1 / 39

Teknologi Pengolahan Gula Merah Tebu: Mewujudkan Produk Berdaya Saing Tinggi

Teknologi Pengolahan Gula Merah Tebu: Mewujudkan Produk Berdaya Saing Tinggi. Yusron Sugiarto, STP., MP., MSc. MATERI. SEKILAS: GULA MERAH TEBU. MASALAH GULA MERAH TEBU. SOLUSI: TEKNOLOGI. GULA MERAH TEBU. PENGERTIAN.

kina
Download Presentation

Teknologi Pengolahan Gula Merah Tebu: Mewujudkan Produk Berdaya Saing Tinggi

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Teknologi Pengolahan Gula Merah Tebu: Mewujudkan Produk Berdaya Saing Tinggi Yusron Sugiarto, STP., MP., MSc.

  2. MATERI SEKILAS: GULA MERAH TEBU MASALAH GULA MERAH TEBU SOLUSI: TEKNOLOGI

  3. GULA MERAH TEBU PENGERTIAN • Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa • Menurut asalnya bahan pemanis dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu bahan pemanis alami dan bahan pemanis sintetis. Jenis-jenis bahan pemanis alami di Indonesia diperoleh dari berbagai tanaman yaitu tebu, singkong, aren, kelapa, siwalan, jagung, nipah dan Stevia rebaudiana

  4. GULA MERAH TEBU BAHAYA PEMANIS SINTETIS Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom (Purwaningsih, 2012)

  5. GULA MERAH TEBU SEJARAH • Gula merah sudah digunakan di Jawa sejak tahun 400. Pada awalnya gula merah dibuat dari nira palma, nira kelapa dan nira siwalan. Setelah tebu masuk ke Indonesia, dikenal pembuatan gula merah dari nira tebu. • Sejarah usaha gula tebu dimulai pada abad 17 pada jaman penjajahan Belanda yang memperkenalkan gula tebu sebagai komoditi perdagangan dan kemudian sebagai komoditi industri yang cukup potensial di Pulau Jawa

  6. 5 GULA MERAH TEBU Data Aspek Motivasi Mendirikan Perusahaan Gula Merah Suparyadi, 2003, MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING INDUSTRI KECIL GULA MERAH TEBU (IKGMT) : Kiat Bersaing di Pasar Ekspor

  7. 5 GULA MERAH TEBU Kualitas Produk Menurut Bentuk, Warna dan Rasa Suparyadi, 2003, MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING INDUSTRI KECIL GULA MERAH TEBU (IKGMT) : Kiat Bersaing di Pasar Ekspor

  8. GULA MERAH TEBU

  9. MATERI SEKILAS: GULA MERAH TEBU MASALAH GULA MERAH TEBU SOLUSI: TEKNOLOGI

  10. MASALAH GULA MERAH TEBU Kadar air Kadar air adalah persentase air yang dikandung oleh gula tebu, yaitu perbandingan antara berat air yang terdapat dalam gula tebu dengan berat total gula

  11. Kadar air MASALAH GULA MERAH TEBU menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pemasakan nira, diperoleh gula dengan kadar air yang semakin rendah. Hal ini disebabkan pemanasannya lebih lama sehingga lebih banyak air yang menguap.

  12. MASALAH GULA MERAH TEBU Kadar air gula tebu yang paling rendah dihasilkan pada suhu 100°C dan pH 8 yaitu 3,8%

  13. MASALAH GULA MERAH TEBU Kadar sukrosa Sukrosa adalah senyawa disakarida dengan rumus molekul C12H22O11. Sukrosa terbentuk melalui proses fotosintesis yang ada pada tebuh-tebuhan. Pada proses tersebut terjadi interaksi antara karbon dioksida dengan air didalam sel yang mengandung klorofil.

  14. MASALAH GULA MERAH TEBU tidak ada perbedaan nyata interaksi pH dan suhu pematangan terhadap kadar sukrosa gula tebu. Pembuatan gula tebu dengan metode sulfitasi pada semua perlakuan dalam penelitian ini menghasilkan kadar sukrosa yang tidak berbeda

  15. MASALAH GULA MERAH TEBU Sukrosa menunjukkan rasa manis, paling tinggi kadar yang diperoleh adalah 84,7% dihasilkan dari perlakuan pH 8 dan suhu pematangan 90oC.

  16. MASALAH GULA MERAH TEBU Warna Kualitas warna gula tebu dipengaruhi oleh tahap pemurnian nira dan suhu pemasakan. Pemurnian nira yang dilakukan IKGT selama ini adalah metode defekasi panas dengan pH yang cukup tinggi (pH 10) dan suhu pematangan lebih dari 110°C. Pada pH yang tinggi gula reduksi (fruktusa dan glukosa) akan pecah menjadi zat warna yang dapat menyebabkan warna gelap dan membentuk asam organik.

  17. MASALAH GULA MERAH TEBU Warna Warna gula tebu yang paling muda dihasilkan pada perlakukan suhu 70○C dan pH 7. Semakin rendah suhu, kerusakan sukrosa semakin kecil sehingga warna gula tebu semakin muda. Semakin netral pH maka jumlah asam sulfit (reduktor) yang ditambahkan lebih banyak sehingga proses reduksi yang terjadi pada proses pembuatan gula menjadi semakin sempurna.

  18. MASALAH GULA MERAH TEBU Kekerasan Meskipun SNI 1-6237-2000 tidak menyaratkan kekerasan, namun konsumen lebih menyukai gula tumbu yang keras dari pada yang lunak. Hal ini disebabkan kekerasan gula tumbu merupakan indikator kandungan kadar air.

  19. MASALAH GULA MERAH TEBU Kekerasan

  20. MASALAH GULA MERAH TEBU

  21. MASALAH GULA MERAH TEBU

  22. MASALAH GULA MERAH TEBU

  23. MASALAH GULA MERAH TEBU

  24. MATERI SEKILAS: GULA MERAH TEBU MASALAH GULA MERAH TEBU SOLUSI: TEKNOLOGI

  25. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH Dari data konsumsi Nasional terlihat ada kencenderungan konsumsi gula merah yang meningkat. Peningkatan ini tidak hanya peningkatan konsumsi oleh rumah tangga akan tetapi juga industri seperti industru kecap, rumah makan besar dan lain-lain. Sampai saat ini teknologi proses pengolahan gula khususnya gula merah masih sangat terbatas bahkan boleh dibilang masih sangat sederhana sehingga perlu dukungan berbagai pihak dalam rangka penggembangan teknologi pengolahan gula aren yang lebih higenis, terintegasi dan modern.

  26. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH 5 Langkah PROSESSING Membuat gula merah tebu 4. PEMASAKAN (vacuum pan) 5. PENCETAKAN

  27. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  28. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  29. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  30. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  31. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  32. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH PRINSIP DASAR VAKUM Kondisi vakum Kondisi normal Suhu lebih rendah Suhu normal/ Lebih tinggi Tekanan < 1 atm Tekanan = 1 atm

  33. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  34. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  35. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  36. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  37. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

  38. MATUR SUWUN Yusron Sugiarto, STP., MP., MSc. 0852.3589.0508 yusron_tep@yahoo.com Lab Prosesing Hasil Pertanian Jurusan Keteknikan Pertanian Universitas Brawijaya Malang

  39. TEKNOLOGI VAKUM UNTUK PENGOLAHAN GULA MERAH

More Related