1 / 13

Eksistensi Parpol dan Perubahan Sistem Pemilu Legislatif

Eksistensi Parpol dan Perubahan Sistem Pemilu Legislatif. Dr. Wahyudi Kumorotomo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada www.kumoro.staff.ugm.ac.id. Bintek Penyegaran DPRD Nganjuk Hotel Sahid Jogja, 23 Des 2011. Mengapa Pemilu ( elections ) diperlukan?.

oren
Download Presentation

Eksistensi Parpol dan Perubahan Sistem Pemilu Legislatif

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Eksistensi Parpol dan Perubahan Sistem Pemilu Legislatif Dr. Wahyudi Kumorotomo FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik UniversitasGadjahMada www.kumoro.staff.ugm.ac.id Bintek Penyegaran DPRD Nganjuk Hotel Sahid Jogja, 23 Des 2011

  2. Mengapa Pemilu (elections) diperlukan? • Menguatkan legitimasi pranata politik (eksekutif, legislatif, judikatif) • Menjamin stabilitas peralihan kepemimpinan • Memilih kader penguasa yang terbaik • Menegakkan demokrasi.

  3. Parameter Kualitas Pemilu • Demokratis (persaingan sehat, jujur, adil, aman) • Terciptanya infrastruktur politik (DPR, presiden) yg kuat dan berkualitas • Derajat keterwakilan yg optimal; mengurangi kemungkinan over-representation di daerah tertentu dan under-representation di daerah lainnya • Menyeluruh & tuntas; peraturan yg jelas, tanpa intervensi pemerintah atau pihak tertentu • Praktis, tidak rumit dan mudah dilaksanakan.

  4. Agenda Reformasi Politik • UU No.2/2008 ttgParpol sudahdiubah dg UU No.2/2011 • UU No.22/2007 ttgPenyelenggaraPemilu  sudahdiubah dg UU No.15/2011 • UU No.42/2008 ttgPilpres • UU No.27/2009 ttgSusduk MPR, DPR, DPD, DPRD • UU No.10/2008 ttgPemiluLegislatif; RUU perubahansampaitingkatpembahasan di Panja. Catatan: ApakahpersiapanPemilu 2014 sudahsesuaikehendakpublikdanberjalansesuaijadwal?

  5. Syarat Parpol (ps.2 UU No.2/2011) • Didirikan oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) WNI berusia 21 th atau sdh menikah; Pendaftar: 50 orang, anggota tdk merangkap Parpol lain. • Menyertakan 30% anggota perempuan • AD & ART • Sistem kepengurusan sesuai UU; didaftar di Kemkuham.

  6. UU No.15/2011 ttg Penyelenggara Pemilu • PenyelenggaraPemiluadalah KPU danBawaslusebagaisatukesatuanfungsi. • MenyelenggarakanPemiluuntukmemilih: anggota DPR, DPD, DPRD, Pres & Wapres, Gub, Bup/Wako secarademokratis. • Lembagapenyelenggaradibentuksecarabertingkatsesuaifungsikewilayahan: KPU, KPU Prov, KPU Kab/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, KPPSLN. • Pemilu & Pemilukadadiharapkanberjalandenganlancardankelemahanygadaterusdiperbaiki.

  7. Sistem Pemilu • Proporsional (proportional representation); Kursi yg dimenangkan parpol berbanding seimbang dg proporsi suara yg diperolehnya. Mis: Partai A=48,5%, B=29%,C=14%,D=7,5%, E=1%  Quota: 100%/5 kursi = 20%; Jatah kursi ke-4 diberikan ke partai C krn terbesar sisa suaranya (14%). Variasi sistem: closed system & open system. 2. Distrik (plurality system); Wilayah pemilihan dibagi ke dalam bbrp distrik pemilihan. Rumus pengalokasian kursi: absolut majority; 50%+1 (Inggris) dan simple majority (Amerika).

  8. Keunggulan/Kelemahan Sistem Pemilu

  9. Pasal KrusialRUU Sistem Pemilu • Ps. 202: Parliamentary threshold:

  10. Perhitungan Sisa Suara (ps.205) • Alternatif I: perolehan kursi dg prinsip habis di Dapil  ditetapkan dg angka BPP (Bilangan Pembagi Pemilih) di DPR • Alternatif II: Sisa suara ditarik ke Provinsi  perolahan kursi tahap kedua ditentukan dg cara seluruh sisa suara Parpol dikumpulkan di provinsi untuk menentukan BPP yg baru.

  11. Konversi Suara Menjadi Kursi (ps.205-207) • Metode kuota (varian Largest Remainder)  sama seperti Sistem Pemilu 2004 • Metode Divisor (bilangan pembagi tetap) dg varian D’Hondt  Usulan FPG • Metode Divisor varian Sainte Lague/Webster/Jeferson  usulan FPKS • Penarikan sisa suara ke tingkat nasional  usulan FPDIP.

  12. Sistem Campuran dlm Pemilu 2014? • ProporsionalTertutup: UsulanPartaiDemokrat. (peranParpollebihmenonjol); AnasUrbaningrum: terbukakrnmendorongCalegutkbekerjakeras. • Proporsional Terbuka: UsulanPartaiKeadilan Sejahtera. (peranCaleglebihmenonjol, cocokutkpartaikader); Usulan Al Muzammil Yusuf: tertutup, tetapidiawaliPemilu internal Parpol. • Campuran (Gabungansistemterbuka 70% dantertutup 30%): UsulanAburizal Bakrie  Bgmrealisasinya?

  13. Beberapa Catatan • KemandirianParpoladalahprasyaratbagisistemkepartaian modern danprofesional • DalamsetiapsistemPemiluselaluterdapatkeunggulandansekaliguskelemahan. Yang diperlukanadalahantisipasithdsetiapkelemahan. • Politikuangadalahmasalahpentingygharusdiberantas Bgmmenciptakankomitmenbersama? • PendidikanpolitikadltanggungjawabsemuaParpoldansemuaunsurmasyarakat. TERIMA KASIH

More Related