1 / 28

Fire Detection System

Fire Detection System. Pengertian Fire detection systems . Pengelompokan jenis Fire alarm berdasarkan luas area pemasangan . 3. Penjelasan 2 jenis System Fire Alarm .( Sistem zona dan sistem Addressable). Macam-macam alat detector pada Fire Alarm. Penempatan lokasi detector.

pearly
Download Presentation

Fire Detection System

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. FireDetection System

  2. PengertianFire detection systems . Pengelompokanjenis Fire alarm berdasarkanluas area pemasangan. 3. Penjelasan 2 jenisSystem Fire Alarm.( Sistemzonadansistem Addressable). Macam-macamalatdetectorpada Fire Alarm. Penempatanlokasidetector. Wiring zonadanpengkabelannya. Output alarm (sounder dansirine). Ilustrasi. Perawatan dan pengecekan rutin. Ringkasan Fire Detection Systems

  3. Adalahsebuahalat yang difungsikanuntukmemberikanperingatandiniterhadapinsiden yang berkaitandenganapi. Biasanyainsidenkebakaran. Pengertian / Definisi

  4. Area denganluas 300 m2 ( Perumahan ). Menggunakan Alarm otomatis/manual dengansistem single zone. Area denganluas 1500 m2 ( Gedungukuransedang ,sekolahdanperkantorankecil). Menggunakansistem Alarm konvensionalberbasiszona(2 s/d 8 zona). Area denganluas 30000 m2 ( Gedungbesar ,pabrikdanpertokoan) Menggunakansistem alarm konvensionalberbasiszona(16 zona). AtauMenggunakansistem alarm berbasis Addressable yang dapatmengoperasikan 120 detector. Area besar ( Kampus Universitas,pusat perbelanjaan,rumah sakit dan bandara). Menggunakan sistem analog addressable dengan menggunakan sebagian system networking. Pengelompokan Fire Alarm BerdasarkanLuas Area Pemasangan.

  5. Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu: 1. Sistem Konvensional.2. Sistem Addressable. Konvensional: yaitu sistem alarm yang menggunakan kabel isi dua/empat untuk hubungan antar detector ke detector dan ke Panel.Alarm konvensional memiliki zone/loop untuk menghubungkan detector ke panel.Memungkinkan pula satu zona di buat sistem seri atau pararel untuk menghubungkan lebih dari satu detector.Sistem Addressable : Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiriuntuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih. Penjelasan 2 jenisSystem Fire Alarm

  6. Automatic fire alarm (Smoke detector,Heat detector,Ionisation smoke detector,etc) Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara otomatis seiring dengan kondisi detector yang menerima sinyal trigger dari asap,panas,gas dan lainnya. Macam-macam alat detector Pendeteksi Gas berbahaya Pendeteksi asap Pendeteksi Temperatur

  7. 1. Manual fire alarm ( break glass,Push button /Panic button )Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (Fire Bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan. Macam-macam alat detector

  8. Penempatan lokasi pemasangan detector sangatlah penting karena Sangat berhubungan dengan keamanan dan keefektifitasan alat detektor tersebut.Caranya adalah dengan mengetahui range/jarak lingkup yang dapat di cover oleh sebuah alat detector tersebut. Penempatan Detector Contohnya seperti gambar disamping,di ilustrasikan sebuah ruangan dengan luas 15 x 13m.Maka untuk mengcover seluruh ruangan tersebut dibutuhkan sedikitnya 4 alat smoke detector.

  9. Wiring / Pengkabelan Untuk kebutuhan yang besar akan fire alarm detector, maka dapat digunakan sistem seri ataupun sistem pararel seperti gambar di atas.

  10. Untuk peringatan akan adanya insiden maka Fire Alarm System membutuhkan sebuah output yang dapat menarik perhatian banyak orang agar segera mengevakuasi diri.Seperti alat output di bawah ini. Output Alarm Fire bell Indicator Lamp

  11. Peringatan Alarm berbunyi Panic button Ilustrasi Fire Alarm System Smoke detector Gas detector mendeteksi asap Gas detector Evakuasi

  12. Ilustrasi Fire Alarm System

  13. Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali General Testing dalam setahun guna memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi bell alarm dari sistem yang kita uji. Perawatan dan Pengecekan Rutin

  14. Harian Periksa Panel alarm apakah dapat beroperasi dengan baik.Cukup lihat lampu indikator di panelnya. Jika ada indikator fault yang menyala di panel alarm, periksa dan perbaiki lalu catat dalam catatan harian. Mingguan Periksa Panic button dan Smoke detector apakah berfungsi dengan baik Periksa Baterai dan Kelistrikan Fire Alarm. Per 3 bulan/per semester 1. Periksa semua peralatan baik panel maupun detector dari segi fungsi dan kondisinya. Perawatan dan Pengecekan Rutin

  15. Gas Detector GD 121 dan GD 241

  16. Gas Detector adalah sensor pendeteksi gas berbahaya seperti propana yang biasa dipakai untuk LPG (Liquefied Petroleum Gas ) dan Methane atau biasa di pakai untuk LNG (El-en-ji): Liquefied Natural Gas. Gas Detector ini menggunakan 4 kabel, hal ini memungkinkan sensor dapat diintegrasikan dengan Security Alarm ataupun Automation System. Detector ini dilengkapi dengan bracket, test dan reset button. Gas Detector ini dapat ditempatkan pada tempat dimana terdapat potensi kebocoran gas seperti dapur,industri yang melibatkan gas,dll. Gas Detector

  17. Pada setiap industri yang melibatkan hidrokarbon atau gas mudah terbakar lainnya, peranan pendeteksian gas mudah terbakar (combustible gas) sangatlah penting guna menjamin keamanan dan keselamatan pekerja, peralatan dan lingkungan kerja dari kejadian yang tidak diinginkan. Gas Detector

  18. GD 121 Gas Detector

  19. GD 241 Gas Detector

  20. Propane (C3H8) adalah gas yang mudah terbakar (flammable gas), memiliki bau yang bisa tercium dengan mudah oleh indera penciuman, berbentuk cair (liquid) dan biasanya tersimpan dalam tabung-tabung baja. Propane (C3H8) merupakan hasil akhir (by product) dari pemrosesan gas alam dan pemrosesan kilang minyak bumi. Penggunaan gas Propane (C3H8) sebagian besar digunakan sebagai zat pembakar (Combustion) atau bisa dipakai sebagai gas pendingin (Refrigerant) namun tidak dianjurkan karena sifatnya yang mudah terbakar. Propane/propana dijual sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa campuran dengan sejumlah kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan juga etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi jika terjadi kebocoran. Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana (paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena. Ini adalah standar HD5, yang awalnya dibuat terutama untuk bahan bakar kendaraan. Gas Detector

  21. Gas alam terkompresi (Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih 'bersih' bila dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. Gas Detector

  22. Gas Detector Dari duajenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyakdigunakandirumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpijilebihberatdaripadaudara, sehinggaapabilabocor, gas akanturunmendekatilantai (tidakterbangkeudara). Sedangkan LNG lebihringandaripadaudara, sehinggajikaterjadikebocoran, makagasnyaakanterbangkeudara. Perbedaansifat gas inilah yang menentukanposisi detector sebagaimanailustrasidibawahini:

  23. UntukLPG, makaletak detector adalahdibawah, yaitusekitar 30 cm darilantaidenganarah detector menghadapkeatas. Hal inidimaksudkan agar saatbocor, gas elpiji yang turunakanmasukkedalamruang detector sehinggadapatterdeteksi. Jarakantara detector dengansumberkebocorantidakmelebihidari 4m. UntukLNG, makapemasangandetectornyaadalahtinggidiataslantai, tepatnya 30cm dibawahplafondenganposisi detector menghadapkebawah. Sesuaidengansifatnya, makasaatbocor gas iniakannaikkeudarasehinggabisaterdeteksi. Jarakdengansumberkebocoranhendaknyatidakmelebihi 8m.

  24. Smoke Detector

  25. Smoke Detector Smoke Detector/Pendeteksi asapmendeteksiasap yang masukkedalamnya. Asapmemilikipartikel-partikel yang kian lama semakinmemenuhiruangan smoke (smoke chamber) seiringdenganmeningkatnyaintensitaskebakaran. Jikakepadatanasapini (smoke density) telahmelewatiambangbatas (threshold), makarangkaianelektronikdidalamnyaakanaktif. Olehkarenaberisirangkaianelektronik, maka Smoke memerlukantegangan. Padatipe 2-Wire teganganinidisupplydari panel Fire bersamaandengansinyal, sehinggahanyamenggunakan 2 kabelsaja. Sedangkanpadatipe 4-Wire (12VDC), makategangan plus minus 12VDC-nya disupplydari panel alarm biasasementarasinyalnyadisalurkanpadaduakabelsisanya. Area proteksinyamencapai 150m2 untukketinggianplafon 4m.

  26. Smoke Detector Pertanyaan yang seringdiajukanadalahdi area manakitamenempatkanSmokedandi area manakitamenempatkanHeat.Apabilatitik-titiknyasudahditetapkansecara detail olehKonsultanProyek, makakitaharusmengikutigambartitik yang diberikan. Namunapabilabelum, makasecaraumumpatokannyaadalah: 1. Jikadiperkirakandi area tersebutsaatawalterjadikebakaranlebihdidominasihembusanpanasketimbangkepulanasap, makatempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang filing cabinet, gudang spare parts darilogam (tanpakardus), bengkelkerjamekanikdansejenisnya. 2. Sebaliknyajikadidominasiasap, sebaiknyamemasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yang beralaskarpet (kecualikamar hotel), gudangkertas, gudangkapas, gudang ban, gudangmakanan-minuman (mamin) dansejenisnya.

  27. Smoke Detector Jenis Smoke Detector: Ionisation Smoke Detector yang bekerjanyaberdasarkantumbukanpartikelasapdenganunsurradioaktif Am didalamruang detector (smoke chamber). Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanyaberdasarkanpembiasancahayalampu LED didalamruang detector olehadanyaasap yang masukdengankepadatantertentu. Smoke Ionisasicocokuntukmendeteksiasapdarikobaranapi yang cepat (fast flaming fires), tetapijenisinilebihmudahterkena false alarm, karenasensitivitasnya yang tinggi. Olehkarenanyalebihcocokuntukruangkeluargadanruangantidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebihbaikuntukmendeteksiasapdarikobaranapikecil, sehinggacocokuntukdihallway (lorong) dantempat-tempat rata. Jenisinilebihtahanterhadap false alarm dankarenanyabolehdiletakkandidekatdapur.

  28. Thank you for watching Zulmi Azuwar

More Related