1 / 14

BESAR SAMPEL DUA PROPORSI

BESAR SAMPEL DUA PROPORSI. Nugroho Susanto. Pendahuluan. Penting melihat penelitian terdahulu/studi awal penelitian. Penting melihat arti proporsi Penting melihat jenis sampel (independent & dependent) Penting melihat rata-rata. Hal penting dalam pemahaman besar sampel 2 proporsi.

taryn
Download Presentation

BESAR SAMPEL DUA PROPORSI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. BESAR SAMPEL DUA PROPORSI Nugroho Susanto

  2. Pendahuluan • Penting melihat penelitian terdahulu/studi awal penelitian. • Penting melihat arti proporsi • Penting melihat jenis sampel (independent & dependent) • Penting melihat rata-rata.

  3. Hal penting dalam pemahaman besar sampel 2 proporsi • P1 = proporsi pada kelompok pertama (sampel pertama) • P2 = proporsi pada kelompok kedua (sampel kedua) • Melihat kekuatan uji yang diinginkan (power of the test/ beta (β)). • Melihat tingkat kemaknaan (α).

  4. Besar sampel 2 proporsi • Biasa digunakan dalam penelitian dengan desain eksperimen. • Penelitian kohort • Penelitian cross sectional.

  5. P1 dan P2 pada eksperimen, kohort & cross-sectional P1 = a/(a+b) P2 = c/(c+d)

  6. Rumus

  7. Keterangan • P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLR • P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada kelompok BBLN • α = misalkan 0.05 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik) • Zα = misalkan 1.96 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik) • ß = misalkan 0.20 (ditentukan peneliti dengan mengacu teori statistik)

  8. Contoh besar sampel • Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan penyapihan dini dengan kejadian ISPA jika di inginkan kekuatan uji 80% dengan tingkat kemaknaan 95%, proporsi ispa pada kelompok penyapihan dini 0.495, proporsi tidak ispa pada kelompok tidak penyapihan dini: 0.235. • Berapa sampel yang harus diambil untuk masing-masing kelompok.

  9. Diketahui • N : Besar sampel pada masing masing kelompok. • P1 : Proporsi ispa pada penyapihan dini. • P2 : Proporsi ispa pada tidak penyapihan dini ISPA. • Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96. • Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84. • P1 : 0.495 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999) • P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)

  10. Hal yang penting diketahui • Jika diasumsikan didalam jurnal tidak diketahui proporsi masing-masing kelompok sebaiknya studi awal lebih penting. • Penentuan kekuatan dan signifikan didasarkan pada asumsi statistik umum. • Pertimbagan lain (dana, sdm dll)

  11. Besar sample untuk penelitian dua populasi mean

  12. Keterangan • N = besar sampel • S = standar deviasi • Z = level of signifikan • Z = power • μ1 = rata-rata kelompok perlakuan • μ 2 = rata-rata kelompok kontrol

  13. Contoh • Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A. jika diketahui sebagai berikut: • N = besar sampel • S = standar deviasi (1.70 berdasarkan penelitian Sharavage, 2006) • Z = 0,05 • Z = 0,20 • μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94 • μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72 • Berapa sampel yang harus diambil?

  14. TERIMA KASIH

More Related