1 / 26

Metode Promethee

Metode Promethee. Kasus : Pemilihan Kepala Sekolah Dasar.

stuart
Download Presentation

Metode Promethee

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metode Promethee Rika Yunitarini-Informatika

  2. Kasus : Pemilihan Kepala Sekolah Dasar Selain didukung fasilitas dan guru – guru terbaik dan berdedikasi tinggi dibidangnya, sebuah sekolah juga harus memiliki kepala sekolah yang memiliki kemampuan untuk menjadikan sekolah tersebut menjadi unggulan dan terfavorit. Oleh karena itu diperlukan sebuah system pendukung keputusan yang menghasilkan informasi secara cepat dan akurat. Rika Yunitarini-Informatika

  3. Kasus : Pemilihan Kepala Sekolah Dasar Proses dalam memilih kepala sekolah SD masih dilakukan secara manual belum ada system yang dapat membantu dalam mengambil keputusan. Batasan – batasan untuk criteria juga selalu berubah belum ada patokan yang pasti. Biarpun sudah diadakan test PSTP( Pembinaan dan Seleksi Tenaga Potensial ) para peserta yang mengikuti test tersebut belum tahu bagaimana cara penyeleksian yang dilakukan panitia. Oleh sebab itu kami membuat suatu sistem pendukung keputusan dimana sistem ini dibuat berdasarkan PSTP ( Pembinaan dan Seleksi Tenaga Potensial ). Rika Yunitarini-Informatika

  4. Kasus : Pemilihan Kepala Sekolah Dasar Metode yang digunakan dalam sistem ini adalah metode promethee. Promethee adalah salah satu metode penentuan urutan atau prioritas dalam MCDM ( Multi Criterion Decisin Making ) atau pengambilan keputusan kriteria majemuk yang merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam pengambilan keputusan atas suatu masalah yang memiliki lebih dari satu kriteria ( multikriteria ). Rika Yunitarini-Informatika

  5. METODE PROMETHEE Promethee adalah salah satu metode penentuan urutan atau prioritas dalam MCDM ( Multi Criterion Decisin Making). Penggunaan promethee adalah menentukan dan menghasilkan keputusan dari beberapa alternative. Promethee berfungsi untuk mengolah data, baik data kuantitatif dan kualitatif sekaligus. Dimana semua data digabung menjadi satu dengan bobot penilaian yang telah diperoleh melalui penilaian atau survey. Rika Yunitarini-Informatika

  6. METODE PROMETHEE Langkah – langkah perhitungan dengan metode promethee adalah sebagai berikut : Penentuan alternatif – alternative nilai dari data guru terhadap criteria –kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Menentukan tipe fungsi preferensi dan nilai preferensi Perhitungan indeks preferensi. Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks leaving flow ( Ф+ ) , entering flow ( Ф- ) , dan net flow. Rika Yunitarini-Informatika

  7. LANGKAH-LANGKAHMTETODE PROMETHEE • 1. Menentukan Tipe fungsi preferensi criteria: • Criteria umum / tipeI (Usual Criterion ) • H (d) = 0 jika d = 0 • 1 jika d ≠0 • Pada criteria ini tidak beda antara a dan b jika dan hanya jika ƒ(a) = ƒ(b), apabila nilai criteria pada masing – masing alternative memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan mempunyai preferensi mutlak untuk alternative memiliki nilai yang lebih baik. • Criteria Quansi / tipe II (Quansi Kriteria) • H (d) = 0 jika –q ≤ d ≤ q • 1 jika d < -q atau d >q • Pada criteria ini dua alternative memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari masing – masing alternative untuk criteria tertentu tidak melebihi nilai q dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masing – masing alternative melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Jika pembuat keputusan menggunakan criteria quansi, maka dia harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu criteria. Dengan demikian q adalah merupakan nilai threshold indifference yaitu nilai d terbesar yang masih memungkinkan terjadinya indifference antar alternative. • Criteria Preferensi Linier / tipe III • H (d) = d/p jika –p ≤ d ≤ p • 1 jika d < -p atau d >p Rika Yunitarini-Informatika

  8. LANGKAH-LANGKAHMTETODE PROMETHEE • Criteria Level / tipe IV (level Criterion) • H (d) = 0 jika |d| ≤ q • 0,5 jika q < |d| ≤ p • 1 jika p< |d| • Disini nilai kecenderungan tidak berbeda (nilai indifference threshold) q dan kecenderungan preferensi (preference threshold) p adalah ditentukan secara simultan. Jika d berada diantara nilai q dan p, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5). • Criteria dengan preferensi linier dan area yang tidak / tipe V • H (d) = 0 jika |d| ≤ q • (|d|-q) / (p-q) jika q < |d| ≤ p • 1 jika p< |d| • Pada kasus ini pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p, dua parameter tersebut telah ditentukan. • Criteria Gaussian (Gaussian Criterion) • H(d) = 1 – exp {-d2/2 σ2} • Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai σ, dimana dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistic. Disini preferensi pengambil keputusan meningkat secara linier dari kondisi indifference ke preferensi mutlak di area antara q dan p. Rika Yunitarini-Informatika

  9. LANGKAH-LANGKAHMTETODE PROMETHEE 2. Perhitungan nilai indeks : k δ (a,b) = ∑ π Pi (a,b) ;  a , b ε A i= 1 3. Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks leaving flow ( Ф+ ) , entering flow ( Ф- ) , dan net flow mengikuti persamaan: Leaving flow : Ф+ (a) = 1 ∑ δ (a,x) n-1 x ε A Entering flow : Ф- (a) = 1 ∑ δ (x,a) n-1 x ε A Net flow : Ф(a) = Ф+ (a) – Ф- (a) Rika Yunitarini-Informatika

  10. Detail Kasus Rika Yunitarini-Informatika

  11. HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN…. • PILIHAN ADALAH HIDUP…. Rika Yunitarini-Informatika

  12. Cita-citamu apa nak?? Mau jadi insinyur Rika Yunitarini-Informatika

  13. Autonomy Type of Patients Procedures Continuity of Care Status Income Interaction with Others Schedule CAREER CHOICE Family Teaching Leisure Time Type of Illness Intellectual Content Research Job Security Work Hours Diversity Rika Yunitarini-Informatika

  14. Pengambilan keputusan dengan ……….. Rika Yunitarini-Informatika

  15. Rika Yunitarini-Informatika

  16. Berdua menentukan Keputusan Rika Yunitarini-Informatika

  17. Rika Yunitarini-Informatika

  18. Dari sobat Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif. Rika Yunitarini-Informatika

  19. Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain??? Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif. Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya? Rika Yunitarini-Informatika

  20. Mari berhenti sejenak dan berpikir keputusan apa yang sebaiknya kita ambil??? lihatkebawahini... Rika Yunitarini-Informatika

  21. Sebagian besar orang akan memilih untuk memindahkan arah kereta dan hanya mengorbankan jiwa seorang anak. Anda mungkin memiliki pilihan yang sama karena dengan menyelamatkan sebagian besar anak dan hanya kehilangan seorang anak adalah sebuah keputusan yang rasional dan dapat disyahkan baik secara moral maupun emosional. Rika Yunitarini-Informatika

  22. Namun sadarkah Anda bahwa anak yang memilih untuk bermain di jalur KA yang sudah tidak aktif, berada di pihak yang benar karena telah memilih untuk bermain di tempat yang aman? Disamping itu, dia harus dikorbankan justru karena kecerobohan teman-temannya yang bermain di tempat berbahaya. Rika Yunitarini-Informatika

  23. Nyawa seorang anak yang memilih untuk tidak bermain bersama teman-temannya di jalur KA yang berbahaya telah dikesampingkan. Dan bahkan mungkin tidak kita tidak akan menyesalkan kejadian tersebut. Seorang sobat menceritakan cerita ini berpendapat bahwa dia tidak akan mengubah arah laju kereta karena dia percaya anak-anak yang bermain di jalur KA yang masih aktif sangat sadar bahwa jalur tersebut masih aktif. Akibatnya mereka akan segera lari ketika mendengar suara kereta mendekat. Rika Yunitarini-Informatika

  24. Jika arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka seorang anak yang sedang bermain di jalur tersebut pasti akan tewas karena dia tidak pernah berpikir bahwa kereta akan menuju jalur tersebut. Disamping itu, alasan sebuah jalur KA dinonaktifkan kemungkinan karena jalur tersebut sudah tidak aman. Bila arah laju kereta diubah ke jalur yang tidak aktif maka kita telah membahayakan nyawa seluruh penumpang di dalam kereta. Dan mungkin langkah yang telah ditempuh untuk menyelamatkan sekumpulan anak dengan mengorbankan seorang anak, akan mengorbankan lagi ratusan nyawa penumpang di kereta tersebut. Rika Yunitarini-Informatika

  25. Cont’ Kita harus sadar bahwa HIDUP penuh dengan keputusan sulit yang harus dibuat. Dan mungkin kita tidak akan menyadari bahwa sebuah keputusan yang cepat tidak selalu menjadi keputusan yang benar. "Ingatlah bahwa sesuatu yang benar tidak selalu populer.........dan sesuatu yang populer tidak selalu benar". Rika Yunitarini-Informatika

  26. THANKS FOR PARTICIPATING IN MY CLASS SEE U NEXT TIME WITH DIFFERENT SUBJECT Be A Good Decision Maker Rika Yunitarini-Informatika

More Related