1 / 10

PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. BY ISNAWATI PRODI ILMU HUKUM UNTAG’45 SAMARINDA. PRINSIP-PRINSIP. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dikenal beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: Tingkatan hirarkhi

nay
Download Presentation

PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PRINSIP PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BY ISNAWATI PRODI ILMU HUKUM UNTAG’45 SAMARINDA

  2. PRINSIP-PRINSIP Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dikenal beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: • Tingkatan hirarkhi • Landasan/dasar peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan. • Hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikan landasan/dasar yuridis. • Peraturan perundang-undangan baru menyampingkan peraturan perundan-undangan lama. • Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus menyampingkan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum.

  3. TINGKATAN HIERARKI • Peraturan perundang-undangan yang rendah derajatnya tidak dapat mengubah atau mengenyampingkan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, tetapi yang sebaliknya dapat. • Peraturan perundang-undangan hanya dapat dicabut, diubah atau ditambah oleh atau dengan peraturan perundang- undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi tingkatannya.

  4. TINGKATAN HIERARKI C.Peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya tidak mempunyai kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum serta mengikat walaupun diubah, ditambah, diganti atau dicabut oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya. D. Materi yang seharusnya diatur oleh peraturan perundang -undangan yang lebih tinggi tingkatannya tidak dapat diatur oleh peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya. Tetapi hal yang sebaliknya dapat.

  5. LANDASAN/DASAR PERATURAN SELALU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN • Dalam peraturan perundang-undangan harus ada landasan/dasar yuridis yang jelas. • Tanpa ada landasan/dasar yuridis, peraturan perundang-undangan akan batal demi hukum atau dapat dibatalkan. • Landasan/dasar yuridis peraturan perundang-undangan selalu peraturan perundang-undangan. Tidak dimungkinkan hukum lain yang dijadikan landasan/dasar yuridis selain peraturan perundang-undangan. • Hukum lain selain peraturan perundang-undangan hanya dapat dijadikan bahan dalam menyusun peraturan perundang-undangan, misalnya bahan dari hukum adat, yuris prudensi dan sebagainya.

  6. HANYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERTENTU SAJA YANG DIJADIKAN LANDASAN/DASAR YURIDIS • Tidak semua peraturan perundang-undangan dapat dijadikan landasan/dasar yuridis peraturan perundang-undangan,tetapi hanya peraturan perundang-undangan tertentu saja. • Peraturan perundang-undangan tertentu yang dimaksud di sini adalah peraturan perundang-undangan yang sederajat atau yang lebih tinggi tingkatannya dan terkait langsung dengan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan (yang akan disusun).

  7. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BARU MENYAMPINGKAN PERATURAN YANG LAMA • Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang sederajat, maka yang diberlakukan adalah peraturan perundang-undangan yang terbaru. • Dalam bahasa latin asas/prinsip ini lebih dikenal dengan lex posteriori derogat lex priori.

  8. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG KHUSUS MENYAMPINGKAN YANG UMUM • Peraturan perundang-undangan yang bersifat umum adalah yang mengatur persoalan-persoalan pokok secara umum dan berlaku umum pula. • Disamping itu ada pula peraturan perundang-undangan yang juga menyangkut persoalan pokok tersebut tetapi mengaturnya secara khusus menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang umum tadi. • Apabila terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus dan peraturan perundang-undangan yang bersifat umum yang sederajat tingkatannya, maka yang dimenangkan adalah peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus.

  9. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG KHUSUS MENYAMPINGKAN YANG UMUM • Misalnya, terjadi pertentangan antara Undang-undang Tentang Korupsi dengan KUHP, maka yang berlaku adalah Undang-undang tentang Korupsi. • Dalam bahasa latin asas/prinsip ini disebut dengan lex spesialis derogat lex generalis.

  10. TERIMA KASIH

More Related