1 / 37

TB-HIV

TB-HIV. Reiva Wisdharilla Samuel Raymond Wahyu Permatasari Yohanes Edwin Budiman Stase Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012. Human Immunodeficiency Virus (HIV). Epidemiologi dan permasalahan ko-infeksi TB pada HIV.

skip
Download Presentation

TB-HIV

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TB-HIV Reiva Wisdharilla Samuel Raymond WahyuPermatasari Yohanes Edwin Budiman StasePulmonologi FakultasKedokteranUniversitas Indonesia 2012

  2. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

  3. Epidemiologidanpermasalahanko-infeksi TB pada HIV • Hingga2005, jumlah ODHA di seluruh dunia sebesar40,3 juta orang dan yang terinfeksi HIV sebesar 4,9 juta orang. • Pada 2008, 64 % dariseluruhkasus HIV terjadi di Afrikadan 15 % terjadi di Asia Tenggara. • Di Indonesia (2009)  18442 kasus di 32 Provinsi. • Koinfeksi TB-HIV: 24% - 45% kasus TB padainfeksi HIV asimptomatikdansebanyak 70 % padapasiendengan AIDS

  4. Etiologi Human Immunodeficiency Virus (HIV) http://static.ddmcdn.com/gif/aids-hiv-anatomy.gif

  5. Transmisi • TransmisiSeksual • Homoseksual • Heteroseksual • Transmisi Non Seksual • Parenteral • Transplasental Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia dikaitkan dengan faktor resiko dilapor s/d Desember 2010 Laporan statistik HIV/AIDS di Indonesia. 2011. http://www.aidsindonesia.or.id

  6. Patogenesis http://www.niaid.nih.gov/SiteCollectionImages/topics/hivaids/hivReplicationCycle.gif

  7. Patofisiologi HIV / AIDS

  8. ManifestasiKlinis • Tumor • Sarkoma Kaposi • Limfomamaligna • ManifestasiOportunistik • Paru Pneumonia Pneumocystis (PCP), Cytomegalo Virus (CMV), Mycobacterium Avilum, Mycobacterium Tuberculosis • Gastrointestinal ↓nafsu makan, diare kronis, ↓ berat badan >10% /bulan • Manifestasi Neurologis ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati, neuropati perifer.

  9. SkriningdanPemeriksaan • Skrining Semuapasienrisiko HIV tinggi • ELISA  (+)  Western Blot • CD4+ count • Normalnya 500-2000 sel/μL • Setelahserokonversi 700 sel/μL • AIDS  <200 sel/μL

  10. Viral Load (VL)  >30.000/μLbiasanyamanifestasi AIDS • Terapiadekuat bisatidakterdeteksi <20-75 kopi/ μL • Kultur virus danpemeriksaangenotipe menentukanmutasi/resistensi • Khususbayibarulahir  deteksi DNA proviral • PA  noduslimfarusak, hiperplasia, sel T multinuklearraksasa (khaspada HIV ensefalopati), mikrogliosis

  11. PemeriksaanInfeksiOportunistik • PPD (purified protein derivative) padaskin test  TB • Cytomegalovirus (CMV) dengantesserologi • Sifilisdengan RPR (rapid plasma reagent) • Tesamplifikasicepatuntukinfeksigonokokusdanklamidia • Serologi hepatitis A, B, dan C • Antibodi anti-toksoplasma • Pemeriksaan lain diare, angiomatosisbasiler, kandidiasisorofaring, kandidiasisvulvovaginal, pelvic inflammatory disease (PID), klamidia, GO, ataugardnerella, neoplasmaservikal, leukoplakia oral (EBV), purpuratrombositopenik, neuropatiperifer, herpes zoster.

  12. KlasifikasiHasilPemeriksaan • Kategori A  infeksi HIV asimtomatik • Kategori B  adagejalaterkait HIV: diare, angiomatosisbasiler, kandidiasisorofaring, kandidiasisvulvovaginal, pelvic inflammatory disease/PID (klamidia, GO, gardnerella), neoplasmaservikal, leukoplakia oral (EBV), purpuratrombositopenik, neuropatiperifer, herpes zoster. • Kategori C  infeksi HIV dengan AIDS. • Kategori A1, B1, dan C1  CD4 >500/ µL. • Kategori A2, B2, dan C2  CD4 200-400/ µL. • Kategori A3, B3, dan C3  CD4 <200/ µL.

  13. MulaiTerapiFarmakologi • JikatidaktersediatesCD4  pemantauanklinis. • Jikatersediates CD4: • Mulaiterapi ARV padasemuapasien HIV jikaCD4 <350 sel/mm3tanpamemandang stadium klinis. • TerapiARV  semuapasien HIV dengan TB aktif, ibuhamil, dankoinfeksi Hepatitis B tanpamemandangjumlah CD4.

  14. Obat Antiretroviral Kombinasi • NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) → zidovudin, didanosin, zalsitabin, stavudin, lamivudin, emtrisitabin, abakavir. • NtRTI (Nucleotide reverse Transcriptase Inhibitor) → Tenofovir disoproksil • NNRTI  penghambat enzim RT  cara berikatan di dekat tempataktif enzim  perubahan konformasi situs aktif. • PI (Protease Inhibitor) → sakuinavir, ritonavir, indinavir, nelfinavir, amprenavir, lopinavir, atazanavir. • Viral Entry Inhibitor → enfuvirtid

  15. Kombinasi 2 NRTI + 1 PI  kuat dan lama menekan replikasi virus. • Kombinasi 2 NRTI + 1 NNRTI  menekan virus + meningkatkan perbaikan imunologis (+ direkomendasikandi Indonesia).

  16. GagalTerapi

  17. LanjutanTatalaksana • Kriteriagagalterapiutama (prioritas)  kriteriavirologis  imunologis  klinis • Jikaterbuktigagalterapi  perbaikikepatuhan  masihbelumberhasiljuga?  lanjutke LINI KEDUA • Linikedua  2 NRTI + boosted-PI (bPI) • yang disediakansecaragratis olehpemerintah TDF/AZT + 3TC + Lopinavir/Ritonavir (LPV/RTV).

  18. HIV and TB – An Interdisciplinary and Multisectoral Approach General Practitioners, Internists, Pulmonologists, Laboratory Experts, Pharmacy, Healthcare System, us.

  19. TB-HIV(Koinfeksi)

  20. TB-HIV • Kemungkinan 20-37 kali lipat • 400.000 dari 1,7 jutaorang yang meninggaldari TB adalah TB-HIV • 1,2 jutadari 9,4 jutakasus TB baruadalah TB-HIV • Prevalensi TB-HIV berkorelasidenganprevalensi HIV

  21. Pemeriksaan • Padadaerahdenganangkaprevalensiinfeksi HIV tinggi, pemeriksaan HIV rutindilakukanuntuksemuapasien TB • Padadaerahdenganprevalensi HIV rendah, pemeriksaan HIV diindikasikanuntukpasien TB denganrisikotinggi HIV • Di Indonesia, pasien TB yang memerlukanuji HIV : • Adariwayatperilakurisikotinggitertular HIV (pekerjaan) • Hasilpengobatan OAT tidakmemuaskan • MDR TB/TB kronik

  22. Gambaranklinis HIV

  23. ManifestasiKlinis TB padapasien HIV

  24. Tatalaksana • Terapi dengan Anti Retro Viral (ARV) dapat menurunkan laju sampai sebesar 90% pada tingkat individu dan sebesar 60% pada tingkat populasi, selain itu mampu menurunkan rekurensi TB sebesar 50%. • Prinsip pengobatan OAT pada TB-HIV pada dasarnya sama dengan pengobatan TB tanpa HIV/AIDS, yaitu kombinasi beberapa jenis obat dengan dosis dan waktu yang tepat. • Pasien TB-HIV yang tidak mendapatkan respon pengobatan, harus dipikirkan adanya resistensi atau malabsorbsi obat sehingga dosis yang diterima tidak cukup untuk terapi

  25. Strategi WHO Konsep The Three I’s untuk TB/HIV • IPT (Isoniazid Preventif Treatment) jika ada indikasi • ICF (Intensified Case Finding) untuk menemukan kasus TB aktif • IC (Infection Control) untuk mencegah dan pengendalian infeksi TB di tempat pelayanan kesehatan

  26. Obat TB-HIV Pada pemeriksaan HIV penderita TB yang memberikan hasil positif, rekomendasi penggunaan terapi ARV adalah: • Mulai terapi ARV sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi. Secepatnya 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu, berapapun jumlah CD4. • Gunakan EFV sebagai pilihan NNRTI pada pasien yang memulai terapi ARV selama dalam terapi TB. Rifampisin dapat menurunkan kadar nelfinavir dan nevirapin. Obat yang dapat digunakan AZT atau TDF + 3TC + EFV. Setelah OAT selesai, EFV dapat diganti dengan NVP.

  27. TUJUAN • Rekomendasi tersebut diharapkan dapat • menurunkan angka kematian ko-infeksi TB-HIV • Potensi menurunkan transmisi bila semua pasien HIV memulai terapi ARV lebih cepat • Meningkatkan kualitas hidup • Menurunkan kekambuhan TB.

  28. Panduan Pengobatan ARV pada ODHA yang kemudian muncul TB aktif

  29. DaftarPustaka • Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmupenyakitdalam. 4th ed. Jakarta: PusatPenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalam FKUI 2006 • Djuanda A., PenyakitKelamin AIDS (AqcuiredImmunoDeficincy Syndrome) DalamIlmuPenyakitKulitdanKelamin, Edisi ke-4. Jakarta : FakultaskedokteranUniversitas Indonesia : 2005 • Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS dipelayanankesehatandasar. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI 2002. • Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. The United States of America: McGraw-Hill • UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010. • Ditjen PP & PL Depkes RI. StatistikKasus HIV/AIDS di Indonesia. 2009

  30. Daftar Pustaka • Louisa M, Setiabudy R. Antivirus. Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995. • DirektoratJenderalPengendalianPenyakitdanPenyehatanLingkungan. PedomanNasionalTatalaksanaKlinisInfeksi HIV danTerapi Antiretroviral PadaOrangDewasadanRemaja. KementrianKesehatanRepublik Indonesia, 2011. • KonsorsiumUpayaKesehatanKemenkes RI. PedomanNasionalPelayananKedokteran: Tatalaksana HIV/AIDS. KementrianKesehatanRepublik Indonesia, 2011. • Spector SA, McKinley GF, Lalezari JP, Samo T, Andruczk R, Follansbee S, et al. Oral ganciclovir for the prevention of cytomegalovirus disease in persons with AIDS. Roche Cooperative Oral Ganciclovir Study Group. N Engl J Med. Jun 6 1996;334(23):1491-7. • Impact of antiretroviral therapy on tuberculosis incidence among HIV-positive patients in high-income countries. Clin Infect Dis. May 2012;54(9):1364-72.

  31. U.S. Preventive Services Task Force. Screening for HIV. Available at http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf/uspshivi.htm. Accessed June 16, 2011. • [Guideline] Qaseem A, Snow V, Shekelle P, Hopkins R Jr, Owens DK. Screening for HIV in health care settings: a guidance statement from the American College of Physicians and HIV Medicine Association. Ann Intern Med. Jan 20 2009;150(2):125-31. • Hull MW, Rollet K, Odueyungbo A, Saeed S, Potter M, Cox J, et al. Factors Associated With Discordance Between Absolute CD4 Cell Count and CD4 Cell Percentage in Patients Coinfected With HIV and Hepatitis C Virus. Clin Infect Dis. Jun 2012;54(12):1798-1805 • Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents. Guidelines for the use of antiretroviral agents in HIV-1-infected adults and adolescents. Department of Health and Human Services. January 10, 2011; 1-174. Accessed June 16, 2011. Available at http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/ AdultandAdolescentGL.pdf. • Hoffmann CJ, Brown TT. Thyroid function abnormalities in HIV-infected patients. Clin Infect Dis. Aug 15 2007;45(4):488-94. • Lee PL, Yiannoutsos CT, Ernst T, Chang L, Marra CM, Jarvik JG, et al. A multi-center 1H MRS study of the AIDS dementia complex: validation and preliminary analysis. J MagnReson Imaging. Jun 2003;17(6):625-33. • KementerianKesehatanRepublik Indonesia. PedomanNasionalTatalaksanaKlinisInfeksi HIV danTerapi Retroviral padaOrangDewasa. 2011

  32. Thank you.

More Related