1 / 12

AKHLAQ FARMASIS MUSLIM

AKHLAQ FARMASIS MUSLIM. Visi-Misi seorang muslim Visi seorang muslim : menjadi muttaqin, hamba Allah bahagia dunia-akhirat dan menjadi rohmatan-lil’alamin

Download Presentation

AKHLAQ FARMASIS MUSLIM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. AKHLAQ FARMASIS MUSLIM

  2. Visi-Misi seorang muslim • Visi seorang muslim: menjadi muttaqin, hamba Allah bahagia dunia-akhirat dan menjadi rohmatan-lil’alamin • Misi seorang muslim: beribadah hanya kepada Allah (misi kehambaan) dan berbuat kemakmuran di muka bumi (misi kekhalifahan), melestarikan lingkungan dan memberi manfaat kepada sesama makhluq

  3. Caranya? Ikuti SOP (Standard Operating Procedure). Berpegang teguh pada al-Quran: melaksanakan semua perintah dan meninggalkan larangan Allah. • Operasionalnya? Ikuti contoh/model yang menjadi uswah hasanah, yakni Rasulullah Muhammad saw. (Ikuti rasul, karena Rasul = uswah hasanah). ----> Orang bertaqwa (melaksanakan semua perintah dan menghindari semua larangan). • Seorang muttaqin hakekatnya adalah seorang profesional: bekerja penuh tanggung jawab, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai SOP.

  4. Misi kehambaan berlaku seragam (shalat, zakat, puasa, hajji) untuk semua muslim dan bersifat wajib ‘ain • Misi kekhalifahan bersifat wajib kifayah dan bergantung pada bidang minat dan keahliannya. Misalnya apoteker (farmasis), berbeda dg dokter, berbeda pula dengan insinyur, dst. • Untuk kedua misi tersebut manusia akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah SWT di akhirat.

  5. Siapa itu farmasis? Ekspert di bidang obat: bahan baku (herba, kemikalia murni), standarisasi, formulasi, produksi, pelayanan, distribusi, dll yang terkait dengan obat, kosmetika, kosmesetika, nutrasetika. • Menjadi farmasis merupakan pilihan misi kekhalifahan, yang nantinya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah. Oleh karenanya harus dihayati dan dikerjakan sebaik mungkin sebagai bentuk ibadah.

  6. Bagaimana sifat/karakteristik obat? • Obat hakekatnya adalah senyawa kimia yang memiliki dua (2) efek fisiologis terhadap makhluk hidup (manusia): (i) efek positif (terapeutik, mengobati), dan (ii) efek negatif (toksik). • Efek fisiologis ditentukan jenis dan dosis. Setiap senyawa kimia memberikan efek yang spesifik, walaupun ada yang mirip satu terhadap yang lain. • Dosis terapeutik bergantung jenis obatnya. Ada yang cukup dosis kecil (< 5 mg) dg toksisitas tinggi, dikenal sebagai obat keras, misal obat hipertensi, obat KB, tetapi ada yang dosis tinggi/besar (500 mg)dg toksisitas relatif rendah, misal asetosal, para setamol).

  7. Semua obat memiliki efek terapeutik maupun efek toksik. Oleh karena itu harus digunakan atau diminum sesuai dengan dosis terapeutik yang lazim. Kalau terlalu tinggi timbul efek toksik, kalau terlalu kecil tidak berkhasiat. • Senyawa kimia dapat berubah oleh pengaruh senyawa lain (reaksi kimia). Perubahan kimia ini dapat mengakibatkan perubahan efek fisiologisnya, mungkin efek toksiknya naik (keracunan) atau efek terapeutiknya hilang (tak berkhasiat). Oleh karena itu apoteker harus memperhatikan hal ini, jangan terlalu berpikir keuntungan! Pasien bukan tabung reaksi hidup!

  8. Bagaimana seharusnya akhlaq farmasis muslim itu? • Harus memiliki akhlaq-al-Karimah • Betapa pentingnya akhlaq ditegaskan oleh Rasulullah saw dengan sabdanya: “Innamaa bu’itstu liutammima makaarimal akhlaq” (tidaklah aku/Nabi diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlaq mulia). • Allah berpesan : “.....Berbuat baiklah kepada siapa saja sebagimana Allah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (wa ahsin kama ahsanAllahu ilaika. Wa laa tabghil-fasaada fil ardhi. Innallaha laa yuhibbul-mufsidiina)

  9. Apakah akhlaq itu? • “Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (Imam Ghozali). • “Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pemikiran” (Ibrahim Anis) • “Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangannya seseorang dapat menilai baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau emninggalkannya” (Abdul Karim Zaidan)

  10. Memperhatikan ilustrasi di atas (peran dan sifat obat yang menjadi ekspertis dan tanggung jawabnya), di samping tanggung jawab sebagai farmasis sesuai dengan kode etik profesi, masih harus dilandasi akhlaqul karimah, sebagai ciri sebagai seorang hamba Allah yang bertaqwa. • Akhlaq-al karimah sebagai ciri hamba yang bertaqwa kepada Allah mencakup hal yang lebih luas dan mendalam mencakup apa yang ada dalam kode etik profesi yang menjadi pegangan resmi profesi farmasis.

  11. Akhlaq farmasis muslim • Shiddiq (benar, jujur): benar dalam memberikan informasi dan menjalankan profesi. • Amanah (dapat dipercaya): menjaga rahasia, menunaikan kewajiban dengan baik, tidak menyalah-gunakan jabatan/keahlian • Cermat dan bertanggung jawab. Cermat karena obat yang dikelola hakekatnya juga racun (toksik). Bertanggung jawab dunia dan akhirat, sebab pertanggung-jawaban dunia sering dapat direkayasa, pertanggung-jawaban tidak dapat direkayasa!

  12. Akhlaqfarmasismuslim ....... • Tidak terlalu orientasi keuntungan (profit oriented). • Senantiasa berorientasi ibadah dan akhirat (forward looking) -----> semua dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab. • Obat dapat mengalami interaksi dengan obat lain menghasilkan senyawa baru yang dapat toksik (adverse drug interaction). Harus ekstra hati-hati dan ingat pertanggung-jawaban akhirat yang transparan • Berwawasan luas dan rendah hati. Tidak merasa menjadi orang paling pandai di bidangnya. Mesti mennjalin komunikasi dengan sesama profesi dan profesi kesehatan lain. Ingat, pasien/klien bukan tabung reaksi hidup.

More Related