1 / 17

Pertemuan 13-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Pertemuan 13-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22. Matakuliah : F0494 - PPH Perorangan dan Badan Tahun : 2009. Agenda. Pengertian Pemungut Pajak Objek Pemungutan PPh Pasal 22 Cara Menghitung PPh Pasal 22. Pengertian.

raine
Download Presentation

Pertemuan 13-14 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 13-14PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 Matakuliah : F0494 - PPH Perorangan dan Badan Tahun : 2009

  2. Agenda • Pengertian • Pemungut Pajak • Objek Pemungutan PPh Pasal 22 • Cara Menghitung PPh Pasal 22

  3. Pengertian Merupakan pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh: • Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang; • Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain

  4. Pemungut Pajak Pemungut PPh Pasal 22 adalah: • Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor barang. • Direktorat Jenderal Anggaran dan Bendaharawan Pemerintah baik Pusat dan Daerah. • BUMN dan BUMD. • BI, BPPN (sekarang PT PPA), BULOG, Telkom, PLN, PT Garuda Indonesia, PT Krakatau Steel, Pertamina dan bank-bank BUMN. • Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif, atas penjualan produksinya. • Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan yang ditunjuk oleh KPP atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

  5. Objek Pemungutan PPh Pasal 22 Objek pemungutan PPh Pasal 22 adalah: • Impor barang • Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Ditjen Anggaran & Bendaharawan Pemerintah baik Pusat dan Daerah • Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh BUMN dan BUMD • Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas, baja dan otomotif • Pembelian bahan-abhan untuk keperluan industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian dan perikanan yang ditunjuk oleh KPP atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

  6. Objek Pemungutan Dikecualikan dari PPh 22 YANG DIKECUALIKAN dari PPh Pasal 22 adalah: • Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tiadk terutang Pajak Penghasilan. • Impor barang yang dibebaskan dari bea masuk. • Dalam hal impor semetnara jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. .

  7. Cara Menghitung PPh Pasal 22 YANG DIKECUALIKAN dari PPh Pasal 22 adalah: • Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tiadk terutang Pajak Penghasilan. • Impor barang yang dibebaskan dari bea masuk. • Dalam hal impor semetnara jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. .

  8. Konsep umum penghitungan PPh – 22 Yang Menggunakan Angka Pengenal Importir (API) Yang Tidak Menggunakan Angka Pengenal Importir (API) Yang Tidak dikuasai PPh Pasal 22 = 7,5% x Harga Jual Lelang PPh Pasal 22 = 2,5% x Nilai Impor PPh Pasal 22 = 7,5% x Nilai Impor Nilai Impor dihitung sebesar: Cost Insurance and Freight (CIF)+bea masuk + pungutan pabeanan lainnya

  9. Konsep umum penghitungan PPh – 22 Pembelian Barang Yang Dibiayai APBN/APBD Penjualan Hasil Produksi Industri Otomotif di DN Penjualan Hasil Produksi Industri Rokok di DN PPh Pasal 22 (Final) = 0,15% x Harga Bandrol PPh Pasal 22 = 1,5% x Harga Pembelian PPh Pasal 22 = 0,45 % x DPP PPN DPP PPN = Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

  10. Konsep umum penghitungan PPh – 22 Penjualan Hasil Produksi Industri Kertas di Dalam Negeri Penjualan Hasil Produksi Industri Semen di Dalam Negeri Penjualan Hasil Produksi Industri Baja di Dalam Negeri PPh Pasal 22 = 0,3% x DPP PPN PPh Pasal 22 = 0,1% x DPP PPN PPh Pasal 22 = 0,25 % x DPP PPN DPP PPN = Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

  11. Konsep umum penghitungan PPh – 22 Penjualan Hasil Produksi Industri Kertas di Dalam Negeri Penjualan Hasil Produksi Industri Semen di Dalam Negeri Pembelian Bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor Penjualan Hasil Produksi Industri Baja di Dalam Negeri PPh Pasal 22 = 0,1% x DPP PPN PPh Pasal 22 = 0,25 % x DPP PPN PPh Pasal 22 = 0,3% x DPP PPN PPh Pasal 22 = 0,5% x harga pembelian DPP PPN = Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai

  12. Cara Menghitung PPh Pasal 22 Contoh 1: PT Marshanda memiliki nomor API, melakukan impor dari Amerika Serikat dengan perincian sebagai berikut: Harga komputer (cost): US$20.000 Asuransi (insurance): US$1.000 Biaya angkut (freight): US4.000 Harga Pabean US$25.000 Pungutan: • Bea Masuk 20% US$5.000 • Bea Masuk Tambahan 10% US$2.500 NILAI IMPOR US$32.500 Berapa PPh 22 yang harus dibayar?

  13. Cara Menghitung PPh Pasal 22 JAWAB: Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor: Pemberitahuan Impor Barang) nilai kurs US$1.00 = Rp10.000, maka: • Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32.500 x Rp10.000 = Rp325.000.000 • PPh Pasal 22 yang harus dipungut: Rp325.000.000 x 2,5% = Rp8.125.000

  14. Cara Menghitung PPh Pasal 22 Contoh 2: Seperti nomor 1 di atas, akan tetapi PT Marshanda tidak memiliki nomor API, maka perhitungan PPh Pasal 22 adalah sebagai berikut: • Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32.500 x Rp10.000 = Rp325.000.000 • PPh Pasal 22 yang harus dipungut: Rp325.000.000 x 7,5% = Rp24.375.000

  15. Tarif Pemotongan/Pemungutan PPh 22 bagi WP tidak ber-NPWP • Lebih tinggi 100% daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak

  16. TERIMA KASIH ADA PERTANYAAN?

More Related