cahaya terdapat 2 jenis pemantulan yaitu : a. Pemantulan Teratur (specular reflection) Pemantulan cahaya oleh permukaan – permukaan halus seperti cemin datar.

  8. Materi Q A. PEMANTULAN CAHAYA Dalam pemantulan cahaya terdapat 2 jenis pemantulan yaitu : a. Pemantulan Teratur (specular reflection) Pemantulan cahaya oleh permukaan – permukaan halus seperti cemin datar.

  9. Materi Q b. Pemantulan Baur (diffuse reflection) Pemantulan cahaya oleh permukaan – permukaan kasar seperti kertas.

  10. Materi Q b. Pemantulan Baur (diffuse reflection) Pemantulan cahaya oleh permukaan – permukaan kasar seperti kertas.

  11. Materi Garis Normal Sudut Datang Sudut Pantul Q Hukum pemantulan cahaya (W. Snellius) Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka akan berlaku aturan – aturan sebagai berikut : • Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak • pada satu bidang datar. • Sudut datang /sinar jatuh (sudut i) selalu sama dengan sudut • sinar pantul (sudut r) Bidang Datar

  12. Materi Garis Normal Sudut Datang Sudut Pantul Q Hukum pemantulan cahaya (W. Snellius) Apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang datar yang rata, maka akan berlaku aturan – aturan sebagai berikut : • Sinar datang (sinar jatuh), garis normal, dan sinar pantul terletak • pada satu bidang datar. • Sudut datang /sinar jatuh (sudut i) selalu sama dengan sudut • sinar pantul (sudut r) Bidang Datar

  13. Materi Q PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN DATAR Ketika kalian berdiri didepan cermin datar, bagaimanakah bayangan Kalian ? Bagaimana bayangan kalian bisa di depan (dalam) kaca ? Dan bagaimana cara pembentukan bayangannya ? Untuk mengetahui ikuti penjelasan berikut

  14. Materi Q Melukis Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar Cermin Datar Sifat Bayangan pada cermin datar : • Maya • Sama besar dengan benda (perbesaran 1) • Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya. • Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan dari cermin.

  15. Materi Q PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEKUNG Ada dua jenis cermin cekung yaitu cermin silinder dan cermin bola, Cermin yang akan kita pelajari adalah cermin bola. M adalah titik pusat lengkung cermin, yaitu pusat bola, dan O disebut sumbu utama cermin. Jika titik P dan O adalah ujung-ujung cermin, maka sudut PMO adalah Sudut buka cermin. P Depan M O Gambar Bagian-bagian cermin Cekung

  16. Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q Hukum pemantulan juga berlaku pada cermin cekung Tiga sinar istimewa pada Cermin Cekung. • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui • titik fokus (F) O M F

  17. Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q Hukum pemantulan juga berlaku pada cermin cekung Tiga sinar istimewa pada Cermin Cekung. • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui • titik fokus (F) O M F

  18. Cermin Cekung Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 2. Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. O M F

  19. Cermin Cekung Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 2. Sinar datang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. O M F

  20. Cermin Cekung Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 3. Sinar datang melalui titik pusat lengkung M dipantulkan kembali ke titik pusat lengkung tersebut. O M F

  21. Cermin Cekung Sinar Datang Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 3. Sinar datang melalui titik pusat lengkung M dipantulkan kembali ke titik pusat lengkung tersebut. O M F

  22. Materi Q HUBUNGAN JARAK FOKUS DAN JARI-JARI LENGKUNG CERMIN Cermin Cekung Sumbu Utama M F O Berdasarkan gambar diatas Jarak titik pusat lengkung M ke titik tengah Cermin O yaitu MO, disebut jari-jari lengkung cermin (R). Jarak fokus ke Titik tengah cermin O yaitu FO disebut jarak fokus (f). Oleh karena itu Berlaku jarak fokus sama dengan setengah jari-jari lengkung cermin.

  23. Materi Q HUBUNGAN JARAK FOKUS DAN JARI-JARI LENGKUNG CERMIN Cermin Cekung Sumbu Utama M F O Berdasarkan gambar diatas Jarak titik pusat lengkung M ke titik tengah Cermin O yaitu MO, disebut jari-jari lengkung cermin (R). Jarak fokus ke Titik tengah cermin O yaitu FO disebut jarak fokus (f). Oleh karena itu Berlaku jarak fokus sama dengan setengah jari-jari lengkung cermin.

  24. Materi Q MELUKIS BAYANGAN PADA CERMIN CEKUNG Bayangan yang dibentuk dalam cermin cekung dapat diperbesar dan dapat diperkecil. Jika ukuran bayangan lebih besar daripada ukuran Benda maka dikatakan bayangan diperbesar. Jika ukuran bayangan Lebih kecil daripada ukuran benda maka dikatakan bayangan diperkecil Pembentukan bayangan, saat benda berada didepan M maka bayangan yang terjadi : a. Bayangan di perkecil • Nyata • Diperkecil • Terbalik O M F

  25. Materi Q b. Bayangan di perbesar O M F Pembentukan bayangan, saat benda berada antara F dan O maka bayangan yang terjadi : • Tegak • Maya • Diperbesar

  26. Materi Q PERBESARAN BAYANGAN Berdasarkan animasi diatas, Perbesaran didefinisikan sebagai perban- dingan antara tinggi bayangan (h’) dan tinggi benda (h), maka dapat didefinisikan :

  27. Materi Q Berdasarkan animasi diatas diperoleh rumus perbesaran cermin cekung : Catatan : h’ positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak (maya) h’ negataif (-) meyatakan bayangan adalah terbalik (nyata)

  28. Materi Q Untuk mempemudah menentukan sifat bayangan dapat digu- nakan tabel berikut :

  29. Materi Q Rumus umum cermin menyatakan hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) dari cermin. Rumus Umum cermin Lengkung adalah :

  30. Materi Q PEMANTULAN CAHAYA PADA CERMIN CEMBUNG Titik fokus pada cermin cembung bersifat maya karena berada di bagian belakang cermin. Sinar-sinar pantul pada cermin cembung bersifat divergen (menyebar). P Belakang Depan O M Gambar Bagian-bagian cermin Cembung

  31. Sinar Pantul Cermin Cembung Materi Sumbu Utama Sinar Datang Q Hukum pemantulan juga berlaku pada cermin cembung. Tiga sinar istimewa pada Cermin Cembung. • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan • datang dari titik fokus (F) M F

  32. Sinar Pantul Cermin Cembung Materi Sumbu Utama Sinar Datang Q Hukum pemantulan juga berlaku pada cermin cembung. Tiga sinar istimewa pada Cermin Cembung. • Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seakan-akan • datang dari titik fokus (F) M F

  33. Sinar Datang Cermin Cembung Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 2. Sinar datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. M F

  34. Sinar Datang Cermin Cembung Materi Sumbu Utama Sinar Pantul Q 2. Sinar datang menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. M F

  35. Sinar Datang Cermin Cembung Sinar Pantul Materi Sumbu Utama Q 3. Sinar datang menuju titik pusat lengkung M dipantulkan kembali ke titik pusat lengkung tersebut. M F

  36. Sinar Datang Cermin Cembung Sinar Pantul Materi Sumbu Utama Q 3. Sinar datang menuju titik pusat lengkung M dipantulkan kembali ke titik pusat lengkung tersebut. M F

  37. Sinar Pantul Sinar Datang Cermin Cembung Materi Bayangan maya, tegak diperkecil Q Melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung Dalam melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung, Hanya diperlukan dua buah sinar istimewa. M F

  38. Sinar Pantul Sinar Datang Cermin Cembung Materi Bayangan maya, tegak diperkecil Q Melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung Dalam melukis pembentukan bayangan pada cermin cembung, Hanya diperlukan dua buah sinar istimewa. M F

  39. Materi Q Medan penglihatan cermin cembung Untuk ukuran yang sama, sermin cembung memberikan penglihatan yang luas dibandingkan cermin cekung. Oleh karena itu, cermin cembung digunakan pada kaca spion mobil. Dengan kaca spion ini pengemudi dapat melihat dengan pandangan yang leebih luas pada keadaan dibelakangnya. Klik pada Layar Medan penglihatan luas yang dihasilkancermin cembung juga dimanfaatkan di supermarket. Dengan memasang cermin cembung di bagian tertentu, dapat diamati keadaan ruang toko yang lebih luas.

  40. Materi Q Rumus umum dari cermin cembung adalah : Catatan : Jarak fokus (f) dan jari – jari lengkung cermin (R) selalu bertanda negatif (-)

  41. Garis Normal Sinar Datang Materi Sudut Bias Sudut Deviasi = Sinar Bias Q PEMBIASAN CAHAYA Hukum tentang pembiasan ditemukan oleh ilmuwan Belanda yaitu Willbrord Snellius (1580 – 1626). Hukum pembiasan tersebut adalah : Hukum Snellius I Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang Datar. Udara Bidang Batas Air

  42. Garis Normal Sinar Datang Materi Sudut Bias Sudut Deviasi = Sinar Bias Q PEMBIASAN CAHAYA Hukum tentang pembiasan ditemukan oleh ilmuwan Belanda yaitu Willbrord Snellius (1580 – 1626). Hukum pembiasan tersebut adalah : Hukum Snellius I Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang Datar. Udara Bidang Batas Air

  43. Garis Normal Sinar Datang Materi Sinar Bias Sudut Bias Q Hukum Snellius II Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih Rapat (misal dari udara ke air atau udara ke kaca), maka sinar di Belokkan mendekati garis normal. Dan sebaliknya. Air Bidang Batas Udara

  44. Garis Normal Sinar Datang Materi Sinar Bias Sudut Bias Q Hukum Snellius II Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih Rapat (misal dari udara ke air atau udara ke kaca), maka sinar di Belokkan mendekati garis normal. Dan sebaliknya. Air Bidang Batas Udara

  45. Materi Q INDEKS BIAS Suatu ukuran kemampuan medium untuk membelokkan cahaya. Indeks bias (n) cahaya dari vakum (udara) ke medium lain di nyatakan dengan persamaan : Tabel Indeks Bias Mutlak beberapa medium Physics Algebra/trig, Eugene Hecht.

  46. Materi Q Indeks Bias Relatif Dari animasi disamping dapat diambil Persamaan Snellius : Kaca udara Atau air Persamaan bias relatif

  47. Materi Q Indeks Bias Relatif Dari animasi disamping dapat diambil Persamaan Snellius : Kaca udara Atau air Persamaan bias relatif

  48. Materi Q Hubungan cepat rambat, frekueansi dan panjang gelom- bang dengan indeks bias. Telah kita bahas sebelumnya bahwa cahaya dibiaskan karena ada- nya beda kerapatan optik antara dua medium. Ternyata, cepat rambat cahaya dalam kedua mediumpun berbeda. Ketika cahya lewat dari satu medium ke medium lainnya, cahaya akan dibiaskan karena cepat rambat cahaya berbeda dalam kedua medium. Secara matematis : Atau

  49. Materi Q Indeks bias mutlak adalah hasil bagi antara cepat rambat cahaya dalam vakum/udara dengan cepat rambat cahaya dalam suatu medium. Secara sistematis : Cepat rambat cahaya dalam udara n = Cepat rambat cahaya dalam medium Atau Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya, frekuensi cahaya tidak berubah sehingga f1 = f2 = f. Oleh karena hubungan v = f berlaku untuk kedua medium, maka :

  50. A’ B’ C’ Materi A C” B” D’ B C D O Q PEMANTULAN SEMPURNA Pemantulan sempurna terjadi apabila sinar dengan sudut datang Lebih besar daripada sudut kritis bidang batas (dua medium) Sudut kritis (ik) antara dua medium adalah sudut datang sinar dan dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat yang menghasilkan sudut bias sama dengan 90o. Udara air

More Related