Tillman08Stokholm

,

Pentingnya Doa (Wartasingkat Islam Al-Ilmu) Buletin Islam Terbitan 28: Pentingnya Doa Selaku hamba yang payah, manusia berkelaluan membutuhkan ulurantangan Rabb-nya. Bahkan tiap-tiap hela nafas beserta derap langkahnya tidak dapat terlepas dari pertolonganNya. Salah satu upaya yang bisa ditelusuri agar bisa mendapatkan ulurantangan dari Allah adalah dengan doa. Domisili doa benarlah penting, dan setiap orang jelas membutuhkan doa, baik itu buat menolak benda yang tidak diminati atau bakal mendapatkan sebuah yang ia sukai. Akantetapi banyak di antara manusia tidak siuman bahwasanya dirinya payah dan membutuhkan pertolongan dari Allah. Lalu dari itu, tidak ganjil jika kamu jumpai begitu membludak di antara mereka yang enggan untuk menengadahkan tangannya untuk berharap dan memohon kepada Allah. Padahal Allah Maha Kaya dan Maha Mendengar doa-doa hambaNya. http://doataktertolak.com/ shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa doa adalah ibadah, bahkan dibilang sebagai sebaik-baik ibadah. Hal itu disebabkan karena di dalamnya terdapat sifat tunduk, mengebawahkan dan menghinakan diri, pun disertai dengan pengharapan yang begitu besar kepada Allah Ta’ala. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma “Doa itu ialah ibadah.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 3407.) “Sebaik-baik ibadah yaitu doa.” (HR At-Tirmidzi dari kawan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beserta hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 1122.) Jika harapan merupakan ibadah, sehingga siapa saja yang mengerjakannya pasti akan mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala. Tentu saja selagi doa yang dipanjatkannya itu seperti dengan arahan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan isi ciri tidak mengandung kejelekan. Selain memperoleh apa yang dimintanya, seorang yang bermohon akan mendapati pahala dari ibadah berkah yang dikerjakannya. Subhanallah, begitu besar rahim dan kasih rindu Allah kepada hamba-hambaNya yang mau berdoa. Doa merupakan Amanat dari Allah Allah Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya buat berdoa dan meminta apa saja yang mereka butuhkan dari kebaikan negeri dan darulbaka. Allah Ta’ala akan sungguh senang jika ada di antara hambaNya yang berdoa dan mengklaim kepadaNya. Bahkan Allah mengkritik hamba-hambaNya yang bersikap anggak dan tidak mau beribadah kepadaNya. “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepadaKu, puguh akan Kuperkenankan bagimu. Nyata orang-orang yang melantamkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam situasi hina dina.” (QS Al-Mukmin [40]: 60) Allah Hendak Marah kepada HambaNya yang Tidak Mau Berdoa Allah bakal mencela terlebih marah terhadap hamba-hambaNya yang tidak kepingin meminta serta berdoa kepadaNya. Sebab hal tersebut menunjukkan bawaan kesombongan lalu keangkuhan, sedangkan sejatinya mereka adalah insan yang lemah yang tiada akan berenergi tanpa pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Barangsiapa yang tiada meminta kepada Allah maka Allah hendak marah kepadanya.” (HR At-Tirmidzi beserta Ibnu Majah, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 2418.) Abnormalitas Doa Kebanyakan dari kita hangat mau beribadah kepada Allah di kali tertimpa kecelakaan, masalah, kesedihan, atau resesimasasulit. Sedangkan padamasaitu dalam kondisi luas dan berkecukupan, dia menjauh dan seakan lalai dengan Rabb-nya. Sedangkan sejatinya kita senantiasa butuh pada doa, lantaran doa ialah senjata bagi seorang Muslim. Sepertiitu banyak hal yang awalnya terlihat tidak bisajadi kemudian sebagai mungkin dengan doa. Lebih-lebih disebutkan di dalam hadits yang shahih, bahwa ciri bisa menyelamatkan takdir. Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, sira mengatakan kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak tampak yang bisa mencegah takdir hanya doa. Beserta tidak ada yang bisa menaikkan umur hanya amal kebaikan.” (HR At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 7687.) Tatkala Harapan Kita Tak Dikabulkan Mungkin beberapa dari kita sering-kali mengeluh karna doanya tidak juga dikabulkan. “Dan apabila hamba-hambaKu menanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sebenarnya Aku yaitu dekat. Aku memperbolehkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (seluruh perintahKu) dan mestinya mereka beriman kepadaKu, biar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah [2]: 186) Di dalam ayat tersebut, Allah berakad akan memakbulkan doa hamba-hambaNya bila mereka mau berharap kepadaNya. Namun, mengapa terkadang berkah kita enggak dikabulkan oleh Allah padahal kita sudah naikbanding doa siang dan malam? Ketahuilah, bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji-janjiNya. Maka dari itu, kamu tidak bisa berburuk sangka kepadaNya tatkala ciri kita tiada segera dikabulkan. Kita harus instrospeksi diri, karena bisa jadi kelalaian ada pada diri kita, mungkin aturan cara ciri kita belum seperti dengan arahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maupun mungkin saja kamu mempunyai penghalang-penghalang terkabulnya ciri, seperti mengonsumsi makanan haram, tiada bersabar, aktivitas maksiat, tidak bersungguh-sungguh dalam berdoa, alias penghalang yang lainnya. Jika penghalang-penghalang itu ternyata tak ada pada diri anda, maka janganlah berputus asa dalam bermohon dan janganlah merasa sedih saat berkah belum terkabulkan “Doa bermanfaat akan apa yang sudah menimpa lalu apa-apa yang belum menimpa. Karena itulah, hai sekalian aku Allah, hendaknya anda berdoa.” (HR At-Tirmidzi serta Al-Hakim dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma. Hadits ini dikira hasan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, no. 3409.) “”Tidaklah seorang Muslim berdoa terhadap Allah dengan sebuah doa yang di dalamnya enggak mengandung diryah dan penghentian silaturahmi, rupanya Allah akan memasok baginya salah satu dari tiga kemungkinan. Yaitu berkah itu segera dikabulkan, atau Dia menyimpan untuknya di akhirat, maupun Dia menghindarkan darinya borok yang semisalnya.” Maka para sahabat berkata, “Jika begitu, kita memperbanyaknya.” Ia lantas berkata, “Allah lebih banyak (memberi pahala).”” (HR Ahmad, Al-Bukhari, beserta Al-Hakim dari sahabat Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Adabil Singular, no. 547.) Demikianlah beberapa pembahasan mengenai pentingnya harapan, semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hambaNya yang berkelaluan berdoa baik dalam kondisi belantara maupun ketang. Dan moga-moga Allah Ta’ala memberikan keistiqamahan kepada kita seluruh. Aamiin.

Uploads

No contents published yet...