1 / 73

TAUHID

TAUHID. DEFINISI TAUHID. Tauhid secara etimologi: Kata “Tauhid” berasal dari akar kata bahasa Arab (وحّد – يوحّد - توحيدا) yang berarti “ menjadikan sesuatu satu atau esa ” . توحيد الله berati menjadikan, mengakui dan meyakini bahwa Allah Esa. Tauhid secara t e r m in ologi:

adelio
Download Presentation

TAUHID

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TAUHID DEFINISI TAUHID Tauhid secara etimologi: Kata “Tauhid” berasal dari akar katabahasa Arab(وحّد – يوحّد - توحيدا) yang berarti“menjadikan sesuatu satu atau esa”. توحيد اللهberati menjadikan, mengakui dan meyakini bahwa Allah Esa. Tauhid secara terminologi: “Tauhid” secara terminologi, maksudnya tauhid sebagai sebuah disiplin ilmu.

  2. TAUHID DEFINISI TAUHID Muhammad ‘Abduh: التوحيد علم يبحث فيه عن وجود الله وما يجب أن يثبت له من صفاته وما يجوز أن يوصف به وما يجب أن ينفي عنه وعن الرسل لإثبات رسالتهم ومايجب أن يكونوا عليه وما يجوز أن ينسب إليهم وما يمتنع أن يلحق بهم.

  3. TAUHID DEFINISI TAUHID Muhammad ‘Abduh: Ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat yang boleh ada padaNya, sifat-sifat yang tidak boleh ada padaNya; membahas tentang paraRasul untuk menetapkan keutusan mereka, sifat-sifat yang mesti dipertautkan kepada mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka,dan sifat yang tidak mungkin ada pada mereka.

  4. TAUHID DEFINISI TAUHID Muhammad Yusuf Musa: Ilmu yang membicarakan tentang kepercayaan ttg wujud Tuhan Yang Esa, yang tidak ada sekutu bagiNya, baik zat, sifat, maupun perbuatanNya, yang mengutus para RasulNya untuk memberi petunjuk kepada alam dan manusia ke jalan kebaikan, yang meminta pertanggungjawaban seseorang di akhirat dan memberikan balasan kepadanya atas apa yang telah diperbuatnya.

  5. TAUHID DEFINISI TAUHID Muhammad Jasar : Ilmu yang membahas tentang kepercayaan atau akidah agama Islam dengan dalil-dalil yang meyakinkan. Ibrahim bin Sa’dullah : Ilmu yang bertujuan untuk mengetahui Allah, mengimaniNya,mengetahui apa yang wajib ada padaNya dan apa yang mustahil ada padaNya, dan segala sesuatu yang terkait dengan rukun iman yang enam.

  6. TAUHID DEFINISI TAUHID Secara ringkas Ilmu Tauhid didefinisikan sebagai: Ilmu yang membahas tentang wujud Allah dan segala yang bertalian denganNya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan, agar manusia dapat meng-esa-kan Allah.

  7. USULUDDIN DEFINISI ILMU USULUDDIN Ilmu Usuluddin adalah: Ilmu yang membahas tentang pokok-pokok atau prinsip-prinsip kepercayaan dalam agama Islam. Pokok kepercayaan dalamagama Islam adalah tentang ke-esa-an Tuhan. Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu Usuluddin karena membahas tentang ke-esa-an Tuhan.

  8. ‘AQA’ID DEFINISI ILMU ‘AQA’ID Ilmu ‘Aqa’id adalah: Ilmu yang membahas tentang kepercayaan-kepercayaan fundamental dalam agama Islam. Kepercayaan yang paling mendasar dalam agama Islam adalah tentang ke-esa-an Tuhan. Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu ‘Aqa’id karena membahas tentang ke-esa-an Tuhan yang merupakan keper-cayaan paling mendasar.

  9. ILMU KALAM DEFINISI ILMU KALAM Ilmu Kalam adalah: Ilmu yang membahas tentang Tuhan dengan mendasarkan pada argumen logika atau rasio sebagai pembuktian terhadap argumen naqli/teks. Ilmu Tauhid dikatakan juga ilmu Kalam karena memiliki obyek bahasan yang sama yaitu tentang Tuhan dengan segala sifat kesempurnaanNya

  10. TEOLOGI ISLAM DEFINISI TEOLOGI ISLAM Teologi Islam adalah: Ilmu tentang ke-Tuhan-an, yakni membahas tentang hal ihwal Tuhan dalam agama Islam. Ilmu Tauhid dikatakan juga Teologi Islam karena memiliki obyek bahasan yang sama yaitu tentang hal ihwal Tuhan.

  11. SEJARAH ILMU TAUHID Di zaman Rasulullah saw, tauhid sebagai ilmu belum lahir, walaupun seluruh ulama sependapat bahwa tauhid adalah dasar yang paling pokok dalam ajaran Islam. Sebagai ilmu, tauhid tumbuh lama sesudah Rasulullah saw wafat, ketika umat islam mulai menuntut dan mengkaji beragam ilmu sbg akibat persentuhan dgn peradaban di luar Islam.

  12. URGENSI KULIAH TAUHID • Kesalahpahaman tentang ajaran Islam mis. tentang taqdir. Taqdir dipahami sbg ketentuan nasib (predestination) dari Tuhan. Akibatnya menimbulkan apatisme atau fatalisme. • Kecenderungan kepada perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan) • Untuk mentauhidkan Allah diperlukan tahapan: ma’rifatullah, tashdiqullah, dan baru tauhidullah. Kuliah tauhid masih memiliki arti penting, karena dalam kehidupan umat masih ditemukan beberapa kelemahan:

  13. OBYEK KAJIAN ILMU TAUHID • Hal-hal yang berkaitan dengan Allah: dzat, sifat, maupun perbuatannya. • Hal-hal yang berkaitan dengan Rasulullah: kerasulannya, sifat yang ada padanya. • Hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah dan akhirat: hisab, surga, dan neraka, Obyek kajian Ilmu Tauhid:

  14. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU TAUHID • Ma’rifatullah: mengenal Allah melalui ciptaanNya. • Tashdiqullah: membenarkan dan meyakini adanya Allah dengan sifat kesempurnaannya. • Tauhidullah: Meng-esa-kan Allah. Tujuan mempelajari Ilmu Tauhid: Melalui usaha:tauhidusy-syu’ur, tauhidul-mujtama’, dan tauhidul-’alam.

  15. IMAN Ragam pengertian Iman: • Membenarkan dalam hati, meyakini dalam hati, dan mengucapkan atau mengikrarkan dengan lisan. • Membenarkan rasul dengan segala apa yang datang dari Tuhannya. Kata “Iman” berasal dari bahasa Arab “al-Iman” (الإيمان). Kata ini diderivasi dari kata الأمن lawan kata الخوف. Dari kata ini diturunkan kata الأمانة lawan kata الخيانة dan الإيمان lawan kata الكفر.

  16. IMAN • Membenarkan apa yang telah digam-barkan atau dideskripsikan oleh Allah tentang diriNya, rasul-rasulNya, dengan tidak perlu pembahasan, tidak dibantah dan tidak perlu dipersoalkan, tidak ada penyerupaan, perumpama-an, serta tidak perlu ditafsirkan dan dita’wilkan.

  17. IMAN: Antara Tashdiq, Iqrar, dan ‘Amal. Apakah iman itu tashdiq (membenarkan dalam hati), atau iqrar (pernyataan lisan), atau ‘amal (perbuatan)? • Ibnu ‘Abbas dan Abu Ja’far ar-Razi: Iman adalah tashdiq. • Ibnu Jarir: Iman adalah tashdiq, iqrar, dan ‘amal. • Ibnu Mas’ud : Asal dan dasar iman adalah yakin, yakin diperoleh dengan ma’rifah (ilmu).

  18. IMAN: Antara Tashdiq, Iqrar, dan ‘Amal. • Ulama Salaf: Iman adalah tashdiq, iqrar, dan‘amal(sebagai penyempurna). • Murji’ah: Iman adalah tashdiq dan iqrar. • Karamiah: Iman adalah ‘amal. • Muktazilah:Iman adalah tashdiq,iqrar, dan ‘amal (sebagai syarat sah). • Asy’ariah: Iman adalah tashdiq, iqrar dan ‘amal adalah cabang dari iman. • Maturidiah: Iman adalah tashdiq dan iqrar.

  19. Kemampuan AKAL dan Konsep IMAN Mu’tazilah: Kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui akal = Iman tidak berarti tashdiq, iman tidak pasif tetapi aktif. • ‘Abd al-Jabbar: Iman bukanlah tashdiq dan bukan pulama’rifah, tetapi‘amal yg timbul sebagai akibat dari mengetahui Tuhan. Iman adalah pelaksanaan perintah2 Tuhan. Asy’ariyah:Kewajiban mengetahui Tuhan hanya dapat diketahui melalui wahyu = Iman bukanlah merupa-kan ma’rifah atau‘amal tetapi tashdiq. • Al-Baghdadi: Iman ialah tashdiqtentang adanya Tuhan, rasul2 dan berita yang mereka bawa.

  20. Kemampuan AKAL dan Konsep IMAN Maturidiah Samarkand: Kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui akal = Iman lebih dari tashdiq. • Al-Maturidi: Iman adalah mengetahui Tuhan dalam ke-Tuhan-anNya; ma’rifah adalah mengetahui Tuhan dengan segala sifatNya; tauhid adalah mengetahui Tuhan dalam ke-Esa-anNya. Maturidiah Bukhara: Kewajiban mengetahui Tuhan hanya dapat diketahui melalui wahyu = Iman tidak bisa mengambil bentuk ma’rifah atau‘amal tetapi haruslah merupakan tashdiq. • Al-Bazdawi: Iman adalah menerima dalam hati dgn lidah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada yang serupa denganNya.

  21. KUFUR Kata “Kufur” berasal dari bahasa Arab al-Kufr(الكفر). Kufur adalah lawan dari Iman. Pelakunya disebut Kafir(الكافر). Kufur berarti mengingkari apa yang seharusnya diyakini, dipercayai (tashdiq); tidak mengetahui apa yang seharusnya diketahui (ma’rifah); tidak mengamalkan yang seharusnya diperbuat (‘amal), maksiyat.

  22. FASIQ Kata “Fasiq” berasal dari kata benda bahasa Arab al-Fisq(الفسق)yang berati “keluar”(الفسق).Al-Fisq berarti keluar dari ketaatan kepada allah dan rasulNya. Pelakunya disebut Fasiq(الفاسق), yakni orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah dan cenderung melakukan maksiat.

  23. NIFAQ Kata “Nifaq” berasal dari bahasa Arab(النفاق)yang berati berbeda antara yang ada di dalam batin dengan apa yang ada di luarnya. Pelakunya disebut munafiq(المنافق), yakni orang yang lisannya mengatakan percaya tetapi dalam hatinya tidak, mengingkari. Lain di mulut lain di hati. Ciri orang munafiq: apabila berkata bohong, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya berkhianat.

  24. SYIRK Kata “Syirk” berasal dari bahasa Arab (الشرك)yang berati mencampuradukan antara dua hal. Dalam terminologi akidah dimaksudkan menserikatkan atau menyekutukan Allah (أشرك بالله) yakni menjadikan sesuatu selain Allah sebagai sekutu bagi kekuasaan Allah. Macam Syirk: Syirk al-istiqlal, mengakui adanya tuhan yang saling terpisah. Syirk at-tab’id, mengakui adanya oknum yang memiliki bagian kekuasaan sebagai tuhan. Syirk at-taqrib, beribadah kepada selain Allah untuk memdekatkan diri kepadaNya

  25. SYIRK Syirk at-taqlid, beribadah kepada selain Allah karena ikut-ikutan. Syirk al-asbab, menganggap adanya wajibul-wujud selain Allah. Syirk al-agrad, beramal untuk tujuan selain Allah. Macam Syirk (dari segi lain): Syirk al-akbar, meyakini ada tuhan selain Allah. Syirk al-asghar, beramal bukan karena Allah. Syirk al-khafi, melakukan tindakan yang dapat mengurangi keyakinan akan keesaan Allah.

  26. SYIRK Syirk dari segi bentuknya, al: Jimat dan guna-guna. sesaji. Ramalan. Kata-kata “seandainya”

  27. TAUHID ZAT, SIFAT, RUBUBIYAH, DAN ULUHIYAH. Pembahasan pokok Ilmu Tauhid adalah: Zat Allah, sifatNya, perbuatanNya, KetuhananNya. Dari sini lahirlah: Tauhid Zat artinya mengesakan Allah dari segi zatnya, esensinya. Tauhid Sifat artinya mengesakan Allah dari segi sifat-sifatnya. Tauhid Rububiyah artinya mengesakan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta dan Pemelihara. Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain Dia.

  28. TAUHID ZAT dan SIFAT Zat adalah ‘sesuatu’ itu sendiri dan inti dari sesuatu itu. Zat adalah sesuatu yang berdiri sendiri.Zat adalah esensi, yakni hakekat sesuatu. Apakah Allah mempunyai Zat dan Sifat? Ulama SalafdanAsy’ariah: Allah memiliki Zat maupun Sifat. Muktazilah: Allah memiliki Zat tapi tidak memiliki Sifat. Pemberian sifat kepada Allah membawa faham syirk, karena menimbulkan banyaknya yang kadim. Apa yang dikatakan sifat,sebenarnya adalah essensi Tuhan sendiri.

  29. TAUHID ZAT dan SIFAT Ibnu Sina: Zat Allah = Wujud Allah yang bersifat mutlak, tidak tersusun dari zat lain yang datang dari luar, berlainan dengan zat yang ada, tidak ada batasnya, tidak ada jenisnya, dan tidak terbagi-bagi. Wujud ada 3: wujud wajib, wujud mungkin, dan wujud mustahil. Wajibul-wujud tidak bersekutu dengan benda lain apapun juga, karena benda termasuk yang mungkin yang merupakan hasil ciptaan dari wajibul-wujud.Allah adalah wajib adaNya (al-wajib al-wujud)

  30. TAUHID ZAT dan SIFAT Al-Farabi: Wujud ada 2: Wujud yang wajib dan yang mungkin. Wujud yang wajib adalah wujud yang tidak mempunyai sebab untuk wujudnya. Wujud yang mungkin adalah wujud yang memiliki sebab untuk wujudnya. Al-Gazali: Segala yang wujud di dunia ini selain Allah adalah badan (al-jism)dan sesuatu yang tidak tetap (‘arad), sedang Allah adalah Zat.

  31. TAUHID ZAT dan SIFAT Allah adalah wajibul-wujud bagi ZatNya, dan sifat wujud Allah adalah wajib dan lazim dalam ZatNya. Oleh karena itu wujud Zat Allah tidak boleh terhalang oleh tidak ada. Allah wujud karena ZatNya dan bukan karena yang lain. Wajibul-wujud Allah adalah wajibul-wujud bagi ZatNya yang tidak membutuhkan sesuatu pun selain Allah. Sebaliknya, wujudnya sesuatu selain Allah membutuhkan kepada wujud Zat Allah. Dengan demikian, Zat Allah adalah Esa, dan tidak ada yang menyerupainya.

  32. AKIDAH POKOK DAN CABANG AKIDAH POKOK ADALAH KEUTUHAN AKIDAH YANG MENCAKUP ENAM RUKUN IMAN: • Iman kepada Allah • Iman kepada Malaikat • Iman kepada Kitab-kitab Allah • Iman kepada Rasul-rasul Allah • Iman kepada Hari Kiamat • Iman kepada Qada dan Qadar

  33. AKIDAH POKOK DAN CABANG AKIDAH CABANG ADALAH PENAFSIRAN DAN PEMAHAMAN TERHADAP ASPEK-ASPEK AKIDAH POKOK YANG MENJADI OBYEK PERSELISIHAN, MELIPUTI: • Tentang Tuhan • Tentang Malaikat • Tentang Wahyu/Kitab-kitab • Tentang Nabi dan Rasul • Tentang Takdir dan Sunnatullah • dll.

  34. PERBEDAAN AKIDAH POKOK DAN CABANG AKIDAH POKOK : • Lahir dari kemapanan, kesatuan dan keutuhan keyakinan umat Islam • Terlepas dari kepentingan kelompok • Berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah • Tidak menimbulkan perbedaan pendapat AKIDAH CABANG : • Lahir dari perbedaan bahkan perpecahan umat • Terikat oleh kepentingan kelompok • Berdasarkan penafsiran dan pemahaman • Sumber perbedaan pendapat

  35. AKIDAH POKOK Iman kepada Allahdengan segala sifat kesempurnaanNya: • Sifat Nafsiyah:wujud. • Sifat Salbiyah:qidam <>hudus, baqa’ <> fana, mukhalafah lil-hawadis <> mumatsalah lil-hawadis, qiyamuhu binafsihi <> ihtiyajuhu ila gairihi, wahdaniyah <> ta’addud. • Sifat Ma’ani:qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, kalam. • Sifat Ma’nawiyah:kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu ‘aliman, kaunuhu hayyan, kaunuhu sami’an, kaunuhu bashiran, kaunuhu mutakalliman.

  36. AKIDAH POKOK Iman kepada Malaikat : • Jibril: menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul dan Nabi. • Mikail: mengatur kesejahteraan mahluk • Izrail: mencabut nyawa • Munkar: menanyai manusia di alam kubur • Nakir: menanyai manusia di alam kubur • Raqib: mencatat amal kebaikan • Atid: mencatat amal keburukan • Israfil: meniup sengkala pada hari kiamat • Ridwan: menjaga surga • Malik: menjaga neraka.

  37. AKIDAH POKOK Iman kepada Kitab-kitab Allah : • Taurat: diturunkan kepada Nabi Musa a.s. • Zabur: diturunkan kepada Nabi Daud a.s. • Injil: diturunkan kepada Nabi Isa a.s. • Al-Qur’an: diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Keistimewaan al-Qur’an dari kitab sebelumnya: • Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya • Isi al-Qur’an mencakup seluruh persoalan • Isi maupun redaksinya tidak ada tandingannya • Terpelihara kemurniaannya sepanjang masa • Petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam • Paling banyak dibaca orang • Membaca al-Qur’an bernilai ibadah

  38. AKIDAH POKOK Iman kepada Rasul-rasul Allah: • Nabi Adam a.s. • Nabi Idris a.s. • Nabi Nuh a.s. • Nabi Hud a.s. • Nabi Saleh a.s. • Nabi Ibrahim a.s. • Nabi Luth a.s. • Nabi Isma’il a.s. • Nabi Ishaq a.s. • Nabi Ya’qub a.s. • Nabi Yusuf a.s. • Nabi Ayyub a.s. • Nabi Syu’aib a.s. • Nabi Musa a.s. • Nabi Harun a.s. • Nabi Zulkifli a.s. • Nabi Daud a.s. • Nabi Sulaiman a.s. • Nabi Ilyas a.s. • Nabi Ilyasa a.s. • Nabi Yunus a.s. • Nabi Zakaria a.s. • Nabi Yahya a.s. • Nabi Isa a.s. • Nabi Muhammad saw. • Ulul Azmi

  39. CORAK PERBEDAAN PENDAPATDI KALANGAN KAUM MUSLIMIN PERBEDAAN PENDAPAT TIDAK MENGENAI INTI AGAMA, MEREKA SEPAKAT TENTANG: • Keesaan Tuhan. • Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Tuhan. • Kedudukan al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat yang diriwayatkan secara mutawatir. • Rukun Islam • Hal-hal yang dibawa oleh agama secara pasti dan jelas.

  40. FAKTOR PENYEBAB PERSELISIHAN KAUM MUSLIMIN DI SAMPING FAKTOR KEMANUSIAAN SECARA UMUM, PERSELISIHAN DISEBABKAN KARENA: • Fanatik kesukuan dan ke-Araban. • Perebutan kekuasaan. • Pengaruh agama lain. • Penerjemahan buku-buku filsafat. • Merebaknya pembahasan soal-soal yang pelik dan rumit. • Interpretasi terhadap ayat Mutasyabihat dalam al-Qur’an. • Jurisprudensi dalam hukum Islam.

  41. WILAYAH/LAPANGAN PERSELISIHAN KAUM MUSLIMIN ALIRAN-ALIRAN YANG BERKEMBANG DI KALANGAN KAUM MUSLIMIN DAPAT DIKATEGORIKAN DALAM TIGA WILAYAH: • POLITIK: Syi’ah, Khawarij, Jumhur. • TEOLOGI ISLAM (KALAM): Muktazilah, Asy’ariah, Maturidiah. • HUKUM ISLAM (FIKIH): Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali, Zahiri, Syi’ah.

  42. DASAR-DASAR PENGGOLONGAN DALAM TEOLOGI ISLAM EMPAT PERSOALAN POKOK: • SIFAT-SIFAT TUHAN dan peng-ESA-annya. Asy’ariyah, Karramiyah, Mujassimah, dan Muktazilah. • QADAR DAN KEADILAN TUHAN. Qadariyah, Nijariyah, Jabariyah, Asy’ariyah, Karramiah • JANJI DAN ANCAMAN, NAMA DAN HUKUM (Iman dan batas-batasnya). Murji’ah, Wa’idiyah, Muktazilah, Asy’ariyah, Karramiah. • WAHYU DAN AKAL, KEUTUSAN NABI, dan IMAMAH. Syi’ah, Khawarij, Muktazilah, Karramiyah, Asy’ariah.

  43. EMPAT ALIRAN POKOK Aliran-aliran dalam Islam itu banyak kemiripannya, oleh karena itu Asy-Syikhristani meringkasnya menjadi 4 aliran pokok: QADARIYAH SIFATIYAH KHAWARIJ SYI’AH

  44. MOTIF/SEBAB BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM DUA MOTIF BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM: • POLITIK: KHILAFAH DAN IMAMAH. • AGAMA: KEPERCAYAAN. ALIRAN POLITIK DALAM ISLAM TIDAK LAGI MURNI POLITIK SEBAGAIMANA AWAL BERDIRINYA, KARENA POLITIK DALAM ISLAM BERTALIAN ERAT DENGAN AGAMA, BAHKAN AGAMA MENJADI POROSNYA. PIKIRAN POLITIK DLM ISLAM BERKISAR SEKITAR AJARAN AGAMA BAHKAN DEKAT DGN DASAR-DASAR AGAMA.

  45. KERANGKA BERPIKIRALIRAN KALAM KERANGKA BERPIKIR TRADISIONAL: • Terikat pada dogma-dogma dan ayat-ayat yang mengandung arti zhanni. • Tidak memberikan kebebasan kepada manusia dalam berkehendak dan berbuat. • Memberikan daya yang kecil/lemah kepada akal. KERANGKA BERPIKIR RASIONAL: • Hanya terikat pada dogma yang jelas dan tegas disebut dalam al-Qur’an dan Hadis Nabi saw (dalil qath’i). • Memberi kebebasan kepada manusia dalam berbuat dan berkehendak. • Memberikan daya yang kuat kepada akal.

  46. AKIBAT PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR DAMPAK PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR MELAHIRKAN FAHAM • Antroposentris, hakikat realitas transenden bersifat intrakosmos dan impersonal. Artinya berhubungan erat dengan masyarakat kosmos, baik yang natural maupun yang supranatural dalam arti unsur-unsurnya. Manusia antroposentris sangat dinamis karena menganggap hakikat realitas transenden yang bersifat intrakosmos dan impersonal datang kepada manusia alam bentuk daya sejak lahir. Daya itu berupa potensi yang menjadikannya mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk/jahat. Manusia mempunyai kebebasan mutlak tanpa campur tangan realitas transenden. Termasuk dalam kategori ini: Qadariyah, Muktazilah, dan Syi’ah.

  47. AKIBAT PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR • Teosentris, hakikat realitas transenden bersifat suprakosmos, personal, dan ketuhanan. Tuhan adalah pencipta segala sesuatu yang ada di kosmos ini yang mampu berbuat apa saja secara mutlak. Manusia adalah ciptaanNya yang segera kembali kepadaNya. Manusia harus mampu meningkatkan keselarasan dengan realitas tertinggi dan transenden melalui ketakwaan. Menusia teosentris statis karena pasrah. Segala perbuatannya hakekatnya aktivitas Tuhan, ia tidak punya pilihan. Potensi baik dan jahat bisa datang sewaktu-waktu dari Tuhan. Termasuk dalam kategori ini adalah Jabariyah.

  48. AKIBAT PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR • Konvergensi atau Sintesis, hakikat realitas transenden bersifat supra sekaligus intrakosmos, personal dan impersonal, lahut dan nasut, mahluk dan Tuhan, baik dan jahat, fana dan abadi, konkrit dan abstrak, dan sifat-sifat lain yang dikotomis. Kosmos termasuk manusia adalah tajali atau cermin asma dan sifat-sifat realitas mutlak yang beragam itu. Eksistensi kosmos pada dasarnya adalah penyingkapan asma dan sifat-sifatNya yang azali. Daya menusia merupakan proses kerjasama antara daya yang transendental (Tuhan) dalam bentuk kebijaksanaan dan daya temporal (manusia) dalam bentuk teknis. Kebahagiaan terletak pada kemampuan membuat pendulum selalu berada di tengah antara berbagai ekstrimitas. Termasuk dalam kategori ini adalah Asy’ariyah.

  49. AKIBAT PERBEDAAN KERANGKA BERPIKIR • Nihilis, hakikat realitas transenden hanyalah ilusi. Menolak Tuhan yang mutlak, tetapi menerima berbagai variasi Tuhan kosmos. Manusia hanyalah bintik kecil dari aktivitas mekanisme dalam suatu masyarakat yang serba kebetulan. Kekuatan terletak pada kecerdikan diri manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang terbaik dari tawaran yang terburuk.

  50. KHAWARIJ • Khawarij kharaja = keluar • Khawarij = orang-orang yang keluar meninggalkan barisan Ali bin Abi Thalib karena tidak sepakat dengan keputusan Ali menerima Tahkim (arbitrase) dalam perang Siffin pada tahun 37 H/648 M • Mereka menyebut dirinya Syurah, artinya orang yang sedia mengorbankan dirinya untuk memperoleh keridaan Allah. • Disebut juga Haruriah karena pertama kali berkumpul di satu desa, dekat kota Kufah, bernama Harura. • Pemimpin pertama Khawarij: Abdullah bin Shahab ar-Rasyibi.

More Related