1 / 17

Sistem Kode

Sistem Kode. Sistem Kode. Data yang diproses dalam sistem digital umumnya direpresentasikan dengan kode tertentu Terdapat beberapa sistem kode : Kode BCD (Binary Coded Decimal) Kode Excess-3 (XS-3) Kode Gray Kode 7 Segment Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange).

mark-lynch
Download Presentation

Sistem Kode

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Sistem Kode

  2. Sistem Kode • Data yang diproses dalam sistem digital umumnya direpresentasikan dengan kode tertentu • Terdapat beberapa sistem kode : • Kode BCD (Binary Coded Decimal) • Kode Excess-3 (XS-3) • Kode Gray • Kode 7 Segment • Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

  3. Mengapa perlu sistem kode? • Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja • Sistem Kode dapat menyajikan bilangan positif maupun bilangan negatif • Sistem Kode dapat menyajikan berbagai macam jenis data seperti bilangan, simbol, maupun huruf

  4. BCD (Binary Coded Decimal) • Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan masing-masing digit desimal (0-9) dari suatu bilangan • Contoh konversikan bilangan desimal 841 ke nilai BCDnya 8 4 1 Desimal 1000 0100 0001 BCD

  5. (Lanjutan) BCD • Contoh konversikan bilangan BCD 0110 0101 0111 ke bilangan desimal Jawab : 011001010111 BCD 6 5 7 Desimal

  6. Invalid Code BCD • Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan (Invalid Code), yaitu : 1010, 1011, 1100, 1101, 1110, 1111 10 11 12 13 14 15 • Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid, yaitu kode-kode untuk menyajikan bilangan desimal 0 - 9

  7. Kode Excess-3 (XS-3) • Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing digit dari suatu bilangan desimal ditambah dengan 3, kemudian hasilnya dikonversi seperti BCD • Contoh konversi bilangan desimal ke XS-3 • Ubah bilangan desimal 11 ke kode XS-3 2 5 Desimal 3 +3 + 5 8 0101 1000 XS-3

  8. (Lanjutan) Kode Excess-3 (XS-3) • Contoh konversi XS-3 0101 1000 1010 ke desimal 0101 1000 1010 XS-3 5 8 10 3 -3 - 3 – 2 5 7 Desimal

  9. Invalid Code Excess-3 • Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid Code, yaitu : 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, 1111 0 1 2 13 14 15 • Contoh Invalid Code : • Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal ! 0101 0001 1010 XS-3 5 1 10 3 -3 - 3 – 2 -2 7 Desimal (invalid)

  10. Kode Gray • Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi dari suatu poros mesin yang berputar • Contoh konversi bilangan desimal 13 ke kode Gray :

  11. Code 7-Segment • Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk desimal • Setiap segment dari peraga 7-segment berupa LED yang susunannya membentuk suatu konfigurasi tertentu seperti angka 8 • Ada 2 jenis peraga 7-segment : • Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala • Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED nyala

  12. (Lanjutan) Code 7-Segment • Gambar Peraga 7-segmen • Peraga 7-segmen akan menampilkan angka 6 ketika sinyal input abcdefg= 1011111

  13. Kode ASCII • Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange • ASCII adalah kode biner untuk merepresentasikan bilangan, huruf, dan simbol, sehingga biasa disebut juga kode Alfanumerik • Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi kesalahan pada bagian-bagian data. Untuk mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit) yang ditempatkan sebagai MSB

  14. Nilai Heksadesimal Untuk Kode ASCII

  15. Kode ASCII (Bit Paritas) • Ada 2 Bit Paritas : • Bit Paritas Genap • Bit Paritas Ganjil • Bit Paritas Genap : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah genap Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 43 atau 100 0011 4 3 Bit paritas genapnya 11000011

  16. Kode ASCII (Bit Paritas) • Bit Paritas Ganjil : Nilai bit paritas dipilih sedemikian rupa sehingga jumlah bit 1 dalam suatu kode ASCII (termasuk bit paritasnya) berjumlah ganjil Contoh : Kode ASCII untuk C adalah 43 atau 100 0011 4 3 Bit paritas ganjilnya 01000011

  17. Daftar Pustaka • Elektronika Digiltal Konsep Dasar dan Aplikasinya, Sumarna, GRAHA ILMU • Sistem Digital Konsep dan Aplikasi, Freddy Kurniawan, ST. • Rangkaian Digital, Muchlas, Gava Media • Digital Principles and Applications, Leach-Malvino, McGraw-Hill • Malvino, Elektronika Komputer Digital, terj. Dali S Naga, Gunadarma • Suryadi, Agus S, Dasar Rangkaian Logika, jilid I, Gunadarma • Bartee, Thomas C, Dasar Komputer Digital, terj. The How Liong, ed. 6, Penerbit Erlangga, 1994 • Wakerle, John F, Digital Principles and Practices, Prentice Hall, 1994 • Lee, Samuel C, Rangkaian Digital dan Rancangan Logika, terj. Sutisno, Erlangga, 1991

More Related