1 / 20

PENANGANAN ECENG GONDOK DENGAN MENGGUNAKAN IKAN KOAN (Grass Carp)

PENANGANAN ECENG GONDOK DENGAN MENGGUNAKAN IKAN KOAN (Grass Carp). Dr. Tri Widiyanto, Msi Kepala Pusat Penelitian Limnologi-LIPI. PENDAHULUAN : EUTROFIKASI. Welch 1992, Ryding dan Rast 1989:

olin
Download Presentation

PENANGANAN ECENG GONDOK DENGAN MENGGUNAKAN IKAN KOAN (Grass Carp)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PENANGANAN ECENG GONDOK DENGAN MENGGUNAKAN IKAN KOAN (Grass Carp) Dr. Tri Widiyanto, Msi Kepala Pusat Penelitian Limnologi-LIPI

  2. PENDAHULUAN : EUTROFIKASI • Welch 1992, Ryding dan Rast 1989: • Perairan lebih produktif dengan biomassa melimpah karena input nutrien, sedimentasi, kedalaman danau berkurang • Persaingan gulma air dan alga • Berkurangnya kegunaan potensial memicu proses reklamasi • cultural eutrophication: dipercepat oleh aktifitas manusia

  3. KONDISI LIMNOLOGIS DANAU KERINCI Danau Kerinci Danau : Tektovulkanik Luas : 4.200 Ha Kedalaman maksimal : 110 m Lokasi : Prop.Jambi Daerah tangkapan air : 1.000 Km2 Morfometri : dasar relatif datar Daya simpan air : 0,8 tahun (cukup pendek) Pembuangan air cukup cepat Out let : Batang Merangin TIM: DEDE IRVING H, KOMAR SUMANTADINATA, AWALINA, DAN YUSTIAWATI

  4. KONDISI KIMIA KUALITAS AIR pH. : 6,5 – 8,5 Konduktivitas : 0,068 – 0,145 (mS/cm) Oksigen terlarut : 6 – 14 (mg/L) Suhu : 22 – 27 (oC) CO2 bebas : 0,9 – 6,0 (mg/L) Nitrat : 0,1 – 0,4 (mg/L) Amonium : 0,1 – 0,4 (mg/L) Total Nitrogen : 0,7 – 1,7 (mg/L) Ortho Phospat : 0,01 – 0,8 (mg/L) Phosphat total : 0,06 – 1,9 (mg/L) BOD : 1,7 – 30,1 (mg/L) COD : 12,2 – 37,6 (mg/L) Turbiditas : 1,9 – 12,4 (NTU)

  5. KONDISI BIOLOGIS (TANAMAN AIR) 49 jenis • Sibayung kecubung, Kremah duduk, • Kiambang, Pungai, • Keladi, Paku lahat, • Enceng gondok, Dadap, • Bakung, Waru, • Pungai/Ganggang, Kangkung, • Benta/Jukut lamet, Gulma itik, • Genjer, Harendong, • Putri malu, Pungai, • Rasau, Tubu ikan Rumput ikan dll

  6. JENIS IKAN (27 species) Semah, Muju, Mas, Ruan, Kapras, Nila, Kulari, Seluang, Barau, Madik,Puyu, Koan, Barau, Baung, Tawes, dll

  7. GEJALA PERUBAHAN Adanya Mimosa sp. Penutupan oleh Eceng gondok hingga 60-80 % (1995) Penurunan produksi perikanan: 780 tons (1960) menjadi 440 tons (1994) Perubahan komposisi ikhtiofauna Kegagalan proses pembasmian eceng gondok (Whitten et.al. 1987)

  8. PEMILIHAN PROGRAM YANG RASIONAL • Pengendalian input nutrien (N & P) (Hartoto & Sumantadinata, 1999) • Program pengendalian biomassa eceng gondok • Biomanipulasi dengan ikan koan (program penyelesaian masalah jangka pendek)

  9. IKAN KOAN Berhasil mengendalikan makrofita akuatik (Mitchell et.al 1994) : Eleocharis sphacellata & Eigeria densa Tak ada perubahan DO, suhu, & ketinggian air Dapat mengkonsumsi: makrofita akuatik (Hydrilla verticillata, Salvinia molesta, dan eceng gondok Konsumsi : mencapai 100-300 % bobot badannya per hari (NAS 1976, Nurdjana 1976) Perubahan pertumbuhan plankton dan detritus dapat dikendalikan dengan multi species restocking : Helostoma temmincki, cyprinus carpio, and Tilapia

  10. TUJUAN BIOMANIPULASI • Jangka pendek • 1.meng evaluasi keberhasilan pengendalian eceng gondok di danau Kerinci menggunakan ikan koan • 2. membandingkan kondisi fisika-kimia perairan sebelum dan sesudah pelaksanaan biomanipulasi • Jangka panjang • Mengembangkan data base program biomanipulasi menggunakan ikan di indonesia

  11. METODA BIOMANIPULASI PROGRAM BIOMANIPULASI • Terdiri atas • multiple restocking benih ikan koan pada beberapa areal danau selama 4 thn berturut-turut • pada tahun kedua dan seterusnya : benih secara lokal dibiakkan dan dipelihara di pusat pembenihan Semurup (ibu kota Kab. Kerinci) Program awal dilakukan thn 1995 : Kolaborasi Pem Kab Kerinci dan Dinas Perikanan propinsi Jambi Perancang: Puslit Limnologi-LIPI & fakultas perikanan dan ilmu kelautan IPB

  12. METODA ANALISIS TERHADAP PERUBAHAN KARAKTER LIMNOLOGIS Waktu pengamatan: Feb & July 1992, Dec 1993, June 1995, January 1996, & Sept 1999 Pengukuran langsung: suhu, pH, DO, Conductivity, Turbidity, ORP Analisis laboratorium: COD, free CO2 , BOD, TN, TP, N-NO2N-NO3,Hardness, Total Inorganic P, Ammonia-N, Chlorophyll-a,Total Fe (Greenberg et.al 1995) Contoh air, stratifikasi (m) 0, 2, 6, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100 dan dasar danau

  13. HASIL DAN PEMBAHASAN Permukaan danau bebas eceng gondok ditemukan banyak eceng gondok yang mati di pinggiran danau (1997) Tersisa hanya < 20 hektar areal yg tertutup eceng gondok (1999)

  14. MEKANISME PENGENDALIAN DAN STOCKING RATE (1) • Control Mechanism: Hartoto & Sumantadinata (1999) • Stocking rate di D. Kerinci = 305 kg ikan Koan per 3000 h.a atau 0.102 kg/ha • Jauh lebih kecil dari Mitchell (1980) implementasi di 2 danau kecil New Zealand (14 -218 kg/ha) • Stocking ikan Koan 14 to 218 kg/ha utk menghilangkan : Eleocharis spacelata, Potamogeton ochreatus, Egeria densa & Nitella

  15. MEKANISME PENGENDALIAN & STOCKING RATE (2) Dalam 4-6 tahun bobot individual lebih dari 2 kg. Bonar (1993) dalam study di danau Amerika = ikan koan triploid 63.74 kg/h Implementasinya di D. Kerinci : Suhu yang lebih tinggi mempercepat laju makan terhadap eceng gondok Potensi pengendalian di daerah tropis lebih besar meskipun individu ikan lebih kecil

  16. IKAN KOAN DAPAT TUMBUH KE UKURAN YANG LEBIH BESAR DI DANAU KERINCI Tertangkap di D. Kerinci tahun 1998: bobot 12 kg Rerata pertumbuhan 2 kg /individual setelah 2 tahun Protein dalam Eichhornia crassipes ± 18 % (Boyd, 1990) Ikan Koan dapat secara efektif menggunakan nutrien dalam eceng gondok

  17. PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS pH, conductivity, dan karbondioksida bebas berubah secara signifikan pada setiap periode sampling pH cenderung menurun seiring waktu pH terendah (6.57) teramati setelah biomanipulasi Karbondiokasida bebas dan konduktifitas cenderung meningkat setelah biomanipulasi Chlorophyll-a yang meningkat ( phytoplankton biomass yang juga meningkat), ketersediaan sumber pakan yang juga meningkat untuk ikan Nila

  18. PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS (2) Tidak ada perubahan signifikan : N-Ammonia, dan Total P Perairan cenderung lebih aerobik BOD cenderung menurun, COD cenderung meningkat N-Nitrate dan N-Nitrite cenderung meningkat N-Ammonia tetap dalam level aman dan tak ada perubahan

  19. PERUBAHAN KONDISI LIMNOLOGIS (3): N-Nitrite tetap di bawah level yang membahayakan kehidupan ikan TN & TP relatif tidak berubah tapi cenderung menurun Perubahan dari N limiting system menjadi P limiting system (bila merujuk pada Ryding & Rast ,1989) Biomanipulation mampu merubah dari kondisi hyper-eutrophic menjadi oligotrophic

  20. KESIMPULAN • Multiple restocking adalah faktor terpenting untuk kesuksesan biomanipulasi yang menggunakan ikan Koan • Kegagalan biomanipulasi di Indonesia di masa lalu disebabkan oleh tidak cukupnya ketersediaan benih dan rendahnya frekuensi restocking • Kondisi Limnologi secara umum cenderung membaik setelah biomanipulasi

More Related