1 / 21

PERILAKU ABNORMAL

PERILAKU ABNORMAL. SEHAT vs NORMAL. Latar Belakang …. Secara Demonologi s merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Demonologi ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani.

urit
Download Presentation

PERILAKU ABNORMAL

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERILAKU ABNORMAL

  2. SEHAT vs NORMAL

  3. LatarBelakang… SecaraDemonologis merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Demonologi ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani. Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang yang berperilaku abnormal sering dikirim ke kuil untuk persembahan pada Aesculapius, yaitu Dewa Penyembuhan.

  4. Lanjutan … • Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut dinamakan exorcism.

  5. PERPEKTIF HISTORIS TENTANG GANGGUAN ABNORMAL • Model Demonologi Perilaku abnormal merefleksikanserbuan/ invasidariroh-rohjahat.Lubangdiatasditujukanuntukjalan agar roh-roh yang marahdapatkeluar (terapitrephination). Model inimengaitkanperilaku abnormal dengansupranaturalatauhal-halgaib.

  6. 2. AsalMula Model Medis: dalam “CairanTubuhManusiaMemicuPenyakit”.Perilaku abnormal terjadikarenaketidakseimbangancairandalamtubuh. CONTOH: • Orang yang tidakbertenagaataulambatdiyakinimemilikikelebihanlendir (plegm) • Kelebihancairanempeduhitamdiyakinimenyebabkandepresiataumelankolia. • Terlalubanyakcairandarahmenimbulkandisposisisanguinis: ceria, percaradiri, optimis. • Kelebihancairanempedukuningmembuatorang-orangmenjadimuramdankoleris (cepatmarah).

  7. 3. Zaman Pertengahan (475-1450M)Kekuatan supranatural sebagai penyebab perilaku abnormal dikuatkan kembali oleh Gereja Katolik Roma. Upaya penanganan dengan Upacara Pengusiran Roh Jahat. Metodenya: Berdo’a, mengayun-ayunkan tanda salib, memukul dan mencambuk. Jika tak kunjung sembuh, disiksa dengan alat yang sangat menyakitkan, dengan harapan si penderita dapat termotivasi untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan masyarakat. 4. Gerakan Reformasi dan Terapi Moral (akhir 18 – awal 19)Penderita abnormalitas seharusnya ditangani secara manusiawi. yakni memberikan penanganan yang manusiawi dalam lingkungan yang santai dan layak dapat mengembalikan fungsi yang normal.

  8. 5. Pertengahan abad 19Keyakinan bahwa perilaku abnormal dapat disembuhkan kurang disukai, dan menganggap perilaku ini tidak dapat disembuhkan. 6. The National Comite of Mental Hygine (1909), di AS bertujuan untuk:Menyatakan bahwa penyakit mental tidak bisa disembuhkan, membawa cacat dan kutukan.

  9. Apakah Perilaku Abnormal Itu? PERSPEKTIK TENTANG PERILAKU ABNORMAL • Perspektif Biologis • Psikologis, • Sosiokultural, dan • Biopsikososial

  10. Perspektif Biologis • Perspektif biologis: Perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak dangangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik.

  11. Perspektif Psikologis: • Disebabkankarenankonflikpsikologisdiluaralamsadar yang dapatdilacakpadamasakecilpadamasaperkembanganpsikoseksual: • Tahap oral: BayimemperolehkepuasanseksdenganmengisappayudaraIbunya. • Tahap anal: pemenuhankepuasanseksmelaluikontraksidanrelaksasisaatmemngeluarkankotoran (BAK&BAB) • Tahapphalic: Oedipus complex danerectra complex.

  12. Perspektif Sosiokultural • Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal.

  13. Perspektif Bio-Psiko-Sosial • Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.

  14. Kriteria abnormalitas (Nevid, dkk., 2005) 1. Perilaku yg tidak biasa ex: Cemas selama interviu kerja = biasa Cemas ketika masuk mall = tdk biasa 2. Perilaku yg tidak dapat diterima secar sosial atau melanggarnorma sosial ex: “homo / lesbi” 3. Persepsi atau interpretasi yg salah terhadap realitas Ex : If u talk to God, u’re praying If God talk to u, u’re schizophrenic

  15. 4. Penyimpangan perilaku yg biasa dilakukan sebagian besar anggota masyarakat. 5. Perilaku membahayakan diri . Ex : Suicide (bunuh diri) 6. Perilaku maladaptif Perilaku maladaptif adalah perilaku yang mempunyai ciri sebagai berikut: a. Menimbulkan akibat yang tidak menyenangkan bagi pelaku maupun lingkungannya, b. Tidak sesuai dengan stimulus yang dimunculkan oleh lingkungannya

  16. MODEL PERILAKU ABNORMAL 1. Model Demonologis Dasar PL abnormal : Kepercayaan pada unsur2 mistik, ghaib (kekuatan setan, guna2, sihir) Gejala-gejala : Halusinasi, PL aneh, tanda jasmani khusus (warna kulit, pigmen, dsb) yang dianggap tanda setan Gangguan mental : Bersifat “jahat” -dianggap berbahaya, bisa merugikan / membunuh orang Cara mengatasi • Zaman batu: tengkorak dibor (dibolong), sebagai jalan keluar roh jahat • Abad pertengahan : disiksa, dibunuh, dimusnahkan, dipenjara, RSJ • Perkembangan di gereja : pendeta yang mengobati (doa, sembahyang, penebusan dosa)

  17. 2. Model Naturalistis • Dasar penyebab : Proses2 fisik / jasmani PL abnormal selalu berhubungan dengan fungsi2 jasman yang abnormal (bukan karena gejala spiritual) • Misal : Hipocrates – Galenus PL abnormal --- karena gangguan pada sistem humoral (cairan dalam tubuh) • Cara mengatasi : Perlakuan terhadap penderita lebih humanistic/manusiawi – lebih lembut, wajar & menghilangkan bentuk siksaan2

  18. 3. Model Organis / Biologis Dasar PL abnormal : Kerusakan pada jaringan syaraf / gangguan biokimia pada otak karena kerusakan genetic, disfungsi endokrin, infeksi, luka2 – khususnya pada otak 4. Model Psikologis Dasar PL abnormal : Pola-pola yang patologis, Pendekatan : Psikoanalisis, Behavioristis, kognitif, humanistic,

  19. Terapi Perilaku Abnormal: Perspektif Biologis 1. Kemoterapi (Chemotherapy) Chemotherapy atau Kemoterapi dalam kamus J.P. Chaplin diartikan sebagai penggunaan obat bius dalam penyembuhan gangguan atau penyakit-penyakit mental. Adapun penemuan obat-obat ini dimulai pada awal tahun 1950-an, yaitu ditemukannya obat yang menghilangkan sebagian gejala Schizophrenia. Beberapa tahun kemudian ditemukan obat yang dapat meredakan depresi dan sejumlah obat-obatan dikembangkan untuk menyembuhkan kecemasan.

  20. 2. Electroconvulsive Terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy) dijelaskan oleh psikiater asal Itali Ugo Carletti pada tahun 1939. Pada terapi ini dikenal electroschot therapy, yaitu adanya penggunaan arus listrik kecil yang dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang yang mirip dengan kejang epileptik. Pada saat ini ECT diberikan pada pasien yang mengalami depresi yang parah dimana pasien tidak merespon pada terapi otak.

  21. 3. Psychosurgery Pada terapi ini, tindakan yang dilakukan adalah adanya pemotongan serabut saraf dengan penyinaran ultrasonik. Psychosurgery merupakan metode yang digunakan untuk pasien yang menunjukan tingkah laku abnormal, diantaranya pasien yang mengalamai gangguan emosi yang berat dan kerusakan pada bagian otaknya. Pada pasien yang mengalami gangguan berat, pembedahan dilakukan terhadap serabut yang menghubungkan frontal lobe dengan sistim limbik atau dengan area hipotalamus tertentu. Terapi ini digunakan untuk mengurangi simptom psikotis, seperti disorganisasi proses pikiran, gangguan emosionalitas, disorientasi waktu ruang dan lingkungan, serta halusinasi dan delusi.

More Related