1 / 85

Perawatan Konservasi Gigi Sulung Bagian I

Perawatan Konservasi Gigi Sulung Bagian I. Udijanto Tedjosasongko, drg, PhD, SpKGA Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Buku Acuan. Clinical Pedodontics – Sidney B.Finn , 4th Ed, W.B.Saunders Company, 1973

Download Presentation

Perawatan Konservasi Gigi Sulung Bagian I

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perawatan Konservasi Gigi SulungBagian I Udijanto Tedjosasongko, drg, PhD, SpKGA Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

  2. Buku Acuan • Clinical Pedodontics – Sidney B.Finn, 4th Ed, W.B.Saunders Company, 1973 • Pediatric Dentistry : Total Patient Care – Stephen H.Y.Wei, Lea & Febiger, 1988 • Pediatric Dentistry : Infancy Through Adolescence – J.R.Pinkham, W.B.Saunders Company, 1988 • Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics) – R.J.Andlaw & W.P.Rock, 2nd Ed, Widya Medika, 1992 • Fundamentals of Pediatric Dentistry – Richard J.Mathewson & Robert E.Primosch, 3rd Ed, Quintessence Publishing Co.Inc, 1995 Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  3. Kennedy’s Paediatric Operative Dentistry – M.E.Curzon, J.F.Roberts, D.B.Kennedy, 4th Ed, Wright, 1996 • Paediatric Dentistry – Richard R.Welbury, Oxford University Press, 1997 • Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (Textbook of Operative Dentistry) – Baum, Philips, Lund, 3rd Ed, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1997 • Handbook of Pediatric Dentistry - A.Cameron & R.Widmer, Mosby-Wolfe, 2003 • Dentistry for the Child and Adolescent – McDonald, Avery, Dean, 8th Ed, Mosby, 2004 Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  4. Mengapa gigi sulung yang karies perlu direstorasi? • Menghilangkan penyakit dan memulihkan kesehatan • Memberi anak perawatan yang paling sederhana  karies dini dirawat restorasi minimal, bila dibiarkan perawatan menjadi lebih kompleks dan tidak nyaman (mis, pulpektomi, pencabutan gigi) Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  5. Mencegah rasa sakit  pulpitis, abses dll • Menghindari infeksi yang terjadi setelah terbukanya atap pulpa karena karies • Menyediakan ruang yang cukup untuk erupsi gigi permanen nantinya  mencegah tanggal prematur • Memelihara mastikasi yang nyaman dan efisien Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  6. Prinsip preparasi kavitas pada gigi sulung • Outline kavitas harus melibatkan lesi karies, pit dan fissur yang mudah terkena karies • Tempatkan margin kavitas sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan dengan sikat gigi dan paling sedikit menerima tekanan oklusal Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  7. Bentuk kavitas harus memberikan tahanan yang baik terhadap mastikasi dan retensi yang memadai Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  8. Mengapa restorasi gigi sulung berbeda? Morfologi anatomi gigi sulung berbeda dengan gigi permanen : 1. Mahkota yang cembung dan servikal jelas • Bidang oklusal sempit • Servikal ke apeks menonjol • Enamel tipis Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  9. Tanduk pulpa tinggi • Saluran akar kecil • Dasar pulpa tipis • Ada gigi permanen yg akan tumbuh • Inklinasi prisma enamel berbeda Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  10. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  11. Memahami kebutuhan orang tua dan anak • Dokter gigi harus memahami kebutuhan pasien anak dan orang tuanya • Mendengar keluhan anak & orang tua dengan baik  hangat & pengertian Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  12. Usia tepat dalam melakukan tindakan restorasi gigi • Anak-anak dapat menjalani pemeriksaan gigi sejak usia 18 bulan, namun umumnya baru usia 2 atau 3 tahun dapat dilakukan restorasi dengan baik • Anak-anak yang telah menjalani pemeriksaan gigi sejak usia dini  restorasi dapat dilakukan lebih baik Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  13. Sumber informasi • Short questioner diisi orang tua • Riwayat medis • Pemeriksaan gigi dgn kaca mulut & explorer • Palpasi & perkusi • Pemeriksaan jaringan lunak sekitar • Kematangan psikologis & kesehatan fisik anak Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  14. Alat bantu diagnosa • Foto rontgen yang bagus dan jelas • Penerangan yang cukup • Test vitalitas • Excavasi  deteksi karies & keterlibatan pulpa Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  15. Diagnosa ditegakkan  dirawat atau dicabut • Manajemen pasien diruang praktek yang tepat dan nyaman  kunci perawatan yang baik • Bila diperlukan agar perawatan menjadi lebih nyaman & tidak sakit  anesthesi lokal, mild premedication Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  16. Sebelum injeksi  anesthesi topikal, nitrous oxide  mengurangi rasa sakit  rasa takut berkurang  pasien kooperatif, kualitas perawatan meningkat Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  17. Pasien anak handicapped atau anak yang belum siap scr psikis  non kooperatif  moderate atau deep premedication dgn chloralhydrate seconal, nembutal elixir digunakan tunggal/kombinasi dgn transquilizing lain  bius umum • Bius umum  perawatan menyeluruh dalam satu kali kunjungan Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  18. Tehnik 4-handed dentistry • Pelaksanaan praktek dengan tehnik 4-handed dentistry  memberi kenyamanan pada pasien dan dokter gigi  meningkatkan kualitas perawatan Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  19. Penggunaan Rubber-dam • Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan dokter gigi  memperjelas lapangan pandang, mengurangi resiko trauma bur pada jaringan lunak, tertelannya alat & bahan asing, mencegah kontaminasi saliva Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  20. Penggunaan cotton rolls • Bila penggunaan rubber-dam tidak memungkinkan maka sebagai penggantinya digunakan cotton rolls • Cotton rolls dapat difixasi dengan holder  jangan terlalu menekan & terlalu besar • Penggunaan saliva ejector sebaiknya dgn ukuran kecil, non iritasi jaringan lunak rongga mulut  dasar mulut rendah Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  21. Restorasi darurat karies gigi • Pada pasien anak dgn rampant karies  perlu penanganan segera  mencegah sakit atau abses • Excavasi karies dalam  sub-base calcium hydroxide  zinc phosphate cement (setetes eugenol dpt ditambahkan pada liquid cement) • Orang tua diberitahu bahwa tumpatan tsb masih bersifat sementara Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  22. Pemilihan handpiece • High speed Kecepatan tinggi + water spray  menghilangkan karies & preparasi kavitas dpt lebih cepat dgn sedikit trauma pada anak-anak • Low speed • Untuk profilaksis dan polishing • Getaran lebih terasa • Kadang lebih dapat diterima sebagian kecil pasien anak Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  23. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan restorasi geligi sulung • Usia anak • Derajat keparahan karies • Kondisi gigi & tulang penyangga dilihat dari foto rontgen • Waktu normal gigi tanggal • Efek bila gigi tsb dicabut atau dipertahankan bagi kesehatan anak • Pertimbangan ruang pada rahang Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  24. Deteksi Karies • Kaca mulut & explorer deteksi lesi karies pada pit, fissur dan servikal • Foto rontgen lokal  deteksi lesi karies interproximal • Semua lesi karies dapat dideteksi dengan lebih baik bila terlebih dahulu gigi dibersihkan dan dikeringkan Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  25. Preparasi Kavitas Geligi Sulung • Klasifikasi preparasi kavitas pada geligi permanen yang berasal dari teori Black dapat sedikit dimodifikasi dan diaplikasikan pada geligi sulung Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  26. Klasifikasi preparasi kavitas geligi sulung Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  27. Kavitas Klas I Pit & fissur permukaan oklusal molar; pit permukaan bukal & lingual semua gigi Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  28. Kavitas Klas II Semua permukaan proximal gigi molar dgn akses dari permukaan oklusal Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  29. Kavitas Klas III Semua permukaan proximal gigi anterior dgn kemungkinan perluasan ke arah labial atau lingual Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  30. Kavitas Klas IV Restorasi proximal gigi anterior yang melibatkan incisal angle Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  31. Kavitas Klas V Restorasi pada sepertiga servikal semua gigi, termasuk permukaan proximal  marginal ridge tidak termasuk Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  32. Nama-nama bidang/dinding preparasi kavitas Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  33. Nama garis sudut bidang preparasi kavitas Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  34. Preparasi Kavitas Klas I Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  35. Pit & fissur permukaan oklusal molar; pit permukaan bukal & lingual semua gigi Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  36. Preparasi Kavitas Klas I • Pembentukan outline  ekstensi pada groove atau fissure • Axial wall  paralel dgn as gigi • Pulpal wall  flat & smooth • Cavosurface angle tidak perlu dibevel  kekuatan tepi amalgam lemah • Sub-base calcium hydroxide + base zinc phosphate cement • Tumpat amalgam  kavitas harus bersih dan kering, hingga carving amalgam Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  37. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair Outline Outline mengikuti pola fissure untuk mencegah karies sekunder pada tepi restorasi. Outline yang smooth dan mengikuti alur fissure menurunkan tekanan dan packing amalgam dapat lebih baik.

  38. Outline kavitas klas I pada molar sulung pertama RB. Bila perlu melintasi central ridge Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  39. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  40. Preparasi Kavitas Klas II Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  41. Kavitas klas II Semua permukaan proximal gigi molar dgn akses dari permukaan oklusal Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  42. Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  43. Diagnosa dini lesi klas II penting karena • Memungkinkan klinisi menyiapkan kavitas dalam besar & pelebaran yg konservatif • Kontak proksimal lebar  mudah terjadi penjalaran karies pada gigi sebelahnya • Enamel tipis dan tanduk pulpa dekat dentin  lesi karies cepat menjalar ke pulpa Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  44. Tehnik PreparasiKavitas Klas II Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  45. 1. Proksimal Box Anatomi servikal gigi sulung yang menyempit meningkatkan resiko rusaknya gingiva di bagian interproksimal. Juga bila gingival wall terlalu dalam dapat membahayakan pulpa Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

  46. 2. Gingival wall Lebar gingival wall sekitar 1 mm. Pastikan dinding enamel didukung oleh dentin yang sehat Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unair

More Related