1 / 19

Urutan invarian dan konsistensi internal dalam tahapan-tahapan pertimbangan moral

Urutan invarian dan konsistensi internal dalam tahapan-tahapan pertimbangan moral. Leha Silfiana (134254055) Eka Yuli Budi Prastiwi (134254057) Rizal Agmas Tahta Pratama (134254064) Dwi Wahyu Kartika Sari (134254073) Sonie Setiawan (134254091).

Download Presentation

Urutan invarian dan konsistensi internal dalam tahapan-tahapan pertimbangan moral

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Urutan invarian dan konsistensi internal dalam tahapan-tahapan pertimbangan moral Leha Silfiana (134254055) Eka Yuli Budi Prastiwi (134254057) Rizal Agmas Tahta Pratama (134254064) Dwi Wahyu Kartika Sari (134254073) Sonie Setiawan (134254091)

  2. Bab ini menyajikan hasil studi longitudional selama 20 tahun tentang perkembangan pertimbangan moral. Studi ini merupakan suatu upaya untuk mendokumentasi asumsi-asumsi dasar teori perkembangan kognitif mengenai pertimbangan moral dari Kohlberg.

  3. Perkembangan moral berdasarkan pendapat Kohlberg lebih banyak memberi penekanan terhadap penalaran moral daripada perilaku moral

  4. Kohlberg melakukan penelitiannya kepada anak-anak

  5. Kohlberg menyiratkan bahwa perkembangan moral berkembang secara bertahap dan menurut tahapan urutan yang teratur

  6. studi terdahulu mengenai pertimbangan moral tidak sepenuhnya mendukung pendapat konsep tahapan

  7. Mengadakan Skoring Tahapan Moral

  8. Ada tiga macam metode skoring, yaitu : • Sentence Rating • Global Story Rating • Standard Issue Scoring

  9. Reliabilitas • Reliabilitas tahapan-tahapan untuk menetukan hasil dari pertimbangan moral. Koefisien relasi untuk mengetes dan mengetes ulang reabilitas itu berada di atas 90-an dengan skor di waktu 1 dan waktu 2. • Pada saat wawancara sehubungan dengan tes dan tes ulang menggunakan skala titik untuk mendapatkan skor yang sama.Sehubungan dengan persoalan reliabilitas antar pengukuran angka-angkanya sama benar dengan realibilitas di atas 90-an.

  10. Persentase kesepakatan dapat di bandingkan dengan reliabilitas tes dan tes ulang sekitar 100% dari sepertiga tahapan skor dengan menggunkan katagori 9 dan dua pertiganya menggunakan sistem katagori 13. • Korelasi antara skor kematangan moral untuk reliabilitas bentuk wawancara yang diganti-ganti menunjukkan angka sekitar 95-99.

  11. keabsahan Validitas konstruk memiliki 2 asumsi : • Invariance dari urutan • Keseluruhan struktural atau internal yaitu sifat umum dari penggunaan tahapan yang bertautan dengan masalah moral. • Keabsahan dikatakan positif apabila dari analisis yang dilaksanakan mendukung asumsi teoritisnya. Sedangkan keabsahan dapat dikatakan negatif apabila teorinya yang salah, atau tesnya yang salah, atau kedua-duanya salah.

  12. Hasil • kesalahan pengukuran yaitu terjadinya penyimpangan dari penelitian pertama dan penelitian berikutnya pada suatu individu. • Frekuensi penyimpangan dalam urutan data dari pnelitian yang dilakukan secara berkala adalah sekitar 4%. • Menurut Teori perkemangan-kognitif setiap tahapan merupakan syarat bagi tahapan berikutnya

  13. Konsistensi Internal • Menurut teori perkembangan kognitif,maka setiap tahapan membentuk suatu kesluruhan yang berstruktur • Persentase rata-rata dari penalaran pada tahapan mode individu ialah: • 68% untuk bentuk A, • 72% untuk bentuk B, • 69% untuk bentuk C,dan • 67% untuk gabungan bentuk A,B,dan C

  14. Pesentase rata-rata dari penalaran yang digunakan oleh subyek ialah: • 98% untuk bentuk A , • 97% untuk bentuk B, • 99% untuk bentuk C,dan • 99% untuk kombinasi bentuk A,B,dan C.

  15. Analisis Faktor • Untuk kelompok usia individu dan untuk sampel dari kelompok, dimunculkan tidak lebih dari satu faktor yang dapat diinterpretasikan. • Pertimbangan moral seperti yang diukur dengan Standard Interview Form A, B , dan C, dan diskor dengan menggunakan Standard Issue Skoring, merupakan suatu ranah (domain) yang umum dan tunggal.

  16. Relasi Antara Tahapan Pertimbangan Dengan Usia Memperhatikan norma usia dalam sebuah sampel dengan wawancara dari berbagai sumber, yaitu : • Usia 10 tahun : Skor 1, 2, 1/2, 2/3 • Usia 13-14 tahun : Skor 2 atau 3 atau 4 • Usia sekitar 20 tahun : Skor 3 atau 4 • Usia 25 dan 35 tahunan : Skor 3 dan 4, subjek-subjek yang diskor pada Tahapan Post Konvensional (tahapan 4/5 atau 5), pada usia 20 tahun ke atas.

  17. Kohlberg dan Kremer (1969) menyimpulkan dalam analisisnya, bahwa “tidak ada cara pemikiran baru sehubungan dengan situasi moral, yang ditemukan pada masa dewasa dan tidak ditemukan pada masa remaja”., hal ini menjelaskan bahwa sistim skoring yang dulu tidak mampu membedakan secara tegas di antara berbagai pertimbangan moral pada tahapan-tahapan 3, 4, dan 5yang di atas permukaan tampak sama.

  18. Model Tahapan • Hasilpenelitianjugamendukungasumsi model tahapanmelaluiurutanperkembangan yang invarian. Denganbeberapaperkecualian yang dapatdicaripenyebabnyapadakesalahanSkoring. Dalam model tahapanperkembanganmendapatkankritikandalamranah (domain) kognitifolehFiavell (1971) dan, yang lebihlangsunglagi, dalamranah (domain) pertimbangan moral, oleh Rest (1979).

  19. Rest sepakatdengan Kohlberg bahwabentuk-bentukpertimbangan moral yang secarakualitatifberbeda, halitudikarenakandiidentifikasi yang mencakuppenambahanpenggunaantipe-tipe yang lebihmajudancanggih.

More Related