1 / 25

CURRICULUM VITAE

CURRICULUM VITAE. Nama : Hj. Euis Kurniasari, SST., M.Keb Tempat/tgl.lahir : Majalengka, 10 Maret 1974 Agama : Islam Status : Menikah Jenis Kelamin : Perempuan Warganegara : Indonesia Alamat : Blok Ganda Makmur, RT/RW 005/004 Desa Gandawesi Kecamatan Ligung

alanj
Download Presentation

CURRICULUM VITAE

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. CURRICULUM VITAE Nama : Hj. Euis Kurniasari, SST., M.Keb Tempat/tgl.lahir : Majalengka, 10 Maret 1974 Agama : Islam Status: Menikah Jenis Kelamin : Perempuan Warganegara: Indonesia Alamat : Blok Ganda Makmur, RT/RW 005/004 Desa Gandawesi Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Hp: 082126940100

  2. PENDIDIKAN • SPK Depkes Cirebon tahun 1992 • PPB Depkes Cirebon tahun 1993 • D3 Kebidanan Rangkasbitung tahun 2000 • D4 Kebidanan Universitas Padjadjaran tahun 2003 • S2 Kebidanan Universitas Padjadjaran tahun 2010 • Pelatihan IUD • Pelatihan Implant • Pelatihan CTU • Pelatihan APN • Pelatihan Penangan Asfiksia • Pelatihan BBLR • Pelatihan Asesor • Pelatihan Imunisasi • Pelatihan HBB HMS PELATIHAN

  3. PengalamanOrganisasi/Kerja • Bidan Desa Majasuka 1993 s/d 1997 • Bidan Desa Ligung Kidul 1997 s/d 2000 • Staf KIA Dinkes 2000 2013 • Kepala Seksi Yandasus dan RS 2013 s/d 2015 • Kepala Seksi Kesga dan KB 2015 s/d 2016 • Kepala Seksi Promkes dan PP 2016 s/d 2018 • Kepala Bidang Kesehatan Primer 2019 s/d sekarang • Ketua PC IBI Majalengka 2014 s/d sekarang

  4. PERAN TENAGA KESEHATAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING Hj Euis Kurniasari, SST, M.Keb Kepala Bidang Kesehatan Primer Ketua PC IBI Majalengka

  5. 5

  6. DAMPAK STUNTING Dampak Pertumbuhan Penduduk Dampak Kesehatan Dampak Ekonomi Potensi kerugian ekonomisetiap tahunnya: 2-3% dari GDP Jumlah Penduduk: 296,4 Juta Jumlah Penduduk: 238,5 Juta Jika PDB Indonesia Rp 13.000 Triliun 201,8 juta penduduk usia produktif (15-64 tahun) Perkembangan Otak Anak Stunting Perkembangan Otak Anak Sehat Potensi Kerugian Rp 260-390 Triliun/tahun Potensi keuntungan ekonomi dari investasi penurunan stunting di Indonesia: 48 kali lipat Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus) • Stunting pada Balita: • 15 tahun mendatang menjadi generasi penduduk usia produktif • Menurunkan produktivitas SDM • Bonus Demografi tidak termanfaatkan dengan baik Hambatan perkembangan kognitif dan motorik Rp The Worldbank, 2016 Gangguan metabolikpada saat dewasa  risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, jantung) Rasio ketergantungan: 50,5 Rasio ketergantungan: 46,9 • Perbaikan kualitas SDM: • investasi pendidikan dan kesehatan pada anak  pencegahan stunting • peningkatan kesehatan perempuan Hoddinott, et al, 2013 International Food Policy Research Institute • Sumber: • Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group • www.GlobalNutritionSeries.org Sumber: Proyeksi Penduduk, 2010-2045

  7. Pertumbuhancepatpada 1000 haripertamakehidupan

  8. Bukansemata-mata stunting-nya yang menjadimasalah Yang lebihpentingadalah: prosesterjadinya stunting bersamaandenganprosesterjadinyahambatanpertumbuhandanperkembangansemuaorghanlainnyasepertiOtak, Jantung, GinjaldanPankreas  Periodedidalamkandungandandalam 2 tahunpertamausiaanak: 1000 HPK dikutipdari slides Prof.EndangAhadi

  9. Periode terjadinya gangguan tumbuh Stunting dapat terjadi sejak dalam kandungan dan dapat berlanjut umumnya sampai 2 tahun pertama setelah lahir Periode dari saat konsepsi sampai anak berusia 2 tahun (1000 hari pertama) telah teridentifikasi merupakan masa yang paling kritis dalam kesempatan untuk memberi intervensi

  10. Panjang Bayi Lahir(sumber : seksi kesga Dinkes Jabar 2018) Dari 58 Balita yang dikunjungi, hasil verifikasi ulang di lapangan diketahui bahwa sebanyak23% (13 orang balita), yang lahir dengan panjang badan < 48 cm,dan 22% (13orang ) lahir dengan panjang badan > 48 cm : sedangkan terdapat 55% (32 orang balita) yang tidak di ketahui panjang badan ketika lahir karena ibu lupa dan tidak mempunyai buku KIA sehingga tidak di catat

  11. FAKTOR RISIKO PENDEK PADA BAYI • Faktor ibu selama masa kehamilan dan sebelum hamil, ikut menentukan panjang bayi lahir • Pertambahan berat badan selama kehamilan berpengaruh pada panjang lahir bayi

  12. Hasil penelitian longitudinal data Indonesian Family Life Survey (IFLS) menunjukkan : perubahan Z-score pertumbuhan pada usia dini hingga usia pra-pubertas; pendek pada usia dini dan tidak berhasil mengejar (catch up ) pertumbuhannya pada usia Balita sebanyak 77% akan tetap pendek pada usia pra-pubertas. • Sebaliknya, anak yang pendek pada usia dini dan berhasil mengejar pertumbuhannya pada usia Balita, sebanyak 84% akan tumbuh normal pada usia pra-pubertas (Aryastami, 2015) • Oleh karena itu upaya perbaikan dan intervensi untuk mencegah stunting tetap dibutuhkan pada usia balita.

  13. KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING PENCEGAHAN PENANGANAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) STIMULASI – PENGASUHAN dan PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

  14. PENYELAMATAN MELALUI 1000HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK) 730 hari kehidupan pertama bayi setelah dilahirkan 270 hari selama kehamilan • Periode kritis dalam pembentukan masa emas (golden period) bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan organ tubuh anak yang sehat daan cerdas • terjadi malnutrition pada periode ini akibatnya berjangka panjang • Perubahan yang terjadi pada 1000 HPK bersifat permanen

  15. Mengapa 1000 HPK, Penting?

  16. PENCEGAHAN STUNTING HOLISTIK LINTAS GENERASI INTEGRASI KEGIATAN • PEMBERDAYAAN ORANG TERDEKAT (SUAMI, ORANG TUA, GURU, REMAJA PUTRA) • INTERVENSI SOSIAL : • Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat) untuk mensosialisasikan Keluarga Berencana • Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda untuk Keluarga Tidak Mampu (Keluarga Miskin) • KUALITAS REMAJA PUTRI • INTERVENSI PENDIDIKAN : • Pendidikan Kespro di Sekolah • Pemberianedukasigiziremaja • Pembentukankonselorsebayauntuk • membahasseputarperkembanganremaja TERSIER • Program 1000 HPK • INTERVENSI SENSITIF : • Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih serta sarana sanitasi (jamban sehat) di keluarga • Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan • Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat • Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam Keluarga • Pemantapan Akses dan Layanan KB • Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Persalinan • Pemberian Edukasi Kespro SEKUNDER PRIMER

  17. KERANGKA PENANGANAN STUNTING Intervensi yang ditujukankepadaanakdalam 1.000 HariPertamaKehidupan (HPK). Kegiataniniumumnyadilakukanolehsektorkesehatan. Intervensibersifatjangkapendek. Sasaranintervensiibuhamil, ibumenyusuidanbalita. INTERVENSI GIZI SPESIFIK (BERKONTRIBUSI 30%) Intervensiditujukanmelaluikegiatanpembangunandiluarsektorkesehatan. Sasarannyaadalahmasyarakatumum, tidakkhususuntuk 1.000 HPK. Contohintervensisepertipembangunan air bersih, sanitasi, PAUD. INTERVENSI GIZI SENSITIF (BERKONTRIBUSI 70%) Sumber: TNP2K, 2017

  18. Situasi Kesehatan Keluarga

  19. PETASTUNTINGPROVINSIJAWABARAT HASILPSGTAHUN2017

  20. PROYEKSI PENDUDUK JAWA BARAT Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 2035 2015 20 tahun kemudian TingginyaUsiaProduktif: Intelektualrendah Generasilemah Generasi yang tidakberberdayasaing Produktifitasrendah Pengangguranbertambah PadausiaBalita : Seringsakit Menderitakuranggizi, pendekdankurus LingkungantidakHigiens BebanGandaEkonomi : LambatnyaPertumbuhanEkonomi Daerah MeningkatnyaKemiskinan

  21. BESARAN MASALAH KEKURANGAN GIZI DI JAWA BARAT HASIL RISKESDAS 10.8% (2013) 10.9%(2013) 35.3% (2013) BayidiJawa Barat lahirdenganberatbadanrendah (< 2.500 gram) BalitadiJawa Barat memilikiberatbadan yang tidaksesuaidenganTingginyau (Kurus) BalitadiJawa Barat memilikitinggibadan yang tidaksesuaidenganusianya (pendek) 8.4%(2018) 6.3% (2018) 31.1% (2018)

  22. PrevalensiUnderweight BalitadiJawa Barat Sumber : Riskesdas, 2018

  23. PrevalensiStunting BalitadiJawa Barat Sumber : Riskesdas, 2018

  24. PrevalensiWasting BalitadiJawa Barat Sumber : Riskesdas, 2018

More Related