1 / 93

Desain Internal Sistem

Desain Internal Sistem. KBS-SI Perancangan Sistem Informasi. Desain Internal Sistem. Tujuan: Mengembangkan lebih lanjut subsistem yang diotomatisasi. Merancang detail proses komputer dan database dari kebutuhan sistem untuk pembangunan software aplikasi. Hasil:

paki-estes
Download Presentation

Desain Internal Sistem

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Desain Internal Sistem KBS-SI Perancangan Sistem Informasi Perancangan Internal Sistem

  2. Desain Internal Sistem Tujuan: Mengembangkan lebih lanjut subsistem yang diotomatisasi. Merancang detail proses komputer dan database dari kebutuhan sistem untuk pembangunan software aplikasi. Hasil: Dokumen desain spesifikasi database Konfigurasi HW/SW Spesifikasi Fungsional Program Dokumen desain proses komputer ‘Update’ Rencana Proyek. Sesi 10 2 Perancangan Internal Sistem

  3. Perancangan Data Model RelasiantarEntitas (Entity Relationship Model) Model Data Konseptual/logikal(Conceptual/logical Data Model) Model Data Fisikal (Physical Data Model) NormalisasidanSintesis Sesi 10 Menggunakan Metodologi Pengembangan Data yang meliputi: 4 Perancangan Internal Sistem

  4. Normalisasi TidakMengandungGrupBerulang. UntuktabeldenganPrimery-Key yang Komposit, tidakadaatributbiasa yang tergantunghanyapadasebagianatributdari Primary-Key Komposittsb. Tidakadaatribut-biasa yang bergantungpadaatribut-biasa (bukan Primary-Key) yang lain. Tidakadaatribut-biasa yang memilikiketergantunganbernilaibanyakkepada Primary-Key. Sesi 10 Kriteria Bentuk Normal 5 Perancangan Internal Sistem

  5. Tahapan Normalisasi Normalisasi Bentuk 1 (1NF): Memisahkan Grup Berulang dari Tabel. Sesi 10 • Normalisasi Bentuk 2 (2NF): • Sudah dalam bentuk normal 1 • Memisahkan atribut-biasa yang tergantung pada sebagian atribut Primary-Key (Komposit) • Normalisasi Bentuk 3 (3NF): • Sudah dalam bentuk normal 2 • Memisahkan atribut-biasa yang tergantung pada atribut-biasa lainnya bukan Primary-Key dari tabel ybs. • Normalisasi Bentuk 4 (4NF): • Sudah dalam bentuk normal 3 • Memisahkan atribut-biasa yang memiliki tergantungan bernilai-banyak pada Primary-Key. 6 Perancangan Internal Sistem

  6. Sintesis Normalisasi telah selesai. Menggabungkan relasi-relasi dari semua tabel dan mengevaluasi tabel yang memiliki hubungan satu ke satu (1:1) dengan kemungkinan mempunyai primary-key yang sama. Sesi 10 7 Perancangan Internal Sistem

  7. Kasus Perancangan Sistem: Menagih Pembayaran – PT. PAPIRUS MAKMUR PT. PAPIRUS MAKMUR adalah sebuah perusahaan yang mendistribusikan berbagai jenis kertas di wilayah Jawa-barat. Untuk setiap pesanan (Order Penjualan) yang diterima ditindak-lanjuti dengan pengiriman kertas yang sesuai dan untuk setiap pengiriman tersebut akan diperoleh tanda terima dalam bentuk dokumen BAPB (Berita Acara Penerimaan Barang). Pengiriman ini untuk satu Order Penjualan umumnya dilakukan berkali-kali di waktu yang berbeda. Jadi satu Order Penjualan berhubungan dengan banyak BAPB. Proses berikutnya adalah Menagih Pembayaran untuk penjualan yang telah lengkap pengirimannya. Berikut uraian mengenai transaksi “Menagih Pembayaran” ini. Sesi10/5 8 Perancangan Internal Sistem

  8. Setiap pagi, Bagian Penagihan akan memeriksa arsip ORDER-JUAL dan BAPB yang belum ditagih pembayarannya. Jika jumlah total pengiriman kertas seperti yang tercantum di BAPB telah sesuai dengan jumlah di ORDER-JUAL-nya, maka piutangnya dianggap sudah jatuh tempo dan dapat ditagih. Untuk itu akan disusun SURAT-TAGIHAN yang sesuai dan kemudian dikirimkan ke Pelanggan yang bersangkutan. Secara lebih sistematis hal ini dilakukan sbb: Sesi10/5 • Pilih ORDER-JUAL yang belum ditagih, yalni yang statusnya “OPEN”. • Hitung total pengiriman per jenis kertas untuk ORDER-JUAL “OPEN” tersebut dengan melihat data BAPB-nya. • Bandingkan jumlah total pengiriman dengan jumlah pesanan di ORDER-JUAL. Jika jumlahnya sama, maka ORDER-JUAL ini “dapat ditagih”. • Untuk ORDER-JUAL yang dapat ditagih ini disusun SURAT-TAGIHAN dan dikirimkan ke Pelanggan. • Set Status = ‘CLOSE” untk ORDER-JUAL yang telah ditagih ini. 9 Perancangan Internal Sistem

  9. Kamus Data: DATA STORE: Sesi10/5 • ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ • NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+NmATK+KtSat+ • JmPsn+ HgSat} • BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ • NmCust+ {KdATK+ NmATK+KtSat+ JmTerima} Tugas Anda: • Rancangkomputerisasiuntuktransaksi “MenagihPembayaran” inidenganmenggambarkan DFD Fisikal yang dilengkapibatasotomatisasi. • Uraikansecaranaratif/tekstualmengenaicarakerjasistemsesuaihasilbutir 1. • LakukanNormalisasiterhadap ORDER-JUAL dan BAPB hinggadiperolehbentuk Normal ke3(4). Gambarkanhasilakhirnya. • Sintesis-kanhasilbutir 3. 10 Perancangan Internal Sistem

  10. DFD Fisikal Level 1 – Menagih Pembayaran Jawaban Kasus Perancangan Sistem: Menagih Pembayaran – PT. PAPIRUS MAKMUR Bapb Tagihan Order-jual 4.2 Hitung Total kirim 4.4 Cetak Tagihan 4.1 Pilih Order-jual Total kirim Order ‘open’ 4.3 Bandingkan Order & kirim ‘Close’ Order dpt ditagih Order-jual Sesi10/5 Surat-tagihan 11 Perancangan Internal Sistem

  11. Order-Jual yang berstatus ‘open’ dipilih. Berdasarkan order ‘open’ tersebut, dicari BAPB yang berhubungan dan jumlah pengirimannya di-total per jenis kertas. Total pengiriman per jenis kertas dibandingkan jumlah pesanannya. Jika untuk setiap jenis kertas jumlah pengirimannya sudah sesuai dengan jumlah yang diorder, maka order tersebut sudah dapat ditagih. Untuk order yang dapat ditagih ini dicetak Surat-Tagihan yang sesuai dan dikirim ke Pelanggan. Set Status = ‘CLOSE” untk ORDER-JUAL yang telah ditagih ini. Penjelasan Naratif: Sesi10/5 Setiap pagi, bagian Penagihan berkewajiban memeriksa Order-Jual untuk menentukan Order yang sudah selesai pengirimannya kemudian menagihnya ke Pelanggan. Seluruh proses ini diotomatisasi sbb: 12 Perancangan Internal Sistem

  12. Normalisasi: ORDER-JUAL: ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+ NmATK+ KtSat+ JmPsn+ HgSat} Order = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ StaOrd Customer = NoCust+ NmCust+ AlCust Order-ATK= NoOrdJual+KdATK+ JmPsn ATK = KdATK+ NmATK+ KtSat + HgSat Sesi10/5 • ORDER-JUAL = NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ • NmCust+ AlCust+ StaOrd+ {KdATK+NmATK+KtSat+ • JmPsn+ HgSat} • BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ • NmCust+ {KdATK+ NmATK+KtSat+ JmTerima} 13 Perancangan Internal Sistem

  13. BAPB: BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual+ NoCust+ NmCust+ {KdATK+ NmATK+ KtSat+ JmTerima} BAPB = NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual Oeder = NoOrdJual+ NoCust Customer = NoCust+ NmCust BAPB-ATK = NoBAPB+KdATK+ JmTerima ATK = KdATK+ NmATK+ KtSat Normalisasi: Sesi10/5 14 Perancangan Internal Sistem

  14. Sintesis Digabung: Order dan Order  HEAD-ORDJUAL Customer dan Customer  CUSTOMER ATK dan ATK  ATK Tidak digabung: Order_ATK  TAIL-ORDJUAL BAPB  HEAD-BAPB BAPB-ATK  TAIL-BAPB Hasil Akhir: HEAD-ORJUAL= NoOrdJual+ TgOrdJual+ NoCust+ StaOrd TAIL-ORDJUAL= NoOrdJual+ KdATK+ JmPsn+ HgSat HEAD-BAPB= NoBAPB+ TgBAPB+ NoOrdJual TAIL-BAPB= NoBAPB+KdATK+ JmTerima CUTOMER= NoCust+ NmCust+ AlCust ATK= KdATK+ NmATK+ KtSat Sesi10/5 15 Perancangan Internal Sistem

  15. Perancangan Database Merancang Database logikal dan fisikal secara rinci. Hanya memperhatikan Data-Store yang ada pada sub-sistem yang diotomatisasi (batch, on-line, real-time) Data masukan utama untuk tahap ini adalah Data Dictionary-Data Store dan elemen Data Elemen seperti yang telah dihasilkan dalam tahap Analisis Sistem. Sesi10/5 16 Perancangan Internal Sistem

  16. Data Dictionary: DATA-STORE Nama : FAKTUR Deskripsi : Permintaan pembayaran dari Supplier atas pembelian baranag ketika barang telah selesai dikirimkan dan diterima Volume : 25 buah/hari. Rata-rata ada 4 item barang per Faktur. Akses : Di-batch-kan untuk diproses secara berurutan setiap pagi hari. Retensi : Umur aktif rata-rata 6 bulan. Pengarsipan data pasif dilakukan 1 tahun sekali. Dapat dimusnahkan setelah 15 tahun sesuai aturan pemerintah Struktur Tabel: Faktur = No_Faktur+ Tg_Faktur+ No_Order+ Tg_Order+ Total+ {Kd_Barang+ Nm_Barang+ Hg_Satuan+ Jm_Barang} Sesi10/5 17 Perancangan Internal Sistem

  17. Dalam perancangan database fisikal, perlu diketahui kapasitas penyimpanan data, maka harus diketahui volume dari data yang harus disimpan (demikian juga untuk yang manual) Sebelum menghitung kapasitas memory yang dibutuhkan (byte), ditentukan dulu volume dalam satuan record-nya; berapa record yang harus dapat ditampung dalam arsip tsb. Misal: Untuk siswa berjumlah 4500 orang, perlu tabel database yang dapat menampung 4500 record. Sesi 10 18 Perancangan Internal Sistem

  18. Untuk data kejadian/transaksi (Order, Faktur, Suratdll) tidakdapatditentukansecaralangsung, karena data sepertiinidariwaktukewaktubertambahsecaradinamisdan data yang pasifpadasuatuwaktuakandibuang. Untuk data sepertiinikapasitasnyadapatdihitungmenggunakanpersamaanberikut: Sesi 10 Volume-Record = (Umur Aktif + Periode Pengarsipan) * Frekuensi Keterangan: Volume-Record : besarnya tempat penyimpanan dalam satuan record. Secara manual dapat berarti baris atau lembar Periode-Pengarsipan : Interval waktu untuk memisahkan data yang tidak digunakan lagi (pasif) dari tempat penyimpanannya. Frekuansi : Jumlah data yang terjadi per satuan waktu. 19 Perancangan Internal Sistem

  19. Contoh untuk data Faktur: Frekuensi = 25 Faktur/hari atau sekitar 550 Faktur/bln (25X22) Umur aktif = 6 bulan Periode Pengaesipan = 1 thn atau 12 bln VolumeRecord = (6 + 12) * 550 = 9.900 Faktur Ini berarti, jika faktur tersebut akan disimpan di laci, maka volume laci harus dapat menampung 9.900 Faktur. Sesi 10 20 Perancangan Internal Sistem

  20. Tahap Perancangan Database Buat daftar data-store yang diperlukan. Lakukan Normalisasi dan Sintesa. Berdasarkan hasil butir 2 serta informasi statistik, buat daftar file berikut: Nama File Frekuansi Umur Aktif Volume 11880 35640 … • Ord_Jl • Det_Ord_Jl • … 660/bln 1980/bln …. 6 bln 6 bln … Sesi 10 • Tentukan … 21 Perancangan Internal Sistem

  21. Tahap Perancangan Database (lanjutan…) Tentukan Metoda Akses: Secara umum dapat ditentukan berdasarkan karakteristik pengaksesannya: Sequential, Random dll. Untuk sistem online, umumnya diperlukan pengaksesan random berdasarkan primary-key pada saat pemeliharaan data (isi, edit dan hapus) dan akses sequential hanya pada saat pencetakan laporan. Oleh karena itu gunakan Index-Sequential berdasarkan Primary-Key. Penggunaan Index kedua dapat dipertimbangkan. Sesi 10 22 Perancangan Internal Sistem

  22. Tahap Perancangan Database (lanjutan…) Hitung volume file-data dan file-Index: Volume file-data = 1024 + (PanjangRecord + 1) x VolumeRecord Volume file Index = (PanjangPrimaryKey+4) x VolumeRecord x (1+%Free) Catatan untuk %Free: - dBASE = 0.3; Foxbase = 0.5; dll Primary Key PanjangRecord (byte) Volume (record) Volume (Kbyte) Nama File Nama Panjang Sesi 10 Perancangan Internal Sistem

  23. Perancangan Konfigurasi HW-SW Berdasarkan data statistik sistem serta batas-otomatisasi dapat dimulai penetapan yang lebih spesifik dari HW-SW. Bentuk dasar pemilihan HW adalah struktur sistem, daya komputasi CPU, kapasitas disk serta kapasitas saluran komunikasi data. SW sistem yang harus dipilih antara lain: Bahasa Pemrograman DBMS (Database Management Syatem) Query /report Generator Operating System (Dos, Netware, dll) Communication Monitor (Netview, dll) Sesi 11 24 Perancangan Internal Sistem

  24. Perancangan Konfigurasi HW-SW (lanjutan) Kapasitas Disk: Database SW Sistem Program Aplikasi Daya komputasi CPU serta kapasitas saluran komunikasi (termasuk kecepatan akses CPU-Disk) pada umumnya amat sulit ditentukan secara analitik kuantitatif. Perkiraan secara praktikal biasa dilakukan berdasarkan pengelaman atau rekomendasi dari vendor. Sesi 11 25 Perancangan Internal Sistem

  25. Perancangan Proses Dijelaskan dengan menggunakan teknik perancangan terstruktur. Perancangan Terstruktur, meliputi aspek: Menggunakan Definisi Persoalan/kebutuhan untuk mendapatkan solusi (hasil rancangan). Memecah kompleksitas sistem yang besar dengan membagi-bagi sistem ke sejumlah ‘kotak-hitam’ dan mengorganisasikannya ke bentuk hirarki yang cocok diimplementasikan di sistem komputer. Menggunakan alat grafis untuk memodelkan sistem sehingga mudah dibentuk dan dipahami. Memiliki sejumlah strategi untuk mengembangkan suatu solusi rancangan. Menyediakan sejumlah kriteria untuk mengevaluasi kualitas dari solusi yang dihasilkan. Sesi 11/12 26 Perancangan Internal Sistem

  26. Structure Chart Suatu teknik pendokumentasian untuk menggambarkan modul-modul dalam suatu sistem, dan hubungan antar modul-modulnya. (Yourdon, 1979) Menggambarkan alur dan keputusan utama dalam suatu sistem. (Weinberg, 1980) Sesi 11/12 27 Perancangan Internal Sistem

  27. Structure Chart (lanjutan) Merupakan alat utama perancangan terstruktur untuk memperlihatkan struktur dari sistem. Pada dasarnya top-down: suatu fungsi didekomposisi sampai ke tingkat yang cukup sederhana untuk diprogramkan dengan menggunakan aturan tertentu Sesi 11/12 28 Perancangan Internal Sistem

  28. Notasi Structure Chart Adalah suatu modul sehubungan dengan suatu proses atau seperangkat proses pada suatu DFD. Nama : Nama Modul JUDUL: Uraian rinci dari Nama Modul Sesi 11/12 Nama JUDUL … Informasi yang dialirkan dari satu modul ke modul yang lain (Data Couple) … Kontrol yang dialirkan dari satu modul ke modul yan lain (Flag) 29 Perancangan Internal Sistem

  29. Contoh Structure Chart Sebuah Modul dengan nama UDAPEG UDAPEG Ubah Data Pegawai A B Sesi 11/12 Modul: Modul Nama Modul Koneksi antar Modul: Pemanggil • Modul A memanggil modul B Yang dipanggil 30 Perancangan Internal Sistem

  30. Sesi 11/12 Contoh Structure Chart (lanjutan) A • Modul A memanggil modul B dengan mengirim elemen data P. • Modul B mengembalikan ke A elemen data Q dan elemen kontrol FLAG Q P FLAG B • Modul X memanggil modul Y berdasar keputusan dalam modul X. • Modul X memanggil modul Z berdasar pada modul loop dalam modul X X Y Z 31 Perancangan Internal Sistem

  31. Notasi: Modul yang di dalamnya telah ditetapkan datanya atau pustaka aplikasi Contoh: VALIDASI NO. TELEPON READ (BACA) WRITE Modul sistem

  32. Buat Slip Gaji NIP Karyawan Nama Ky Honorer EOF Gaji Gj Honorer Ky Tetap Gj. Tetap Baca Data Karyawan Hitung Gj. Bersih Ky Honorer Cetak Slip Gaji Hitung Gj. Bersih Ky Tetap Jam-Kerja Gj. Pokok PotonganPajak Gj Kotor Honorer Gj Kotor Ky Tetap Bonus Tarif Hitung Potongan Pajak Hitung Gj. Kotor Ky Honorer Hitung Gj. Kotor Ky Tetap Sesi 11/12 Contoh Structure chart 33 Perancangan Internal Sistem

  33. Modul Sekumpulan perintah untuk mengerjakan suatu aktivitas/proses. Implementasinya: Bhs Pascal : Procedure, Function. Bhs C : Function. Didefinisikan sebagai: Input : apa yang diberikan oleh pemanggil Output : apa yang diberikan kepada pemanggil Fungsi : Proses yang dilakukan Mekanik : Prosedur atau logik dari fungsi Internal data : variabel/memori private Sesi 11/12 34 Perancangan Internal Sistem

  34. FUNGSI • prosedur/logik • data internal INPUT OUTPUT Internal view Sesi 11/12 Dalam STRUCTURE CHART, modul hanya dilihat dari segi external-view-nya saja. External view 35 Perancangan Internal Sistem

  35. Analisis Transformasi dan Transaksi Merupakan peralihan dari Analisis ke Perancangan Kebanyakan sistem-sistem utama masuk pke dalam dua model sistem dasar, yaitu: Model Transaksi terpusat Model Transformasi terpusat. Sesi 11/12 36 Perancangan Internal Sistem

  36. Peralihan Desain Terstruktur C 4 3 B D 2 5 A E 3 4 C B D 5 2 A E 1 6 Sesi 11/12 37 Perancangan Internal Sistem

  37. Transformasi Model Terpusat CONTROL 5 3 3 4 CONTROL C CONTROL 4 2 3 5 2 5 CONTROL B D CONTROL 5 1 2 6 1 6 GET A E PUT Sesi 11/12 38 Perancangan Internal Sistem

  38. Peralihan Desain Terstruktur 4 D 9 5 E 3 C 10 K 6 C/I B F J 15 7 11 2 I 14 8 G 12 E F G B D H J A 13 1 H A K Sesi 11/12 14 3 4 11 6 12 5 13 7 10 8 9 15 2 39 Perancangan Internal Sistem

  39. CONTROL C/I 3 14 CONTROL CONTROL 15 17 3 2 2 16 CONTROL B CONTROL J 17 1 18 2 18 1 A GET 1 K 4 5 13 6 12 11 8 10 7 9 E F G D H Sesi 11/12 Transaksi Model Terpusat PUT 18 40 Perancangan Internal Sistem

  40. Langkah-langkah Diagram Relasi Data Matriks Relasi Data Transisi desain Dekomposisi Fungsional Analisis Transformasi dan Transaksi “Structure Charts” “Strctured English/Pseudocode/PDL” Evaluasi desain “Packaging” Sesi 11/12 41 Perancangan Internal Sistem

  41. Merancang Structure Chart (SC) Menggunakan dua strategi: Analisis Transaksi Analisis Transformasi Langkah umum: Memecah sistem ke unit-unit transaksi dengan menggunkan Analisis Transaksi. Mengkonversikan setiap unit transaksi ke suatu SC dengan menggunkan Analisis Transformasi. Merekonstruksi SC-SC yang terpisah ke dalam SC keseluruhan Sesi 11/12 42 Perancangan Internal Sistem

  42. Analisis Transaksi Terdiri dari lima komponen: Event (Kejadian), di lingkungan sistem. Stimulus (Pemicu), masuk ke sistem. Activity (aktivitas), di dalam sistem. Response (Tanggapan), dari sistem ke lingkungan. Effect (Dampak), terhadap lingkungan sistem Sesi 12 • Definisi Transaksi 43 Perancangan Internal Sistem

  43. Contoh Transaksi Event : Siswa ingin mengikuti sejumlah mata kuliah. Stimulus : Formulir Rencana Strudi (FRS) diserahkan. Activity : Memeriksa FRS. Response : FRS diarsipkan. Effect : Siswa terdaftar di perkuliahan. Sesi 12 44 Perancangan Internal Sistem

  44. Unit-unit transaksi dapat diidentifikasi pada DFD dengan mempelajari bentuk-bentuk kejadian diskrit di sistem. A B Transaksi 1 2.0 1.0 Y C 3.0 Transaksi 2 X Sesi 12 45 Perancangan Internal Sistem

  45. Analisis Transformasi Suatu strategi untuk mengkonversikan setiap bagian DFD (unit transaksi), yang telah diisolasikan dalam Analisis Transformasi, ke suatu Structure Chart. 6 1 A 3 E 5 C C 4 6 B D 2 8 3 5 4 6 B D E A Sesi 12 46 Perancangan Internal Sistem

  46. Analisis Transformasi terdiri dari 5 langkah: 6 1 A 3 E 5 C 4 6 B D 2 8 Sesi 12 • Gambar DFD dari unit transaksi • Identifikasi fungsi sentral DFD (central transform) • Ubah DFD ke bentuk kasar SC • Perhalus SC menggunkan kriteria rancangan • Periksa SC tetap sesuai dengan DFD asal • Central Transform • Merupakan bagian DFD yang berisi fungsi pokok/esensial dari unit transaksi dan tak tergantung implementasi fisik input-output • Cara pertama untuk mengidentifikasikannya adalah dengan cara melihatnya 47 Perancangan Internal Sistem

  47. Cara kedua dilakukan dengan “memangkas” cabang-cabang “masuk” (input-data) dan “keluar” (output-data) dari DFD: Telusuri setiap aliran dari luar ke tengah DFD. Tandai data flow yang menyajikan input dalam bentuk paling esensial. Dengan kata lain, tandai tahap dimana input segera akan diproses secara aktual. Telusuri setiap aliran “keluar” dari tengah DFD. Tandai data flow output dalam bentuk paling esensial. Dengan kata lain, tandai tahap dimana output sudah dihasilkan tapi belum diformat. Gabungkan semua tanda dalam lingkaran tertutup. Sesi 12 48 Perancangan Internal Sistem

  48. 6.0 Release Order Jual Slip Order Jual Shipping Release 1.3 Susun Order Beli 1.1 Isi Order-Jual Order Beli Order Jual Valid Stock Kurang 1.2 Periksa Stock Order ditolak Back-Order 1.4 Rekam Back-Order CENTRAL TRANSFORM Customer PART Detil Order Jual Back Order Order Jual Sesi 12 49 Perancangan Internal Sistem

  49. Membuat SC kasar (versi pertama) Tentukan “Boss” dari SC: Diambil dari Central Transform. Diambil dari luar Biarkan bubble lainnya menggantung pada “Boss”. Hilangkan panah pada DFD. Buat SC versi pertama. PERIKSA ORDER JUAL 1.2 1.1 2.0 1.3 1.4 ISI ORDER JUAL RELEASE ORDER JUAL SUSUN ORDER BELI REKAM BACK ORDER Sesi 12 50 Perancangan Internal Sistem

More Related