1 / 22

MAKALAH KELOMPOK Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Pendidikan ”

MAKALAH KELOMPOK Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Pendidikan ” (Dosen : Tri Yuliansah Bintaro,S.Pd) Disusun oleh : Kelas : 1/F Kelompok 6 Riski Rahmawati 1201100252 Ardi Nurrosid S.A 1201100256 Moh Arri Huzzaka 1201100255

yered
Download Presentation

MAKALAH KELOMPOK Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Pendidikan ”

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MAKALAH KELOMPOK • Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Pendidikan” • (Dosen : Tri Yuliansah Bintaro,S.Pd) • Disusun oleh : • Kelas : 1/F • Kelompok6 • Riski Rahmawati 1201100252 • Ardi Nurrosid S.A 1201100256 • Moh Arri Huzzaka 1201100255 • Linda Riana Sari 1201100267 • Ragil Sugiarti 1201100276 • PROGRAN STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR • FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO • 2012

  2. Menurut Barry F. Anderson (1989:1) dan Roger Kaufman (1087:11) masalahadalahkesenjanganantaraapa yang senyatanyaterjadidenganapa yang seharusnyaterjadi.

  3. Secaramakromasalahpendidikandapatdiidentifikasikanyaitu : • Masalah PemerataanPendidikan • Masalah Relevensi Pendidikan • Masalah KualitasPendidikan • Masalah Efisiensi Pendidikan • Masalah Nilai Nasionalisme,Humanisme, dan TheistisReligius • Masalah Pembelajaran

  4. 1. Masalah PemerataanPendidikanMasalahpemerataanpendidikantimbulapabilamasihbanyakwarganegarakhususnyaanakusiasekolah yang tidakdapatditampungdidalamsistemataulembagapendidikankarenakurangnyafasilitaspendidikan yang tersedia,yang meliputi : • Pemerataankesempatan, berartisetiapwargamemilikikesempatan yang samauntukmemperolehpendidikan • Aksesibilitas, berartisetiaporangtanpamemandangasalusulnyamemilikiakses (kesempatamasuk) yang samakedalampendidikanpadasemuajenis, jenjang, maupunjalurpendidikan. • Keadilan, berartiperbedaanperilakupadapesertadidiksesuaidengankondisi internal daneksternal. Masalahpemerataanmemperolehpendidikandipandangpentingsebabjikaanak-anakusiasekolahmemperolehkesempatanbelajarpada SD, makamerekamemilikibekaldasarberupakemampuanmembaca, menulisdanberhitung, sehinggamerekadapatmengikutiperkembangankemajuanmelaluiberbagai media massadansumberbelajar yang tersediabaikmerekaitunantinyaberperansebagaiprodusenmaupunkonsumen. Dengandemikianmerekatidakterbelakangdanmenjadipenghambatderappembangunan.

  5. 2. Masalah Relevensi Pendidikan yaitubegayutdengankebutuhan, kebutuhan yang dimaksudadalahberkaitandengankebutuhanpesertadidik, keluarga, danpembangunan yang mencangkupberbagaisektordan sub sector. Masalahrelevansipendidikanmencakupsejauhmanasistempendidikandapatmenghasilkanlulusan yang sesuaidengankebutuhanpembangunan.Luaranpendidikandiharapkandapatmengisisemuasektorpembangunan yang beranekaragam. Sepertisektorproduksi, jasa, dllbaikdarisegijumlahmaupunkualitas. Sektorpembangunanbaik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial yang memenuhikriteria yang dipersyaratkanolehlapangankerja, makarelevansipendidikanpendidikandianggaptinggi.Umumnyaluaran yang diproduksiolehsistempendidikan (lembaga yang menyiapkantenagakerja) jumlahnyasecarakomulatiflebihbesardaripada yang dibutuhkandilapangan. Sebalikyaadajenis-jenistenagakerja yang dibutuhkandilapangankurangdiproduksi /bahkantidakdiproduksi.

  6. 3.Masalah KualitasPendidikan Berartimenunjukpadaprosesdanprodukpendidikan. Di tinjaudariproses, pendidikandikatakanberkualitasapabilaprosesbelajarmengajarberlangsungsecaraefektif, danpesertadidikmengalamiprosesbelajar yang lebihbermakna. Dan adatiga indicator untukmenilaikualitasprodukpendidikan, yaitu : • Pesertadidikmampumenunjukkanhasilbelajarakademik yang ditunjukkandalamprestasibelajar. • Hasilpendidikansesuaidengankebutuhanpesertadidik • Hasilpendidikanrelevandengantuntutanlingkungan, terutamaduniakerja. Jikaterjadibelajar yang tidak optimal menghasilkanskorhasilujian yang baik, makahampirdapatdipastikanbahwahasilbelajartersebutadalahsemu. Iniberartibahwapokokpermasalahankualitaspendidikanlebihterletakpadamasalahpemrosesanpendidikan. Selanjutnyakelancaranpemrosesanpendidikanditunjangolehkomponenpendidik yang terdiridaripesertadidik. Tenagakependidikan, kurikulum, saranapembelajaranbahkanjugamasyarakatsekitar. Seberapabesardukungantersebutdiberikanolehkomponenpendidikan, sangattergantungpadakualitaskomponendankerjasamanyasertamobilitaskomponen yang mengarahpadapencapaiantujuan.

  7. 4. Masalah Efisiensi Pendidikan yaituupayapendidikandisebutefisiensiapabilahasil yang dicapaibersifatmaksimaldenganmenggunakanbiaya yang wajar. Masalahefisiensipendidikanmempersoalkanbagaimanasuatusistempendidikanmendayagunakansumberdaya yang adauntukmencapaitujuanpendidikan. Jikapenggunaannyahematdantepatsasarandikatakanefisiensinyatinggi. Jikaterjadi yang sebaliknyamakaefisiensinyarendah. Beberapamasalahefisiensipendidikan yang pentingadalah : • Bagaimanatenagakependidikandifungsikan • Bagaimanaprasaranadansaranapendidikandigunakan • Bagaimanapendidikandiselenggarakan • Masalahefisiensidalammemfungsikantenaga

  8. 5.Masalah Nilai Nasionalisme,Humanisme, dan TheistisReligius Menurut Wilds dan Lotttich,Pendidikan harus diartikan sebagai tujuan untuk menenmkan nilai-nilai kebijakan warga negara,dan bukan nilai kebijakan yang tradisional dan moral kemanusiaan.Para pemikir-pemikir ini mempercaya bahwa pengajaran adalah masalah sipil kewargaan negaraan yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa-jiwa nasionalisme,hak dan kewajiban warga negara harus diletarikan,dan kemampuan mengabdi pada negara dalam lembaga-lembaga yang demokratis. Tentang masalah nilai-nilai pendidikan ini,Butts menyatakan bahwa tradisi mendasar barat dan ethos liberalisme,humanitarianisme,serta kebebasan berfikir telah ditentang dengan ethos titani,teror,dan perkosaan penalaran maupun kejasmanian.

  9. 6.Masalah Pembelajaran permasalahan belajar yang ditinjau dari segi akademis, gangguan simbolik dan ganguan nonsimbolik.Sebagai contoh, sering kita dengar kecemasan seorang anak pada saat menempuh ujian. Tuti sangat cemas dan takut apabila ujiannya gagal. Keberhasilan dan kegagalan seorang anak belajar di SD sangat erat terkait dengan tingkat kemampuan anak. Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan seorang anak.

  10. Kesulitan belajar akademis. Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan kesulitan “CALISTUNG” (membaca, menulis, berhitung). Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan psikologisdan juga hambatan didaktik-metodik. Acapkali anak SD mengenal bunyi huruf, tetapi mereka kesulitan membacanya apabila huruf itu dirangkaikan menjadi kata. Disamping itu, anak SD juga mengalami ketidakmampuan membaca yang disebabkan karena faktor-faktor psikologis (gagap). Anak merasa malu ditertawakan teman-temannya, sehingga terjadi kesulitan pada saat membaca. Gangguan dalam membaca karena anak kehilangan kemampuan membaca disebut aphasia. Ketidakmampuannya untuk membaca karena gangguan fungsi saraf (neurologisnya rusak) disebut dyslexsia.

  11. Kesulitan menulis dapat disebabkan karena kemampuan psikomotor kurang terlatih. Ketidakmampuan motorik melakukan encoding atau menyandikan lambang atau bentuk-bentuk huruf tertentu, menyebabkan anak mengalami ketidakmampuan untuk menulis. Seorang anak SD yang tulisannya buruk, sulit untuk dibaca dan tidak rapi akibat ganguan syaraf disebut Disgraphia. Gerakan yang berlebih dan tidak normal misalnya menghentak-hentakan kaki, bergoyang–goyang terus, berkedip-kedip menggaruk-garuk kepala secara tidak teratur disebut hyperkenesis.

  12. Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan konsep-konsep kuantitatif. Mungkin ia pandai menyebutkan lambang-lambang bilangan. Tetapi, mereka kesulitan kalau lambing-lambang bilangan itu diterapkan dalam konteks penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian. Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut discalculia.

  13. Kesullitan belajar yang lain dapat disebabkan karena gangguan simbolik antara lain siswa itu mampu mendengar, tetapi tidak mengerti apa yang didengar. Ia juga mampu mengaitkan objek yang dilihat, namun mengalami gangguan pengamatan (visual reseptive). Anak juga mengalami gangguan gerak-gerik (motoraphasia). Siswa yang seperti ini sulit untuk dapat memahami suatu objek sekali pun ia memiliki pendengaran yang normal.

  14. Gagguan nonsimbolik adalah ketidakmampuan anak memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah dipelajarinya pada pelajaran sebelumnya. Ketidakmampuan pengamatan akan menimbulkan gangguan keliru karena ia tidak mampu memanipulasi benda walaupun indra motornya normal. Kesulitan belajar yang telah dipaparkan tersebut sangat berdampak pada proses belajar. Namun, ada pula siswa SD yang karena proses kelahiran atau musibah mengalami cidera otak, sehingga siswa itu tidak mampu untuk belajar. Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang tidak dapat dilakukan anak-anak yang sebaya seperti: mandi sendiri, sikat gigi, menulis, membaca disebut learning disability. Anak yang mengalami kerusakan saraf yang berat disebut learning disorder. Anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, namun prestasi akademiknya rendah disebut underachiever. Sedangkan anak yang lamban belajar dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat serta waktu belajarnya lebih lama dibandingkan rata-rata anak seusianya disebut slow learner.

  15. Solusi Dalam Permasalahan Pendidikan • Solusi PemerataanKesempatan • Solusi Relevansi Pendidikan • Solusi Kualitas Pendidikan • Solusi Efisiensi Pendidikan • Solusi masalah nilai-nilai

  16. 1.Solusi PemerataanKesempatan. Pemecahanmasalahpemerataanpendidikan.Banyakmacampemecahanmasalah yang telahdansedangdilakukanolehpemerintahuntukmeningkatkanpemerataanpendidikandalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa. Langkah-langkahditempuhmelaluicarakonvensionaldancarainovatif. Cara konvensionalantara lain : • Membangungedungsekolahseperti SD inpresdanruanganbelajar • Menggunakangedungsekolahuntuk double shift (sistembergantianpagidan sore) Sehubungandenganitu yang perludigalakanutamanyauntukpendidikandasarialahmembangkitkankemauanbelajarbagimasyarakatataukeluarga yang kurangmampu agar maumenyekolahklananaknya.

  17. Cara Inovatifantara lain : • Sistempamong (pendidikanolehmasyarakat, orangtuadan guru) atauinpacts system (Instructional management by parent, community and teacher).sistemtersebutdirintisdi Solo dandiseminasikankebeberapaprovinsi. • SD kecilpadadaerahterpencil. • Sistem guru kunjung. • SMP Terbuka (ISOSA – In school out of school approach). • Kejarpaket A dan B. • Belajarjarakjauhseperti UT. • Pelaksanaanwajibbelajar 9 tahunmelaluijalursekolahdanluarsekolah. • Peningkatanperhatiankepadapopulasikhusus (anakdaridaerahterpencil, kurangberunung, cacatdanberkemampuanluarbiasa). • Perluasaninvestasiuntukinfrastrukturdantenagakependidikan.

  18. 2.Solusi Relevansi Pendidikan Umumnyaluaran yang diproduksiolehsistempendidikan (lembaga yang menyiapkantenagakerja) jumlahnyasecarakomulatiflebihbesardaripada yang dibutuhkandilapangan. Sebalikyaadajenis-jenistenagakerja yang dibutuhkandilapangankurangdiproduksi /bahkantidakdiproduksi.Darimasalahdiataspemecahannyaadalahhasilpendidikanharussesuaidengankebutuhanmasyarkatdanpembangunan,diantarnya: • Pemenuhankebutuhanindividupesertadidikdantenagakerjamelalui “coop erative education/dua system”. • Penguatan program pendidikankejuruanmenengahdantinggi. • Penguatanpendidikanketrampilansebagaibagian integral darikurikulum SLTP. • Peningkatan program ketrampilandiluarsekolahmelaluikejarpaketBdanpemanfaatan BLK/KLK bekerjasamadenganDepnaker. • Penguatan program pendidikanprofesionaldiperguruantinggi (Diploma danpoltiteknik).

  19. 3.Solusi Kualitas Pendidikan • Upayapemecahanmasalahmutupendidikandalamgarisbesarnyameliputihal-hal yang bersifatfisikdanperangkatlunak, personaliadan management sebagaiberikut : • Seleksi yang lebihrasionalterhadappasukanmentah, khususnyauntuk SLTA dan PT. • Pengembangankemampuantenagakependidikanmelaluistudilanjutmisalnyaberupapelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatankelompokstudiseperti PKG dll. • Penyempurnaankurikulum, misalnyadenganmemberi yang lebihesensialdanmengandungmuatanlokal, metode yang menantangdanmenggairahkanbelajardanmelaksanakanevaluasi yang beracuan PAP. • Pengembanganprasarana yang menciptakanlingkungan yang tentramuntukbelajar. • Penyempurnaansaranabelajarsepertibukupaket, media pembelajaran, danperalatanlaboratorium. • Peningkatanadministrasi management khususnya yang mengenaianggaran.

  20. 4.Solusi Efisiensi PendidikanPemecahanmasalah : • Tenagakependidikankhususnya guru dipersiapkanjugauntukpendidikanberwirausaha • Dibangunnya unit baru yang disebut PSB (PusatSumberBelajar) Padaperguruantinggisebelumtahun 19980, unit tersebutdirancanguntukmembantumeningkatkanpendidikantenagapendidikan. • Pemrosesanpendidikansesuairancangandantujuan yang ditulisdalamrancangan. • Meninkatkankoordinasi, intergrasi , sinkronisasi (KIS) didalamDepdikbuddanantaraDepdikbutdengandepartemen yang lain danpara users. • Peningkatanprofesionalismemeliputikeahlian, cost effectivess, danpenggunaansecaraefektifseluruhsumberdayapendidikan. • Dan lain-lain.

  21. 5.Solusi masalah nilai-nilai Cara bagaimana merumuskan nilai-nilai pendidikan atau isi moral pendidikan dan yang akan merupakan pedoman,kriteria atas dasar mana kita akan mengadakan penilain terhadap kegiatan pendidikan dan pengajaran kita.Suatu sistem nilai atau ethos yang mendasari tingkah laku perbuatan manusia baik sebagai makhluk individu,makhluk anggota masyarakat sampai tugas tanggung jawabnya,sebagai warganegara tinggi rendahnya moral kesusilaan individu dan masyarakat ditentukan oleh tingkat terapan . Sekolah harus berusaha dengan segala daya upaya untuk mengembangkan dalam setiap murid lima cinta yang terdiri atas cinta pada tanah air,rakyat,masyarakat,kerja,ilmu pengetahuan dan memilik bersama.Jelas dalam rumusan sistem nilai diatas tidak mengakui segala suatu yang ada kaitanya dengan kebebasan pribadi dan hak milik pribadi,apalagi dengan masalah agama,moral maupun bakat,minat yang erat hubunganya dengan masalah hak-hak asasi manusia yang bermatabat dengan manusia.

More Related