1 / 21

Perspektif Kurikulum 2013

Haidar Bagir. Perspektif Kurikulum 2013. Apa Tujuan Puncak Pendidikan. Melahirkan manusia-manusia yang kaya? Berkuasa? Terkenal? Pandai? Memiliki Karakter? Atau : Melahirkan anak-anak yang sukses?. Tujuan Puncak Pendidikan. Membekali peserta didik d engan sikap , pengetahuan,

Download Presentation

Perspektif Kurikulum 2013

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Haidar Bagir Perspektif Kurikulum 2013

  2. Apa Tujuan Puncak Pendidikan • Melahirkan manusia-manusia yang kaya? • Berkuasa? • Terkenal? • Pandai? • Memiliki Karakter? Atau : • Melahirkan anak-anak yang sukses?

  3. Tujuan Puncak Pendidikan Membekali peserta didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memberikan kemungkinan sebesar-besarnya bagi mereka untuk meraih kehidupan yang bahagia di dunia maupun di akhirat

  4. Filosofi Kurikulum • Schubert (1986) : Philosophy lies at the heart of educational endeavor. This is perhaps more evident in curriculum domain than in any other, for curriculum is a response to the question of how to live a good life.

  5. Firman Tuhan • “Barangsiapa beriman dan berbuat baik, maka Tuhan akan memberinya kehidupan yang baik (di dunia) dan pahala yang lebih baik lagi (di akhirat) • Menurut para ulama, “kehidupan yang baik” berarti kebahagiaan hidup

  6. Tujuan Pendidikan Nasional • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional : Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

  7. Tujuan Pendidikan Nasional • BerimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, danberkepribadianluhur; • Berilmu, cakap, kritis, kreatif, daninovatif; • Sehat, mandiri, danpercayadiri; dan • Toleran, pekasosial, demokratis, danbertanggungjawab.

  8. Tujuan Pendidikan Nasional(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003) Berkembangnyapotensipesertadidik agar menjadimanusia yangberimandanbertakwakepadaTuhan Yang MahaEsa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadiwarganegara yang demokratissertabertanggungjawab. 8

  9. Definisi Pendidikan (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1)) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk • kekuatan spiritual keagamaan, • pengendalian diri, • kepribadian, • kecerdasan, • akhlak mulia, serta • keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  10. Kemampuan Personal-Eksistensial • Kemampuan personal-eksistensial – yang sedikitbanyakbersifat spiritual – dankemampuansosialadalahdasarharus dilihat sebagaipuncak.Yakni, bukansajaiakrusialdalammenentukankebahagiaanhidupseseorang, bahkanjugadalampenguasaankemampuan-kemampuanteknis yang menentukankesuksesan. Ingat Abraham Maslow.

  11. Kecerdasan Emosional • Kegagalanpendidikankitadalammengembangkankecerdasansosial-emosionaltelah, sebelum yang lain-lain, menyebabkananak-anakkitatakmemilikikemampuanuntukmengembangkanemosipositifdanempati, yang sangatmenentukankesejahteraanpsikologisdansosialmereka: mudahpatahdanmenyerah, mudah “galau”, takpunyasolidaritassosial. Padahalpertemananmerupakansumberbukanhanyakesusksesan, melainkanjugakebahagiaan. Sementaraitu, kegagalanmengembangkankecerdasanruhaniahmembuatanakkitatidakbahagiaakibatketerasingannya dengan sumber-keberadaan sekaligus Kawan-Agung (the Great Socius)-nya.

  12. Kecerdasan Emosional • Yang takkurangpenting, haruskitasadaribahwakesuksesanmaterilistiksekalipunditentukanjugaolehkecerdasanemosionaldan spiritual: olehkekuatancita-cita (visi), leadership, karakter, kekuatanimajinasi, danunsur-unsursejenisnya. Daniel Goleman, dalambukunya yang fenomenal, Emotional Intelligence, menyatakan: “… kecerdasan emosional kita menentukan potensi kita untuk belajar keterampilan praktis .... Kompetensiemosionalkitamenunjukkanberapabanyakpotensikita yang telahdiaplikasikanmenjadikemampuan yang bisadipakaisaatbekerja.”

  13. Kecerdasan Ruhaniah • DanahZohardan Ian Campbell menyimpulkanbahwakecerdasanruhaniahinimemberikemampuanuntukdapatbekerjasecaraadaptif-kompleks (berdasarprinsipchaos, yang tidaksekadarlogis-linear), yang lebihsesuaidenganlingkungankegiatan yang luarbiasacepatberubahseperti yang terjadisekarangini. Dalambisnis, yang satudisebutsebagaisocial capital, yang lain spiritual capital.

  14. Kemampuan Imajinatif • Kemampuanimajinatif—yang terkaiteratdengankemampuankreatif— mestibenar-benardigalakkan, termasukpemberianruangsebesar-besarnyabagiupayabelajarberkhayal (berimajinasi), mengeksplorseluasmungkinsegalasesuatudanmencoba-cobasebanyak-banyaknya, sertaberfikirsebebas-bebasnya, termasukuntukberbuatkesalahan (trial and error) sebanyak-banyaknya. Di sinimenjadipentingpengembanganprosesbelajar-mengajarberbasisproyek-proyekpenelitian (project-based learning).

  15. Permasalahan Kurikulum 2006 • Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. • Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. • Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan. • Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum. • Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. • Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. • Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala. • Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.

  16. Identifikasi KesenjanganKurikulum KondisiSaatIni Konsep Ideal

  17. Identifikasi KesenjanganKurikulum KondisiSaatIni Konsep Ideal 17 17

  18. Elemen Perubahan

  19. Pergeseran Paradigma • Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa • Dari satu arah menuju interaktif. • Dari isolasi menuju lingkungan jejaring • Dari pasif menuju aktif-menyelidiki • Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata • Dari belajar yang bersifat individual menuju pembelajaran berbasis tim. • Dari pengetahuan yang umum dan luas tapi tidak dapat digunakan dalam masyarakat, menuju pengetahuan yang mendalam dan dapat digunakan dalam kehidupan di masyarakat. • Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru • Dari alat tunggal menuju alat multimedia • Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif • Dari produksi massal menuju kebutuhan pelanggan • Dari usaha sadar tunggal menuju jamak • Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak • Dari kontrol terpusat pada guru menuju pembelajaran yang memberikan otonomi dan kepercayaan kepada siswa • Dari belajar hafalan faktual menuju kemampuan berpikir kritis-kreatif • Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan

  20. Pendidikan Karakter • Menanamkan pendidikan moral yang mengintegrasikan muatan agama, budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli ketertiban dalam penyelenggaraan pendidikan; • Mengembangkan kurikulum pendidikan yang memberikan muatan soft skills yang meningkatkan akhlak mulia dan menumbuhkan karakter berbangsa dan bernegara; • Menumbuhkan budaya peduli kebersihan, peduli lingkungan, dan peduli ketertiban melalui pembelajaran aktif di lapangan; • Penilaian prestasi keteladanan siswa yang mempertimbangkan aspek akhlak mulia dan karakter berbangsa dan bernegara.

  21. 3 Ranah Perlu diterapkan di sekujur kurikulum, terkait standar isi, proses, dan penilaian • Sikap • Pengetahuan • Keterampilan

More Related