1 / 39

Angiontensin II reseptor blockers(ARBs)

Angiontensin II reseptor blockers(ARBs). Kelompok 3 BQ Nurul Fitiana Destiningsih Dini S afitri Diana Silvia Dwi Novianingrum Dwi Rahayu A priani Erin Rizkiana. PENGERTIAN… .

tuyet
Download Presentation

Angiontensin II reseptor blockers(ARBs)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Angiontensin II reseptor blockers(ARBs) Kelompok 3 BQ Nurul Fitiana Destiningsih Dini Safitri Diana Silvia Dwi Novianingrum Dwi Rahayu Apriani Erin Rizkiana

  2. PENGERTIAN… • Angiotensin receptor blocker (ARB) merupakan salah satu obat antihipertensi yang bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron. ARB mampu menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga secara langsung akan menyebabkan vasodilatasi, penurunan produksi vasopresin, dan mengurangi sekresi aldosteron. Ketiga efek ini secara bersama-sama akan menyebabkan penurunan tekanan darah.

  3. Lanjutan… • Angiotensin Receptor Blocker (ARB) merupakan kelompok obat yang memodulasi sistem RAS dengan cara menginhibisi ikatan angiotensin II dengan reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Semua kelompok ARB memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan ribu kali lebih kuat dibanding angiotensin II dalam berikatan dengan reseptor AT1.

  4. Akibat penghambatan ini, maka angiotensin II tidak dapat bekerja pada reseptor AT1, yang secara langsung memberikan efek vasodilatasi, penurunan vasopressin, dan penurunan aldosteron, selain itu, penghambatan tersebut juga berefek pada penurunan retensi air dan Na dan penurunan aktivitas seluler yang merugikan (misalnya hipertrofi).

  5. Efek Samping ARBs Secara umum dan melalui berbagai penelitian, ARB relatif aman dan jarang sekali menimbulkan komplikasi fatal. Tetapi beberapa keluhan yang pernah dilaporkan, antara lain pusing, sakit kepala, dan hiperkalemia. ARB juga dapat menimbulkan hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia, abnormalitas fungsi liver, kram otot, mialgia, nyeri punggung, insomnia, penurunan level hemoglobin, dan kongesti nasal.

  6. Berikut ini merupakan beberapa contoh obat golongan angiotensin II receptor blocker : ValsartanValsartan merupakan prototipe ARB dan keberadaannya cukup mewakili seluruh ARB. Valsartan bekerja pada reseptor AT1 secara selektif, sehingga diindikasikan untuk mengatasi hipertensi.. Bioavailabilitas valsartan adalah sebesar 25% dengan 95% terikat protein. Waktu paruh valsartan adalah 6 jam, dan kemudian diekskresikan 30% melalui ginjal dan 70% melalui bilier.

  7. Valsartan terdapat dalam kemasan tablet 40 mg, 80 mg, 160 mg, dan 320 mg, menyesuaikan rentang dosis harian yang direkomendasikan, yaitu 40 – 320 mg per hari • Sediaan DIOVAN 160 MG TABLET

  8. Brand: :Novartis Indonesia • Product Code::G • Komposisi:Valsartan • Indikasi:Pengobatan hipertensi, terapi gagal jantung pada pasien yang intoleransi terhadap ACE inhibitor. Pasca infark miokard. • Dosis:Untuk hipertensi : 80 mg 1 kali/hari dapat ditingkatkan sampai 160 mg/hari atau dapat ditambah diuretik jika TD belum dapat terkontrol. Untuk gagal jantung : awal 40 mg 2 kali/hari. Maksimal : 320 mg/hari dalam dosis terbagi. Untuk pasca infark miokard : awal 20 mg 2 kali/hari. • Pemberian Obat:Diberikan sebelum atau sesudah makan. Kontra Indikasi: Hamil, laktasi, kerusakan hati yang berat, sirosis, obstruksi bilier.

  9. Perhatian: Pasien dengan deplesi Na atau vol cairan tubuh, stenosis arteri ginjal unilateral atau bilateral, gangguan ginjal dan hati, obstruksi saluran empedu. Pada gagal jantung tidak dianjurkan penggunaan bersama valsartan, ACA inhibitor, dan β-bloker. Hati-hati untuk memulai terapi pada pasien gagal jantaung atau pasca infark miokard. Efek Samping: Sakit kepala, diare, infeksi saluran panas, pusing, lemah, batuk, mual, sinusitis, infeksi virus, nyeri perut, rinitis, sakit pinggang, faringitis, artralgia. Interaksi Obat:Suplemen K, diuretik hemat K. Kemasan:Tablet salut selaput 160 mg x 2 x 14

  10. Telmisartan • Telmisartan merupakan salah satu ARB yang digunakan sebagai antihipertensi. Telmisartan dipasarkan dengan nama dagang Micardis (Boehringer Ingelheim), Pritor or Kinzal (Bayer Schering Pharma), Telma (Glenmark Pharma) dan Teleact D by (Ranbaxy). Bioavailabilitas telmisartan adalah sebesar 42% hingga 100% dengan lebih dari 99,5% berikatan dengan protein. Waktu paruh telmisartan adalah 24 jam, dan kemudian diekskresikan hampir seluruhnya melalui feses. . Afinitas telmisartan terhadap reseptor AT1 cukup tinggi dan merupakan yang tertinggi di kelompoknya

  11. Indikasi : hipertensi essensial Kombinasi dengan HCT : untuk pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol fdengan telmisartan atau HCT tunggal • Peringatan : gangguan fungsi hati hindarkan jika berat, gangguan fungsi ginjal. • Kontraindikasi: hipersensitif,koleastasis dan gangguan karena obtreksi empedu trimester II dan TM III kehamilan dan menyusui.

  12. Efek samping : ganguan saluran cerna,gejala mirip influenza,termasuk faringitis dan sinusitis, nyeri sendi, otot dan punggung, kram kaki, lebih jarang mulut kering,perut kembung, gejala mirip tendonitis, pandangan tidak normal, berkeringa, gangguan darah, insomnia, peningkatan asam urat, gatal-gatal. Dosis : lazimnya 40mg sekali sehari (20mg mungkin cukup),tingkatkan jika perlu setelah sedikitnya 4 minggu,hingga 80 mg sekali sehari. Kombinasi Telmisartan 40 mg/HCT 12,5 mg digunakan pada pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Telmisartan 40 mg. Kombinasi Telmisartan 80 mg/HCT 12,5 mg digunakan pada pasien hipertensi dimana tekanan darahnya tidak dapat terkontrol dengan Irbesartan 80 mg atau Telmisartan 40 mg / HCT 12,5.

  13. sediaan

  14. Losartan • Losartan merupakan salah satu ARB yang diindikasikan untuk hipertensi. Selain itu, losartan juga dapat memperlambat progresivitas nefropati diabetik dan kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus tipe II, hipertensi, dan mikroalbuminuria (>30 mg/hari) atau proteinuria (> 900 mg.hari).

  15. Metabolisme losartan terjadi di hepar dengan bantuan enzim sitokrom . Waktu paruh telmisartan adalah 1,5 hingga 2 jam, tetapi memiliki metabolit aktif asam 5-karboksilat yang dapat bekerja dalam 6 hingga 8 jam. • Losartan kemudian diekskresikan 13% - 25% melalui ginjal dan 50% - 60% melalui bilier.

  16. sediaan • ACETENSA 50 MG TABLET

  17. Irbesartan • Nama dagang Aprovel, Karvea, dan Avapro. • Irbesartan digunakan terutama untuk menangani hipertensi.Bioavailabilitas irbesartan adalah sebesar 60% hingga 80%. Waktu paruh irbesartan adalah 11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan sisanya melalui feses. • Selain sebagai antihipertensi, irbesartan juga mampu menghambat progresivitas nefropati diabetik, mikroalbuminuria, atau proteinuria pada penderita diabetes melitus

  18. Kombinasi ini tersedia dalam berbagai nama dagang, seperti CoAprovel, Karvezide, Avalide, dan Avapro HCT. • Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Irbesartan sebagai antihipertensi : • Hiperkalemia (19%), hipotensi (5%), fatigue (4%), lelah (10%), diare (3%), infeksi saluran nafas bagian atas (9%), batuk (2,8%)

  19. Sediaan

  20. Sediaan

  21. Olmesartan • Olmesartan bekerja dengan memblokade ikatan angiotensin II dengan reseptor AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos vaskular. Dengan blokade tersebut, olmesartan akan menghambat feedback negatif terhadap sekresi renin. • Bioavailabilitas Olmisartan adalah sebesar 26% dengan metabolisme terjadi di hepar dan tidak hilang dengan hemodialisis. Waktu paruh Olmisartan adalah 13 jam, dan kemudian diekskresikan 40% melalui ginjal dan 60% melalui bilier.

  22. Sediaan • Olmesartan tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 20 mg, dan 40 mg. • Dosis normal yang dianjurkan untuk dewasa (termasuk lanjut usia dan kerusakan hepar dan ginjal ringan) adalah 20 mg/hari dosis tunggal. Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan menjadi 40 mg per hari setelah 2 minggu, bila tekanan darah tetap tidak mencapai target.

  23. OLMETEC 40 MG TABLET

  24. Sediaan

  25. Candesartan • Candesartan merupakan salah satu ARB yang digunakan sebagai antihipertensi. • Prodrug candesartan dipasarkan dalam bentuk candesartan cileksil, dengan nama Blopress, Atacand, Amias, dan Ratacand. • Bioavailabilitas candesartan adalah sebesar 15% hingga 40% dengan metabolisme terjadi di dinding intestinal untuk candesartan sileksil, dan dihepar untuk candesartan yang dikatalisasi enzim sitokrom.

  26. Waktu paruh candesartan adalah 5,1 sampai 10,5 jam, dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan 67% melalui feses. diindikasikan untuk pasien dengan gagal jantung kongestif, candesartan juga dapat dikombinasikan dengan ACE inhibitor untuk memperbaiki morbiditas dan mortalitas penderita gagal jantung.

  27. sediaan • BLOPRESS 16 MG TABLET

  28. Eprosartan • Eprosartan dipasarkan dengan nama Teveten HCT dan Teveten plus. • Obat ini juga menghambat produksi norepinefrin simpatetik sehingga juga menurunkan tekanan darah. • Bioavailabilitas eprosartan adalah sebesar 15% tanpa dimetabolisme. Waktu paruh eprosartan adalah 5 hingga 9 jam, dan kemudian diekskresikan 10% melalui ginjal dan 90% melalui bilier.

  29. Sediaan Indikasi Indikasi:Untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).Efek Samping:1. Basanya ringan dan sementara: Efek CNS (kepeningan), Efek CV (hipotensi orthostatik yang berhubungan dengan dosis, yang bisa terjadi khususnya pada pasien yang mengalami penipisan isi); kerusakan ginjal.2. Efek lainnya yang agak jarang: ruam, angioedema, dan kenaikan tes fungsi hati (LFTs); myalgia.

  30. Instruksi Khusus:1. Pasien dengan penipisan isi (misalnya terapi diuretik dengan dosis tinggi) bisa mengalami hipotensi dan harus dimulai dengan dosis rendah.2. Gunakan dengan hati-hati pada penderita stenosis arteri ginjal, kerusakan ginjal, atau kerusakan hati.3. Serum K harus diawasi, khususnya pada pasien yang lebih tua, pasien dengan kerusakan ginjal dan diuretik penghematan kalsium (K) harus dihindari. Dosis : 1. 600 mg melalui mulut(per oral), 1 kali sehari dipagi hari.2. Dosis maksimum: 800 mg/hari.

  31. Farmakokinetik AHT target dari terapi hipertensi adalah normal blood pressure,yaitu systole 130-139 dan diastole 80-89. dan perlu diingat,bahwa penuruna BP pada nilai normal mampu menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit cardiovaskuler. beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penurunan BP adalah adanya comorbid seperti DM, dan CKD. jadi,pemberian antihipertensi harus mempertimbangkan beberapa hal,yaitu :  -potensi obat antihipertensi tersebut (derajat penurunan tekanan darah) -DOA : duration of Action ( terkait target dalam BP dalam 24 jam), dan waktu evaluasi/cek BP. untuk mengetahui kombinasi antihipertensi apa yang mampu memberikan efek penurunan dan mempertahankan BP dalam nilai normal selama 24 jam ,maka kita harus mengetahui farmakokinetik antihipertensi (selama dibangku kuliah belum diajarkan farmakokinetik untuk antihipertensi).

  32. a. Linear dose respon Peningkatan dosis ekuivalen dengan peningkatan potensi antihipertensi dan penurunan BP, serta ekuivalen dengan efek samping AHT. contoh antihipertensi dengan linear drug respon ; golongan CCB (ca channel blocker), furosemid, HCT, beta-blocer, alfa-1 antagonis. b. nonlinear drug respon Derajat penurunan BP tidak dipengaruhi oleh tinggi/rendahnya dosis AHT (penurunan BP yang sama diperoleh pada dosis tinggi/rendah). akan tetapi pada dosis yang lebih tinggi kadar obat yang berada pada rentang Css (konsentrasi steady state) akan lebih lama,sehingga DOA obat juga meningkat dan mampu mempertahankan BP pada rentang normal lebih lama. contoh antihipertensi dengan nonlinear drug respon : golongan ACEI

  33. c. Antihipertensi yang memiliki efek penurunan BP dengan kurva flat dalam waktu 24 jam, dan peak yang lebih dari 24 jam. sehingga pemeriksaan BP harus dilakukan juga pada saat kadar puncak obta antihipertensi. contoh antihipertensi yang termasuk dalam golongan ini adalah ARB, namun hal ini juga masih diperdebatkan apakah ARB termasuk antihipertensi dengan linear drug respon atau tidak.

  34. Farmakodinamik Farmakodinamik ialah cabang ilmu yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya. (2) Sifat kerja obat tersebut menentukan kelompok tempat obat tersebut digolongkan dan sering kali mempunyai peranpenting untuk memutuskan apakah kelompok tersebut adalah terapi yang tepat untuk gejala atau penyakit tertentu.Mekanisme Kerja ObatEfek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang kencakup dua fungsi penting. Pertama, bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.

  35. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsic tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (agonit binding site ) disebut antagonis (Ganiswara.et.al.,1995).interaksi antara molekul dengan suatu reseptor pada sel organ tubuh diikuti dengan terjadinya reaksi rantai biokimiawi yang akhirnya menimbulkan perubahan fungsi organ tertentu.Perubahan yang terlihat atau terasa disebut efek obat.

  36. Daftar Pusataka Pupitorini, Myra.2009.Hipertensi Cara Mudah Mengatasi Hipertensi. Jogjakarta : Image Umar,Sukiman Said, dkk.2008.Informatorium Obat Nasional Indonesia .Jakarta :Koperkom dan CV Sagung Seto

  37. Thank youu Gumawo Maturnuwuuun Arigatooo merciii

More Related