1 / 38

Perubahan dalam proses pembusukan ikan

Perubahan dalam proses pembusukan ikan. 1. Tahap Perubahan fisik dan biokimiawi. Sebelum kaku Saat ikan kaku Setelah ikan kaku. IKAN MATI. SIRKULASI DARAH BERHENTI. PEMASUKAN OKSIGEN BERHENTI. RESPIRASI BERHENTI Glikogen — CO2 + H2O. GLIKOLISA BERLANGSUNG ANAEROB Glikogen — asam laktat.

lily
Download Presentation

Perubahan dalam proses pembusukan ikan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Perubahan dalam proses pembusukan ikan

  2. 1. Tahap Perubahan fisik dan biokimiawi • Sebelum kaku • Saat ikan kaku • Setelah ikan kaku

  3. IKAN MATI SIRKULASI DARAH BERHENTI PEMASUKAN OKSIGEN BERHENTI RESPIRASI BERHENTI Glikogen—CO2 + H2O GLIKOLISA BERLANGSUNG ANAEROB Glikogen—asam laktat TIMBUL ENERGI DARI PEMECAHAN ATP DAN KREATINFOSFAT ENZIM ATP-ASE DAN KERATIN FOSFOKINASE MANJADI AKTIN PH DAGING TURUN AKTIN DAN MIOSIN MEMBENTUK AKTOMIOSIN DAGING IKAN MENJADI KAKU ENZIM KATEPSIN MENJADI AKTIN LEMAK MEMADAT PROTEIN TERUARI PERUBAHAN FISIKAWI TIMBUL NODA WARNA BAKTERI TUMBUH PESAT OKSIDASI LEMAK ; TERJADI KETENGIKAN BERBAGAI METABOLIT TERAKUMULASI TIMBUL BAU

  4. 2. Proses biokimiawi setelah ikan mati : • Perubahan karbohidrat • Perubahan ATP • Perubahan protein • Perubahan lemak

  5. Pembongkaran ATP dalam daging selama pembusukan Adenosine triphosphate (ATP) Adenosine diphosphate (ADP) Inosine monophosphate (IMP)Adenosine (AdR) Inosine (HxR) Inosine (HxR) Hypoxanthine (Hx)

  6. ATP (Adenin Tri Phosphate) - Nukleotida yang paling banyak di otot tenaga - Memegang peranan pembentukan cita rasa daging ATP-Ase - Degradasi nukleotida tjd bersamaan dg proses penurunan kesegaran ikan tapi bukan berarti menjadi penyebab penurunan kesegaran - Konsentrasi total ATP dan hasil metabolismenya bersifat konstan  besarnya pemecahan dapat ditunjukkan dengan al. K-Value ADP (Adenin Di Phosphate) Myokinase AMP (Adenosine Monophosphate) AMP Deaminase IMP (Inosine Mono Phosphate) - Memberi cita rasa enak Phosphatase - Defosforisasi berjalan relatif lambat - Terakumulasi dengan mudah setelah ikan mati Inosine - Cepat terhidrolisa - Konsentrasi hipoxantin akan meningkat dgn menurunnya kesegaran ikan - Akumulasi inosine dan hipoxantine  sudah tjd penurunan mutu Ribosa + Hipoxantine + Hipoxantine Ribosa-1-Phosphate Nukleosida Hidrolase Nukleosida Phosphorilase

  7. 3. Kaitan proses biokimiawi dengan sifat organoleptik daging ikan • Kelenturan dan tekstur daging • Ketegaran • Muncul noda warna • Tingkat kesukaan konsumen

  8. Kerusakan daging ikan • Tahap kerusakan daging • Penguraian protein • Penguraian lemak • Hidrolisa lemak • Oksidasi lemak • Penguraian KH • Kerusakan warna • Kerusakan citarasa • Kerusakan fisikawi

  9. Perubahan KH • Adanya proses glikolisis menghasilkan pH daging yg rendah

  10. Perubahan protein pada proses pengolahan Dasar-dasar Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

  11. Struktur tubuh tubuh ikan • Kerangka ikan • Daging dan otot ikan • Organ dalam • Sisik dan sirip • Susunan pembuluh darah • Insang ikan

  12. Sifat fisikawi daging ikan • Bentukdanwarnaikan • Ukuranikan • Sifat-sifatfisika lain : • Isi teknis • Kuantitasberat • Panasspesifik • Konduktifitaspanas • Komposisiberatikan

  13. Struktur kimiawi daging ikan • Senyawa golongan protein • Senyawa golongan lipida • Senyawa golongan karbohidrat • Garam mineral • Vitamin • Zat-zat warna • air

  14. Protein ikanBerdasarkan kelarutannya dalam air dan lokasi terdapatnya

  15. Protein sarkoplasma • disebutjugamiogen, termasukgolonganiniadl albumin, mioalbumin, mioprotein. • Sangatmudahlarut dalam air, adajuga yang sukarlaruttetapidalamkondisibasalemahatauasammenjadilarutdalam air. • Intiseltermasuk protein komplekygterdapatpadasarkoplasma.

  16. Protein jaringan pengikat • Disebutjugastroma • Kebanyakanterdapatpadamioseptadanendomiosin. • Ada juga yang terdapatpadasarkolemaataubagiantubuhyg lain. • Contoh protein jaringanpengikat : Kolagen

  17. kolagen • Kolagen terdiri atas asam-asam amino penyusun protein • Tidak mengandung triptofan, sistin dan sistein. Kadang-kadang sedikit metionin dan tirosin • Struktur kolagen menyerupai benang-benang jala. • Jika kolagen dipanaskan dalam air strukturnya akan berubah, terjadi peptida-peptida dengan berat molekul yang lebih rendah disebut gelatin. Pada pemanasan lanjut akan membentuk jeli.

  18. Protein miofibrilar • Merupakan protein yang terdapat pada benang-benang daging (miofibril dan miofilamen) • Yg termasuk golongan ini adalah protein glubolin misalnya miosin, aktin dan tropomiosin. • Memegang peranan penting dalam proses kontraksi dan relaksasi daging ikan • Jumlahnya sekitar 50% dari selutruh protein yg ada • Sifatnya sukar larut dalam air

  19. Protein yg mudah larut dalam air • Miogen dan protein sarkoplasma • 20-25% dari jumlah protein ikan, dalam sarkoplasma hanya 15-12%, apabila ikan kontraksi konsentrasinya tinggal separohnya. • Kebanyakan miogen berupa enzim-enzim berperan pada pembentukan bau dan warna ikan. • Protein sarkoplasma berperan dalam otolisa daging; pemecahan KH menjadi asam laktat menyebabkan pH ikan turun.

  20. Protein yg tidak larut dalam air • Golongan stroma tidak banyak pada ikan sehingga tidak memerlukan pelayuan seperti daging hewan mamalia darat. • Kolagen tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkali • Selain kolagen juga ada elastin, dapat membentuk jeli. • Jumlahnya sekitar 6% dari jumlah protein pd ikan

  21. Protein yg larut dalam larutan garam • Merupakan protein yg sukar larut dalam air, dapat larut dalam larutan garan (NaCl misalnya) dalam konsentrasi tertentu. • Termasuk protein ini : aktin (15-25%), miosin (50-60%) dan tropomiosin (3-5%) • Aktin dan miosin dapat membentuk aktomiosin komplek dalam proses kontraksi. • Protein ini mudah rusak pada pengolahan.

  22. kromoprotein • Komponen pemberi warna pada daging dan darah • Hemoglobin  warna merah darah • Mioglobin  warna merah daging, jumlahnya sedikit sehingga daging ikan cenderung pucat • Kromoprotein dapat menyebabkan timbulnya warna yg tidak disukai pada pengolahan (kehijauan).

  23. enzim • Merupakan katalisator biologik pada metabolisme. • Berupa protein sederhana atau komplek. • Banyak terdapat pada hati, pankreas, perut besar, usus, dan ginjal • Pada saat hidup berfungsi sebagai katalisator dalam sintesis senyawa-senyawa yg dibutuhkan tubuh. • Setelah mati berperan sebagai pembusuk dalam proses otolisa.

  24. Senyawa lipida • Yg termasuk : lemak, minyak, fosfotida, sterol dan steroida.

  25. Lemak & minyak • Lemak dan minyak mrp trigliserida asam-asam lemak, yaitu ester antara gliserol dan asam lemak . • Bentuk ester yg komplek misalnya fosfotida dan sterol. • Sifat lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik tertentu misalnya eter, kloroform, heksana.

  26. Dalam daging ikan selalu terdapat asam lemak dalam keadaan bebas (tidak terikat sebagai ester) jumlahnya 0,1 – 0,4% • Asam lemak yg terikat gliserol terdiri asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Semuanya lebih dari 25 jenis. • Jumlah asam lemak jenuh 17-21% sedangkan asam lemak tak jenuh 79-83% dari seluruh asam lemak pada daging ikan.

  27. fosfotida • Fosfotida, golongan lipida berupa ester komplek yg mengandung alkohol, asam lemak, asam fospat dan basa nitrogen. • Termasuk fosfotida ialah lesitin dan sefalin (mengandung alkohol), kolin dan etanolamin, spingomeilin, spingosin dan fosfoinositida. • Lesitin dalam daging ikan sering terikat oleh protein shg disebut juga sbg lipoprotein. • Jumlah fosfotida 0,38 – 1,1%

  28. Steroida dan sterol • Steroida adalah ester antara sterol, alkohol dan asam-asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi. • Yang termasuk sterol ialah kolesterol yang terdapat bebas atau dalam bentuk steroida dalam sel atau jaringan lemak daging ikan. • Kadang-kadang terikat oleh protein. • Jumlah kolesterol 0,045 – 0,15%

  29. Senyawa Golongan Karbohidrat • Berbentuk Polisakarida, yaitu Glikogen yg struturnya serupa dengan amilum (C6H10O5)n • Glikogen terdapat pada sarkoplasma diantara miofibril-miofibril. • Bentuknya tidak stabil, mudah berubah mjd asam laktat pd proses glikolisis. • Glikogen merupakan sumber energi pada aktivitas otot. • Senyawa KH hasil antara dlm proses glikolisis adalah: glukosa, asam fruktosafosfor, asam fosfogliserat, dan asam piruvat • Selain itu ada monosakarida ribosa dan deoksiribosa hasil pemecahan asam-asam nukleat.

  30. Garam Mineral • Garam mineral pd daging ikan dapat berupa garam-garam fosfat, kalsium, natrium, magnesium, sulfur, dan klorin. (makroelemen) • Garam mineral lain : zat besi, tembaga,mangan, kobal, seng, molibdenum, iodin, bromin dan flourin. • Distribusinya tidak merata; tulang banyak mengandung garam mineral yg mengandung fosfat misalnya kalium fosfat dan kreatin fosfat. • Pada sarkoplasma banyak terdapat garam kalium, kalsium, magnesium dan klorin. • Kalium dan kalsium sering kali terdapat dalam bentuk protein komplek. • Zat besi banyak terdapat dalam darah, sebagai inti heme, sitokrom dan beberapa enzim.

  31. Vitamin • Vitamin yg larut dalam air : B komplek, kadang-kadang terdapat vit. C • Vitamin yg larut dalam lemak : A,D,E • Pada umumnya vit-vitamin tersebut lebih terdapat pada organ dalam daripada daging.

  32. Zat warna • Zat-zat warna pada daging ikan berupa senyawa-senyawa yg larut dalam lemak antara lain : karotenoida, xantofil, astaxantin dan teraxantin yang warnanya bervariasi antara kuning sampai merah. • Pigmen lain ialah mioglobin dan hemoglobin.

  33. Air • Air dalam daging terdapat dalam bentuk air bebas dan air terikat. • Air bebas terletak di ruang-ruang antar sel dan plasma • Air terikat : • air terikat secara kimiawi atau molekuler misalnya bersama-sama dengan proteinatau senyawa-senyawa komplek lainya. • Terikat secara fisikokimiawi disebabkan karena tekanan osmosa atau adanya absorpsi (disebut air hidrasi) • Terikat karena daya kapiler

More Related