1 / 28

MANAJEMEN BABI III

MANAJEMEN BABI III. KEGAGALAN MENYUSUI.  PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA KELENJAR SUSU : KELENJAR SUSU TIDAK ADA PUTING SUSU TERBALIK ( INVERTED NIPLE ) SEHINGGA ANAK BABI TIDAK BISA MENYUSU BAGIAN KELENJAR SUSU TIDAK AKTIF TIDAK ADANYA KELENJAR SUSU KARENA KECELAKAAN ATAU PENYAKIT.

teo
Download Presentation

MANAJEMEN BABI III

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MANAJEMEN BABI III

  2. KEGAGALAN MENYUSUI PENYEBAB TIDAK BERFUNGSINYA KELENJAR SUSU : • KELENJAR SUSU TIDAK ADA • PUTING SUSU TERBALIK (INVERTED NIPLE) SEHINGGA ANAK BABI TIDAK BISA MENYUSU • BAGIAN KELENJAR SUSU TIDAK AKTIF • TIDAK ADANYA KELENJAR SUSU KARENA KECELAKAAN ATAU PENYAKIT.

  3. WARNA BULU DAN KULIT • WARNA BULU PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGEMBANGAN TERNAK BABI • BULUNYA RELATIF SEDIKIT DIBANDING SAPI DAN KULITNYA TERBUKA TERHADAP KEADAAN LUAR • WARNA HITAM DI DAERAH TROPIS KURANG MENGUNTUNGKAN, SEJAUH TEMPERATUR MENJADI PERTIMBANGAN

  4. KULIT YANG SEDIKIT / TIDAK BERPIGMEN - TIDAK TERLINDUNG DARI SINAR MATAHARI (SOLAR RADIATION) DAN DAPAT MENYEBABKAN KANKER KULIT. - BABI LANDRACE & LARGE WHITE, PERLU DIPERHATIKAN KARENA BERASAL DARI DAERAH RELATIF DINGIN.

  5. PENYAKIT  BEBERAPA PENYAKIT YANG SERING TIMBUL PADA TERNAK BABI (OUT BREAK) : • BRUCELLOSIS, 80 – 90% MENYEBABKAN KEGUGURAN YANG TERJADI PADA KEBUNTINGAN 4 minggu. • ATHROPIC RHINITIS • TRANSMISSIBLE GASTROENTERITIS (MORTALITAS 100%) • ERYSIPELAS, SERING DISEBUT DIAMOND SKIN DISEASE DANDAPAT MENULAR PADA MANUSIA PENCEGAHAN: VAKSINASI PADA UMUR 6-12 MINGGU

  6. LEPTOSPIROSIS (DALAM URIN DAN DARAH), MENYEBABKAN KEGUGURAN PADA 1/3 AKHIR MASA BUNTING DAN SEMUA UMUR DAPAT TERTULAR. • SWINE INFLUENZA, STRAIN H1N1 DAPAT MEMATIKAN MANUSIA YANG TERTULAR. • VIRUS PNEUMONIA • HOG CHOLERA (SAMPAR BABI)  VAKSINASI

  7. REPRODUKSI • BIASANYA 10% BABI BETINA DI PETERNAKAN GAGAL BERREPRODUKSI • UMUR DEWASA KELAMIN 4 – 7 BULAN, DIPENGARUHI OLEH FAKTOR-FAKTOR : BANGSA, SEX, LINGKUNGAN, BB, MUSIM (TERUTAMA DI DAERAH NON TROPIS), PENYAKIT , PENGELOLAAN DAN KHUSUSNYA PAKAN YANG DIBERIKAN • DIHARAPKAN BERANAK PERTAMA PADA UMUR 12 – 14 BULAN ( LAMANYA KEBUNTINGAN ± 115 HARI ) • MENGAWINKAN BABI BETINA, 2 KALI PADA MASA ESTRUS : ( I ) HARI PERTAMA ESTRUS, ( II ) 24 JAM SETELAH PERKAWINAN I

  8. SEX RASIO - BABI JANTAN UMUR < 1 TH = 1 (JANTAN) : 17 (BETINA) - BABI JANTAN UMUR > 1 TH = 1 (JANTAN) : 25 – 30 (BETINA) • JUMLAH ANAK - MENINGKAT SAMPAI UMUR 2,5 – 3 TAHUN - KONSTAN SAMPAI UMUR 5 TAHUN

  9. PENYUSUTAN BB (SHRINK)  PENYUSUTAN BB DIALAMI AKIBAT PENGANGKUTAN DAN DITUNJUKKAN DALAM PERSENTASE FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN SHRINK : 1. LAMA & JARAK PERJALANAN 2. JENIS KENDARAAN 3. RESIKO CUACA 4. UMUR & BB 5. JUMLAH MUATAN

  10. 1. LAMA & JARAK PERJALANAN PENYUSUTAN BB TERNAK BABI DENGAN PERBEDAAN JARAK DAN LAMA PERJALANAN

  11. 2. JENIS KENDARAAN  HASILPENELITIAN DAN PENGAMATAN (PENGANGKUTAN TRUK & KERETA API ) : - TRUK : JARAK DEKAT PENYUSUTANNYA LEBIH SEDIKIT DIBANDING KERETA API - KERETA API : JARAK JAUH PENYUSUTANNYA LEBIH SEDIKIT DIBANDING TRUK

  12. 3. RESIKO CUACA PADA KEADAAN CUACA PANAS, PENGANGKUTAN DILAKUKAN PADA MALAM HARI DAN ATAU DILAKUKAN PENYEMPROTAN PADA SAAT KENDARAAN ISTIRAHAT PENGARUH TEMPERATUR - PENYUSUTAN BB LEBIH RENDAH: - 60 C S/D 15,50C - DI BAWAH < - 60 C & DI ATAS >15,50C PENYUSUTANNYA LEBIH TINGGI

  13. PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENYUSUTAN BB KETERANGAN : 10F = - 170C ; 200F = -6,60C ; 600F = 15,50C ; 800F = 26,60C

  14. 4. UMUR & BB • PENYUSUTAN BB HEWAN MUDA LEBIH TINGGI DIBANDING YANG LEBIH TUA • PENYUSUTAN AKAN LEBIH TINGGI LAGI, BILA KELOMPOK YANG DIANGKUT MEMPUNYAI PERBEDAAN BB YANG BESAR (DIBANDING YANG BB RATA-RATA SAMA)

  15. 5. JUMLAH MUATAN • HINDARKAN PEMUATAN YANG KURANG ATAU BERLEBIHAN DARI KAPASITAS YANG TERSEDIA • MUATAN YANG IDEAL ADALAH 95 – 100% DARI KAPASITAS • MELEBIHI ATAU KURANG DARI KAPASITAS, TERJADI HIMPITAN SESAMA BABI PADA SAAT KENDARAAN MULAI BERJALAN DAN AKAN BERHENTI DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN & CACAT TUBUH • MELEBIHI ATAU KURANG DARI KAPASITAS SEBESAR 15 – 25%, MENYEBABKAN PENYUSUTAN BB SEKITAR 15% LEBIH BESAR DIBANDING PEMUATAN 95 – 100% DARI KAPASITAS RATA-RATA PENYUSUTAN BB SEKITAR 1 – 2%

  16. KANDANG TERNAK BABI

  17. KANDANG YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN: • TERBATASNYA LUAS TANAH YANG TERSEDIA • UNTUK MUDAHNYA PENGELOLAAN DAN PENGAWASAN, SEBAIKNYA DIPELIHARA SECARA TERKURUNG ATAU DALAM KANDANG • TERUTAMA BAGI INDUK BABI YANG MELAHIRKAN, SEBAB ANAK BABI YANG BARU LAHIR SISTEM REGULATOR PANASNYA BELUM BERFUNGSI SEMPURNA.

  18. LOKASI PETERNAKAN • TRANSPORTASI • PERSEDIAAN AIR • TANAHNYA MUDAH KERING • JAUH DARI PEMUKIMAN & TOLERANSI PENDUDUK • PERUBAHAN IKLIM TIDAK DRASTIS

  19. TEMPERATUR LINGKUNGAN TEMPERATUR YANG SESUAI BAGI TERNAK BABI

  20. BANGUNAN KANDANG • SISTEM TERBUKA LEBIH SESUAI DENGAN IKLIM TROPIS • TEMBOK KANDANG CUKUP 60 cm • DIATAS TEMBOK DIBUAT TERALI BESI SECARA HORIZONTAL, PIPA PERTAMA 30 cm DI ATAS TEMBOK KEMUDIAN PIPA KEDUA 30 cm DI ATAS PIPA PERTAMA • LUAS KANDANG TERGANTUNG TUJUAN PENGGUNAANNYA • TINGGI BANGUNAN 3 m • KEMIRINGAN LANTAI KANDANG 1 – 1,5 0 • KEMIRINGAN SALURAN TEMPAT PEMBUANGAN KOTORAN 2 – 3 0

  21. MACAM-MACAM KANDANG • KANDANG PEJANTAN • KANDANG BERANAK • KANDANG INDUK BABI • KANDANG PENGGEMUKAN • KANDANG KARANTINA

  22. 1. KANDANG PEJANTAN • PANJANG : 3 m & LEBAR : 2 m • TERPISAH AGAK JAUH DENGAN KANDANG BABI BETINA, AGAR WAKTU BETINA ESTRUS PEJANTAN TIDAK GELISAH DAN AGRESIF • TEMBOK KANDANG LEBIH TINGGI DIBANDING KANDANG LAINNYA, AGAR TIDAK DAPAT MELOMPAT KELUAR

  23. 2. KANDANG BERANAK • PANJANG : 2,7 m & LEBAR : 2,4 m • ADA 2 SISTEM, UNTUK MENGHINDARI TERTINDIHNYA ANAK BABI OLEH INDUKNYA, ( 1 ). FARROWING RAIL : DALAM KANDANG DIBUATKAN SEMACAM REL ATAU PALANG PENGAMAN SEKELILING DINDING DENGAN TINGGI 25 cm DARI LANTAI DAN 25 cm DARI DINDING.

  24. ( 2 ). FARROWING CRATE : - DALAM KANDANG DIBUATKAN STALL DENGAN UKURAN LEBAR 50 – 70 cm, TERGANTUNG BESARNYA INDUK DENGAN PANJANG 2,2 m. - BAGIAN MUKA STALL DIBERI TEMPAT PAKAN DAN MINUM. - DALAM KANDANG DIBERI LAMPU PEMANAS UNTUK ANAK BABI YANG BARU LAHIR

  25. 3. KANDANG INDUK • UKURANNYA SAMA DENGAN KANDANG PEJANTAN • CUKUP UNTUK 1 EKOR INDUK DAN ANAK-ANAKNYA ATAU 3 – 4 EKOR BABI BUNTING

  26. 4. KANDANG PENGGEMUKAN • BENTUK BANGUNAN KANDANG ADALAH MEMANJANG, DITENGAH TERDAPAT LORONG DENGAN 2 JALUR PETAK-PETAK DI KEDUA SISI LORONG ( TIAP PETAK BERUKURAN 3 X 3 m ) • KAPASITAS KANDANG : a. ANAK BABI SAMPAI BB 40 kg SEBANYAK 25 EKOR ( 0,36 m2/EKOR ) b. BABI DENGAN BB 40 – 90 kg SEBANYAK 16 EKOR ( 0,56 m2/EKOR ) c. BABI DENGAN BB DIATAS 90 kg SEBANYAK 12 EKOR ( 0,75 m2 / EKOR ) • JUMLAH TERNAK BISA DIKURANGI (CUACA PANAS)

  27. 5. KANDANG KARANTINA - UKURAN KANDANG TERGANTUNG KEBUTUHAN - DIGUNAKAN UNTUK : 1). TERNAK YANG BARU DATANG / DIBELI 2). TERNAK SAKIT

  28. PERENCANAAN KANDANG • PENGELOMPOKAN KANDANG • JARAK ANTARA SATU MACAM KANDANG DENGAN LAINNYA • LETAK GUDANG TEMPAT MENYIMPAN MAKANAN • TEMPAT SUMBER AIR

More Related