1 / 32

Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok 2010

Kultur organ tumbuhan. Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok 2010. KELOMPOK 1. Sejarah kultur organ. DEFINISI.

yestin
Download Presentation

Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok 2010

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Kultur organ tumbuhan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Depok 2010

  2. KELOMPOK 1

  3. Sejarah kultur organ

  4. DEFINISI kultur yang diinisiasi dari organ-organ tanaman seperti: pucuk terminal dan aksilar, meristem, daun, batang, ujung akar, bunga, buah muda, dan embrio.

  5. Aplikasi kultur meristem

  6. Kultur Tunas Pucuk

  7. Kultur Embrio

  8. Embrio yang dikulturkan berada dalam kondisi sebagai berikut:

  9. PENGGANDAAN TUNAS ABACA MELALUI KULTUR MERISTEM Aman Suyadi, Aziz Purwantoro dan Sri Trisnowati Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 11-16

  10. LATAR BELAKANG Efektifitas zat pengatur BAP dan NAA pada penggandaan tunas Pisang abaca (Musa textilis Nee), melalui kultur meristem belum diketahui secara pasti sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

  11. TUJUAN Mengevaluasi pengaruh kombinasi zat pengatur tumbuh BAP dan NAA serta menentukan konsentrasi kombinasi zat pengatur tumbuh tersebut yang tepat untuk penggandaan tunas pada kultur meristem Pisang abaca (Musa textilis Nee).

  12. BAHAN DAN METODE • meristemapikal yang diisolasidarimata tunasPisang abaca (Musa textilisNee), yang dihasilkandiLaboratoriumKulturJaringanUniversitasMuhammadiyahPurwokerto. • detergen, air, 70 % etanol, 70 % bayclinakuadessteril, medium dasar MS. • BAP dengan 4 tarafkonsentrasimasing-masing : 0 M (B0), 10-7 M (B7), 10-6 M (B6) dan 10-5 M (B5) • NAA dengan 3 tarafkonsentrasimasing-masing : 0 M (N0), 10-7 M (N7), 10-6 M (N6), dan 10-5 M (N5). Metode yang digunakanialahkulturmeristem BAHAN METODE

  13. TAHAPAN KERJA Mata tunas ditanam pada medium dasar MS, tunas mikro yang tumbuh digunakansebagai sumbermeristem. mata tunas Pisang abaca (Musa textilisNee), dikupas 3-4 lapis hinggaberukuran 1 x 1,5 cm Mata tunas disterilisasi dengandetergen, 70% alkohol, 70% bayclin, dandibilasakuadessteril Penggandaan tunas melaluiinduksi tunas dengankombinasiperlakuan BAP dengan 4 tarafkonsentrasimasing-masing : 0 M (B0), 10-7 M (B7), 10-6 M (B6) dan 10-5 M (B5) NAA dengan 3 tarafkonsentrasimasing-masing : 0 M (N0), 10-7 M (N7), 10-6 M (N6), dan 10-5 M (N5).

  14. Tahapan Kerja Cont.... Perlakuandikombinasikansecarafaktorialdalamrancanganacakkelompoklengkaptanpakontroldengantigaulangan. Setiap unit perlakuanmenggunakan 5 botolkultur yang ditanamisatu tunas mikrountuksetiapbotol. Pengamatan dilakukan setelah 5 minggu. Parameter yang digunakan; Jumlahtunas, panjang tunas danjumlahdaunpada sub kultur I dan sub kultur II . Data hasilpengamatandianalisisdenganuji F padatingkatkepercayaan 95%, jikamenunjukkanadanyaperbedaan yang nyatamakadilanjutkandenganuji Beda NyataTerkecil (BNT) padatarafkepercayaan 95%.

  15. Hasil dan Pembahasan Kombinasi konsentrasi BAP dan NAA berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, panjang tunas, dan jumlah daun, baik pada sub kultur 1, maupun pada sub kultur 2. Jumlah tunas Jumlah tunas terbanyak diperoleh pada kombinasi perlakuan B5N7 (10-5 BAP dan 10-7 NAA) yaitu 5,07 buah pada sub kultur 1 dan 4,37 buah pada sub kultur 2 Jumlah tunas paling sedikit diperoleh pada kombinasi perlakuan BoN6 (0 M BAP dan 10-6 NAA) sebanyak 2,40 buah pada sub kultur 1 dan kombinasi perlakuan B6N6 (10-6 M BAP dan 10-6 M NAA)sebanyak 1,46 buah pada sub kultur 2

  16. Panjang tunas • Tunas terpanjang diperoleh pada kombinasi perlakuan B7N7 (10-7 M BAP dan 10-7 M NAA) yaitu 4,96 cm pada sub kultur 1 dan B7N0 (10-7 M BAP dan 0 M NAA) sepanjang 3,57 cm. • Tunas terpendek diperoleh pada kombinasi perlakuan B5N6 (10-5 M BAP dan 10-6 M NAA) yaitu 1,62 cm pada sub kultur 1 dan B5N7 (10-5 M BAP dan 10-7 M NAA) sepanjang 1,41 cm pada sub kultur 2.

  17. Jumlah daun • Jumlah daun terbanyak diperoleh pada kombinasi perlakuan B5N7 (10-5 M BAP dan 10-7 M NAA) pada sub kultur 1 dan 2 masing-masing sebanyak 6 dan 6,25 helai. • Jumlah daun paling sedikit diperoleh pada perlakuan B7N7 (10-7 M BAP dan 10-7 M NAA) yaitu sebanyak 3,03 helai pada sub kultur 1 dan perlakuan B6N0 (10-6 M BAP dan 0 M NAA) sebanyak 2,33 helai pada sub kultur 2.

  18. Kesimpulan Konsentrasi BAP dan NAA berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, panjang tunas dan jumlah daun pada sub kultur I dan sub kultur II. Konsentrasi kombinasi zat pengatur tumbuh yang tepat untuk penggandaan tunas pada kultur meristem abaca adalah perlakuan B5N7 dengan jumlah tunas dan jumlah daun terbanyak masing-masing 5,06 buah dan 6,00 helai pada sub kultur I serta 4,37 buah dan 6,25 helai pada sub kultur II.

  19. TERIMA KASIH.........

More Related