1 / 10

Berbakti Kepada Orangtua

Berbakti Kepada Orangtua. O. Solihin E-mail: sholihin@gmx.net Blog: http://osolihin.wordpress.com. Keluarga di Jaman Pra Islam.

shufang-chi
Download Presentation

Berbakti Kepada Orangtua

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Berbakti Kepada Orangtua O. Solihin E-mail: sholihin@gmx.net Blog: http://osolihin.wordpress.com Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  2. Keluarga di Jaman Pra Islam • Di Persia, pernikahan dengan mahram menjadi budaya. Mereka meyakini bahwa hal itu untuk mendekatkan kepada tuhan-tuhan mereka. Pada tahun 478 M Mazdak mengembangkan ajaran kepemilikan bersama, termasuk wanita. Akibatnya, banyak pengikut Mazdak yang merampas harta dan memperkosa wanita yang mereka temui. • Di Romawi, sejumlah kaisar terkenal dengan kegilaan mereka, salah satunya adalah Gaius Caesar Augustus Germanicus (lebih dikenal dengan Caligula). Senang berzina dengan istri orang--setelah mengancam dan memaksa suami mereka melepasnya--juga melakukan incest (hubungan sedarah) dengan tiga saudara perempuannya. • Di Jazirah Arab, para istri dan ibu tiri tak memiliki kehormatan. Jika ditinggal mati suaminya, maka ayahnya, saudara lelakinya atau anak lelakinya akan menjadi ‘ahli waris’ janda tersebut dan boleh menikahinya. Jika janda itu segera pergi ke keluarganya, ia bebas. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  3. Orangtua Menurut Islam • Adalah orang yang patut dimuliakan oleh anak-anak mereka. • Allah Swt. bahkan mengingatkan kaum Muslimin akan kewajiban berbakti kepada orangtua (Birrul Walidain). Ada 14 ayat dalam al-Quran yang membahas tentang berbakti kepada orangtua: al-Baqarah [83; 180; 215], an-Nisaa [36], al-An’aam [151], Ibrahim [41], al-Israa’ [23], Maryam [14], an-Naml [19], al-’Ankabuut [8], Luqman [14], al-Ahqaf [15; 17], Nuh [28] • Rasulullah saw. juga mewanti-wanti kaum Muslimin untuk berbakti kepada kedua orangtua mereka. Sabda beliau: “(Dosa besar) adalah mempersekutukan Allah, durhaka pada kedua orang tua, membunuh manusia, dan bersaksi palsu.”(HR Bukhari) Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  4. Birrul Walidain Itu… • Menghormati, menyayangi, menghargai, dan merasa bangga dengan orangtua kita sendiri. • Tidak menyakiti hatinya, tidak membencinya, dan tidak merendahkanya. • Tetap menaruh rasa hormat, tetap menjaga hubungan silaturahmi, dan tetap sabar meski orangtua kita tidak sejalan pikir dan rasanya dengan kita. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  5. Keutamaan Birrul Walidain • Insya Allah dimuliakan oleh Allah Swt. dalam hidupnya. • Insya Allah hidupnya berkah karena orangtuanya akan senantiasa mendoakannya. Sabda Rasulullah saw.: “"Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir, dan doa orang yang teraniaya". (Silsilah al-hadits ash-Shahihah, Imam al-Albani) Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  6. Konsekuensi Birrul Walidain • Ath-Tha’am (memberi nafkah atau makan) • Al-Malbas (memberi pakaian) • Al-Maskan (memberi tempat berlindung) • Al-Himayyah (memberi perlindungan) • At-Tibaba (memberi pengobatan) • Ad-Dain (membayarkan hutangnya) • An-Nasab (garis keturunan—larangan menghina orangtuanya sendiri) • Al-Janazah (sholat jenazah jika orangtuanya wafat) • Al-Wasiyyah (memenuhi wasiat orangtuanya) • Ad-Du’a (mendoakan kedua orangtuanya) Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  7. Jadikan Orangtua sebagai Sahabat • Jangan ada jarak di antara orangtua dan kita. • Pelajari kebiasaan orangtua kita. • Belajar mengalah demi mencapai ‘kemenangan’: tetap terjalin silaturahmi. • Berani jujur untuk mengungkapkan keinginan kita. • Upayakan untuk menyamakan persepsi. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  8. Jika Berselisih dengan Orangtua • Sabar menghadapi orangtua. • Dahulukan keinginan orangtua (asal bukan hal prinsip dalam agama). • Jagalah bahasa tubuhmu saat berkomunikasi dengan orangtua. • Siapkan saran, bukan melulu permintaan. • Andai harus bicara, pastikan tidak kasar. Sampaikan dengan terang dan ringkas. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  9. Membahagiakan Orangtua • Hormati sepenuh hati. Jangan ada benci dan dendam sedikit pun. • Jangan pernah sakiti hati mereka. • Yakinkah bahwa kita sanggup menjadi baik dan bisa menjadi kebanggaan mereka. • Tampilkan prestasi yang nyata, bermanfaat, benar dan baik di hadapan orangtua. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

  10. Bangga Memiliki Orangtua • Besarkan peduli kita kepada orangtua kita. • Menjalin komunikasi yang sehat, benar, dan baik dengan orangtua. • Jangan terjebak opini negatif dari orang lain tentang orangtua dan keluarga kita sendiri. • Jalani dengan rileks dan diri kita merasa cair ketika kondisi orangtua atau keluarga kita belum ideal. Kita tetap menaruh empati dan simpati kepada orangtua kita. Disampaikan pada Dauroh Tarqiyah SMAN 1 Jakarta

More Related