1 / 68

IMPLANTASI, selaput ekstra embrionik DAN PLASENTA si

drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 201 2. IMPLANTASI, selaput ekstra embrionik DAN PLASENTA si. IMPLANTASI. Proses menempelnya embrio (tahap blastosis) pada endometrium induk (dinding rahim). Implantation. PROSES IMPLANTASI. PROSES IMPLANTASI.

sef
Download Presentation

IMPLANTASI, selaput ekstra embrionik DAN PLASENTA si

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012 IMPLANTASI, selaput ekstra embrionikDAN PLASENTAsi

  2. IMPLANTASI Proses menempelnya embrio (tahap blastosis) pada endometrium induk (dinding rahim)

  3. Implantation

  4. PROSES IMPLANTASI

  5. PROSES IMPLANTASI

  6. IMPLANTASI

  7. JENIS IMPLANTASI Berdasarkan proses perlekatan antara trophoblast dan sel epitel endometrium induk : • IMPLANTASI INVASIF • IMPLANTASI NON-INVASIF

  8. JENIS IMPLANTASI(proses perlekatan) • IMPLANTASI INVASIF • Blastosis segera melakukan perlekatan dengan dinding endometrium • Pada manusia, anjing, kucing, mamalia,rodentia • Proses : - reaksi desidualisasi - perlekatan - trophoblast  syncytiotrophoblast  sitotrophoblast

  9. JENIS IMPLANTASI(proses perlekatan) A. Implantasi invasive Jaringan uterus dan jaringan sekitar trophoblast embrio mengalami kerusakan dan mengeluarkan zat metabolit sebagai sumber nutrisi

  10. JENIS IMPLANTASI(proses perlekatan) B. IMPLANTASI NON-INVASIF • Blastosit setelah mengalami hatching, terlebih dulu melanjutkan invasinya untuk kemudian melekat pada dinding endometrium induk • pada Babi, Kuda, Ruminansia • Proses : - hatching - sekresi nutrisi oleh kelenjar uterus (susu uterus) - perlekatan pada dinding endometrium (waktu relatif lebih lambat)

  11. JENIS IMPLANTASI(proses perlekatan) B. Implantasi non-invasive Perlekatanlebihekstensifdenganpermukaan uterus selamaprosesimplantasi

  12. Jenis implantasi Berdasarkan atas kedalaman proses implantasi : • Implantasi Superficial / Sentral • Implantasi Ekstrinsik • Implantasi Interstitial / Profundal

  13. Jenis implantasi (kedalaman) • Implantasi Superfisial / Sentral  Perlekatan pada permukaan uterus danrelatiftidakterjadipenetrasiataupunerosi ke epitelendometrium  Hewan : Kuda, Babi, Sapi, Domba, Kambing  Non – invasive implantation

  14. Jenis implantasi (kedalaman) A. Implantasi Superficial

  15. Jenis implantasi (kedalaman) B. Implantasi Ekstrinsik  Kerusakan dari endometrium hanya sebagian dan embrio masih berhubungan dengan lumen uterus  Hewan : Monyet, Anjing, Kucing, Tikus  Invasive implantation

  16. Jenis implantasi (kedalaman) B. Implantasi Ekstrinsik

  17. Jenis implantasi (kedalaman) C. Implantasi Interstitial / Profundal  Stroma endometrium rusak karena invasi dari embrio. Embrio masuk ke dalam stroma dan tertutup sama sekali dari lumen uterus.  Hewan : Manusia, Simpanse, Marmut  Invasive implantation

  18. Jenis implantasi (kedalaman) C. Implantasi Interstitial/Profundal

  19. Overview pembelahan sel masa embrionik

  20. SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK

  21. SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK: • Beberapaselaput yang terbentukpadamasaperkembanganembrional yang berasaldaritubuhembrio, namunterletakdiluartubuhembriodantidakmenjadibagiantubuhembrio. • Fungsi: • media perantarazat • perlindunganbagiembrio

  22. REPTIL DAN UNGGAS • Beradadidalamsampingkerabangtelurdisebelahluarnya • MAMALIA • Selaputembrionik fetus bersamaendometriuminduk => SISTEM PLASENTA

  23. EMPAT MACAM SELAPUT EKSTRA EMBRIONIK • Kantungkuningtelur • Amnion • Korion • Alantois Amnion & korion => ektoderm+mesodermsomatis (somatopleura) Kantungkuningtelur & alantois => endoderm+mesodermspalnknis (splanknopleura)

  24. KANTUNG KUNING TELUR • Selaput yang menyelubungikuningtelur • Berkembangbaikpadaunggastetapirelatiftidakpadamamalia • Dipenuhiolehpembuluhdarahvitelin yang berkembangdari mesoderm splanknis • Fungsi: penyerapankuningtelur

  25. KantungKuningTelur • UNGGAS: • Kuningtelur => kantungkuningtelursetelah 6 hariinkubasi • Kantungkuningtelurmengecildantertarikkeronggaperut => hari ke-19 inkubasi (2 harimenjelangmenetas) • Sisakuningtelurterserapseluruhnya => 6 harisetelahmenetas • MAMALIA: • Haematopoesisdanpadabeberapaspesiessebagaisumberbakalselgamet primordial

  26. AMNION • Selaput yang menyelubingiembrio=> embriodidalamrongga amnion yang berisicairan amnion • Hewanamniota: reptil, unggas, mamalia • Hewan an-amniota: ikandanamfibi

  27. KANTUNG AMNION • Fungsi : 1. Mencegah embrio kering 2. Mencegah perlekatan embrio pada selaput ekstra embrionik 3. Peredam goncangan 4. Menyerap albumin (pada ayam)

  28. KANTUNG AMNION • Cairan amnion : • Bertambah sesuai umur kebuntingan, kecuali saat bunting tua • Membantu melebarkan leher rahim dan melumasi jalan lahir • KELAINAN: hidropamnion / oligoamnion • Amnion sapi (3-7 bulan)  amniotic plaque (penebalan putih di beberapa tempat) • Jumlah cairan : 40-150 cc pda babi, 400-1200 cc pda kambing, 8-30 cc pda anjing, 1000 cc pda manusia

  29. AMNION • UNGGAS • Berasaldaripelipatansomatopleura • Somatopleuradalam -> Amnion, luar -> Korion (dipidahkanruangekstraembrionik) • Cairan amnion: ginjal fetus, kelenjarmulutdanalatpernafasan • Fungsiciran: untukmengambang, melindungisertamemungkinkanpergerakan

  30. AMNION • MAMALLIA • Mamalia non invasive: berasaldaripelipatabsomatopleura • Mamalia invasive (mamalia & rodensia): terjadiakibatperonggaandari inner mast cell (ICM) padasaatprosesgastrulasi

  31. KORION • Selaputekstraembrionik paling luar • Fungsi : 1. membawa bahan-bahan berupa gas masuk ke peredaran darah fetus 2. mencegah masuknya bakteri

  32. KORION • UNGGAS: • Menempelpadaselaputkerabangtelur • 7-8 hariinkubasi: korion+alantois ->pertukaran gas dan air • MAMALIA: • Berhubungandenganendometriummembentukplasenta • Memilikivili-vilidankayaakanpembuluhdarah -> pertukarandarahdenganinduk

  33. ALLANTOIS • Evaginasi ventro-median usus belakang • Dinding 2 lapis : entoderm usus dan mesoderm splanknis (kaya pembuluh darah) • Reptil & burung  selaput chorio-allantois – dinding dalam kulit telur  kapiler darah langsung berhubungan dg udara luar

  34. ALLANTOIS • Hewan besar  terbentuk hari ke 24-28, apeks menyempit & miskin pembuluh darah  ujung chorio-allantois necrotis • CHORIO-ALLANTOIS  bintik / garis berwarna putih  endapan kalsium (sapi: 60-90 hari)

  35. ALLANTOIS • Fungsi : • Kantung urine ekstra embrional (cairan urine  asam urat) • Paru-paru ekstra embrional  bagian luar dinding alantois ada area vasculosa • Mencerna albumin pada reptilia, burung, dan mamalia bertelur • Bagian plasenta fetus

  36. ALLANTOIS • Menghubungkan allantois dan usus belakang  tangkai allantois • Tangkai allantois + tangkai kuning telur = tangkai perut (belly stalk) • Daerah di sekitar tangkai perut  banyak pembuluh darah yg masuk dan keluar tubuh fetus = cincin pusat • Amnion +tangkai kuning telur + allantois = tali pusar (umbilical cord)

  37. PLASENTASI

  38. PLASENTA Suatu daerah yang merupakan kesatuan struktur antara selaput ekstraembrionik (fetus) dengan endometrium induk yang merupakan tempat pertukaran gas dan nutrisi antara induk dan fetus

  39. PLASENTA

  40. Fungsi Plasenta • Pertukaran nutrisi, gas, hormon, dll. • Sebagai Kelenjar endokrin • Barrier (mencegah bercampurnya darah induk dan fetus)  mencegah bakteri patogen pada darah induk masuk ke peredaran darah fetus • Immune protection

  41. Pertukaran Nutrisi, Gas, Hormon serta barrier • Receives nutrients, oxygen, antibodies and hormones from the mother and passes out waste. • Forms a barrier, the placental barrier, which filters out some substances which could harm the foetus. • Many substances are not filtered out • Alcohol and other social drugs • Many prescription drugs • Eg Thalidomide • Some viruses • Eg. Human cytomegalovirus • Birth defects possible

  42. 2. Sebagai Kelenjar Endokrin • HCG (Human chorionic gonadotropin) - maintains ovary (corpus luteum) • Progesterone – maintains pregnancy (especially after 1st trimester) • Sommatomammotropin (Placental lactogen – increases maternal blood glucose and lipids • Oestrogen • Relaxin • Prostaglandins

  43. Immune Protection • Foetus is an allograft • Foetus will be rejected if exposed to maternal immune system • Mother recognises foreign placenta but does not reject • Placental cells immunoprotected

  44. PLASENTASI Proses terbentuknya plasenta setelah terjadinya proses implantasi embrio pada endometrium induk Tahapan : Implantasi  multiplikasi daerah implantasi  reaksi stroma  peluruhan epitel  pembentukan placenta maternal (histiotrof)  vaskularisasi  pembentukan foetal placenta (haemotrof)  terbentuk 3 lapis trophoblast + endotel (memisahkan darah induk dan anak)

  45. NUTRISI PLASENTA • UTERINE MILK (Susu Uterus)  terbentuk dari sekresi uterus • HISTIOTROPH  berasal dari peluruhan sel-sel epitel stroma atau kelanjar di sekitar tempat implantasi • HAEMOTROPH  berasal dari pembuluh darah induk

More Related