1 / 44

Ekonomi Islam " Teori Konsumsi "

Tugas Persentasi Ekonomi Islam tentang Teori Konsumsi STIE-AHMAD DAHLAN CIMONE-TANGERANG

Joahsyah
Download Presentation

Ekonomi Islam " Teori Konsumsi "

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  2. Kelompok 2 Johansyah Supraptomo YuyumNashriyah Ely AgusNosixPurnomo ChaviaSagitaDiniAnggrit Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  3. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  4. 1. TEORI KONSUMSI • MaslahahdalamKonsumsi • HukumUtilitasdanMaslahah • KeseimbanganKonsumen • HukumPermintaandanPenurunanKurvaPermintaan Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  5. TeoriKonsumsi Konsumsi… ? Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  6. TeoriKonsumsi Konsumsisecaraumumdidefinisikandenganpenggunaanbarang/jasauntukmemenuhikebutuhanmanusia. Dalamkonsumsiislamkonsumsijugamemilikipengertianygsama, tapimemilikiperbedaandalamsetiapygmelingkupinya. Konsumsidalamekonomi Islam adalahupayamemenuhikebutuhanbaikjasmanimaupunrohanisehinggamampumemaksimalkanfungsikemanusiaannyasebagaihamba Allah SWT untukmendapatkankesejahteraan/kebahagiaandidunia & akhirat (falah). Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  7. TeoriKonsumsi Perbedaannya… ? Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  8. TeoriKonsumsi Perbedaanygmendasardgnkonsumsiekonomikonvensionaladalahtujuanpencapaiandarikonsumsiitusendiri, carapencapaiannyaharusmemenuhikaidahpedomansyariahislamiyyah. Konsumsidalam Islam bukanberarti “memenuhi” keinginan libido saja, tetapiharusdisertaidengan “niat” supayabernilaiibadah Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  9. TeoriKonsumsi Tujuankonsumsidalamislamadalahuntukmewujudkanmaslahahduniawidanukhrawi. Artinyamanusiamakandanminum agar bisaberibadahkepada Allah SWT Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  10. Maslahah dalamKonsumsi Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  11. MaslahahdalamKonsumsi Maslahah Secaraetimologi, maslahahsendiriberasaldarikatasholaha yang memilikiartifaedah, kepentingan, manfaat, dankemaslahatan. Imam Shatibimenggunakanistilahmaslahah, ygmaknanyalebihluasdarisekedar utility (kepuasan) dalamterminologiekonomikonvensional. Maslahahmerupakantujuanhukumsyarayg paling utama Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  12. MaslahahdalamKonsumsi • Kandungaanmashlahahterdiridarimanfaaat & berkah. dlmhalperilakukonsumsi, seorangkonsumenakanmempertimbangkanmanfaat & berkahygdihasilkandarikegiatankonsumsinya. Konsumenmerasakanadanyamanfaatsuatukegiatankonsumsiketikaiamendapatkanpemenuhankebutuhanfisik/psikis/material. disisi lain, berkahakandiperolehnyaketikaiamengkonsumsibarang/jasaygdihalalkanolehsyariat Islam. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  13. MaslahahdalamKonsumsi Hamburger VS Cimol Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  14. MaslahahdalamKonsumsi PadaIntinyaSesuaikonsep Islam Maslahahmemilikiduakandunganyaitumanfaatdanberkah. Manfaatberartidapatmemenuhikebutuhankonsumen, berkahberartibarokah. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  15. HukumUtilitasdanMaslahah Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  16. HukumUtilitasdanMaslahah HukumPernurunanUtilitas Marginal Dalamkonsepilmuekonomikonvensionaldikenalhukumpenurunan marginal utilitas(law of diminishing marginal utility). Hukum  Marginal Utilitas : “Hukuminimengatakanbahwajikaseseorangmengkonsumsisuatubarangdenganfrekuensi yang berulang-ulang, makanilaitambahankepuasandarikonsumsiberikutnyaakansemakinmenurun”. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  17. HukumUtilitasdanMaslahah • HukumMengenaiMashlahah Maslahahdlmkonsumsitidakseluruhnyasecaralangsungdptdirasakan, terutamamashlahahakhirat / berkah. maslahahduniamanfaatnyasudahdapatdirasakansetelahkonsumsi. • Dalamhalberkahdenganmeningkatkanyafrekuensikegiatan, makatidakakanadapenurunanberkahkarenapahalaygdiberikanatasibadahmahdhahtidakpernahmenurun. Sedangkanmashlahahduniaakanmeningkatdgnmeningkatnyafrekuensikegiatan, namunpada level tertentuakanmengalamipenurunan. Hal inidikarenakantingkatkebutuhanmanusiadiduniaadalahterbatassehinggaketikakonsumsidilakukanberlebih-lebihan, makaakanterjadipenurunanmashlahahduniawi. dgndemikian, kehadiranmashlahahakanmemberiwarnadarikegiatanygdilakukanolehkonsumenmukmin. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  18. HukumUtilitasdanMaslahah Maslahah marginal dariIbadahMahdah Berkahygdiperolehdariibadahmahdah, nilaipahala/tidakakanberkurangdengansemakintingginyafrekuensimelakukanibadah , sehinggamaslahahtotalnyaakanmeningkat Maslahah marginal darikonsumsi Maslahah marginal darikonsumsibesarnyatergantungkpdjeniskonsumsiygdilakukandgnniatibadahmakaakanmendapatkanmanfaatdanberkahsekaligus, tetapibilatidakhanyaakanmendapatkanmanfaatsaja Dan karenaadanyaberkahmakamaslahah marginal darikonsumsidgnniatibadahakanmeningkat Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  19. HukumUtilitasdanMaslahah Preferensiterhadapmaslahah Besarnyamaslahahygdidapatolehkonsumendipengaruhiolehtingkatpreferensi (preference level) dantingkatperhatiankonsumen (awareness level) kepadamaslahah, semakintinggipreferensidanperhatiankonsumenmakasemakinbesarmaslahahygakandiperoleh Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  20. KeseimbanganKonsumen Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  21. KeseimbanganKonsumen Keseimbangankonsumenmerupakansuatupencapaiankepuasankonsumen yang maksimum yang menyebabkankonsumentidaklagiberusahauntukmenentukangabunganbarang lain yang akandigunakannya. Tingkat keseimbangan adalah tingkat pendapatan dimana pengeluaran yang direncanakan adalah sama dengan pengeluaran yang sebenarnya, sehingga tidak terdapat penimbunan atau pengurangan persediaan secara tidak sengaja. Dalam ekonomi Islam, setiap pelaku ekonomi Islam selalu menaruh perhatian pada mashlahah sebagai tahapan dalam mencapai tujuan ekonominya, yaitu falah. Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  22. HukumPermintaandanPenurunanKurvaPermintaan Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  23. Hukumpermintaandanpenurunankurvapermintaan Hukumpermintaan: semakinrendahhargasuatuproduk, barangataujasa, makasemakinbanyakjumlahproduk, barangataujasa yang diminta. Jikahargaproduk, barangataujasatinggi, makapermintaanmenurun. Ket : Intinyahargasemakintinggi, permintaanturun. Hargarendah – permintaannaik Ekonomi Islam, Kelompok 2 STIE – Ahmad Dahlan

  24. 2. ANALISIS PERMINTAAN a • Pendekatan Iso – Mashlahah • Efek Berkah pada Pilihan Optimal • Efek Substitusi dan Efek Pendapatan dari Perubahan Harga • Analisis Elastisitas Permintaan

  25. Pendekatan Iso - Mashlahah • Karakteristik Iso-Mashlahah iso-mashlahah adalah kondisi dimana setiap titik kombinasi barang yang ada pada suatu kurva mashlahah mempunyai tingkat mashlahah yang sama. Pada saat mengkonsumsi barang halal dan thoyyib, semakin tinggi frekuensi kegiatan, maka akan semakin banyak mashlahah yang akan diperoleh.

  26. Kurva iso maslahah dengan kandungan berkah setingkat Kurva iso maslahah dengan kandungan berkah tidak setingkat

  27. Kemampuan Substitusi Antarbarang • domain dari konsumsi islami adalah barang yang kandungan berkahnya positif. Sehingga, substitusi antarbarang hanya terjadi pada barang yang sama-sama halal sebagai kandungan berkah minimum. • Kemampuan substitusi antarbarang pada konsumsi islami, dilihat dari nilai absolut dari slope kurva IM.

  28. Dari persamaan diatas, diperolah bahwa kemampuan barang X mensubstitusi barang Y bergantung pada kandungan manfaat dan berkah dari barang tsb. Perlu diingat bahwa nilai marginal manfaat selalu menurun, sedangkan marginal berkah bersifat non-decreasing. Implikasinya, marginal mashlah memiliki beberapa kemungkinan yaitu konstan, meningkat dan menurun

  29. Kemampuan Substitusi Antararang • Substitusi menurun terjadi jika berkah marginal (MB) suatu barang bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dari tingkat decreasing manfaat duniawinya (MF). • Substitusi konstan terjadi jika berkah marginal (MB) bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang sama dengan tingkat penurunan manfaat duniawi (MF). • Substitusi meningkat terjadi jika marginal berkah (MB) bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dari tingkat penurunan manfaat duniawi (MF).

  30. Batasan Individu dan Etika dalam Konsumsi Dalam menentukan pilihan konsumsi terhadap barang halal, seorang konsumen akan menghadapi 3 kendala, yaitu: Kendala anggaran (budget constraint), yaitu bahwa seseorang tidak dapat membeli barang yang dibutuhkan jika anggaran yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan hal tersebut. Kendala israf(israf constraint), yaitu larangan adanya tindakan berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi suatu macam barang. Mempertimbangkan kebutuhan orang lain, yaitu adanya tuntunan Islam agar memperhatikan kebutuhan orang lain, seperti kerabat, tetangga, fakir miskin, anak yatim dsb.

  31. Pengaruh Perubahan Pendapatan pada Kurva Anggaran. • Pendapatan memiliki dampak langsung terhadap kemampuan mengkonsumsi barang. Jika pendapatan naik, maka besarnya anggaran untuk konsumsi juga naik (AB bergerak ke atas). Sedangkan, jika pendapatan turun, maka besarnya anggaran untuk konsumsi juga turun (AB bergeser ke bawah).

  32. Efek perubahan harga terhadap kurva anggaran • Penurunan harga pada salah satu barang • Penurunan Harga pada Kedua Barang

  33. Kendala Israf • Dalam ajaran Islam, seorang individu tidak boleh membelanjakan pendapatannya secara berlebihan (israf). Dengan demikian, kendala anggaran baru merupakan necessary condition, sedangkan kendala israf merupakan sufficient condition. • Secara umu, kriteria israf ini berbeda untuk masing-masing individu tergantung pendapatannya masing-masing. Seseorang yang memiliki pendapatan tinggi, batasan israf juga semakin tinggi.

  34. Efek Berkah pada Pilihan Optimal • Kandungan berkah sangat mempengaruhi preferensi konsumen pada saat akan mengkonsumsi barang. • Pada mulanya, konsumen telah mencapai mashlahah optimum pada (X1,Y1), kemudian barang X mengalami peningkatan kandungan berkah. Dengan adanya tambahan kandungan berkah pada barang X menyebabkan konsumen lebih menyukai barang X. Perubahan preferensi ini ditunjukkan dengan perubahan IM dari IM0 menuju IM1.

  35. Efek Pendapatan dan Efek Substitusi dari Perubahan Harga

  36. Efek Pendapatan • Efek pendapatan adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan riil konsumen. • Pada umumnya, pendapatan memiliki dampak positif terhadap permintaan. Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi permintaan akan suatu barang. • Dengan demikian, adanya peningkatan harga suatu barang, akan memiliki efek pendapatan yang negatif (menurunkan jumlah barang yang diminta) karena pendapatan riil konsumen mengalami penurunan.

  37. Efek Substitusi dari Peubahan Harga • Efek substitusi adalah perubahan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan permintaan terhadap barang lain. Seorang konsumen islami, akan melakukan substitusi, jika mashlaha total yang diharapkan akan meningkat, baik mashlaha yang duniawi (manfaat) maupun kandungan berkahnya. • Adanya kenaikan harga suatu barang bisa dipandang sebagai penurunan mashlahah total karena dengan dengan anggaran yang sama, konsumen akan mendapatkan manfaat yang lebih rendah atas barang yang dikonsumsinya. • Adanya kenaikan harga barang, akan memiliki beberapa kemungkinan efek substitusi tergantung kandungan mashlahah pada barang tersebut.

  38. Kemungkinan efek substitusi suatu barang • Harga Naik, Kandungan Mashlaha Tetap Jika ada kenaikan harga tetapi kandungan mashlahahnya tetap, efek substitusi berdampak negatif terhadap jumlah permintaan. Misal, jika harga beras lokal naik, konsumen akan berpindah membeli beras impor. Dalam hal ini, konsumen mensubstitusi beras lokal dengan beras impor untuk mendapatkan mashlahah total yang lebih tinggi. • Harga Naik, Kandungan Mashlaha Turun Jika harga naik dan kandungan mashlahahnya turun, sudah pasti konsumen akan menurunkan permintaannya. Dalam hal ini, efek substitusi dari kenaikan harga adalah negatif terhadap permintaan. Contoh, naiknya harga kayu karena kelangkaan akibat illegal logging.

  39. Harga Naik, Kandungan Mashlaha Naik Jika harga barang naik tetapi mashlahahnya juga naik, konsumen belum tentu akan menurunkan permintaan. Konsumen akan mempertimbangkan efek mana yang lebih dominan, apakah tambahan kandungan mashlahah atau penurunan jumlah barang karena kenaikan harga. Misalnya, kenaikan harga bawang merah Brebes karena adanya penggantian pupuk kimia dengan organik.

  40. Analisis Elastisitas Permintaan

  41. Elastisitas Harga Permintaan • Elastisitas harga permintaan adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Elastisitas harga permintaan bisa dipandang sebagai derajat sensitivitas jumlah barang yang diminta dalam memberikan respon terhadap perubahan harga barang. • Elastisitas dapat dibedakan menjadi elastisitas pada kondisi permintaan tertentu (elastisitas titik) dan elastisitas rata-rata antardua keadaan atau lebih (elastisitas busur). • Konsumen yang rasional cenderung memiliki elastisitas harga permintaan yang unit elastis (ɛ=1), atau bersifat netral terhadap harga sepanjang tidak ada perubahan kandungan mashlahah karena sifat konsumen Islami yang mashlahah maximizer.

  42. Elastisitas Harga Permintaan • Elastisitas pendapatan permintaan adalah perubahan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan pendapatan individu. • Pada elastisitas pendapatan permintaan tidak dikenal istilah elastis dan inelastis sebagaimana pada elastisitas harga permintaan, tetapi dibedakan terhadap jenis barang menjadi elastisitas pendapatan permintaan terhadap barang inferior; terhadap barang normal; dan terhadap barang superior. • Barang inferior adalah jenis barang yang jika pendapatan seseorang meningkat, permintaan akan barang tersebut justru menurun (contoh: beras miskin atau raskin). Barang normal adalah barang yang permintaannya sejalan dengan pendapatan (contoh: buku kuliah). Sedangkan barang superior adalah barang yang permintaannya naik lebih besar dari presentase kenaikan pendapatan.

  43. Elastisitas Harga Permintaan • Elastisitas berkah permintaan adalah perubahan jumlah barang yang diminta yang karena adanya perubahan kandungan berkah pada barang tersebut. • Elastisitas berkah permintaan memiliki nilai positif atau > 0 yang menunjukkan bahwa peningkatan kandungan berkah pada suatu barang akan mampu meningkatkan jumlah barang yang diminta meskipun harga barang dan pendapatan konsumen tidak berubah. Misal, pada setiap penjualan es krim Walls, sebesar seratus rupiah akan disumbangkan untuk beasiswa.

More Related