1 / 10

Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr)

Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr). Oleh : Zainul adzvar. Filsafat Perennial= Kebijaksanaan Perennial (intelektual) (realisasinya). Adalah: Pengetahuan yang selalu dan akan “ada”, bersifat universal. “ada” diantara orang-orang yang berbeda ruang, waktu, prinsip.

Download Presentation

Filsafat Perennial (Sayyed Housein Nasr)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Filsafat Perennial(Sayyed Housein Nasr) Oleh : Zainul adzvar.

  2. Filsafat Perennial= Kebijaksanaan Perennial(intelektual) (realisasinya) • Adalah: Pengetahuan yang selalu dan akan “ada”, bersifat universal. • “ada” diantara orang-orang yang berbeda ruang, waktu, prinsip. • Ini diperoleh lewat intelek • Beda dengan Rasio: pemikiran terhadap rencana “roh”, • intelek: mampu mengetahui Tuhan, ia bersifat ilahiyah dan sekaligus akses ke manusia sehingga sadar siapa mereka  ini terdapat dalam jantung semua agama dan tradisi.

  3. Realisasi pencapaian hanya melalui tradisi tersebut dengan metode, ritual, yang dikuduskan oleh Perintah suci yang menciptakan tradisi Walaupun manusia bisa memperoleh dengan usahanya sendiri, tapi pencapaiannya tergantung “rahmat” dan ketentuan yang ditetapkan oleh agama.

  4. Filsafat Perennial mempunyai cabang-cabangdan ranting-ranting ke kosmologi, antropologi, seni. dll.Jantungnya : metafisika (: pengetahuan tentang relitas tertinggi, sebagai pengetahuan menganai yang “kudus”/scientia sacra)  bukan sebagaimana Filsafat Barat. Metafisika yang dipahami dalam filsafat perennial Pengetahuan Ilahiyah (bukan konstruk mental yang selalu berubah sesuai dengan zaman)

  5. Metafisika tradisional  Pengetahuan yang mensucikan dan mencerahkan, ia merupakan gnosis, ia terletak di jantung agama, yang mencerahi makna ritus-ritus, doktrin-doktrin, juga sebagai kunci untuk memahami pluralitas agama. Kalau ada “satu” prinsip yang terus diulang-ulang dalam wacana tradisional adalah ortodoksi  ia berarti mengandung esoterik dan eksoterik.

  6. Obyek Filsafat Perennial adalah : Agama • Tuhan --- Manusia • Wahyu --- Seni Sakral • Ritus --- Syari’at agama • Mistisisme --- Etika sosial • Metafisika --- Teologi

  7. Agama bukan Historis tapi Trans-Historis.Historis -- Fenomenologi - dari luarTrans Historis  Perennial - dari dalam Realitas / metafisika merupakan realitas yang tidak hilang oleh dunia psikofisik (dimana manusia bisa berfungsi). Realitas tertinggi melampaui semua ketentuan dan batasan.

  8. Apakah Prinsip Perennial bisa dilihat dalam konteks Postifistik (kepenuhan) atau nihilis (kekosongan)? • Ada 2 kemungkinan. • Pertama, Seperti yang difahami tradisi Timur  adanya “Aku” tertinggi, kutub subyektif. • Kedua, imanen  tergantung tingkat kesadaran dan kecerdasan “intelektualitas” • O.k.i agama bukan hanya kunci memahami agama, tapi juga alat perjalanan menuju ilahiyah  yaitu kehidupan seseorang itu sendiri

  9. Tantangan sebuah agama • Agama tidak hanya Ibadah dan Iman saja, tapi “asal yang Ilahi” (Devine origin)  polanya terletak dalam intelek ilahiyah. • Agama di Bumi akan terhenti, tapi sebagai “ide” akan tetap dalam intelek ilahiyah dalam realitas Trans Historis.

  10. Karenanya agama tidak bisa di reduksi ke dalam menifestasi yang bersifat sosial dan psikologis.Sebab agama adalah perkawinan antara norma ilahiyah dan kolektifitas manusia yang ditakdirkan untuk menerima jejak norma tersebut. Sehingga secara otomatis agama mempunyai “aksoterik” (dimensi yang luar). Filsafat dulunya erat dengan wahyu  akan tetapi di belokkan oleh Eropa menjadi Modern.

More Related