1 / 14

POTENSI NUTRITIF LIMBAH PADAT SAKARIFIKASI ONGGOK MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI KULTUR TERENDAM

POTENSI NUTRITIF LIMBAH PADAT SAKARIFIKASI ONGGOK MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI KULTUR TERENDAM. SKRIPSI Diajukan Oleh : WAHYU PUSPO WARDOYO NIM: 0850500003 KEPADA POGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2010.

laszlo
Download Presentation

POTENSI NUTRITIF LIMBAH PADAT SAKARIFIKASI ONGGOK MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI KULTUR TERENDAM

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. POTENSI NUTRITIF LIMBAH PADAT SAKARIFIKASI ONGGOK MENGGUNAKAN METODE FERMENTASI KULTUR TERENDAM SKRIPSI Diajukan Oleh : WAHYU PUSPO WARDOYO NIM: 0850500003 KEPADA POGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2010

  2. A. Latar Belakang Masalah Produksi ubi kayu mengalami peningkatan dari 13,3 juta ton pada tahun 1990 menjadi 19,4 juta ton pada tahun 1995. Setiap ton ubi kayu dapat dihasilkan 250 kg tepung tapioka dan 114kg onggok (Tarmudji 2004). Kandungan kimia utama dari onggok adalah karbohidrat, dengan kandungan 60-70% (Tisnadjaja, 1996; Judoamidjojo et al., 1992).

  3. Sakarifikasi adalah proses penguraian polisarida menjadi gula-gula sederhana seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa (Stanbury et al., 1995). Semua proses untuk memproduksi sesuatu menggunakan kultur mikrobia di sebut fermentasi. Sebagian besar fungi merupakan organisme yang dianggap lebih kuat dalam menghasilkan enzim ekstra seluler, termasuk selulase (Gianfreda dan Rao, 2004 yang disitasi oleh Ali Mursyid, 2009).

  4. Fungi mempunyai aktivitas selulolitik tinggi, salah satu diantaranya adalah Mutan Trichoderma AA1 (Ali Mursyid, et al 2007) diharapkan dapat meningkatkan potensi nutrien padat limbah sakarifikasi onggok sehingga dapat di manfaatkan manusia sebagai pakan ternak. Teknologi fermentasi yang menggunakan jasa mikroba dapat digunakan metode substrat padat (solid substrate fermentation, SSF) dan kultur terendam (sub-merged fermentation, SmF). Penggunaan metode SSF mempunyai kelemahan yaitu kondisi yang non-aseptis, sehingga misellium mikroba sulit menjangkau seluruh substrat. Metode SmF memberikan keuntungan pada kemudahan pengendalian aseptis dan suhu, sehingga memungkinkan dioperasikan pada skala besar.

  5. Onggok Mutan Trichoderma AA1 Fermentasi Kultur Terendam Glukosa Limbah Padat Sakarifikasi

  6. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari kandungan nutrien limbah sakarifikasi onggok menggunakan Mutan Trichoderma AA1.

  7. C. Manfaat Penelitian Dapat mengurangi tingkat pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh onggok, selain itu onggok merupakan bahan baku yang murah untuk menghasilkan glukosa dan limbah dapat digunakan untuk pakan ternak.

  8. Metode Penelitian • Rancangan penelitian • Penelitian ini menggunakan metode Fermentasi kultur terendam (sub merge fermentation, SmF) dan mengunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Searah. Medium yang digunakan dalam penelitian ini adalah medium padat yang berupa campuran onggok kering giling 10 g; aquades 400 ml; Garam Mendels; Urea 0,12 g; (NH4)2SO4 0,56 g; KH2PO4 0,8 g; CaCl2 0,12 g; FeSO4 7 H2O 0,2 g; MgSO4 7 H2O 0,12 g; MnSO4 0,064 g; ZnSO4 0,056 g; COCl2 0,8 g; tepung ikan 0,4 g dimasukkan dalam labu erlenmeyer 500 ml. Labu dimasukkan autoclave pada tekanan 15 psi selama 15 menit, kemudian didinginkan hingga mencapai suhu kamar.

  9. Setelah dingin, medium diinokulasi dengan Mutan Trichoderma AA1 dengan konsentrasi 107 spora/g substrat. Kemudian kultur diinkubasikan selama 7 hari. Ekstraksi glukosa mengacu Garg dan Neelakantan (1982). Kultur hasil panen dicentrifuge pada 5000 rpm selama 5 menit. Kultur disaring dan dihasilkan larutan glukosa dan limbah padat. Limbah padat sakarifikasi onggok dan yang belum disakarifikasi dilakukan pengukuran kandungan nutrien melalui analisa proksimat: Air, Protein, Lemak, Serat Kasar, dan Abu. Analisis serat: selulosa hemiselulosa & Lignin. Percobaan menggunakan 2 ulangan

  10. Analisis Data Peningkatan kandungan nutrien di analisis dengan menggunakan analisis variansi rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dan di lanjutkan uji beda ganda menurut Duncan’t (Srigandono, 1981)

  11. HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan kandungan limbah sakarifikasi onggok yang difermentasi dengan mutan Trichoderma AA1 pada tabel 1. Tabel. 1 Rataan kandungan nutrien limbah sakarifikasi onggok. Bahan Kandungan Nutrien Analisis Proksimat PK Lemak SK Abu Onggok 1.0105 a 1.24 a 12.28 a 0.787 a LSO 12.96 b 8.03 b 35.95 b 5.405 b Keterangan: a,b = beda sangat nyata (P<0,01) LSO = Limbah sakarikasi onggok.

  12. Rataan kandungan analisis serat limbah sakarifikasi onggok dapat dilihat pada tabel 2 Tabel 2. Rataan kandungan analisa serat limbah sakarifikasi onggok. Bahan Kandungan Nutrien Analisis Serat Selulosa Hemiselulosa ns Lignin Onggok 6.1a 21 6.25 LSO 34.5b 16 7.85 Keterangan: a,b = beda sangat nyata (P<0,01) ns = non signifikan LSO = Limbah sakarikasi onggok

  13. KESIMPULAN Penelitian.ini disimpulkan bahwa sakarifikasi onggok menggunakan Mutan Trichoderma AA1 menghasilkan limbah padat dengan kandungan nutrien lebih tinggi dibanding bahan bakunya.

  14. Sekian …..Terima Kasih…..

More Related