1 / 7

DWI SUTANTO, 2150402035 REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR

DWI SUTANTO, 2150402035 REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR. Identitas Mahasiswa.

mirari
Download Presentation

DWI SUTANTO, 2150402035 REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DWI SUTANTO, 2150402035REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR

  2. Identitas Mahasiswa • - NAMA : DWI SUTANTO - NIM : 2150402035 - PRODI : Sastra Indonesia - JURUSAN : Bahasa & Sastra Indonesia - FAKULTAS : Bahasa dan Seni - EMAIL : - PEMBIMBING 1 : Drs. Haribakti Mardikantoro, M.Hum. - PEMBIMBING 2 : Drs. Haryadi, M.Hum - TGL UJIAN : 2007-02-07

  3. Judul • REFERENSI DALAM WACANA TULIS BERBAHASA INDONESIA DI SURAT KABAR

  4. Abstrak • Dalam wacana tulis terdapat berbagai unsur seperti pelaku perbuatan, penderita perbuatan, pelengkap perbuatan, perbuatan yang dilakukan oleh pelaku, dan tempat perbuatan. Unsur itu acap kali harus diulang-ulang untuk mengacu kembali atau untuk memperjelas makna. Oleh karena itu, pemilihan kata serta penempatannya harus tepat sehingga wacana tadi tidak hanya kohesif, tetapi juga koheren. Dengan kata lain, referensinya atau pengacuannya harus jelas. Hubungan referensial menandai hubungan kohesif wacana melalui pengacuan. Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual yang lain atau suatu acuan yang mendahului atau mengikutinya. Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas adalah 1) jenis penanda referensial apa yang terdapat pada wacana tulis dalam surat kabar harian Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos, 2) wujud penanda referensial apa sajakah yang terdapat pada wacana tulis dalam surat kabar harian Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos, dan 3) bagaimana proporsi penggunaan jenis dan wujud penanda referensial yang terdapat pada wacana tulis dalam surat kabar harian Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis penanda referensial yang terdapat pada wacana tulis dalam surat kabar, dan mendiskripsikan wujud penanda referensial yang terdapat pada wacana tulis dalam surat kabar beserta proporsinya. Sasaran atau objek penelitian ini berupa penggalan wacana yang diambil dari wacana yang berupa wacana tulis dalam surat kabar di surat kabar Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos bulan September 2006. Pendekatan dalam penelitian ini, secara teoretis dan metodologis. Secara teoretis digunakan pendekatan analisis wacana, sedangkan secara metodologis digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini data yang diambil adalah penggalan wacana tulis yang mengandung referensi dalam surat kabar di harian Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos bulan September 2006. Sumber data penelitian ini adalah wacana tulis dalam surat kabar di harian Kompas, Suara Merdeka, dan Solopos bulan September 2006 yang mengandung referensi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih. Metode penyajian analisis data adalah metode informal karena hanya menggunakan kata-kata biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis penanda referensial di surat kabar berdasarkan tempat acuannya menyangkut pengacuan endofora dan pengacuan eksofora; sedangkan jenis penanda referensial menurut tipenya meliputi referensi persona, referensi demonstratif dan referensi komparatif. Adapun wujud penanda referensial dalam surat kabar tersebut meliputi saya, aku, -ku, kami, kita, engkau, kamu, Anda, kau-, -mu, ia, dia, -nya, mereka, ini, itu, sini, situ, sana, begini, begitu, demikian, tersebut, seperti, lebih…, lebih…. dari pada, ter-, dan yang paling. Dalam penelitian ini, penulis hanya mengkaji dari segi wacana, itupun dalam ruang lingkup hubungan referensial. Oleh karena itu, disarankan ada penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai wacana tulis dalam surat kabar bukan hanya dari segi ilmu wacana saja tetapi dari sudut pandang yang lain.

  5. Kata Kunci • wacana tulis, referensi,

  6. Referensi • Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka. Baryadi, Praptomo. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondhosuli. Brown, Gillian dan George Yule. 1996. Analisis Wacana. Terjemahan I. Soetikno. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Hartono, Bambang. 2000. Kajian Wacana Bahasa Indonesia. Diktat Perkuliahan . Universitas Negeri Semarang. _________, 1998. “Pemarkah Kohesi Penyulihan Wacana Kenegaraan: Analisis Benang Pengikat Pidato Nawaksara”. Artikel dalam Lingua Artistika Jurnal Bahasa dan Seni. Hlm. 23-36. Semarang: IKIP Semarang Press. Jamil, Aisyiyah Nur. 2005. Tindak Tutur Ekspresif dan Direktif pada Wacana Surat Pembaca Rubrik “Redaksi YTH” Harian Kompas. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. _________. 1978. “Keutuhan Wacana” dalam Bahasa dan Sastra.tahun IV No. 1 Jakarta: PPPB Lubis, Hamid Hasan. 1993. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Munasilah, Siti Ulwiyah. 2002. Interferensi Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia pada Surat Kabar Terbitan Jawa Tengah Bulan Agustus 2001. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Nunan, David.1992. Mengembangkan Pemahaman Wacana: Teori dan Praktik. Terjemahan Elly, W. Silangen. Jakarta: Rebia Indah Pustaka. Oka, I. G. N. dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Purwati, Sri Kristiana Budi. 2003. Kohesi Wacana Iklan Undian Berhadiah media Masa Cetak. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Purwo, Bambang Kaswanti. 1993. PELLBA 6 Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya Keenam. Yogyakarta: Kanius. Rahmawati, Anita Dewi. 2003. Diksi dan Gaya Bahasa dalam Wacana Pojok Kompas. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Ramlan, M. 1993. Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Retnaningtyas, Nina. 2004. Tindak Tutur Tidak Harfiah serta Fungsinya dalam Wacana Rubrik “Semarangan” Harian Suara Merdeka. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Sakri, Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. Sriyanti. 2002. Gaya Bahasa dalam Teks Berita Harian Umum Kompas Berdasarkan Pilihan Kata dan Struktur Kalimat. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Subyantoro, dan Fathur Rokhman. 1996. “Pemarkah Kohesi Referensial Wacana Cerpen: Sebuah Analisis Benang Pengikat Antarproposisi pada Cerpen ‘Kisah Malti’ ”. Artikel dalam Media. Hlm. 41-56. Semarang: IKIP Semarang Press. Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Sumadi, dkk. 1998. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana Naratif Bahasa Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syamsuddin, dkk. 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

  7. Terima Kasih • http://unnes.ac.id

More Related