300 likes | 771 Views
CHILLING INJURY. MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA. CHILLING INJURY. • Terkena temperatur di bawah temperatur ambang kritis tetapi masih diatas titik beku • Dicirikan dengan peningkatan kepekaan terhdap serangan jamur, jaringan megalami nekrosis dan kolaps,
E N D
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA CHILLING INJURY • Terkena temperatur di bawah temperatur ambang kritis tetapi masih diatas titik beku • Dicirikan dengan peningkatan kepekaan terhdap serangan jamur, jaringan megalami nekrosis dan kolaps, daerah berair, dan kematian
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA CHILLING INJURY • Temperatur ambang – Merupakan karakteristik komoditas – Temperatur yang d atas temperatur tersebut komoditas tidak akan menampakkan luka, meskipun disimpan dalam waktu yang lama • Pada umumnya berkisar antara 10-15°C – Dapat bervariasi mlai dari rendah (mis., 3°C beberapa varietas apel) sampai cukup tinggi ( 20°C untuk beberapa jenis nanas)
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA PENYEBAB CHILLING INJURY • Hipotesis fase transisi – Sharp break in the rate of mitochondrial respiration plotted on an Arrhenius plot, suggests a sudden change in the activation energy of some key enzyme in respiratory metabolism at that point – Temperatur ambang berhubungan dengan temperatur pada saat membran tanaman yang sensitif thd chilling berubah dari tahap cair ke tahap kristal
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA CAUSES OF CHILLING INJURY • Penghambatan aliran sitoplasma – Terjadi dalam beberapa menit – Ketidakmampuan sel untuk mengangkut substrat, metabolit, dan mengendalikan molekul yang akan berakibat pada ketidak seimbangan metabolisme dan akumulasi senyawa-senyawa antara respirasi yang bersifat toksik
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA CAUSES OF CHILLING INJURY •Sensivitas temperatur enzim – Perbedaan sensitivitas thd temperatur dari beberapa enzim penting yang berperan sebagai pengatur seperti phosphofructokinase – Karena pengaturan enzim-enzim ini sangat berperan dalam pengaturan keseluruhan metabolisme, maka malfungsi enzim dapat pula merupakan penyebab terjadinya gejala chilling injury
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA CAUSES OF CHILLING INJURY • Peroxidasi membran lemak – Biasanya dijumpai pada tanaman yang tekena stress akibat chilling – Tanaman yang sensitif kemungkinan tidak mampu memmobilisasi antioksidan untuk pertahannya atau memperbaiki sistem enzim
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA GEJALA CHILLING INJURY •Perubahan warna daging buah, pada apel, dan persik •Memacu kerusakan, pada melon, pepaya dan mangga •perubahan warna jaringan pengangkut, pada alpukat dan pisang •Berlubang-lubang (pitting), pada jeruk, timun, cabai dan tomat •Nekrosis (bercak coklat), pada biji cabai dan tomat •Penghambatan pematangan, pada sebagian besar buah klimakterik
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA Perubahan warna pada Kulit dan Daging buah (pencoklatan)
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Internal Breakdown”
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA Berlubang & rusak
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Underpeel Discoloration”
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA Penghambatan pematangan
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Pematangan tidak merata”
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA FAKTOR YANG BERPENGARUH THD CHILLING INJURY • Kemasakan: sensitivas berkurang dengan kemasakan dan kematangan • Aklimatisasi: dikenakan pada suhu rendah (non-chliing) dalam waktu singkat •Dikenakan suhu tinggi terlebih dahulu(mis., 2 hari @ 38°C) • Intermittent warming: dapat menyebabkan metabolisme atau detoksifikasi senyawa racun
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA PERKEMBANGAN GEJALA CHILLING INJURY •Temperature: semakin rendah temparatur, gejala akan semakin parah •Waktu: semakin lama terkena suhu chlilling, gejala akan semakin parah – Komoditas dapat memperbaiki diri apabila hanya terkena suhu chlilling dalam waktu singkat •Chilling injury bersifat komulatif – Preharvest + postharvest exposure •Gejala mungkin tidak akan berkembang sampai setelah dipindahkan ke temperatur yang lebih tinggi – Temperatur rendah menghambat reaksi yang akan mengakibatkan perkembangan gejala
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA HIGH TEMPERATURE INJURY • Temperatur tinggi dapat menghambat kerja enzim shg mengacaukan metabolisme normal, mis., pematangan • Energi radiasi dari sinar matahari dapat mengakibatkan sunburn atau sunscald (terbakar) –Penghambatan pematangan –Kematian sel secara permanen, yang mengakibatkan sel menjadi kolaps dan memunculkan daerah berwarna putih pada komoditas
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Checkerboarding” (high temperature injury)
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Melepuh (Scald)” (hot water injury)
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Sunscald (Terbakar)”
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA Sunscald (Terbakar) Saat panen Setelah matang
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA “Vascular Streaking” of cassava (water stress + ethylene)