1 / 38

5. Overhead

5. Overhead. Suatu overhead dapat dibandingkan dengan tanda terima suatu parsel yang berisi informasi tentang isi, kondisi, tipe, tanggal pos, berat dsb, dari parsel. overhead. Menjelaskan fungsi overhead. Menyebutkan macam-macam tipe overhead.

wyman
Download Presentation

5. Overhead

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. 5. Overhead Suatu overhead dapat dibandingkan dengan tanda terima suatu parsel yang berisi informasi tentang isi, kondisi, tipe, tanggal pos, berat dsb, dari parsel.

  2. overhead • Menjelaskan fungsi overhead. • Menyebutkan macam-macam tipe overhead. • Menyebutkan atribut overhead individual dan menerangkan byte-byte-nya.

  3. 5.2. Fungsi Overhead Dalam SDH ada perbedaan antara, • Section Overhead (SOH). • Path Overhead (POH).

  4. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH • Blok teratas suatu SOH disebut SOH regenerator. • Blok terbawah suatu SOH disebut SOH multipleks.

  5. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH

  6. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Framing • Enam byte ini mempunyai suatu rangkaian bit tetap dan digunakan sebagai sinyal batas frame untuk satu STM-1. A1 = 11110110; A2 = 00101000.

  7. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Identifikasi STM • Setiap frame STM-1 diberi suatu nomer identifikasi (ID) sebelum dimultiplekskan menjadi suatu STM-N. • Selama demultipleks, ID digunakan untuk menentukan atau pengecekan posisi STM-1 individual.

  8. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte BIP-8 Seksi Regenerator • Byte B1 mengirim suatu kode parity yang digunakan untuk pemonitoran bit error pada bagian regenerator STM-1. • Byte B1 dikirim hanya dalam STM-1 #1 suatu STM-N.

  9. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Orderwire • Dua byte ini menyediakan kanal pelayanan dan dapat digunakan untuk komunikasi suara (64 Kbps untuk tiap saluran). • Byte E1 digunakan sebagai suatu kanal suara antara regenerator dan multiplekser (kanal omnibus). • Byte E2 digunakan hanya sebagai kanal suara antara multiplekser (kanal ekspres). • E1 dan E2 didefinisikan hanya dalam STM-1 #1 dari sinyal STM-N.

  10. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Kanal User • Byte F1 dicadangkan untuk operator jaringan dan dapat digunakan sebagai 64 kbps kanal auxiliary (misal komunikasi data lewat PC). • Byte ini juga hanya ditransmisikan dalam STM-1 #1 suatu sinyal STM-N.

  11. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Kanal Komunikasi Data DCC • Duabelas byte ini disediakan untuk transportasi pemonitoran dan kontrol data dalam suatu sistem manajemen jaringan. • Byte D1-D12 sebutan Kanal Komunikasi Data DCC. • Byte D1-D3(DCC-R) digunakan untuk komunikasi antara TMN dan multiplekser dan regenerator. • Byte D4-D12(DCC-M) hanya menangani komunikasi antara TMN dan multiplekser.

  12. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte BIP-24 Seksi Multiplekser • Tiga byte B2 mengirim suatu kode parity digunakan untuk pemonitoran error bit pada seksi multipleks. Semua byte B2 didefinisikan untuk transmisi suatu sinyal STM-N.

  13. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Bytes Proteksi Penyambungan Otomatis APS • Seluruh byte K1 seperti bit 1 sampai 5 dari byte K2 dapat digunakan untuk suatu pengotomatis, bi-direksional 1+1 dipindahkan ke suatu saluran stanby. • MUX2 mendeteksi error pada saluran dan menginisiasi(lewat byte K1) perpindahan dalam MUX1. • MUX1 menginisiasi(lewat byte K2) perpindahan dalam MUX2 • Byte K1 dan K2 ditransmisi hanya dalam STM-1 #1 suatu sinyal STM-N

  14. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH AIS Seksi Multipleks (MS-AIS) Far End Receive Failure Seksi Multipleks (MS-FERF) • Bit 6,7 dan 8 byte K2 berisi fungsi penunjuk error. • Jika bit ini diset “111” dan kemudian dikirim, penerima mengartikan pesan sebagai MS-AIS. • Jika bit ini diset “110” dan kemudian dikirim, penerima mengartikan pesan sebagai MS-FERF.

  15. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte Pesan Status Sinkronisasi • Byte S1 digunakan untuk sinkronisasi suatu jaringan dan ditransmisi hanya dalam STM-1 #1- Pesan status sinkronisasi. • Byte ini menunjukkan kualitas clock datang dan kemudian mensinkronkan ke seluruh jaringan seperti dalam suatu reaksi berantai.

  16. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH Byte MS-FERF • Oleh pengevaluasian 3xB2, byte M1 dapat melaporkan kembali nomer kode parity yang cacat.

  17. 5.3. Penjelasan dan Karakteristik SOH • Tidak semua byte suatu SOH ditransmisikan dalam sinyal SDH termultiplekskan. • Sinyal batas frame A1 dan A2 setiap frame STM-1 ditransmisikan dalam sinyal multipleks (STM-4). • Identifikasi STM-1 C1 dari setiap frame STM-1 ditransmisi dalam sinyal multipleks. • Byte B2 setiap frame STM-1 dikirim dalam sinyal multiplek

  18. 5.4. Path Overhead

  19. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH

  20. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH J1  Byte Pelacak Jalur • Menggunakan byte J1, setiap jalur dapat diberi suatu pelacak. Pelacak memungkinkan jalur ditelusuri melalui jaringan SDH. • Ini sangat penting untuk cross connect terkontrol lewat koneksi.

  21. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH B3  Byte Jalur BIP-8 • Byte B3 mengirim kode parity suatu VC-4. Byte ini dihasilkan di awal jalur dan dievaluasi hanya ada akhir jalur. • Pemonitoran error bit menurut suatu prosedur parity.

  22. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH C2  Byte Label Sinyal • Byte C2 menunjukan tipe dan komposisi informasi atribut VC-4.

  23. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH G1  Byte Status Jalur • Byte G1 digunakan untuk pelaporan kegagalan dari jalur akhir ke jalur awal, diset dalam POH arah berlawanan. • Bit 1-4 berisi nomer blok defektif terdeteksi oleh byte B3 yang diterima. • Bit 5 berisi suatu indikator alarm dan dikembalikan dalam arah berlawanan jika tidak valid diterima di VC-4. Bit 5 diset “”1” jika ada : • Sinyal tidak valid. • AIS • Kesalahan jalur terhubung.

  24. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH F2  Byte Jalur Kanal User • Byte F2 (64 kbps) didefinisikan untuk keperluan komunikasi untuk penyedia jaringan.

  25. 5.4.1 Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH H4  Byte Indikator Multiframe • Fungsi bit 7 dan 8 sebagai suatu label frame untuk suatu multiframe TU-12. • Bit 7 dan 8 = tanda “00” di awal suatu multiframe TU-12 di VC-4 berikutnya

  26. 5.4.1. Penjelasan dan Karakteristik VC-4 POH Z3,Z4,Z5  Byte Cadangan • 3 byte POH VC-4 ini dicadangkan untuk keperluan masa datang yang mana ITU-T belum mendefinisikan.

  27. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH

  28. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH J1  Byte Pelacak Jalur • Menggunakan byte J1, setiap jalur dapat diberi suatu pelacak. Pelacak memungkinkan jalur ditelusuri melalui jaringan SDH. • Ini sangat penting untuk cross connect terkontrol lewat koneksi.

  29. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH B3  Byte Jalur BIP-8 • Byte B3 mengirim kode parity suatu VC-3. Byte ini dihasilkan di awal jalur dan dievaluasi hanya ada akhir jalur. • Pemonitoran error bit menurut suatu prosedur parity.

  30. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH C2  Byte Label Sinyal • Byte C2 menunjukan tipe dan komposisi informasi atribut VC-3.

  31. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH G1  Byte Status Jalur • Byte G1 digunakan untuk pelaporan kegagalan dari jalur akhir ke jalur awal, diset dalam POH arah berlawanan. • Bit 1-4 berisi nomer blok defektif terdeteksi oleh byte B3 yang diterima. • Bit 5 berisi suatu indikator alarm dan dikembalikan dalam arah berlawanan jika tidak valid diterima di VC-3. Bit 5 diset “”1” jika ada : • Sinyal tidak valid. • AIS • Kesalahan jalur terhubung.

  32. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH F2  Byte Jalur Kanal User • Byte F2 (64 kbps) didefinisikan untuk keperluan komunikasi untuk penyedia jaringan.

  33. 5.4.2. Penjelasan dan Karakteristik VC-3 POH Z3,Z4,Z5  Byte Cadangan • 3 byte POH VC-3 ini dicadangkan untuk keperluan masa datang yang mana ITU-T belum mendefinisikan.

  34. 5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH

  35. 5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH V5  Byte jalur BIP-2, Label sinyal dan status jalur • Byte V5 digunakan untuk pemonitoran error bit, deteksi sinyal dan indikasi status jalur pada VC-12. • Bit 1 dan bit 2 membawa kode parity VC-12. Ini ditimbulkan di awal jalur dan dievaluasi di akhir jalur. • Bit 3 diset “1” dan dikembalikan pada arah berlawanan jika satu atau lebih error dideteksi lewat BIP-2= PATH FEBE. • Bit 5 – 7 menunjukkan tipe dan komposisi atribut informasi VC-12 • Bit 8 alarm indikator

  36. 5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH J2 Byte Pelacak Jalur • Menggunakan byte J2, setiap path daapat diberi suatu pelacak yang memungkinkan jalur ditelusuri dalam jaringan itu • Ini penting untuk keperluan cross connect terkontrol lewat koneksi

  37. 5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH Z6 – Z7 Byte Cadangan

  38. 5.4.3. Penjelasan dan Karakteristik VC-12 POH • Pada gambar berikut area yang dipengaruhi overhead.

More Related