1 / 54

KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Diabstraksikan oleh Soemarno tanahfpub 2009

Bahan kajian MK. D.I.T. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Diabstraksikan oleh Soemarno tanahfpub 2009. EMPAT KOMPONEN TANAH. Padatan An-organik: Mineral & Bukan mineral. Padatan Organik : Bahan Organik Tanah (Senyawa organik mati) Organisme hidup. Udara tanah …… Aerasi Tanah.

sumi
Download Presentation

KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Diabstraksikan oleh Soemarno tanahfpub 2009

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Bahan kajian MK. D.I.T. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN DiabstraksikanolehSoemarnotanahfpub 2009

  2. EMPAT KOMPONEN TANAH Padatan An-organik: Mineral & Bukan mineral Padatan Organik : Bahan Organik Tanah (Senyawa organik mati) Organisme hidup Udara tanah …… Aerasi Tanah Air tanah = Larutan tanah Soil Solution, Elektrolit tanah Sifat fisiologik penting dari Larutan tanah adalah “REAKSINYA” (pH) ……. Kemasaman / kebasaan tanah

  3. pH = - log [H+] [H+] dlm larutan tanah ………. Kemasaman aktif [H+] dijerap koloid tanah ………. Kemasaman potensial Total keduanya ………………….. Kemasaman total Misel -H [H+] Ion H+ terjerap, Hdd Ion H+ terlarut Kisaran Nilai pH tanah: 0 - 14 pH = 7.0 : Tanah Netral pH < 7.0 : Tanah Masam pH > 7.0 : Tanah basa/ Alkalin/Alkalis Biasanya: Tanah masam : di daerah iklim basah Tanah alkalis: di daerah kering

  4. SUMBER KEMASAMAN TANAH Hdd H+ Kation aluminium: MISEL Al Al 3+ Al 3++ H2O Al(OH)2+ + H+ Al 3++ OH- Al(OH)2+ Al(OH)2+ + OH- Al(OH)2+ Al(OH)2+ + H2O Al(OH)2+ + H+ Al(OH)2+ + H2O Al(OH)3+ H+ Bahan Organik Tanah:

  5. pH & Ketersediaan Hara Ca dan Mg: Ketersediaan maksimum: pH = 6 - 8.5 Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0 N, K dan S: Ketersediaan maksimum: pH > 6 Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0 Fosfat : Ketersediaan maksimum: pH = 6 - 7.5 Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0 Fe, Mn,Zn, Cu,Co : Ketersediaan maksimum: pH < 5.5 Ketersediaan minim pada tanah dg : pH > 7.5 Mo: Ketersediaan maksimum pd pH > 6.5 Bakteri & Aktinomisetes : Ketersediaan maksimum: pH > 5.5 Ketersediaan minim pada tanah dg : pH < 4.0

  6. Problem Kemasaman Tanah Kesuburan tanah Ketersediaan Unsur Hara Suasana fisiologis larutan tanah tidak sesuai bagi proses-proses pertumbuhan akar tanaman Keracunan unsur hara mikro Gangguan akibat tingginya ketersediaan/kelarutan kation aluminium Gangguan kehidupan jasad renik tanah Menurunkan kemasaman tanah = Menaikkan pH tanah = ………….. Pengapuran

  7. Aldd dan % KEJENUHAN Al 1. Sumber kemasaman tanah : H+, Hdd, Aldd, 2. Aldd diendapkan pada pH > 5.5 - 6.0 3. % kejenuhan Al dari KTK efektif menjadi ukuran kemasaman tanah 4. Kejenuhan basa (KB) = jumlah basa dibagi KTK 5. Aldd ditentukan dengan jalan ekstraksi tanah dg 1 N KCl, dan mentitrasi ekstraksnya dengn larutan basa 6.

  8. HUBUNGAN pH dan KEJENUHAN Al pH tanah 5.4 5.1 4.8 4.5 4.2 3.9 Sumber: Abruna et al. 1975 Ultisols & Oxisols 10 20 30 40 50 60 70 % kejenuhan Al

  9. HUBUNGAN KEJENUHAN Al dan HASIL BEANS % hasil maks. 100 80 60 40 20 0 Sumber: Abruna et al. 1975 Ultisols & Oxisols r = 0.93** 10 20 30 40 50 60 70 % kejenuhan Al

  10. TOKSISITAS ALUMINIUM 1. Konsentrasi Al dlm larutan tanah > 1 ppm menyebabkan penurunan hasil tanaman 2. Tembakau dan kentang sangat peka thd Al+++ dlm tanah, terutama akarnya. Gejalanya akar menjadi tebal, kaku dan becak-becak jaringan mati 3. Pertumbuhan akar jagung mulai terganggu pada kondisi 60% kejenuhan Al. 4. Al cenderung terakumulasi dalam akar dan menghambat penyerapan dan translokasi Ca dan fosfat menuju tajuk, sehingga mendorong defisiensi Ca dan P.

  11. DEFISIENSI Ca DAN Mg 1. Gangguan pertumbuhan tanaman pd tanah masam dapat juga disebabkan oleh defisiensi Ca dan/atau Mg 2. Gangguan akar tembakau pd Ultisol yg tidak dikapur disebabkan oleh keracunan Al dan defisiensi Ca. 3. Kalau Al diendapkan (dg menggunakan MgCO3) dan tidak ditambahkan Ca, pertumbuhan akar tembakau akan berhenti dalam waktu 60 jam. 4. Tanah masam di daerah tropis defisien Ca tanpa menunjukkan masalah toksisitas Al. 5. Misalnya Tanah masam di Hawaii, pH < 5.0, namun Aldd nya sedikit; pengapuran berfungsi seperti pemupukan Ca 6. Tanah masam di Brazil sangat miskin Mg dan respon positif thd pupuk Mg.

  12. TOKSISITAS Al & DEFISIENSI Ca thd AKAR TEMBAKAU % maks. pemanjangan akar 100 80 60 40 20 0 Dikapur CaCO3, pH 5.8, 4.4 meq Ca++ Dikapur MgCO3, pH 5.6, 0.4 meq Ca++ Tdk Dikapur, pH 4.2, 0.4 meq Ca++ 1 2 3 waktu (hari) Sumber: Abruna et al. 1975 Ultisols & Oxisols

  13. EFEK Al thd PERTUMBUHAN AKAR Tanah pH Aldd % Kejenuhan Berat kering akar tanaman: me/100 g Al Jagung (mg/pot) Sorghum Ultisol 4.8 4 40 931 400 4.5 6 57 874 296 3.9 11 87 209 19 Oxisol 4.8 3 52 687 345 4.5 4 70 630 126 4.0 5 87 389 128 Sumber: Brenes & Pearson, 1973.

  14. BENTUK BAHAN KAPUR Kapor Oksida: Kapur Sirih Kemurniannya: 85 - 95% Pembuatannya: CaCO3 + panas CaO + CO2 CaMg(CO3)2 + panas CaO +MgO + CO2 Reaksinya dlm tanah: MISEL - H + CaO MISEL - Ca + H2O CaO + H2O Ca(OH)2 Ca(OH)2 + 2 H2CO3 Ca(HCO3)2 + 2 H2O % Oksida CaO : 77% Ekuivalen oksida Ca : 102 Daya netralisasi : 182.1 (kesetaraan CaCO3) Persentase unsur Ca : 55 % Oksida MgO : 18% Persentase unsur Mg : 10.8

  15. BENTUK BAHAN KAPUR Kapor Hidroksida: Kapur Tembok Kemurniannya: 95 - 96% Pembuatannya: CaO + MgO + H2O Ca(OH)2 + Mg(OH)2 Reaksinya di udara lembab terbuka: Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O Mg(OH)2 + CO2 NgCO3 + H2O Reaksinya dlm tanah: MISEL - H + Ca(OH)2 MISEL - Ca + 2H2O Ca(OH)2 + 2 H2CO3 Ca(HCO3)2 + 2 H2O % Oksida CaO : 60% Ekuivalen oksida Ca : 76.7 Daya netralisasi : 136.9 (kesetaraan CaCO3) Persentase unsur Ca : 42.8 % Oksida MgO : 12% Persentase unsur Mg : 7.2

  16. BENTUK BAHAN KAPUR Kapor Karbonat : Kapur Kalsit = CaCO3 Kapur Dolomitik = CaMg(CO3)2 Dolomit = MgCO3 Kemurniannya : 75 - 99% Pembuatannya: Batuan CaCO3 digiling Kapur giling Reaksinya dlm tanah: MISEL - H + CaCO3 MISEL - Ca + H2O + CO2 Oksida CaO = 44.8%; MgO = 6.70% Ekuivalen oksida Ca : 54.10 Daya netralisasi : 96.6 (kesetaraan CaCO3) Persentase unsur Ca = 32; Mg = 4.03 Karbonat: CaCO3 = 80%; MgCO3 = 14% Total = 94%

  17. PENGARUH KAPUR PADA TANAH Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air Pengaruh Kimia: (Bila tanah dg pH= 5.0 dikapur hingga ph naik menajdi 6.0) - Kepekatan kation hidrohen menurun - Kepekatan anion hidroksil meningkat/ naik - Daya larut Fe, Mn dan Al akan menurun - Ketersediaan fosfat dan Mo akan diperbaiki - Cadd dan Mgdd akan naik - Persentase kejenuhan basa (KB) akan naik - Ketersediaan kalium berubah tgt keadaan. Pengaruh Biologik: - Merangsang kegiatan jasad tanah, termasuk mikroba tanah - Membantu pembentukan humus - Aminisasi, amonifikasi, oksidasi belerang dipercepat - Fiksasi nitrogen dari udara secara biologis dirangsang - Nitrifikasi dipercepat

  18. pH tanah dan Buffer pH Soil pH This is a measure of the soil acidity or alkalinity and is sometimes called the soil "water" pH. This is because it is a measure of the pH of the soil solution, which is considered the active pH that affects plant growth. Soil pH is the foundation of essentially all soil chemistry and nutrient reaction and should be the first consideration when evaluating a soil test. The total range of the pH scale is from 0 to 14. Values below the mid-point (pH 7.0) are acidic and those above pH 7.0 are alkaline. A soil pH of 7.0 is considered to be neutral. Most plants perform best in a soil that is slightly acid to neutral (pH 6.0 to 7.0). Some plants like blueberries require the soil to be more acid (pH 4.5 to 5.5), and others, like alfalfa will tolerate a slightly alkaline soil (pH 7.0-7.5). Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air

  19. Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air Pengaruh pH tanah terhadap kandungan Al terekstraks KCl dan CuCl2 Sumber: Rotation and Tillage Affects on Soil Organic Carbon and Management of No-Till Acid Soils. Chad Godsey, Gary Pierzynski, David Mengel, and Ray Lamond. The 18th World Congress of Soil Science (July 9-15, 2006)

  20. Pengaruh kapur terhadap pH tanah yang teksturnya berbeda-beda Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air Sumber: Seeliger (1973).

  21. Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air Pengaruh ukuran bahan kapur dan lama waktu terhadap pH tanah. Paul Lilly dan Jack Baird. 1993. Soil Acidity and Proper Lime Use. North Carolina Cooperative Extension Service. Publication AG-439-17Revised April 1993 (TWK)Last Web Update: December 1997. http://www.soil.ncsu.edu/publications/Soilfacts/AG-439-17_Archived/#Flgure_2

  22. Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh pH Paul Lilly dan Jack Baird. 1993. Soil Acidity and Proper Lime Use. North Carolina Cooperative Extension Service. Publication AG-439-17Revised April 1993 (TWK)Last Web Update: December 1997. http://www.soil.ncsu.edu/publications/Soilfacts/AG-439-17_Archived/#Flgure_2 Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air

  23. JENIS TANAMAN yg SESUAI TANAH MASAM dg KEBUTUHAN KAPUR MINIMUM Kebutuhan Kejenuhan pH Varietas tnm yg toleran kapur Al (t/ha) (%) 0.25 - 0.5 68 - 75 4.5 - 4.7 Gogo, ubikayu, mangga, mente Jeruk, Nanas, Desmodium, Cen- trosema, Paspalum 0.5 - 1.0 45 - 58 4.7 - 5.0 Cowpea, Plantain 1.0 - 2.0 31 - 45 5.0-5.3 Jagung, Black bean Sumber: Spain et al. 1975

  24. MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN TANAMAN thd Al dlm TANAH 1. Morfologi akar. Varietas yg toleran Al mampu menumbuhkan dan tidak mengalami kerusakan ujung-ujung akar pd kondisi tanah masam kaya Al 2. Perubahan pH rhizosfer. Varietas yg toleran Al mampu menaikkan pH zone rhizosfernya, sdg varietas yg peka menurunkan pH tsb. Perubahan pH ini diduga akibat dari penyerapan anion diferensial-selektif, sekresi asam organik, CO2 dan HCO3-. 3. Lambatnya translokasi Al ke tajuk. Varietas yg toleran Al mengakumulasikan Al dlm akar, dan mentranslokasikan ke tajuk secara lebih lambat dp jenis yg peka.

  25. MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN TANAMAN thd Al dlm TANAH 4. Al dalam akar tidak menghambat penyerapan dan translokasi Ca, Mg dan K dlm varietas yg toleran Al. 5. Toleransi varietas kedelai thd Al berhubungan dengan penyerapan dan translokasi Ca. 6. Toleransi varietas keNTANG thd Al berhubungan dengan translokasi Mg dan K . 7. Toleransi varietas padi thd Al berhubungan dengan tingginya kandungan Si dlm tanaman. 8. Varietas yg toleran Al tidak mengalami hambatan penyerapan dan translokasi fosfat; tdk dmk varietas yg peka.

  26. PENGAPURAN 1. Tujuan utama pengapuran adalah menetralisir Aldd, dan biasanya diikuti oleh kenaikan pH hingga 5.5. 2. Kalau diduga ada keracunan Mn, maka pH dinaikkan 6.0 3. Faktor-faktor yg harus diperhatikan: 1. Jml bahan kapur yg diperlukan untuk menetralkan Aldd hingga tingkat yg sesuai bagi tanaman 2. Kualitas bahan kapur 3. Cara penempatan / aplikasi bahan kapur ke tanah.

  27. RESPON TANAMAN thd PENGAPURAN Umumnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Tnm kacang-kacangan menyukai kapur, termasuk kedelai dan kacang tanah Alasan terjadinya respon tanaman: 1. Pengaruh langsung unsur hara Ca dan Mg 2. Dinetralkannya senyawa-senyawa toksik 3. Penekanan gangguan penyakit tanaman 4. Ketersediaan beberapa unsur hara meningkat 5. Rangsangan kegiatan jasad mikro akan meningkatkan ketersediaan hara 6. Beberapa tanaman tertentu tidak senang pengapuran, misalnya semangka. 7. ……. Dll.

  28. PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR 1. Kamprath (1970): Dosis kapur = 1.5 x ( me Aldd topsoil) = m.e. Ca yg harus diaplikasikan sbg kapur 2. Dosis kapur yg dihitung dg cara ini mampu menetralkan 85 - 90 % Aldd dlm tanah yg mengandung 2 - 7% bahan organik 3. Faktor 1.5 digunakan untuk menetralkan H+ yg dilepaskan oleh bahan organik atau hidroksida Fe dan Al kalau pH tanah meningkat 4. Dalam tanah yg kaya bahan organik, faktor tersebut menjadi 2.0 atau 3.0, karena adanya Hdd. 5. Untuk setiap satu m.eq. Aldd dlm tanah diperlukan aplikasi 1.5 meq Ca atau setara dg 1.65 ton CaCO3 per ha. 6. Faktor penting lain adalah kandungan Aldd dlm tanah yang dapat ditolerir oleh tanaman tertentu 7. Jagung sensitif terhadap kejenuhan Al 40-60%. Pengapuran hingga kejenuhan Al = 0% dapat menguntungkan, namun pengapuran untuk menurunkan kejenuhan Al menjadi 20% dapat lebih ekonomis.

  29. RESPON HASIL TERHADAP PENGAPURAN % Hasil maks. 100 80 60 40 20 00 Rumput gajah Jagung Sorghum 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % kejenuhan Al Sumber: Abruna et al. 1975 Oxisols & Ultisols

  30. PLACEMENT 1. Kapur biasanya dibenamkan sedalam 15 cm beberapa hari sebelum tanam. 2. Tanah Oksisol sangat masam yg topsoilnya telah dikapur hingga pH 5.5 , sebagian besar akar jagung tumbuh dalam topsoil. Tingginya kandungan Aldd dalam subsoil mencegah pertumbuhan akar lebih dalam. 3. Penempatan kapur pada lapisan tanah yg lebih dalam mengakibatkan perakaran tanaman tumbuh lebih dalam dan hasil tanaman lebih baik 4. Deep placement kapur dimungkinkan pada tanah-tanah berpasir yang strukturnya baik. 5.

  31. PENGAPURAN & HASIL JAGUNG Hasil biji , t/ha 6 5 4 3 2 1 Zone pengapuran 0-30 cm Zone pengapuran 0-15 cm 1 2 3 4 5 6 7 Dosis kapur ( ton/ha) Sumber: Gonzales, 1973 Tanah Oxisols

  32. EFEK RESIDU KAPUR 1. Efek residu pengapuran tergantung pada seberapa cepat Ca dan Mg digantukan oleh residu kemasaman dari pupuk nitrogen. 2. Pada tanah Hydrandept Selama lima tahun sejak aplikasi 2 ton kapur/ha ternyata nilai Aldd dalam tanah dipertahankan sekitar 1 meq, semula sebesar 3 m.eq, meskipun sebagian besar Ca++ telah tercuci. Setelah lima tahun efek residu pengapuran lenyap. 3. Pada Oxisol berpasir. Jagung dan kedelai respon positif terhadap kapur enam tahun setelah aplikasi, respon hasil meningkat dg waktu, diduga karena pelarutan partikel kasar kapur.

  33. KELEBIHAN Pemberian KAPUR Kelebihan: penambahan kapur yg mengakibatkan meningkatan pH tanah melebihi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimum tanaman. Tanaman akan menderita, terutama pada tahun pertama aplikasi kapur Biasanya terjadi pada tanah berpasir / berdebu yg miskin bahan organik Pengaruh buruk pengapuran yg berlebihan: 1. Kekurangan Fe, Mn, Cu dan Zn 2. Ketersediaan fosfat mungkin menurun karena pembentukkan senyawa kompleks dan tidak larut 3. Serapan fosfat dan penggunaannya dlm metabolisme tanaman dapat terganggu 4. Serapan B dan penggunaannya dapat etrganggu 5. Perubahan pH yang terlalu melonjak dapat berpengaruh buruk 6. ………dst. 7. ……. Dll.

  34. Penggunaan kapur harus didasarkan pada : Kemasaman Tanah dan Kebutuhan Tanaman Apakah KAPUR perlu diberikan? 1. Sebelum mengapur tanah, karakteristik kimia tanah perlu diteliti 2. pH tanah dan Kejenuhan Basa harus ditentukan secara akurat : Lapisan atas dan Lapisan bawah 3. Cara lain adalah menentukan Aldd 4. ………. 1. Kebutuhan kapur untuk tanaman secara umum atau untuk tanaman tertentu 2. Pengelompokkan respon tanaman thd kapur : - Tanaman Senang Pengapuran - Tanaman tidak senang Pengapuran - Tanaman netral

  35. Lima faktor unt menentukan bentuk kapur : 1. Jaminan mutu kimia bahan kapur 2. Harga bahan 3. Kecepatan reaksi dengan tanah 4. Kehalusan bahan kapur 5. Hal lain-lain (penyimpangan, pembungkusan dsb. Bentuk KAPUR yg dipakai Kecepatan Reaksi: 1. Kapur kaustik (kapur tohor dan tembok) lebih cepat bereaksi dg tanah dp kapur giling 2. Kapur dolomitik bereaksi lebih lambat dp kapur kalsitik 3. Bentuk tepung halus lebih cepat bereaksi dg tanah 4. …. Dll. Pertimbangan biaya: 1. Harga bahan kapur 2. Biaya angkut ke lahan usaha 3. Biaya aplikasi bahan kapur ke lahan usaha 4. ….. dll

  36. Enam faktor penting unt menentukan jumlah kapur : 1. Karakteristik tanah: Lapisan atas: pH, Aldd, Tekstur & Struktur, BOT Lapisan bawah: pH, Aldd, Tekstur & Struktur 2. Tanaman yg akan ditanam 3. Lamanya pergiliran tanaman 4. Macam bahan kapur dan komposisi kimianya 5. Kehalusan bahan kapur 6. Pengalaman praktis Jumlah KAPUR yg diaplikasikan Karakteristik Tanah : 1. Tekstur dan BOT menentukan besarnya kapasitas jerapan 2. Semakin tinggi Kapasitas jerapan dan Aldd, semakin banyak kapur diperlukan 3. Kemasaman dan Aldd tanah lapisan bawah ikut menentukan jumlah kapur Contoh: Jml kapur giling unt tanah mineral setebal 20 cm seluas 1 ha: Untuk menapai pH Jumlah kapur, ton/ha 5.2 1.2 x me Aldd 5.5 1.5 6.0 2.1

  37. Cara Aplikasi : 1. Kapur disebar di permukaan tanah yg baru dibajak, kemudian dicampur rata dengan tanah olahan 2. Kapur disebar di permukaan tanah, tanah dibajak (diolah) dan dicampur rata Teknologi Aplikasi KAPUR Waktu Aplikasi : 1. Biasanya sebelum tanam 2. Kapur diberikan bila diperkirakan tidak turun hujan pd saat aplikasi 3. …… 1. Pertanaman tunggal 2. Pertanaman majemuk: Pola pergiliran tanaman Kapur diberikan pd tanaman yg paling memerlukan pengapuran

  38. Pengaruh pengapuran terhadap Cu dalam tanah dan hasil tanaman Sumber: http://www.fruit.cornell.edu/grape/pool/nutrition.html

  39. Pengaruh pengapuran terhadap perakaran dan hasil tanaman gandum Crop root growth and grain yield can be affected by chemical modifications in the soil profile due to surface lime application. A field trial was carried out on a loamy dystrophic Typic Hapludox at Ponta Grossa, State of Paraná, Brazil, to evaluate root growth and grain yield of wheat (Triticum aestivum L. cv. CD 104, moderately susceptible to Al), about 10 years after surface liming (0, 2, 4, and 6 Mg ha-1) and three years after surface re-liming (0 and 3 Mg ha-1), in a long-term no-till cultivation system. Soil acidity limited wheat root growth and yield severely, probably as a result of extended water deficits during the vegetative stage. Surface liming caused increases up to 66% in the root growth (0–60 cm) and up to 140% in the grain yield. Root density and grain yield were correlated positively with soil pH and exchangeable Ca2+, and negatively with exchangeable Al3+ and Al3+ saturation, in the surface and subsurface layers. Sumber: Eduardo Fávero Caires; José Cristovão Leal Corrêa; Susana Churka; Gabriel Barth; Fernando José Garbuio. Surface application of lime ameliorates subsoil acidity and improves root growth and yield of wheat in an acid soil under no-till system. Sci. agric. (Piracicaba, Braz.) vol.63 no.5 Piracicaba Sept./Oct. 2006

  40. Pengaruh pengapuran terhadap hasil tanaman gandum Sumber: Eduardo Fávero Caires; José Cristovão Leal Corrêa; Susana Churka; Gabriel Barth; Fernando José Garbuio. Surface application of lime ameliorates subsoil acidity and improves root growth and yield of wheat in an acid soil under no-till system. Sci. agric. (Piracicaba, Braz.) vol.63 no.5 Piracicaba Sept./Oct. 2006

  41. Hasil kumulatif jagung selama tiga tahun, dipengaruhi oleh pengapuran (CPAC 1976). CPAC (1976). Relatorio Tecnico Anual do Centro De Pequisa Agropecuaria Dos Cerrados. 1975-76. EMBRAPA, Brazilia, Brazil.

  42. Pengapuran selama lima musim tanam dapat meningkatkan hasil tanaman gandum (Olympic, Egret), barley (Clipper) dan triticale (Tyalla) (Pinkerton and Simpson (1986)

  43. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Most Southeastern soils have a pH ranging from 4 to 8. With the exception of some native vegetation (e.g. pine trees) and a few acid-loving plants such as azaleas, blueberries, gardenias, and centipede grass, most plants do best in a slightly acid soil with a pH between 6.0 and 7.0. (http://hubcap.clemson.edu/~blpprt/acidity2_review.html) Charles C. MitchellExtension Agronomist-Soils & ProfessorAuburn University

  44. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Problematik hara dalam tanah Masam dan tanah alkalis

  45. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Pengapuran menaikkan pH tanah: Lime reduces soil acidity (increases pH) by changing some of the hydrogen ions into water and carbon dioxide (CO2). A Ca++ ion from the lime replaces two H+ ions on the cation exchange complex. The carbonate (CO3-) reacts with water to form bicarbonate (HCO3-). These react with H+ to form H2O and CO2. The pH increases because the H+ concentration has been reduced. Sumber: http://hubcap.clemson.edu/~blpprt/acidity2_review.html Charles C. MitchellExtension Agronomist-Soils & ProfessorAuburn University

  46. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Pengapuran mengubah pH tanah Sumber: Kendra Wise, John Caddel, and Hailin Zhang. 2002. Responses of Legume Forage Crops to Liming an Acid Soil. OAES. http://www.oaes.okstate.edu/field-and-research-service-unit/

  47. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN The effect of subsoil acidity on an acid sensitive species (e.g, barley, canola, lucerne) layers (reproduced from NSW Agriculture Agfact AC 19 ‘Soil acidity and liming, 1996). . http://www.dpi.vic.gov.au/agriculture/farming-management/business-management/ems-in-victorian-agriculture/environmental-monitoring-tools/soil-acidity

  48. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Sampling below 10 cm depth as well as the topsoil will identify if there is an acidity problem in sub-surface layers (reproduced from NSW Agriculture Agfact AC 19 ‘Soil acidity and liming, 1996). . http://www.dpi.vic.gov.au/agriculture/farming-management/business-management/ems-in-victorian-agriculture/environmental-monitoring-tools/soil-acidity

  49. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN The causes of soil acidity. (Reproduced from NSW Agriculture Agfact AC 19 ‘Soil acidity and liming, 1996). . http://www.dpi.vic.gov.au/agriculture/farming-management/business-management/ems-in-victorian-agriculture/environmental-monitoring-tools/soil-acidity

  50. KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Pengapuran dan fiksasi P tanah http://soils.cals.uidaho.edu/soil205-90/Lecture%2015/index.htm

More Related