E N D
AndinnyaCesaliaPutri (1102014024) Pembimbing dr. Ilham Priharto, Sp. THT-KL REFERAT SINUSITIS
Kelompok Anterior • sinus frontalis • Sinus maksila • Sinus etmoid anterior • Bermuara di meatus media • Kelompok Posterior • Sinus etmoid posterior • Sinus sphenoid • ostiumnyaterletak di meatus superior.
Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal, bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.
EPIDEMIOLOGI SINUSITIS Data dariDivisiRinologiDepartemen THT RSCM JanuariAgustus 2005 menyebutkanjumlahpasienrinologipadakurunwaktutersebutadalah 435 pasien, 69% nyaadalah sinusitis” MAPS Dapatterjadipadasemuaras, jeniskelamin, dansemuakelompokumur. Jarangmenancamjiwa, tetapidapatmenimbulkankomplikasikeorbitadanintrakranial.
PATOFISIOLOGI Padadasarnyapatofisiologidari sinusitis dipengaruhioleh 3 faktor Mukusmengandungsubstansiantimikrobialdanzat-zat yang berfungsisebagaipertahananterhadapkuman yang masukbersamaudarapernafasan
MANIFESTASI KLINIS Gejala Subjektif
MANIFESTASI KLINIS GejalaObjektif • International Conference on Sinus Disease (1995). • Rinosinusitis didiagnosa apabila dijumpai dua atau lebih gejala mayor atau 1 gejala mayor dan 2 gejala minor.
DIAGNOSIS • keluhan utama sinusitis akuthidung tersumbat disertai nyeri/rasa tekanan pada muka dan ingus purulen, yang sering sekali turun ke tenggorok (post nasal drip), nyeri atau rasa tekanan di daerah sinus yang terkena, nyeri padatempat lain (reffered pain). • Gejala sistemikdemam dan lesu • Sinusitiskroniklebih sulit didiagnosis dibandingkan dengan sinusitis akut. Gejala seperti demam dan nyeri pada wajah biasanya tidak ditemukan pada pasien sinusitis kronik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Posisi Waters Foto Polos Kepala • posisi Waters, PA, dan Lateral umumnya hanya mampu menilai kondisi sinus - sinus besar seperti sinus maksila dan frontal. • Gambaran berupa : • Penebalan mukosa, • Opasifikasi sinus ( berkurangnya pneumatisasi) • Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi pus Posisi PA Gambaran air fluid level pada sinus maxilla Posisi Lateral Gambaran air fluid level pada sinus maxilla
PEMERIKSAAN PENUNJANG CT Scan Sinus • gold standard memberikan gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada mukosa dan variasi antominya yang relevan untuk mendiagnosis sinusitis kronis maupun akut Foto CT scan posisi coronal memperlihatkan gambaran penebalan dinding mukosa di sinus maxilla kanan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM Nasoendoskopi • mempermudah dan memperjelas pemeriksaan karena dapat melihat bagian-bagian rongga hidung yang berhubungan dengan faktor lokal penyebab sinusitis. • dapat melihat kelainan septum nasi, meatus media, konka media dan inferior, juga dapat mengetahui adanya polip atau tumor. • darah lengkap juga diperlukan sebagai acuan pembanding. • kultur darah dan kultur darah fungal sangat diperlukanpadakasusberat • Tes alergi diperlukan untuk mencari penyebab penyakit yang mendasari.
KOMPLIKASI SINUSITIS • Fokkens W, Lund V, Mullol J, et al. European position paper on rhinosinusitis and nasal polyps. Rhinology, 2007; 45(suppl 20): 1-139.
TATALAKSANA SINUSITIS JAMUR Terapiuntuk sinusitis jamur invasive adalahpembedahan, debridemen, anti jamursistemikdanpengobatanterhadappenyakitdasarnya. Obatstandar amfoterisin B, dapatditambahkanrifampisinatauflusitosin
Onset tiba-tiba dari 2 atau lebih gejala, salah satunya termasuk hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek; sekret hidung anterior/ posterior; ± nyeri/ rasa tertekan di wajah;Penghidu terganggu/ hilang Pemeriksaan: Rinoskopi Anterior Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan • Keadaan yang harus segera di rujuk/ dirawat • Edema periorbita • Pendorongan letak bola mata • Penglihatan ganda • Oftalmoplegi • Penurunan visus • Nyeri frontal unilateral atau bilateral • Bengkak daerah frontal • Tanda meningitis atau tanda fokal neurologis Gejala kurangdari 5 hari atau membaik setelahnya Gejala menetap atau memburuk setelah 5 hari Common cold Sedang Berat Pengobatan simtomatik Steroid topikal Antibiotik + steroid topikal Tidak ada perbaikan setelah 14 hari Tidak ada perbaikan dalam 48 jam Perbaikan dalam 48 jam Rujuk ke dokter spesialis Teruskan terapi untuk 7-14 hari Rujuk ke dokter spesialis Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada dewasa untuk pelayanan kesehatan primer berdasarkan European Position Paper on Rhinosinusitisnand Nasal Polyps 2007
2 atau lebih gejala, salah satunya berupa hidung tersumbat/ obstruksi/ kongesti atau pilek; sekret hidung anterior/ posterior; ± nyeri/ rasa tertekan di wajah;Penghidu terganggu/ hilang Pemeriksaan: Rinoskopi Anterior Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan • Pikirkan diagnosis lain : • Gejala unilateral • Perdarahan • Krusta • Gangguan penciuman • Gejala Orbita • Edema Periorbita • Pendorongan letak bola mata • Penglihatan ganda • Oftalmoplegi • Nyeri kepala bagian frontal yang berat • Bengkak daerah frontal • Tanda meningitis atau tanda fokal neurologis fokal Tersedia Endoskopi Polip Tidak ada polip Endoskopi tidak tersedia Investigasi dan intervensi secepatnya Pemeriksaan Rinoskopi Anterior Foto Polos SPN/ Tomografi Komputer tidak direkomendasikan Ikuti skema polip hidung Dokter Spesialis THT Ikuti skema Rinosinusitis kronik Dokter Spesialis THT Rujuk Dokter Spesialis THT jika Operasi Dipertimbangkan Steroid topikal Cuci hidung Antihistamin jika alergi Reevaluasi setelah 4 minggu Perbaikan Tidak ada perbaikan Lanjutkan terapi Rujuk spesialis THT Skema penatalaksanaan rinosinusitis kronik dengan atau tanpa polip hidung pada dewasa untuk pelayanan kesehatan primer dan dokter spesialis non THT berdasarkan European Position Paper on Rhinosinusitisnand Nasal Polyps 2007
PENCEGAHAN • Pencegahan yang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas • segera kunjungi dokter bila terdapat gejala-gejala yang mungkin merupakan gejala sinusitis. Diagnosa dan pengobatan secara dini dan tepat akan mempercepat kesembuhan penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA Bell GW, Joshi BB and Macleod RI. (2011)Maxillary sinus disease: diagnosis and treatment. British Dental Journal. . 210: (3). 113-118. Boies ET. Sinusitis. In: Harwood-Nuss A, Wolfson AB, Linden CA, Shepherd SM, Stenklyft PH (2001). The Clinical Practice of Emergency Medicine. 3rd ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins Publishers. Desrosiers M. Evans GA. Keith PK. Wright ED, Kaplan A, Ciavarella A. Doyle PW, Javer AR, et al. (2011) Canadian clinical practice guidelines for acute and chronic rhinosinusitis. Allergy, Asthma & Clinical Immunology. 2011. 7:2.p.1-38. Dykewicz MS, Hamilos DL February (2010). Rhinitis and Sinusitis. The Journal of Allergy and Clinical Immunology. 125: S103–15. Fokkens W, Lund V, Mullol J. (2007) European Position Paper on Nasal Polyps. Hilger, Peter A.(1997) Penyakit pada Hidung. In: Adams GL, Boies LR. Higler PA, editor. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC; .p.200. Leung, Katial. (2008) The Diagnosis and Management of Acute and Chronic Sinusitis. Lawanil AK. (2007). Acute and Chronic Sinusitis. Current Diagnosis and Treatment in Otolaringology. 2nd Edition. New York : Departement of Otolaringology New York University School Of Medicine. Mangunkusumo, Endang dan Nusjirwan Rifki.(2008). Sinusitis. In: Soepardi EA, Iskandar N (eds). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 7th Ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;.pp.150-154 Neil EH, Peter GS. (2000). Sinusitis. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke 16. Philadelphia: WB Saunders; . h. 1264.