1 / 18

TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI

TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI. Hermanto Siregar, Ph.D. (Guru Besar Ilmu Ekonomi, IPB) Konferensi Warisan Otoritarianisme : “Demokrasi dan Tirani Modal” , Fisipol-UI, 05 Agustus 2008. OUTLINE. Beberapa Paradoks Ekonomi Tirani Modal dan Permasalahan Terkait

luana
Download Presentation

TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI Hermanto Siregar, Ph.D. (Guru Besar Ilmu Ekonomi, IPB) Konferensi Warisan Otoritarianisme: “Demokrasi dan Tirani Modal”, Fisipol-UI, 05 Agustus 2008

  2. OUTLINE • Beberapa Paradoks Ekonomi • Tirani Modal dan Permasalahan Terkait • Upaya Menuju Ketahanan Ekonomi

  3. BEBERAPA PARADOKS EKONOMI 1. Pertumbuhan - Pengangguran Paradoks Pertumbuhan-Pengangguran Mengapa terjadi paradoks?

  4. 2. Sumberdaya Alam Banyak, tapi Banyak di Antaranya yang Menganggur • Misal: Luas “Lahan Sementara Tidak Diusahakan” (LSTD) menurut Sensus Pertanian 2003 sekitar10.2 juta ha (sejak 1993 bertumbuh dg laju 7.97% p.a.) • Rataan pertumb. LSTD di Luar Jawa 8.08% pa • Rataan pertumbuhan LSTD di Jawa 3.05% pa. • Kemubaziran besar & ironi mengingat banyaknya rumah tangga petani gurem dan rumah tangga buruh pertanian • Pengangguran SDM dan SDA berkaitan erat dengan kemiskinan • Jumlah orang miskin sekitar 37 juta orang atau 16.6% dari populasi (per Maret 2007). • Di pedesaan kemiskinan mencapai 21.9%.

  5. 3. SDA Banyak tapi Kita Sangat Tergantung pada Impor Nilai Berbagai Jenis Barang Impor Indonesia (USD Bn.)

  6. TIRANI MODAL & PERMASALAHAN TERKAIT Salah satu akibat dari persoalan2 tsb adalah melebarnya kesenjangan dlm berbagai hal… • Indeks Gini mengalami peningkatan: 0.308 (1999)  0.329 (2002)  0.363 (2005). • Lebarnya kesenjangan pendapatan juga terjadi antara petani dan non-petani: • Pangsa TK pertanian thd total angkatan kerja 44%,pangsa PDB pertanian thd PDB total hanya 13%. • Besarnya kemiskinan di sektor pertanian berkaitan dengan penguasaan tanah yang timpang: petani gurem (penguasaan tanah < 0.5 hektar) mencapai 56.5% dari total jumlah petani.

  7. Dengan potensi SDA yang besar, tidak seharusnya Indonesia: • mengalami kemiskinan dan pengangguran yang tinggi • memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor • Dengan budaya gotong royong dan Pancasila yg kita miliki: • tidak selayaknya berbagai kesenjangan itu eksis • tidak sepatutnya kita membiarkan SDM kita berkualitas rendah, sehingga: • tidak mampu mengelola SDA kita yang berlimpah • justru menjadi “koeli” di negara jiran yg SDAnya tak sebanyak yang kita miliki • …

  8. Ranking Malaysia 63, Thailand 78, Filipina 90, dan Vietnam 105. Source: HDR 2007/2008.

  9. Korelasi DAU Perkapita (Kebijakan Otda) dengan IPM Sangat Rendah DAU perkapita hampir tak memiliki korelasi dengan HDI, karena DAU tidak difokuskan oleh Pemda untuk meningkatkan komponen2 IPM Seharusnya dpt digunakan utk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi rakyat.

  10. …tidak sepantasnya pula kita memiliki sistem birokrasi dan kebijakan yang membiarkan: • Asing menikmati manfaat SDA Indonesia berlipat-lipat melebihi yang dapat dinikmati pelaku usaha domestik • konglomerasi domestik memarjinalkan ekonomi rakyat kecil (ilustrasi: marjinalisasi lahan pertanian) • Cara pandang thd modal asing harus diobah  salah satu instrumen pendukung pemba-ngunan semata. • Arus masuk FDI masih sangat terbatas, meskipun berbagai kemudahan telah diberikan oleh pemerintah. • Maka, kita harus memperbesar peran pelaku ekonomi domestik yg tidak parasitik • Kerjasama pelaku ekonomi asing dan domestik berasaskan prinsip saling menguntungkan.

  11. 11.6 14.3 Terjadi marjinalisasi lahan pertanian: persentase lahan pertanian luasan 0.5-1.99 ha berkurang, seperti yg terjadi pada luasan 2.0 ha, persentase luasan <0.5 ha meningkat tajam. Jumlah RT Buruh Pertanian terus meningkat: 5.0 juta KK (1983)  8.9 juta KK (1993)  13.4 juta KK (2003). Back

  12. UPAYA MENUJU KETAHANAN EKONOMI • Sementara pertumbuhan investasi lamban, dan pertumbuhan ekonomi lebih bergantung pada sektor jasa (non-tradable & capital intensive), upaya menuju ketahanan ekonomi seyogianya dilakukan melalui pengembangan kewirausahaan. • Di negara maju, wirausahawan berjumlah sekitar 2% dari angkatan kerja • Di Indonesia, tiap tahun ada sekitar 2.6 juta orang tambahan angkatan kerja. • Bila tidak terserap, menjadi beban (pengangguran) • Jika 5% dari jumlah tsb menjadi wirausahawan (130 ribu orang per tahun), maka akan tercipta sekitar 650 ribu kesempatan kerja per tahun • Dlm 5 tahun, dari sini saja sudah mampu menciptakan kesempatan kerja langsung sekitar 3.25 juta.

  13. Apakah wirausaha (entrepreneur) dan kewira-usahaan (entrepreneurship)? • Entrepreneur is “a person who creates and grows a venture.” (Jay Kayne, Miami Univ.) • Entrepreneurship is: • “the process through which ventures are created” (Deb Markley, RUPRI) • “the pursuit of opportunity beyond the resources one currently controls”(Howard Stevenson, the Harvard Business School) • “to create and grow business”(The Webster’s dictionary; the Kaufman and Kellogg Foundations) • Pengembangan kewirausahaan: upaya-upaya sistem-atis yang mempercepat dan mendukungentre-preneurs and entrepreneurshipmelalui public and private partnerships and practices.

  14. Lebih mudah menciptakan dan mengembangkan wira-usaha sejak muda. Entrepreneurial Education & Career Development Equip Engage Youth Involvement & Leadership in Community Community Support of Youth and Their Ideas Support Sumber: Schroeder, RUPRI.

  15. Antara lain dengan cara: • Beri dukungan agar pemuda dan para senior bekerjasama menciptakan kesempatan2 yg lebih luas guna lebih berkembangnya wirausaha muda • Dukung pemuda menciptakan dan mengembangkan bisnisnya sendiri, sesuai/fokus pada potensi ekonomi lokasi • Bantu para pemuda agar mendapat akses terhadap pelatihan-pelatihan kewirausahaan dan sumberdaya yang dibutuhkan.

  16. Pendekatan pengembangannya: • “Mikro-ke-Makro” (microeconomic-based-economic development) • Pendekatan “local/regional-to-national” • Wirausaha bertambah, maka:  komunitas lokal kuat, sehingga…  ekonomi lokal kuat, dan menyebabkan…  ekonomi nasional tumbuh dg akar yg kokoh.

  17. Ekonomi nasional hanya akan kokoh bila pilar-pilar berikut kuat. Pilar-pilar: • Katahanan pangan • Ketahanan energi • Ketahanan finansial  Ketahanan ekonomi meningkat bila pilar-pilar tersebut semakin kuat. + Pilar ketahanan sosial, budaya & politik Kemandirian bangsa meningkat!! Objek yang prospektif bagi wirausaha

  18. Terima kasih…hermanto@mma.ipb.ac.id

More Related