1 / 37

ALERGI OBAT dosen yani mulyani, m.sI. apt

ALERGI OBAT dosen yani mulyani, m.sI. apt. KELOMPOK SATU Ai Lestari Asep Surahman Avien Vindi Ania Benny Saputra Dea Suhaenah Eny Triyuni Astuti Irvan Akhmad Fauzi Masnur Sarwida T Nur Khoerunnisa Nuraidah Nurdewi Siti Maemunah.

vinaya
Download Presentation

ALERGI OBAT dosen yani mulyani, m.sI. apt

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. ALERGIOBATdosenyani mulyani, m.sI. apt KELOMPOK SATU Ai Lestari Asep Surahman Avien Vindi Ania Benny Saputra Dea Suhaenah Eny Triyuni Astuti IrvanAkhmadFauzi Masnur Sarwida T Nur Khoerunnisa Nuraidah Nurdewi Siti Maemunah

  2. Kulitmerupakansalahsatu organ tubuh yang sangatmudahmemberikansuatumanifestasiklinisapabilatimbulgangguanpadatubuh. Salahsatugangguantersebutdapatdisebabkanolehreaksialergiterhadapsuatuobat, terutamauntukobatdenganefekterapisistemik.

  3. DEFINISI Alergi adalah suatu reaksi abnormal jaringan terhadap berbagai substansi yang secara normal tidak berbahaya bagi individu pada umumnya Istilah alergi berasal dari bahasa Yunani (Allos= yang lain, suatu penyimpangan dari cara biasa; ergon= kerja). Sehingga semua keadaaan penderita yang menyimpang dari reaksi imun biasa dinamakan alergi, seperti keadaan penderita yang mengalami reaksi terhadap toksin, serbuk sari atau urtikaria yang disebabkan oleh makanan tertentu

  4. PatofisiologidanEtiologi Patofisiologi mekanismeimunologismekanisme non imunologis (reaksihipersensitivitas) (toksisitas obat, over dosis, interaksiantarobatdan . perubahandalam metabolism tubuh)

  5. Mekanisme imunologis

  6. Mekanisme non imunologis

  7. Etiologi

  8. Clinical Presentation Alergiobat yang timbulmempunyaikemiripandengangangguankulitpadaumumnya, Reaksi alergi obat:

  9. Urtikaria yang disebabkanolehpenggunaanpenisilin

  10. eksantematosadapatdisebabkanolehbanyakobattermasukpenisilin, sulfonamid, danobatantiepiletikum

  11. Beberapaobat yang dapatmenimbulkanalergieksantematosa.

  12. Sejumlahpapulberwarna pink padadaerah dada disebabkanolehpenggunaanobatgolongansefalosporin.

  13. Gangguan lainnya adalah

  14. Pengelompokanalergi yang timbulberdasarkanwaktu

  15. diagnosis Dasar diagnosis untukkondisialergiobatadalah: 1. Anamnesis yang telitimengenai: a. Obat-obatan yang dipakai b. Kelainankulit yang timbulakutataudapatjugabeberapaharisesudahmasuknyaobat c. Rasa gatal yang dapat pula disertaidemam yang biasanyasubfebris. 2. Kelainankulit yang ditemukan: a. Distribusi : menyeluruhdansimetris b. Bentukkelainan yang timbul

  16. Rangkumanpenilaian yang harusdilakukan

  17. Pemeriksaan penunjang • PemeriksaanPenunjang Pemeriksaanpenunjang yang dapatdilaksanakanuntukmemastikanpenyebaberupsiobatalergiadalah: 9 1. Pemeriksaan in vivo o Ujitempel(patch test) o Ujitusuk(prick/scratch test) o Ujiprovokasi(exposure test) 2. Pemeriksaan in vitro a. Yang diperantaraiantibodi: o Hemaglutinasipasif o Radio immunoassay o Degranulasibasofil o Tesfiksasikomplemen b. Yang diperantaraisel: o Testransformasilimfosit o Leucocyte migration inhibition test

  18. Desired Outcome • Menghentikansegerapemberianobat yang didugamenjadipenyebabalergi. • Mencegahpelepasan mediator sel mast secaralangsung,sepertihistamin, bradikinin, serotonin, heparin dll • Mengaturmetabolismeenzimasamarachidonatsel • Mencegahpembentukankomplek antigen-antibodi, jikasudahterbentukdiharapkanobat yang mampumencegahpengendapankomplektersebut

  19. Algoritma Treatment • PenangananterhadapreaksialergiobatdapatdilakukansecaraFarmakologidan non farmakologi. • A. Farmakologi • 1. Sistemik • a. Kortikosteroid • Pemberiankortikosteroidsangatpentingpadaalergiobatsistemik. Obatkortikosteroid yang seringdigunakanadalahprednison. Padakelainanurtikaria, eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, eritemanodosum, eksantemafikstum, dan PEGA karenareaksialergiobat. Dosisstandaruntukorangdewasaadalah 3 x 10 mg sampai 4 x 10 mg sehari.. Penggunaanglukortikoiduntukpengobatan SSJ dan TEN masihkontroversial. Pertama kali dilakukanpemberianintravenous immunoglobulin (IVIG) terbuktidapatmenurunkanprogresifitaspenyakitinidalamjangkawaktu 48 jam. Untukselanjutnya IVIG diberikansebanyak 0.2-0.75 g/kg selama 4 haripertama.

  20. b. Antihistamin • Antihistamin yang bersifatsedatifdapatjugadiberikan, jikaterdapat rasa gatal. Kecualipadaurtikaria, efeknyakurangjikadibandingkandengankortikosteroid.

  21. topikal • • Pengobatantopikaltergantungpadakeadaankelainankulit, apakahkeringataubasah. Jikadalamkeadaankeringdapatdiberikanbedaksalisilat 2% ditambahdenganobatantipruritussepertimentol ½-1% untukmengurangi rasa gatal. Jikadalamkeadaanbasahperludigunakankompres, misalnyalarutanasamsalisilat 1%. • • Padabentukpurpuradaneritemanodosumtidakdiperlukanpengobatantopikal. Padaeksantemafikstum, jikakelainanmembasahdapatdiberikankrimkortikosteroid, misalnyahidrokortison 1% sampai 2 ½%. • • Padaeritrodermadengankelainanberupaeritema yang menyeluruhdanmengalamiskuamasidapatdiberikansalep lanolin 10%. • • Terapitopikaluntuklesidimulutdapatberupakenalog in orabase. Untuklesidikulit yang erosifdapatdiberikansofratulleataukrimsulfadiazinperak.

  22. Non Farmakologi • • Melindungikulitkhususnya, dengantidakmemberikanataumenghentikanpenggunaanobat yang didugamenjadipenyebabalergi • • Menjagakondisipasiendenganselalumelakukanpengawasanuntukmendeteksikemungkinantimbulnyaalergi yang lebihparahataurelapssetelahberadapadafasepemulihan. • • Menjagakondisifisikpasientermasukasupannutrisidancairantubuhnya. Pengaturankeseimbangancairan/elektrolitdannutrisipentingkarenapasiensukaratautidakdapatmenelanakibatlesidimulutdantenggorok. • • Pengobatanerythemamultiforme major, SSJ dan NET pertama kali adalahmenghentikanobat yang didugapenyebabdanpemberianterapi yang bersifatsuportifsepertiperawatanlukadanperawatangizipenderita • • Biladiperlukandapatmenggunakanjenissabunkhususdnsunscrem

  23. Algotritmedalammendiagnosisdanmenatalaksanareaksialergiobat

  24. Evaluation of Therapeutic Demam dan malaise

  25. kesimpulan • • Reaksialergiobatatauallergic drug reaction ialahreaksialergipadakulitataudaerahmukokutan yang terjadisebagaiakibatpemberianobatdengancarasistemik. • • Faktor-faktor yang memperbesarrisikotimbulnyareaksiobatadalahjeniskelamin, sistemimunitas, usia, dosisobat, infeksidankeganasan. • • Adaduamacammekanisme yang dikenaldisini. Pertamaadalahmekanismeimunologisdankeduaadalahmekanisme non imunologis. • • Mekanismeimunologissesuaidengankonsepimunologis yang dikemukakanolehCommbsdanGellyaitu; Tipe I (Reaksianafilaksis), Tipe II (ReaksiAutotoksis), Tipe III (ReaksiKompleksImun), Tipe IV (ReaksiAlergiSelulerTipeLambat).

  26. • Mekanisme Non Imunologisdapatdisebabkanpelepasan mediator sel mast secaralangsung, aktivasilangsungdarisistemkomplemen, ataupengaruhlangsungpadametabolismeenzimasamarachidonat sel. Penggunaanobat-obatantertentu yang secaraprogresifditimbundibawahkulit, dalamjangkawaktu yang lama akanmengakibatkanhiperpigmentasigeneralisata diffuse. • • Morfologialergiobatmempunyaikemiripandengangangguankulit lain padaumumnya, gangguanitudiantaranya; urtikaria, eritema, dermatitis medikamentosa, purpura, alergieksantematosa, eritroderma, reaksialergipustuler, danalergibulosa. • • Pemeriksaanpenunjangalergiobatinidapatdilakukandenganteknikin vivo. Belumditemukanujifisikmaupunlaboratoriummaupunteknikin-vitro yang cukupreliabeluntukdigunakansecararutin. • • Penatalaksanaanpenyakitiniterdiridaripenatalaksanaanumumdanpenatalaksanaankhusus. Penatalaksanaanumumdilakukanpemberianterapi yang bersifatsuportifsedangkanpenatalaksanaankhususdiberikanterapisesuaigejala yang timbulterutamapemberianobatgolongankortikosteroiddanantihistamin. • • Evaluasiterapialergiobatsangattergantungpadaluaspermukaankulit yang terkena.

  27. Daftar pustaka • ERUPSI ALERGI OBAT,Oleh: Harry WahyudhyUtama, S.Ked, DedyKurniawan, S.Ked FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA. PALEMBANG. 2007 • Revus J, Allanore AV. Drugs Reaction. In: Bolognia Dermatology. Volume One. 2nd edition. Elserve limited, Philadelphia. United States of America. 2003. p: 333-352 • Lee A, Thomson J. Drug-induced skin. In: Adverse Drug Reactions, 2nd ed. Pharmaceutical Press. 2006. Access on: June 3, 2007. Available at: http://drugsafety.adisonline.com/pt/re/drs/pdf • Riedl MA, Casillas AM, Adverse Drug Reactions; Types and Treatment Options. In: American Family Physician. Volume 68, Number 9. 2003. Access on: June 3, 2007. Available at: www.aafp.org/afp • Andrew J.M, Sun. Cutaneous Drugs Eruption.In: Hong Kong Practitioner. Volume 15. Department of Dermatology University of Wales College of Medicine. Cardiff CF4 4XN. U.K.. 1993. Access on: June 3, 2007. Available at: http://sunzi1.lib.hku.hk/hkjo/view/23/2301319.pdf • Purwanto SL. AlergiObat. In: CerminDuniaKedokteran. Volume 6. 1976. Accessed on: June 3, 2007. Available from: www-portalkalbe-files-cdk-files-07AlergiObat006_pdf-07AlergiObat006.mht • Docrat ME. Fixed Drug Eruption.In: Current Allergy & Clinical Immunology. No.1. Volume 18. Wale Street Chambers. Cape Town. 2005. Access on : June 3, 2007. Available at: www.allergysa.org/journals/2005/march/skin_focus.pdf

  28. terimakasih

More Related