1 / 31

RIP (Routing Information Protocol)

RIP (Routing Information Protocol). Andrew Fiade Minggu, 02 November 2014.

Download Presentation

RIP (Routing Information Protocol)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. RIP(Routing Information Protocol) Andrew Fiade Minggu, 02 November 2014 http://www.mercubuana.ac.id

  2. RIP (akronim, dibaca sebagai rip) termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson. http://www.mercubuana.ac.id

  3. Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. • Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik. http://www.mercubuana.ac.id

  4. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut. • Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis. http://www.mercubuana.ac.id

  5. Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance-vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi efek bouncing.. • RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalkan. http://www.mercubuana.ac.id

  6. Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A. http://www.mercubuana.ac.id

  7. Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). • Dengan demikian, router-router di jaringan dapat dengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi. http://www.mercubuana.ac.id

  8. RIP yang didefinisikan dalam RFC-1058 menggunakan metrik antara 1 dan 15, sedangkan 16 dianggap sebagai tak-hingga. Route dengan distance-vector 16 tidak dimasukkan ke dalam forwarding table. • Batas metrik 16 ini mencegah waktu menghitung-sampai-tak-hingga yang terlalu lama. Paket-paket RIP secara normal dikirimkan setiap 30 detik atau lebih cepat jika terdapat triggered updates. Jika dalam 180 detik sebuah route tidak diperbarui, router menghapus entri route tersebut dari forwarding table. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. http://www.mercubuana.ac.id

  9. Router harus menganggap setiap route yang diterima memiliki subnet yang sama dengan subnet pada router itu. Dengan demikian, RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). • RIP versi 2 (RIP-2 atau RIPv2) berupaya untuk menghasilkan beberapa perbaikan atas RIP, yaitu dukungan untuk VLSM, menggunakan otentikasi, memberikan informasi hop berikut (next hop), dan multicast. Penambahan informasi subnet mask pada setiap route membuat router tidak harus mengasumsikan bahwa route tersebut memiliki subnet mask yang sama dengan subnet mask yang digunakan padanya. http://www.mercubuana.ac.id

  10. RIP-2 juga menggunakan otentikasi agar dapat mengetahui informasi routing mana yang dapat dipercaya. Otentikasi diperlukan pada protokol routing untuk membuat protokol tersebut menjadi lebih aman. RIP-1 tidak menggunakan otentikasi sehingga orang dapat memberikan informasi routing palsu. Informasi hop berikut pada RIP-2 digunakan oleh router untuk menginformasikan sebuah route tetapi untuk mencapai route tersebut tidak melewati router yang memberi informasi, melainkan router yang lain. Pemakaian hop berikut biasanya di perbatasan antar-AS. http://www.mercubuana.ac.id

  11. RIP-1 menggunakan alamat broadcast untuk mengirimkan informasi routing. Akibatnya, paket ini diterima oleh semua host yang berada dalam subnet tersebut dan menambah beban kerja host. RIP-2 dapat mengirimkan paket menggunakan multicast pada IP 224.0.0.9 sehingga tidak semua host perlu menerima dan memproses informasi routing. Hanya router-router yang menggunakan RIP-2 yang menerima informasi routing tersebut tanpa perlu mengganggu host-host lain dalam subnet. http://www.mercubuana.ac.id

  12. RIP merupakan protokol routing yang sederhana, dan ini menjadi alasan mengapa RIP paling banyak diimplementasikan dalam jaringan. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Walaupun demikian, untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop. Untuk jaringan seperti ini, sebagian besar spesialis jaringan komputer menggunakan protokol yang masuk dalam kelompok link-state http://www.mercubuana.ac.id

  13. Pinhole Congestion JIka dalam desain jaringan tersebut alternatif yang lebih baik melewati Router 0 dengan Bandwidth 1 Mb, tetapi karena menggunakan RIP jalur tersebut terlihat Memiliki cost yang sama. http://www.mercubuana.ac.id

  14. Routing Loop Dikarenakan perbedaan Waktu dalam Update Tabel Routing http://www.mercubuana.ac.id

  15. Ketika network 5 gagal, router 4 memberitahu Router 2. • Router 2 menghentikan routing ke network 5 melalui router 4. • Tetapi router 1,0 dan 3 tidak mengetahui kegagalan network 5. • Sehingga router tersebut tetap mengirimkan informasi update keluar. • Router 2 mengirimkan update dari routing tabel dan router 0 menghentikan routing ke network 5. tetapi router 1 dan 3 masih belum terupdate. • Bagi router 1 dan 3 network 5 masih tersedia melalui router B dengan metric 3 (jumlah hop count) • Maslahnya ketika router 1 mengirimkan update dengan informasi netowrk 5 masih dapat dilalui melalui router 0. http://www.mercubuana.ac.id

  16. Router 0 dan 2 menerima informasi yang menyenangkan bahwa network 5 dapat dicapai dari router A, maka router –router akan mengirimkan informasi ke network lain bahwa network 5 masih tersedia melalui router 1 • Setiap paket yang ditunjukan ke network 5 akan ditunjukan ke router 1. kemudianke router 0 , dan karena router tabel di rotuer 0 terupdate dengan informasi bahwa network 5 dapat dicapai melalui router 1, maka paket akan dikirimkan kembali ke router 1. • Inilah yang disebut dengan routing loop • Lalu bagaimana menghentikannya? http://www.mercubuana.ac.id

  17. Split Horizon • Mengurangi Informasi yang salah dan mengurangi overhead (waktu pemrosesaan) • Informasi roouting tidak dapat dikirim kembali ke arah dari mana informasi itu diterima http://www.mercubuana.ac.id

  18. Jumlah Hop Maksimum • Mencegah Looping Loop • Maksimum Jumlah Hop Maksimum • RIP mengijunkan hingga 15 hop • Jika 16 hop, maka dianggap tidak terjangkau (unreachable) http://www.mercubuana.ac.id

  19. Route Poisoning • Meracuni router • Mengirimkan pengumuman ke network tetangga jika network yang gagal memiliki jumlah hop 16 http://www.mercubuana.ac.id

  20. Holddowns • Mencegah route-route dari perubahan yang terlalu cepat dengan memberikan waktu kepada route yang mati untuk hidup lagi atau agar network menjadi cukup stabil sebelum router mengubah route yang gagal tadi menjadi route terbaik berikutnya http://www.mercubuana.ac.id

  21. Jika sebuah update yang baru, tiba dari sebuah router tetangga dengan sebuah metric yang lebih baik dari padaentri network yang asli, maka holdown akandihapus dan data akan dilewatkan • Tetapi jika sebuah update diterima dari rotuer tetangga sebelum holdown timer habis, dan route memiliki metric yang sama atau yang lebih rendah dari sebelumnya,maka holdown akan dibiarkan dan holdwon timer terus berjalan http://www.mercubuana.ac.id

  22. Holddown menggunakan triggered update(update yang dipicu). • Beberapa kejadian triggered update: • Holdown timer sudah habis • Update lain diterima dengan metric yang lebih baik • Flush time: waktu router ditahan sebelum dihapus http://www.mercubuana.ac.id

  23. Rip Timers • Rip Update Timers • Holdown Timers • Route Flush time http://www.mercubuana.ac.id

  24. Router update timer: update router yang periodik 30 detik • Router invalid timer: menentukan router menjadi tidak valid, 180 detik • Holddowntimer: informasi routing ditahan, 180 detik • Route Flush time: menset router menjadi tidak valid dan penghapusan dari tabel routing, 240 detik. http://www.mercubuana.ac.id

  25. Contoh Konfigurasi Router RIP http://www.mercubuana.ac.id

  26. http://www.mercubuana.ac.id

  27. http://www.mercubuana.ac.id

  28. http://www.mercubuana.ac.id

  29. http://www.mercubuana.ac.id

  30. http://www.mercubuana.ac.id

  31. Terima Kasih http://www.mercubuana.ac.id

More Related