1 / 34

الطريق إلى جماعة لمسلمين Menuju Jama’atul Muslimin

الطريق إلى جماعة لمسلمين Menuju Jama’atul Muslimin. Hussain Ali bin Muhammad bin Ali Jabir, MA. Muqaddimah. Jama’atul Muslimin adalah jama’ah ahlul aqdi wal hilli apabila menyepakati seorang khalifah ummat dan ummat mengikuti mereka

kyrene
Download Presentation

الطريق إلى جماعة لمسلمين Menuju Jama’atul Muslimin

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. الطريق إلى جماعة لمسلمينMenujuJama’atulMuslimin Hussain Ali bin Muhammad bin Ali Jabir, MA.

  2. Muqaddimah Jama’atulMusliminadalahjama’ahahlulaqdiwalhilliapabilamenyepakatiseorangkhalifahummatdanummatmengikutimereka Manakala kesatuan umat Islam dengan segala karakteristik positifnya telah terbentuk, ditambah lagi adanya lembaga syura yang berjalan di dalam kerangka sebuah imamah, berarti pada saat itulah sebuah Jama'atul Muslimin telah eksis dengan segala makna hakikinya

  3. TentangPenulis • Ustadz Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir merupakan seorang magister lulusan Qism Al-Hadits(Fakultas Hadits)dari Al Jami’ah Al Islamiyah di Madinah yang merupakanlambangda’wahsalafiyahdibawahbimbingan Dr. Mahmud Ahmad Mira. • Untuk mendapatkan gelar magisternya, Ustadz Hussain menulis disertasi yang kemudian dipertahankan hingga akhirnya diperoleh derajat imtiyaz (excellent). Disertasi inilah yang kemudian diformat ulang menjadi bentuk buku pada tahun 1987 dan kemudian diberi judul Ath Thariq ila Jama’atil Muslimin (Menuju Jama’atul Muslimin). • Ustadzmeninggaldiusia 40an, tidak lama setelahmerampungkanbukuini.

  4. Muqaddimah Meski kekhilafahan kesultanan Utsmaniyah tidak sepenuhnya mencerminkan (melambangkan) moralitas Islam secara keseluruhan, keruntuhannya tetap menjadi pukulan politik yang menyakitkan, karena bagaimanapun institusi ini pernah menjadi simbol Supremasi Islam sebagai rahmatan lil alamin di muka bumi. Harapan akan kembalinya sebuah pemerintahan Islami tetap menjadi cita-cita umat ini karena dilandasi oleh isyarat Rasulullah dalam Hadist yang diriwayatkan oleh ahmad dan Baihaqi bahwa Umat muslim akan hidup dalam lima periode. [SalimSegaf al-Jufri]

  5. PeriodeUmmat Islam • Periode Nubuwwah, yaitu masa kaum muslimin hidup bersama Rasulullah • Periode Khilafah atas Minhaj Nubuwwah, yang terwakili masa Khulafaur Rasyidin yang berlangsung ±30 tahun • Mulkan a’dhon, periode penguasa yang suka menindas meski pola pemerintahannya didasarkan pada sistem pemerintahan Islam • Mulkan Jabbariyyah, dimana kaum muslim tertindas dalam pemerintahan penguasa sekuler (zaman sekarang) • Khilafah ’ala manhaj nubuwwah, kembalinya pemerintahan islam yang sesuai dengan al Qur’an dan As-Sunnah

  6. Bagian 1HaikalJama’atulMuslimin(StrukturOrganisasi JM) BagianinimembahasmengenaiurgensiwujudnyaJama’atulMusliminsecarakonsepsionalberdasarkantinjauanSyari’at Islam dansyarateksistensi JM, diantaranya: Ummah Syuro Imamah

  7. HaikalJama’atulMuslimin • TanpaadanyaUmmahtidakakanadaImamah • Ketigaunsuriniadalahpembangunmutlak JM, kekuranganpadasatuaspekakanmeniadakaneksistensi JM

  8. MaknaJama’ah • Dalam Al-Mu’jam al-Wasith, menurut bahasa Jamaah diartikan sebagai ”Sejumlah besar manusia”, atau ”sekelompok manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama”. • Menurut syari’at adalah: • Jama’ah adalah para penganut Islam apabila bersepakat atas suatu perkara, dan para pengikut agama lain diwajibkan mengikuti mereka • Masyarakat umum dari penganut islam • Kelompok ulama mujtahidin • Jamaah ialah Jama’atul Muslimin apabila menyepakati seorang Amir* • Para sahabat Rasulullah secara khusus

  9. UrgensiJama’atulMuslimin • Jama’atul Muslimin mempunyai kedudukan yang mulia dan luhur dalam syari’at Islam. JM merupakan ikatan yang kokoh yang bila ia hancur maka akan hancur pula ikatan-ikatan Islam lainnya, pasif hukum-hukumnya, hilang syiar-syiarnya, dan berpecah belah umatnya. • Jama’ah ini (JM) adalah jama’ah yang diperintahkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah untuk dijaga, dipelihara kesatuannya, dilindungi keutuhannya, dan dicegah dari setiap ancaman dan rongrongan yang akan merusaknya.

  10. Adakah Jama'atul Muslimin di dunia sekarang ini?

  11. AlasanKetiadaan JM • Hadits Rasulullah Saw kepada Hudzaifah Al Yaman yang memberitahukan akan datangnya suatu zaman kepada umat Islam, di mana JM tidak muncul di tengah kehidupan umat Islam. • Adanya beberapa pemerintahan yang memerintah umat Islam. Padahal dalam Islam tidak mengakui selain satu pemeirntahan yang memerintah umat Islam. Bahkan Islam memerintahkan umat Islam agar membunuh penguasa kedua secara. Langsung. Imam Nawawi menjelaskan apabila ada seorang khalifah yang dibai’at setelah ada seorang khalifah, maka bai’at pertama itulah yang sah dan wajib ditaati. Sedangkan bai’at kedua dinyatakan bathil dan diharamkan taat kepadanya. • Hadits shahih yang memberitahukan datangnya berbagai fitnah yang menimpa umat Islam sejak Rasulullah Saw wafat sampai hari kiamat. Dari Umamah al-Bahil, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Sendi-sendi Islam akan runtuh satu demi satu; setiap kali satu sendi runtuh, akan diikuti oleh sendi berikutnya. Sendi Islam yang pertama kali runtuh adalah pemerintahan, dan yang terakhir adalah shalat”(Ahmad). • Puluhan ayat dan hadits yang menganjurkan persatuan dan keutuhan umat Islam, dan memerintahkan membunuh setiap orang yang berusaha merusak peraturan dan kesatuan tersebut. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Umat Islam senantiasa berpecah belah dalam berbagai kelompok yang justru menyulut pertengkaran dan permusuhan dalam tubuh umat Islam sendiri.

  12. MaknaUmmah • Ummahdapatditafsirkansecarabahasamaupungeografis • UmmahadalahsyaratmutlakadanyaJama’atulMuslimin. • Ummah adalah setiap jama’ah yang disatukan oleh sesuatu hal; suatu agama; satu zaman; atau satu tempat. Baik faktor pemersatu itu dipaksakan atau berdasarkan atas pilihan. [al-Mufradat fi gharibil Qur’an] • Setiapbumikaummusliminadalahbuminya & iaberkewajibanmenegakkanhukum Allah diatasnyasehinggamenjadidarul ‘adl

  13. Ummah – Jama’ah Ummat/Ummah identik dengan masyarakat umum, dan ummat ini memilih para wakilnya di Majlis Syura, sementara Majelis Syura identik dengan Jama’atul Ulama atau ahlul aqdi wal hilli di dalam umat. Majelis Syura menyepakati/memilih seorang amir untuk menjadi khalifah kaum Muslimin secara umum.

  14. Darul Islam (Negara Islam) Negara Islam adalahnegaraygdikuasaiolehkekuasaannegarakeadilan (darul ‘adl), yaitunegaraygmenegakkan Islam danmelindungi hukum2nya sertadipimpinolehseorangkhalifahpemegangimamah ‘uzhma. Batas2 politisbagiummat Islam saatinitidakdapatdianggapsebagaidarul ‘adl, karenapemerintahanygmenguasai negeri2 tersebuttidakdapatdikatakansebagaipemerintahan Islam. Darul Islamtetapibukandarul ‘adl

  15. KarakteristikUmmah • Uluhiyah & Rububiyahserta‘asmawashifat • Aqidahbersifatkomprehensifdanmenyeluruh. Pemisahanantaraubudiyahdanaspek lain dinilaisebagaisebuahkesesatan & penyesatansertabertentangandenganaksiomatika Islam yang hanif. • Manhajummat Islam bersifatrabbanisecaramurni • Kesempurnaanmanhaj • Prinsippertengahandankeadilanpadasemuaproblematika [SayyidQuthb]

  16. UnsurKesatuanUmmat Islam • Kesatuanaqidah • KesatuanIbadah • Kesatuanadat & perilaku • Kesatuansejarah • Kesatuanbahasa [Bahasa Arab] • Kesatuanjalan • Kesatuandustur • Kesatuanpimpinan (Al-Islam, Sa’idHawwa)

  17. Asy-Syuro Syuro merupakan dasar yang utama dan sifat yang melekat dalam tubuh umat Islam. Sebagaimana Allah SWT menyebutnya bersama iman, tawwakal kepada-Nya, menjauhi dosa-dosa besar dan wajib berpegang teguh kepada adab Islam pada waktu marah. Rasulullah saw menjadikan syura sebagai salah satu penentu perjalanan umat Islam untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan hidup.

  18. HukumSyuro Mengingat kedudukan syuro dalam Al-Quran dan As-Sunnah, disamping peranannya yang amat besar dalam mewujudkan sistem pemerintahan, memadukan masyarakat dan memudahkan urusan rakyat dengan tepat, maka para ulama menegaskan bahwa hukum syuro adalah wajib bagi para pemimpin umat Islam di setiap zaman dan tempat. وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْر “ … Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu …” (Ali ‘Imran: 159)

  19. KaidahSyuroMenurutUmar • Ahli syuro adalah orang berilmu dan menguasai permasalahan • Membagi manusia dalam syuro menurut siapa yang lebih dulu ber-Islam • Menyuruh bermusyawarah dengan orang2 yang berhak mengambil keputusan sehingga permasalahan tidak diputuskan secara individu/mengikuti keinginan individu • Meminta pendapat dalam masalah2 hukum & peradilan, jika keadaan menuntut demikian • Wajib mengambil & mengikuti pendapat mayoritas sepanjang tidak bertentangan dengan dalil2 yang qath’i

  20. Syarat-syaratAnggotaSyuro • Paling menguasai Al-Qur’an & As-Sunnah • Terpelihara akhlaqnya • Mempunyai kafa’ah yang cukup dalam bidangnya • Meminta pendapat orang2 yg terpercaya dari kalangan ahli ilmu (Bukhari) • Bertaqwa, amanah & takut pada Allah (al-Qurthuby) • Bijaksana & mampu mencegah/mengingatkan Amir/Imam • ‘Adalah yang meliputi: Islam, berakal, merdeka, laki-laki, dam baligh (al-Mawardi) • Berilmu, cerdas danbijaksana (al-Mawardi) • Memilikiilmuuntukpermasalahan yang di-syuro-kan (al-Mawardi)

  21. PosisiSyuro • Lambangpengambilkebijakantertinggiummah • Menyelesaikanpermasalahan yang tidakadanashnyaatauterkaitmuamalat • MengedepankanSunnahRasul • Mendengarkanmayoritaswalaupuntidakmutlak, sepertidemokrasi. Mayoritassyuroakantundukdihadapansyari’at • Manifestasi political will ummat Islam • Doronganmenujusyuro level global

  22. Imamah ‘Uzhma • Imam menurut bahasa ialah setiap orang yang dianut oleh suatu kaum, baik mereka berada di jalan yang lurus ataupun sesat. Sedangkan menurut para ahli tafsir ialah kepemimpinan umum dalam agama dan dunia sebagai pengganti (khalifah) dari Nabi saw, atau yang juga disebut Imamah kubra. Sedangkan imam sholat, imam masalah hadits atau fiqih disebut imamah sughra. • Prioritasuntukmewujudkan & memeliharaimamah, bukansiapa yang menjadi imam • Mengangkat Imam, Ibnu Hazm mengutip kesepakatan semua pihak dari Ahli Sunnah, Murji’ah, Syi’ah dan Khawarij atas wajibnya megangkat imam. Dalam hal ini kewajiban mengangkat imam merupakan kewajiban kolektif umat Islam, atau fardhu kifayah.

  23. Syarat-syarat Imam [al-Mawardi] • ‘adalah, berikutsemuapersyaratannya • Ilmu yang dapatmengantarkanpadaijtihaddalamberbagaikasushukum • Sehatpancaindera, sehinggadapatmengetahuisecaralangsung • Tidakmemilikicacat yang dapatmenganggukinerjanya • Memilikipandangan yang dapatmembawakebaikanrakyat • Memilikikeberaniandankegigihanuntukmelindungikawandanmemerangilawan • Quraisy [ikhtilaftetapi yang rajihadalahtidakharus]

  24. MaqashidulKhash JM • Pembentukan pribadi2 muslim – binaa’ al-fard al-Muslim • Pembentukanrumahtanggamuslim – binaa’ al-usrah al-Muslimah • Pembentukanmasyarakatmuslim – binaa’ al-mujtama’ al-Muslim • Penyatuanummat Islam – tauhidulummah al-Islamiyah

  25. Maqashidul ‘Aam JM • PengabdianseluruhmanusiapadaRabb yang Esa • ‘AmarMa’rufNahiMunkar • Intisyarudda’wah (menyebarkanda’wah) kepadasemuamanusia • Menghapuskanfitnahdimukabumi • Memerangiseluruhmanusiasehinggamerekabersaksidenganpersaksianygbenar (syahadatain)

  26. Sarana • MaqashidKhash • Wajib mengembalikan media massa, pengajaran, ekonomi dan alat-alat negara lainnya kepada Islam • Menghancurkan semua unsur kemunafikan dan kefasikan di dalam umat • Mempersiapkan umat Islam sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan tuntutan zaman • Maqashid ‘Aam • Menjelaskan prinsip-prinsip Islam kepada semua manusia melalui segala media • Menuntut semua manusia agar masuk Islam • Menuntut semua negara tunduk kepada ajaran-ajaran Islam • Mengumunkan jihad bersenjata dan terus menerus sampai mencapai kemenangan.

  27. Bagian 2ath-Thariq ila Jama’atil Muslimin(Jalan Menuju JM) Bagianinimembahasmengenai: Hukum Islam Langkah-langkahPenerapan

  28. JalanuntukMerealisasikanJama’atulMusliminadalahdenganMenerapkanHukum-hukum Islam SecaraSyumul

  29. IntegralitasHukum Islam Sejak da’wah Islam di bawah pimpinan Rasulullah saw mulai digelar di Mekkah, turunlah pengarahan-pengarahan Rabbani secara bertahap sesuai dengan keperluan jama’ah dan tuntutan yang dihadapi jama’ah. Sehingga penerapannya pun dilakukan secara bertahap. Namun pada kondisi saat ini, dimana pengarahan-pengarahan Rabbani dan Nabawiyah sudah turun secara sempurna, penerapan bertahap ini tidak bisa dilaksanakan. Setiap muslim dan jama’ah Islam dituntut melaksanakan seluruh pengarahan Rabbani dan sunnah Nabawiyah secara utuh tanpa pengurangan.

  30. ImplementasiHukum Islam Penerapan hukum Islam dapat disesuaikan dengan waktu dan kondisi, dengan syarat individu atau jama’ah tersebut meyakini semua hukum Islam dan keberlangsungannya. Contoh seorang muslim yang belum akhil baligh tidak sama dengan muslim yang telah baligh, atau seorang muslim yang sedang dalam perjalanan mendapatkan keringanan pada hal tertentu.

  31. LangkahdiJalanMenuju JM • Berkataustadz Al-Maududimengatakanbahwa ” Di antarasunnatullahdiatasbumiiniadalah, bahwadakwah (Islam) inidiperjuangkanolehorang-orang yang senatiasamemeliharanyadanmengatururusannya.” • UstadzHasan Al-Bannamengatakan ”Dakwahiniwajibdibawaolehsuatujamaah yang memepercayainyadanberjihaddidalamnya.” • UstadzSa’idhawwamengatakan, ”satu-satunyapenyelesaianiaalahharustegaknyajamaah.” Serta berbagaitanggapanparapemikir-pemikirislamlainnya

  32. Rambu-rambuSirohNabidalamMenegakkan JM • Menyebarkanprinsipdakwah. DalamtahapiniRasulullahmenempuhduajalanyaitu: • KontakPribadi (IttishalFardi) • KontakUmum (IttishalJama’i) • Mengumpulkanmanusiadalamsuatujamuanmakandirumahnyakemudianmenyampaikanprinsipdakwahkepadamereka • Mengumpulkanmanusiapadasuatutempatlaludidakwahi • Pergiketempatpertemuan-pertemuanmanusia • Keberbagainegaramenyampaikandakwah • Mengirimsuratkekapalasukudan raja

  33. Rambu-rambuSirohNabidalamMenegakkan JM • RambuPembentukanDakwah. Kadang-kadangdalampembinaanpembinaanjamaahdipakaicarakontakpribadi, kontakumum, ataukedua-duanya. Rasulullahmenempuhcaratertentudalamkondisitersebutdengan: • Takwin (kadriasasi) dalamtahapansirriyyah • Takwin (kaderisasi) padatahapan ’Alaniyah • Takwindalamtahapansirriyyahdan ’Alaniyah • Konfrontasibersenjataterhadapmusuhdakwah (sepenuhnyamerupakanhakamirsetelahmempetimbangkankondisikontemporer)

More Related