1 / 51

KESANTUNAN PARAGRAF

KESANTUNAN PARAGRAF. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kesantunan membuat paragraf yang berprinsip pada kesatuan , kepaduan , dan kelengkapan. Menulis Paragraf.

abril
Download Presentation

KESANTUNAN PARAGRAF

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KESANTUNAN PARAGRAF Mahasiswadiharapkandapatmemilikipengetahuantentangkesantunanmembuatparagraf yang berprinsippadakesatuan, kepaduan, dankelengkapan. KhusnulKhotimah, Universitas 45 Surabaya

  2. Menulis Paragraf Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

  3. Unsur Paragraf: • Kalimat topik atau kalimat utama; • Kalimat pengembang atau kalimat penjelas; • Kalimat penegas; • Kalimat, klausa, frasa, dan penghubung. KhusnulKhotimah, M.Pd@ Universitas 45 Surabaya

  4. Fungsi Utama Paragraf: • Untukmenandaipembukaanatauawalide/gagasanbaru, • Sebagaipengembanganlebihlanjuttentangidesebelumnya, atau • Sebagaipenegasanterhadapgagasan yang diungkapkanterlebihdahulu. KhusnulKhotimah, M.Pd @ Universitas 45 Surabaya

  5. Tahapan dalam Menulis • Tahap Prapenulisan • Tahap ini merupakan fase perencanaan atau • persiapan menulis. • Langkah-langkah: • Menentukan topik • Mempertimbangkan maksud atau tujuan • penulisan • memperhatikan sasaran karangan (pembaca) • mengumpulkan informasi pendukung • mengorganisasi ide dan informasi menjadi • kerangka karangan Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

  6. Tahap Penulisan • Tahap ini merupakan fase pengembangan • kerangka karangan menjadi karangan yang utuh • dengan struktur: • Awal karangan yang berfungsi untuk memperke – • nalkan dan sekaligus menggiring pembaca • terhadap pokok tulisan. • Isi karangan yang menyajikan topik atau ide • utama karangan, berikut hal-hal yang memper – • jelas atau mendukung ide tersebut. • Akhir karangan yang berfungsi untuk mengemba – • likan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui • perangkuman atau penekanan ide-ide penting • (simpulan dan saran) Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

  7. Tahap Pascapenulisan • Tahap ini merupakan fase penghalusan dan • penyempurnaan draft atau buram yang kita • hasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan • (editing) dan perbaikan (revisi) yang dapat • berlangsung berkali-kali. Langkah-langkah • editing dan revisi: • membaca keseluruhan karangan; • menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau • memberikan catatan bila ada hal-hal yang • harus diganti, ditambah, disempurnakan; • serta melakukan perbaikan sesuai dengan • temuan saat penyuntingan. Tahap Prapenulisan Tahap Penulisan Tahap Pascapenulisan (Editing dan Revisi)

  8. Persyaratan Paragraf yang Baik: KhusnulKhotimah, M.Pd@ Universitas 45 Surabaya

  9. Konjungsi • Konjungsiintrakalimat: dan, bersama, serta, tetapi, melainkan, atau, ataukah, sebab, karena, lantaran, hasilnya, akibatnya, akibat, demi, untuk, agar, biar, supaya, jika, jikalau, asalkan, kalau, sejak, ketika, sewaktu, saat, selama, sesudah, seusai, begitu, hingga, sungguhpun, meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun, biarpun, tanpa, dengan, bahwa, sehingga, maka, sampai, apabila, dll. • Konjungsiantarkalimat: Kemudian, bahkan, jadi, olehkarenaitu, sesudahitu, setelahitu, kecuali, malahan, bahkan, bahwasannya, namun, sebaliknya, akantetapi, meskipundemikian, sekalipundemikian, dll. Drs. Bahauddin Azmy, M.Pd @ PGSD UNIPA

  10. KhusnulKhotimah, M.Pd@ Universitas 45 Surabaya PENALARAN DALAM MENULIS Pengertian dan Jenis Penalaran

  11. Pengertian Penalaran • Penalaran (reasoning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan. ATAU • Penalaran adalah proses berpikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan atau pengalaman) dengan bahan berupa fakta, informasi, pengalaman atau pendapat para ahli (atoritas).

  12. Jenis Penalaran

  13. Penalaran Induktif Penalaran Induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum.

  14. Generalisasi atau Perampatan • Generalisasi atau perampatan adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. • Generalisasi dapat diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. • Sumbernya bisa berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial, ekonomi, atau hukum. • Dari berbagai gejala atau peristiwa itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan, atau perasaan tertentu.

  15. Rambu-rambu Menguji Hasil Generalisasi Lanjutan … • Apakah jumlah gejala atau peristiwa yang dijadikan dasar generalisasi tersebut cukup memadai? • Apakah gejala atau peristiwa yang digunakan sebagai bahan generalisasi merupakan contoh yang baik, yang dapat mewakili keseluruhan atau bagian yang dikenai genelisasi? • Seberapa banyak kekecualian yang tidak sesuai dengan generalisasi yang dilakukan? • Aapakah perumusan generalisasi itu sesuai dengan data-data yang diteliti?

  16. Contoh Lanjutan … Para peneliti dari University of Minnesota melakukan kajian untuk mencari formula yang dapat mengurangi resiko kematian akibat penyakit jantung. Mereka meneliti 34.486 wanita pascamenopause. Sebagian dari mereka diminta untuk mengkonsumsi banyak kacang-kacangan, minyak sayuran, dan margarin, yang banyak mengandung vitamin E. Dari studi itu ditemukan orang yang memakan makanan yang banyak mengandung vitamin E, memiliki resiko kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah 50% dibandingkan dengan orang yang sedikit mengkonsumsi makanan seperti itu.

  17. Analogi • Analogi yang dimaksud di sini adalah analogi induktif atau analogi logis. • Analogi induktif adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik kesimpulan. • Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik dia antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “Apa yang berlaku pada satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya.” • Dengan demikian, dasar kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial yang berhubungan erat dari dua hal yang dianalogikan.

  18. Contoh Lanjutan … Dr. Maria C. Diamond tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuhan cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya, tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan cerebral cortex yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California, menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembanan otak penggunanya.

  19. Hubungan Kausal (Sebab – Akibat) • Menurut hukum kausalitas semua gejala atau kejadian terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada satu gejala atau kejadian pun yang muncul didunia ini tanpa penyebab. • Penalaran kausalitas terwujud dalam tiga pola: sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. • Karakteristik penalaran kausalitas: • Satu atau beberapa gejala (peristiwa) yang timbul dapat berperan sebagai sebab atau akibat, atau sekaligus sebagai akibat dari gejala sebelumnya dan sebab gejala sesudahnya. • Gejala atau peristiwa yang terjadi dapat dapat ditimbulkan oleh satu sebab atau lebih, dan menghasilkan satu akibat atau lebih. • Hubungan sebab dan akibat dapat bersifat langsung dan taklangsung.

  20. Contoh Lanjutan … Ketika seorang ibu melihat awan tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang dijemurnya. Tindakannya itu didorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) pertanda akan turun hujan (akibat). Hujan (sebab) akan menjadikan pakaian yang dijemurnya basah (akibat). Pak Saeran menanam berbagai jenis bunga dan pohon di pekarangan rumahnya. Tanaman itu dirawat, disirami, dan dipupuk. Anehnya, tanaman itu bukannya semakin segar, melainkan layu bahkan mati. Tanaman yang mati di cabuti. Ia melihat ternyata akar-akarnya rusak dan dipenuh rayap. Berdasarkan temuan itu, dia menyimpulkan bahwa biang keladi rusaknya tanaman (akibat) adalah rayap (sebab).

  21. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum menuju hal-hal yang khusus.

  22. Silogisme • Silogisme adalah suatu pross penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan)yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. • Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. • Proposisi terdiri atas • premis mayor, • premis minor, dan • kesimpulan.

  23. Lanjutan … • Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. • Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. • Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.

  24. Lanjutan … • Termadalahsuatukataataufrasa yang menempatifungsisubjekatau prekikat. • Term predikatdarikesimpulanadalahterm mayor dariseluruh silogisme • Term subjekdarikesimpulanadalahterm minor. • Term yang munculpadakeduapremisdantidakmunculdalam kesimpulanadalahterm tengah, yang menghubungkankedua premis. • Contohsilogisme: Premis mayor : Kebanyakanburuhadalahpekerjakeras. Premis minor : Suhadiadalahburuh. Kesimpulan : Suhadiadalahpekerjakeras.

  25. Lanjutan … • Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan silogisme: • Sebuah silogisme hanya terdiri atas tiga proposisi, yaitu proposisi mayor, proposisi minor, dan kesimpulan. • Jika sebuah silogisme mengandung premis yang positif dan sebuah premis yang negatif (menggunakan kata tidak atau bukan), maka kesimpulannya harus negatif. • Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan. • Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika proses penyimpulannya salah. • Silogisme dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu silogisme kategorial, silogisme kondisional, dan silogisme alternatif.

  26. Lanjutan … • SilogismeKategorial. Contoh : Premis mayor : Semuacendekiawanadalahpemikir. Premis minor : Ahmad adalahcendekiawan. Kesimpulan : Jadi, Ahmad adalahpemikir. • SilogismeKondisionalatauhipotetis (pengandaian). Contoh: Premis mayor : Kalau rupiah mengalamidevaluasiharga-hargabarang akannaik. Premis minor : Rupiah mengalamidevaluasi. Kesimpulan : Harga-hargabaangakannaik. • SilogismeAlternatif. Contoh: Premis mayor : Penyebabkegagalanpanensekarangadalahkekurangan air atauhama. Premis minor : Penyebabkegagalanpanensekarangbukanhama. Kesimpulan : Sebabitu, kegagalanpanensekarangadalahkekurangan air.

  27. Entimem • Entimem adalah silogisme yang diungkap secara taklengkap demi alasan kepraktisan, di mana bagian silogisme yang dianggap telah dipahami dihilangkan. • Contoh: “Pak Jadam adalah rentenir, yang mengisap darah orang yang dilanda kesusahan.” Jika silogisme tersebut dinyatakan secara lengkap adalah sbb.: Premis mayor : Semua rentenir adalah pengisap darah orang yang dilanda kesusahan. Premis minor : Pak Jadam adalah rentenir. Kesimpulan : Jadi, Pak Jadam adalah pengisap darah orang yang dilanda kesusahan.

  28. Generalisasi yang terlalu luas Kerancuan analogi Kekeliruan kausalitas Kesalahan relevansi (karena kekurangpahaman, pengabaian, atau penyembunyian masalah yang sesungguhnya) Penyandaran terhadap prestise seeorang Salahnalar (reasoningataufallacy) adalahkekeliruandalamprosesberpikirkarenakelirumenafsirkanataumenarikkesimpulan. Kekeliruanitudapatterjadikarenafaktoremosional, kecerobohan, atauketidaktahuan. Salah Nalar

  29. RAGAM WACANA DESKRIPSI (Pemerian) NARASI (Penceritaan atau Pengisahan) EKSPOSISI (Paparan) ARGUMENTASI (Pembahasan atau Pembuktian) PERSUASI

  30. DESKRIPSI (PEMERIAN) Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya imajinasi pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami orang penulisnya.

  31. NARASI Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya pada karya prosa atau drama, biogarafi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.

  32. EKSPOSISI • Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. • Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya. • Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang akan disampaikannya.

  33. ARGUMENTASI • Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. • Karena tujunnya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektian dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapuskan konflik dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulisnya. • Corak karangan seperti ini adalah hasil penilaian, pembelaan, dan timbangan buku.

  34. PERSUASI • Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulis. • Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu kebenaran, peersuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. • Seperti dalam argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti dan fakta. Hanya saja dalam persuasi, hal itu digunakan seperlunya atau kadangkala dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca bahwa apa yang disampaikan si penulis tiu benar.

  35. JENIS WACANA FIKSI NONFIKSI Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Contoh cerpen, novel, dan naskah drama. Nonfiksimerupakanhasilkegiatanpenulisan yang mengandalkanlogikadanpengamatanpenulisnya. Olehkarenaitu, dapatdikatakanbahwatulisannonfiksicenderungbersifatlogisdanempiris. Contohmakalah, artikel, danlaporanpenelitian.

  36. ALINEA/PARAGRAF • Pengertian • Struktur • Persyaratan • Jenis • Pengembangan • Alineaatauparagrafadalahsatuanbentukbahasasebagaibagiandarisuatukarangan yang biasanyaterdiriatasbeberapakalimat yang berkaitansecarautuhdanpadusertamembentuksatukesatuanpikiran.

  37. Bagan Alinea/ Paragraf Ide Kalimat 1 Ide Kalimat 1 Ide alinea/ paragraf Ide Kalimat 2 Ide Kalimat 3 Ide kalimat 2 Ide Kalimat 3 Ide Kalimat 4

  38. Ciri-ciri Kalimat Topik • Mengandungpermasalahan yang potensialuntukdirincidandiuraikanlebihlanjut. • Merupakankalimatlengkap yang dapatberdirisendiri. • Mempunyaiarti yang cukupjelastanpaharusdihubungkandengankalimat lain. • Dapatdibentuktanpabantuankatasambungdanfrasatransisi.

  39. Ciri-ciri Kalimat Penjelas • Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti). • Arti kalimat ini kadangkala baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea/paragraf. • Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi. • Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik.

  40. BaganStrukturAlinea/Paragraf Tujuan Penulisan B A D A N K A R A N G A N

  41. Persyaratan Alinea/Paragraf • Kesatuan, menunjukkan pengertian bahwa kalimat-kalimat yang ada dalam satu paragraf mendukung satu tema/pikiran pokok/pikiran utama/gagasan utama (mean idea). • Kepaduan (koherensi), mengacu kepada hubungan yang harmonis (logis dan padu) antarkalimat dalam paragraf. Kepaduan dapat diwujudkan dengan cara repetisi, jasa kata ganti dan kata sambung, serta frasa penghubung.

  42. SENARAI KATA DAN FRASA PENGHUBUNG SEBAGAI PENGAIT ALINEA

  43. Bagan Kesatuan dan Kepaduan Alinea/Paragraf ku kp b a kp kp kp a : kesatuan, b : kepaduan, ku : kalimat utama, kp : kalimat penjelas

  44. Pengembangan Alinea/Paragraf • Cara Definisi • Cara Proses • Cara Urutan Waktu/Kronologis • Cara urutan Tempat • Cara Contoh • Cara Umum-Khusus • Cara Pertentangan • Cara Perbandingan • Cara Analogi • Cara Sebab Akibat • Cara Klasifikasi

  45. Jenis Alinea/ Paragraf • Menurutposisikalimattopiknya: • alinea/paragrafdeduktif, jikakupadaawalalinea • alinea/paragrafinduktif, jikakupadaakhiralinea • alinea/paragrafdeduktif-induktif, jikakupadaawaldanakhiralinea • alinea/paragrafpenuhkalimattopik, jikakupadaseluruhalinea

  46. Lanjutan … • Menurut sifat isinya: • alinea/paragraf persuasif, jika isi alinea mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca; • alinea/paragraf argumentatif, jika isi alinea membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung; • alinea/paragraf naratif, jikaisi alinea menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita; • alinea/paragraf deskriptif, jika isi alinea melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa; • alinea/paragraf ekspositoris, jikaisi alinea memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.

  47. Lanjutan … • Menurut fungsinya dalam karangan: • alinea/paragraf pembuka, berfungsi untuk menghantarkan pokok pembicaraan, menarik minat dan perhatian pembaca, menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan; • alinea/paragraf pengembang, berfungsi untuk mengemukakan inti persoalan, memberi ilustrasi atau contoh, menjelaskan hal yang akan diuraikan pada alinea berikutnya, meringkas alinea sebelumnya, dan mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan; • alinea/paragraf penutup, berisi simpulan bagian atau seluruh karangan, atau pernyataan kembali isi karangan agar lebih jelas.

  48. NONFIKSI Kemampuan Lanjut dalam Kegiatan Menulis: Merencanakan Tulisan Fiksi dan Nonfiksi FIKSI Fiksi merupakan hasil kegiatan kreatif-imajinatif penulisnya yang berupa karya tulis yang biasanya digolongkan ke dalam tulisan kesastraan. Contoh cerpen, novel, dan naskah drama. Nonfiksimerupakanhasilkegiatanpenulisan yang mengandalkanlogikadanpengamatanpenulisnya. Olehkarenaitu, dapatdikatakanbahwatulisannonfiksicenderungbersifatlogisdanempiris. Contohmakalah, artikel, danlaporanpenelitian.

  49. Merencanakan Tulisan Fiksi • Perencanaan penulisan fiksi tidak sama bagi setiap pengarang: ada yang inspirasi muncul tiba-tiba, ada yang harus mencari inspirasinya dengan cara berkelana, ada yang harus menekuni berbagai bahan di perpustakaan, dll. • Yang paling umum sebuah fiksi direncanakan dengan cara menulis sinopsis cerita terlebih dahulu, kemudian baru dikembangkan dalam bentuk cerita pendek, novel, atau naskah drama.

  50. Merencanakan Tulisan Nonfiksi • Pemilihan topik: • menarik dan dikuasai, • aktual, • didukung bahan yang memadai, dan • sesuai dengan ruang lingkup. • Perumusan tujuan penulisan: • memberi penjelasan, • mempengaruhi sikap pembaca, atau • menginginkan pembaca melakukan sesuatu.

More Related