1 / 21

PROPOSAL KELOMPOK KMB ( PAK ISMAN )

PPT Metodologi Penelitian

aishadhiyas
Download Presentation

PROPOSAL KELOMPOK KMB ( PAK ISMAN )

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH PERAWATAN KATETERINDWELLING DENGAN CHLORHEXIDINE GLUCONATE TERHADAP KEJADIAN ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)DIRUANG EDELWEISSRSUD TAMAN HUSADA BONTANG

  2. LATAR BELAKANG Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat mikroorganisme pada saluran kemih dan disertai adanya kolonisasi bakteri di dalam urine (bakteriuria). Keberadaan bakteriuria merupakan indikator utama infeksi saluran kemih yaitu adanya pertumbuhan bakteri murni sebanyak 100.000 colonyformingunits (cfu/ml) atau lebih pada biakan urine. Klien yang menderita bakteriuria terkadang tanpa disertai tanda dan gejala klinis (asimptomatik) atau dapat disertai tanda dan gejala klinis (simptomatik) (Black & Hawks, 2009; Hooton, etal., 2010). • Bakteriuriaasimptomatik terjadi 26% pada klien yang terpasang kateter indwelling hari ke-2 sampai ke-10 (Sukandar dalam Sudoyo, 2007) • Penelitian di RSUD Pandan Arang menghasilkan kesimpulan bahwa bakteriuria pada klien yang menggunakan kateter urine indwelling hari ke-7 sebanyak 60,42%. Kuman penyebab yang paling banyak adalah E. Coli (31,03%) dan Klebsiela (51,72%) (Fitriani, 2007). • Penelitian lainnya melaporkan bahwa 44% bakteriuria ditemukan setelah 72 jam pertama pemasangan kateter urine indwelling(Leaver, 2007). Menurut surveyNational Audit Office (2009) peningkatan resiko infeksi terjadi sekitar 5% per hari dari pemakaian kateter urine indwelling (Turner & Dickens, 2011). Tiap tahunnya diperkirakan 50% dari klien dengan kateter urine akan mengalami bakteriuriasimptomatik.

  3. Berdasarkan data dari Komite (PPI) RSUD Taman Husada Bontang sejak bulan Maret-April 2014 bahwa pasien yang menggunakan kateter urine indwelling di ruang Edelweiss sebanyak 34 orang. Terdapat 3 orang (8,82%) dari klien yang terpasang kateter urine indwelling tersebut diidentifikasi terdapat bakteriuria (E. Colli). Perawatan kateter urine indwelling dilakukan setiap hari atau keadaan emergency apabila keadaan kotor sekali dengan menggunakan cairan antiseptik (povidoniodine 10%). Sebagian besar klien yang terpasang kateterindwelling adalah klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik akibat penurunan kesadaran. Salah satu isu patientsafety di seluruh rumah sakit adalah menurunkan angka bakteriuria pada klien yang menggunakan kateter indwelling. Perawatan kateter urine indwelling berupa hygiene minimal sekali perhari dan lebih baik 2 kali per hari secara rutin di daerah perineal, meatus uretra dan kateter urine. Pembersihan dapat dilakukan pada saat mandi sehari-hari atau saat pembersihan daerah perineum setelah klien buang air besar (Johnson, Smith-Temple & Carr, 2005). Antiseptik atau antibiotik topikal tidak direkomendasikan untuk diterapkan pada kateter, uretra atau meatus (Tenkeetal., 2008). Jeongetal. (2010) melakukan riset untuk membandingkan pengaruh agen perinealcare (air dan sabun, sabun pembersih kulit, povidoneiodine 10% dan normal saline) terhadap angka kejadian infeksi saluran kemih terkait pemasangan kateter dan hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keempat agen perinealcare tersebut terhadap kejadian infeksi saluran kemih terkait kateter

  4. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Utami (2012) tentang efektifitasperinealhygiene menggunakan chlorhexidinegluconate dengan iodine terhadap terjadinya infeksi saluran kemih menunjukkan bahwa chlorhexidinegluconate lebih efektif untuk mengurangi kejadian infeksi saluran kemih terkait kateter Antiseptik yang tersedia dan digunakan dalam prosedur perawatan kateter indwelling di rumah sakit umum daerah (RSUD) Taman Husada Bontang adalah povidoneiodine 10% dengan kejadian infeksi saluran kemih sebesar 8,82% di ruang Edelweiss. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh perawatan kateter urine indwelling dengan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih pada klien yang dirawat di ruang Edelweiss RSUD taman Husada Bontang.

  5. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh perawatan kateter urine indwelling dengan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih di ruang Edelweiss RSUD Taman Husada Bontang ?

  6. TUJUAN Tujuan Khusus : • Mengidentifikasi jenis bakteri dalam urine pada klien yang terpasang kateter urine indwelling di ruang rawat inap RSUD Taman Husada Bontang. • Mengidentifikasi jumlah leukosit dalam urine pada klien yang terpasang kateter urine indwelling di ruang rawat inap RSUD Taman Husada Bontang. • Menganalisa pengaruh perawatan kateter urine indwelling dengan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih di ruang Edelweiss RSUD Taman Husada Bontang. • Membandingkan efektivitas perawatan kateter urine indwelling dengan larutan sabun dan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih di ruang Edelweiss RSUD Taman Husada Bontang Tujuan Umum : Menjelaskan pengaruh perawatan kateter urine indwelling dengan larutan sabun dan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih di ruang Edelweiss RSUD Taman Husada Bontang

  7. MANFAAT • Hasil penelitian ini dapat menjelaskan pengaruh perawatan kateter urine indwelling dengan chlorhexidinegluconate terhadap terjadinya infeksi saluran kemih, sehingga dapat digunakan sebagai kerangka dalam pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada klien yang terpasang kateter urine indwelling. TEORITIS • Klien : Mencegah terjadinya infeksi saluran kemih pada klien yang terpasang kateter urine indwelling • Perawat/petugas Kesehatan : Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien yang terpasang kateter urine indwelling, sehingga dapat meurunkan lama perawatan di rumah sakit dan mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. • Lembaga/institusi pelayanan Kesehatan : Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan dan menetapkan standar asuhan keperawatan kateterisasi urine indwelling yang prosedural untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. • Penelitian keperawatan : Menjadi data dasar dalam melaksanakan penelitian selanjutnya tentang perawatan kateter urine indwelling. PRAKTIS

  8. KEASLIAN PENELITIAN

  9. KEASLIAN PENELITIAN

  10. KERANGKA TEORI Sumber : Suharto dalam Nasronuddin (2011) Sumber : Pranawa etal dalam Tjoroprawiro 2007; Smeltzer & Bare 2008) Sumber : Suharto dalam Nasronuddin (2011) Sumber Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee ; HICPAC( 2009)

  11. KERANGKA KONSEP Variabel Independen Variabel Dependen KI (Kelompok Intervensi) Menggunakan chlorhexidinegluconate 2% Perawatan kateter urine indwelling Infeksisaluran kemih KK (Kelompok Kontrol) Konvensional sesuai SPO di RSUD Taman Husada Bontang (povidoneiodine 10%) sebanyak 2 kali sehari

  12. HIPOTESIS Perawatan kateter urine indwelling menggunakan chlorhexidinegluconate 2% berpengaruh dalam mencegah infeksi saluran kemih

  13. METODE PENELITIAN Quasyexperimentposttestonlydesign. Penelitian terdiri atas dua kelompok yaitu satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada kedua kelompok tersebut. Data penelitian posttest digunakan sebagai perbandingan pada masing-masing kelompok (Burns & Grove 1999; Polit, Beck & Hungler 2001). Jenis penelitian Lokasi penelitian adalah di ruang rawat inap RSUD Taman Husada Bontang yang terletak di jalan Letjend. S. Parman Bontang Barat Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Nopember 2014 sampai dengan 17 Desember 2014 Waktu & Tempat penelitian

  14. METODE PENELITIAN POPULASI Populasi terjangkau yaitu semua klien lelaki yang dirawat dengan kateter urine indwelling di ruang rawat inap RSUD Bontang pada periode SAMPEL Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan jenis consecutive sampling. Sampel yang diambil berdasarkan consecutive sampling adalah semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai subyek yang diperlukan terpenuhi dalam kurun waktu yang ditentukan (Sastroasmoro & Ismail 2010).

  15. Variabel Independen • Variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan varibel yang lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan dampak pada variabel dependen (Nursalam 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah perawatan kateter urine indwelling menggunakan chlorhexidinegluconate 2%. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam 2008). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah infeksi saluran kemih.

  16. Instrumen Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan hasil pemeriksaan hitung koloni dan kultur urine dari laboratorium RSUD Taman Husada Bontang. Pengisian lembar observasi dilakukan oleh peneliti dan asisten peneliti selama perawatan kateter urine indwellingdiberikan • Analisa datapenelitian Data yang telah terkumpul nantinya akan dianalisis dengan Uji Statistik Mann Whitney untuk melihat signifikansi perbedaan antara variabel independen dan variabel dependen dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Uji ini digunakan untuk menguji hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian.

  17. Terimakasih

More Related