1 / 35

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan. Matakuliah : Pengantar psikologi sosial Tahun : 2010. PSIKOLOGI SOSIAL TERAPAN. Definisi Psikologi Sosial Terapan:. Galileo: All science must be applied science, the goal of which is to lighten the work of everyday life.

marlie
Download Presentation

Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan 25-26: psikologi sosial terapan Matakuliah : Pengantar psikologi sosial Tahun : 2010

  2. PSIKOLOGI SOSIAL TERAPAN

  3. Definisi Psikologi Sosial Terapan: • Galileo: All science must be applied science, the goal of which is to lighten the work of everyday life. • Oskamp & Schulz: applied social psychology is application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understanding or solution of social problems. • Applied works begin with a group or societal problem, not just with scientific curiosity.

  4. Terapan psikologi sejak dulu: • Phrenologi • Mesmerisme • Test “individual difference” (J. McKeen Cattell, 1890) • Klinik psikologi pertama: utk kasus alkoholics (Lightner Witmer, 1896) • Test “Army Alpha” (Perang Dunia I dan II) • Prof. Slamet Iman Santoso: “The right man in the right place” (1953)

  5. Psikologi Sosial Terapan • Hollander (1979): • attitude toward nuclear, • opinions about political leaders, • predictions of long term job performance, • group functioning on lengthy space flights. • Claude Levy-Leboyer (1988): • TV presentation on anti alcoholism, • reasons of high turn over of nurses in hospitals, • vandalism to public phone booths, • Next slide

  6. Judith Rodin (1980): • energy use, • overcrowding cities, • poverty, • crime, • consequences of obesity • Zimbardo (1977): • Personal shyness • Others: • Team building, • improvement of working quality, • government policies, • improvement of health care, • educational innovations, etc

  7. Rumah susun 3 in 1 Konflik Ambon Konflik Kalbar Hubungan antar umat beragama Baku Bae di Ambon Perilaku seks remaja Sistem seleksi calon anggota Polri Merjer KPK Pasca trauma Tsunami (Pusat Krisis) Disertasi: Tawuran pelajar (Dr. Winarini Mansur) Kebersihan/sampah (Dr. Istiqomah Wibowo) Merokok pada remaja (Dr. Siti Purwanti) Penghakiman massa (Dr. Zainal Abidin) Religious Coping (Dr. Wilman Dahlan) dll Penelitian dan Terapan Psi. Sos di FPsi UI

  8. Dua macam Psikologi Empirik: • Psikologi Laboratorium: • Mengapa dan bagaimana suatu perilaku terjadi • Psikologi Terapan: • Mengubah perilaku melalui intervensi psikologi

  9. Typical Features of Applied Social Psychology • Problem orientation • Value orientation: Psikologi Sosial tidak bebas nilai, contoh: • Penelitian anti-narkoba • Intervensi soial terhadap “khitan wanita” • Social utility: Action research, contoh: T-Group training (K.Lewin) • Next

  10. Focus on Social Situations • Broad approach: • Comprehensive • Inclusive • Whole range of variables • Field settings: • Contrast to the artificial atmosphere of most laboratory experiments • Practical cosiderations: • Hasil yang bisa digenaralisasikan dengan biaya, waktu dan tenaga yang terbatas.

  11. Comparison between basic and applied research (Leonard Bickman, 1981)

  12. Comparison between basic and applied research (continued)

  13. Functions of theories: • Provide ideas, guide steps in research • Help understand findings (like map of unfamiliar city) • Predicting what will happen • Control events

  14. Roles and activities of Applied Social Psychology • Research • Evaluation • Consultation and Change Agent • Policy advice • Management of organizations • Social activism (LSM)

  15. Konflik antara Applied vs Theoretical Soc. Psy. • Dimulai tahun 1936 dengan berdirinya SPSSI (Society for Psychological studies on Social Issues), termasuk K. Lewin sebagai anggotanya. • Memuncak pada tahun 1947, di antara para pengikut K. Lewin, beberapa tahun sebelum Lewin meninggal. • Praktisi mengembangkan terus teknik T-group • Peneliti kembali ke laboratorium • Akhir-akhir ini sudah mulai saling mendekat, dengan ditemukannya metode-metode yang sekaligus bisa meliput penelitian teori dan applied, misalnya: Large scale multivariate research

  16. Problems for Applied Social Psychology • What is the evidence? • Is the Evidence Generalizable? • Unintended consequences • Ethical issues • Next

  17. Masalah Etika • Siapa yang menentukan baik/buruk? • Apa kriteria baik/buruk? • Apa hak psikolog untuk menentukan baik/buruk? • Apa hak psikolog untuk mengubah perilaku orang lain? • Dalam terapan psikologi sosial psikolog harus menghadapi 2 pihak atau lebih: • Tidak boleh memihak • Tidak boleh memaksakan nilainya sendiri

  18. Theories in Applied Social Psychology • Constructs: • Measurement of abilities • Interests, Values and Motives • Principles: • Approach-avoidance conflict • Foot-in-the-door and Door-in-the-Face • Public commitment • Expectations • Theories of Social Influence: • Learning theories • Theories of Persuasion • Cognitive dissonance theory • Reactance theory • Theories of normative influence • Next

  19. Theories of Social Cognition: • Attitudes • Stereotypes • Adaptation-Level Theory • Social Comparison Theory • Attribution Theory • Theories of Social Relations: • Equity Theory • Role Theory • Group Process Theories • Theories of Organizational Behavior • Theories about Communities

  20. Psikologi dan Hukum Kesenjangan antara kehidupan riil dengan revisi/produk hukum: • UU Lalulintas 1962 vs 1992 • UU Kartu Kredit: belum ada • UU Perkawinan 1974: • Perkawinan antar agama • Poligami • KUHP • Melarang kontrasepsi • Tidak melarang hubungan seks pra/ekstra-nikah • PP 5/1974 vs Otonomi daerah • Hukum Agraria vs Hak Ulayat • UU No 2/2002 tentang Kepolisian: polisi sipil vs perilaku polisi yang militeristik • UU HAKI: Individualisme vs Kolektivisme

  21. Psikologi dan Kepolisian • Teknik interogasi • Bimbingan/kemitraan masyarakat: • Polisi masuk sekolah • Siskamling • Satpam • PHH (Pengendalian Huru-Hara) dan Rusuh Massa • Negosiasi • Anti Terorisme • Gegana • Lalu-lintas: • 3 in 1 • Jembatan penyeberangan • PKL

  22. Psikologi Massa di Pengadilan • Kasus “Upington 26” (Pengadilan Afrika Selatan): • Penghakiman massa atas diri polisi sampai tewas di kota Pabello, 13 Nop. 1985 • Pembela: para terdakwa tidak bersalah karena berada dalam pengaruh “Psikologi Massa”/deindividuasi. • Jaksa dan saksi ahli: Terdakwa tetap bersalah karena tetap harus bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. • Dalam kasus lain di Afsel: • Penghakiman massa sampai mati atas 4 orang karyawan perusahaan kereta api karena tidak mau ikut mogok • 4 terdakwa dibebaskan karena dalam pengaruh psikologi kelompok, 4 terdakwa dihukum mati

  23. Masukan Psikologi dalam Hukum di Indonesia • UU Kesejahteraan Anak • UU anti kekerasan Domestik • UU Kependudukan • UU Penyiaran • UU Lingkungan Hidup • UU Anti terorisme

  24. Hasil-hasil penelitian psikologi kepolisian • Crime rate versi polisi lebih rendah dari versi masyarakat • Etnisitas dan jenis kelamin bukan prediktor terhadap sikap negatip terhadap polisi. Prediktornya adalah pelayanan pada masyarakat. • Polisi yang bertugas diudara panas lebih bersikap negatip thd pelanggar • Penempatan polisi selama 1 tahun tidak mengurangi kecemasan thd. Kejahatan, tetapi meningkatkan hubungan polisi-masyarakat • dll

  25. Mengapa kejahatan tidak dilaporkan? • Pelaku tidak menyadari telah melanggar (misal anak-anak) • Korban sendiri terlibat (aborsi, kumpul-kebo) • Korban tidak sampai hati melaporkan pelaku (kerabat sendiri, orang miskin) • Korban tidak suka pada polisi • Korban tidak mau repot • Korban pesimis terhadap kemungkinan terungkap • Korban malu melapor (perkosaan) • Saksi tidak setuju dengan UU yang dilanggar (apartheid) • Korban/saksi di-black mail • Tidak ada saksi lain kecuali pelanggar sendiri (speeding)

  26. Psikologi AGAMA • Inkonsistensi perilaku: Bangsa Indonesia dikenal sangat taat beragama, tetapi: • KKN, perselingkuhan, kekerasan, perjudian, pelacuran juga sangat tinggi. • Orang Indonesia tidak disiplin dalam waktu (surat “Wal Asri”), jorok (“Kebersihan adalah bagian dari Iman”), tidak mau antri dan melanggar aturan lalu lintas (“Tunjukkan jalan yang benar”) • Violence on behalf of GOD di seluruh dunia: • Bosnia-Serbia • Irlandia Utara • Timur Tengah • India • Sri Langka • Philipina Selatan • Thailand SelatanIndonesia: Komando Jihad, FPI dll.

  27. Pengaruh positif agama: • Petterson (1991): Di Swedia, keyakinan dan praktik agama Kristen berbanding terbalik dengan kriminalitas, kekerasan dan alkoholisme. • Thalbourne (1994): Di Australia, pemeluk agama Timur (percaya pada kehidupan akhirat, dinamakan: “Paranormal”) lebih konservatif, puritan, anti hedonisme dan militan punitif. • Peran Psikologi: mengupayakan agar agama: • Menimbulkan perilaku positif: Perlindungan/ pelestarian lingkungan hidup, perlindungan HAM, pengurangan kemiskinan dll.) • Mencegah perilaku negatif: Narkoba, kekerasan, kejahatan, penyelewengan, terorisme, KKN dll).

  28. Fungsi agama dalam psikologi • Sexton (1991): APA (American Psychological Association) membuka Divisi khusus “Psychology of Religion” • Van der Lans (1994): agama bukan inti perilaku manusia, melainkan salah satu cara manusia menyeusiakan diri pada lingkungan (coping) • Wilman Dahlan Mansur, 2004: Di Indonesia religious coping merupakan jenis coping ketiga di samping problem oriented dan emotional coping • Dalam Psikologi: Agama bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai penyesuaian diri yang optimal terhadap lingkungan (mengurangi stress dan emosi negatif, meningkatkan emosi positif, relax, mental health)

  29. Penelitian Terapan Psikologi Agama: • Sarwono, S.W., Azumardi Azra (1997): Rohaniwan, tokoh dan pemuka agama di Indonesia cenderung eksklusif • Tu Weiming (2004): untuk menjembatani agama dan dunia nyata, pemimpin agama harus bilingual: Bahasa agama untuk umatnya, bahasa umum untuk masyarakat umum • APA (1989): pandangan psikolog AS: • 74% setuju bahwa agama tercakup dalam psikologi • 91% menanyakan agama kliennya • 57% menggunakan istilah keagamaan • 36% menyarankan klien agar terlibat dalam kegiatan keagamaan • 32% menganjurkan klien membaca buku agama • 7% berdo’a bersama klien • Next

  30. Howe (1980): mistik di Jawa Tengah digunakan untuk penyembuhan penyakit (sehat fisik) dan pencapaian keseimbangan jiwa (sehat mental) • Day & Lucifer (1987): di AS agama mewarnai proses hukum (yurisprudensi, pelibatan organisasi agama dalam pembuatan peraturan dll.) • Gorschuch: • (1994): korelasi pernyataan lisan dengan sejumlah besar perilaku lebih reliabel dari pada pengukuran korelasi terhadap satu perilaku tertentu. • (1955): penyalah gunaan zat di kalangan orang yang religius lebih rendah dari pada di kalangan non-religius. • Hunsberger (1995): prasangka agama tinggi pada pemeluk yang keyakinan agamanya setengah-setengah, tetapi rendah pada yang keyakinan agamanya masih rendah dan yang sudah sangat tinggi. Mereka yang setengah-setengah mudah dipengaruhi oleh pemuka agama yang ultra-kanan. • Next

  31. Hunsberger (1995)

  32. Ojha & Jha (1991): Penelitian di India: dalam skala EPPS, skor n-Ach, autonomy dan endurance pada orang Hindu lebih tinggi dari pada Muslim, karena cara beribadah Muslim sudah baku (Tuhan satu, tata perilaku jelas), sementara Hindu lebih flexible (boleh ber-tuhan dan cara ibadah masing-masing).

  33. Terapan Psikologi Sosial dalam Olah Raga • Pengukuran kecerdasan dan kepribadian untuk tingkatkan prestasi atlit (Tanenbaum & Bar-Elli, 1995) • Pengendalian emosi oleh atlit (Hackfort, 1991) • Memanfaatkan daya khayal untuk tingkatkan prestasi (Smith, 1991) • Teknik pengendalian stress untuk masing-masing atlet (Cox, 1991) • Memanfaatkan competitive anxiety untuk tingkatkan prestasi (Martens, Vealey & Burton, 1990) • Teknik “Konseling Keluarga” untuk konsultasi tim olahraga (Zimmerman & Protinsky, 1993) • Psikologi untuk atlet penyandang cacat (Sheriff, 1990) • Melatih mental atlit untuk mengatasi gugup, mengatasi kehilangan konsentrasi akibat isu negatif, menepis kisah-kisah keunggulan lawan (Nideffer, 1985) • Mengurangi keganasan dan tindakan kekerasan penonton (Guttman, 1986)

  34. Penerapan Psikologi Lingkungan • Desain lingkungan (arsitektur, prasarana, tata kota, petabumi dll) sesuai dengan psikologi (Zube & Moore, 1989, 1991; Sarwono dkk., 1987) • Pengendalian lalu lintas (3 in 1) (Sarwono, dkk., 1993) • Aspek-aspek psikologik dari bencana (Gist & Lubin, 1989) • Psi. Lingkungan untuk kesehatan masyarakat: anti rokok, cegah HIV/AIDS, anti Narkoba (Quirk & Wapner, 1995) • Menciptakan keseimbangan antara aspek security dan aspek pembinaan di penjara untuk terpidana dengan hukuman berat (Ellis, 1989)

More Related