1 / 48

IPDHK GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN (KULIAH II) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 201 1 /201 2

IPDHK GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN (KULIAH II) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 201 1 /201 2. DIARE Diare  peningkatan frekuensi pengeluaran feses yang mengandung air melebihi normal. Faktor penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok:. 1. Gangguan fungsional - alergi

kesia
Download Presentation

IPDHK GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN (KULIAH II) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 201 1 /201 2

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. IPDHK GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN (KULIAH II) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 2011/2012

  2. DIARE Diare peningkatan frekuensi pengeluaran feses yang mengandung air melebihi normal Faktor penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok: 1. Gangguan fungsional - alergi makanan dan obat, cacat digesti, cacat absorpsi, dan aspek psikologi.

  3. 2. Penyakit metabolik atau penyakit umum yang mempengaruhi saluran pencernaan – uremia, congestive heart failure, liver chirrhosis, dan keracunan logam berat. 3. Penyakit intrinsik pada usus – bakteri, fungi, protozoa, virus dan radang non spesifik.

  4. Mekanisme terjadinya diare dapat dibedakan dalam beberapa tipe 1. Perubahan motilitas usus Perubahan motilitas usus dapat terjadi sebagai akibat adanya radang usus, sehingga usus (terutama usus besar) tidak mampu menahan laju isi usus dan terjadi diare.

  5. 2. Sekresi aktif Sekresi aktif disebabkan kerusakan usus atau karena penyakit sistemik seperti congestive heart failure ataupun hepatic congestion. Kedua penyakit tersebut menyebabkan peningkatan tekanan hidrolik pada vena mesenterica sehingga mendorong keluarnya cairan ke lumen usus.

  6. 3. Sekresi pasif/Peningkatan osmolalitas Peningkatan osmolalitas dapat disebabkan oleh maldigesti akibat kekurangan enzim pancreatik, garam empedu ataupun enzim disakaridase,  menyebabkan karbohidrat, lemak, protein tidak terabsorbsi dengan baik.

  7. Pakan yang tidak terabsorbsi tersebut akan diubah menjadi asam laktat dan asam lemak volatil oleh bakteri di kolon. Ini akan menyebabkan penurunan pH (asam) dan peningkatan osmolalitas, yang akhirnya menimbulkan watery diare.

  8. 4. Peningkatan permeabilitas (exudatif) Peningkatan permeabilitas dapat disebabkan karena adanya toxin bakteri yang menyerang sel epitel gastrointestinal. Rusaknya epitel akan menyebabkan aktivasi enzim adenylcyclase yang akan mengkatalis perubahan ATP menjadi cyclic AMP. Cyclic AMP ini akan meningkatkan permeabilitas sel.

  9. Berdasarkan lamanya, diare dibedakan  dua: yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut biasanya disebabkan oleh pakan, parasit ataupun karena penyakit infeksi. Diare kronis pada aning, pertama kali harus dicurigai adanya parasit seperti nematoda, Giardia, Tritrichomonas. Pada diare kronis perlu dibedakan penyebabnya pada usus halus atau usus besar

  10. Beberapa gejala klinis yang berhubungan dengan diare kronis dan lokasi usus yang mengalami gangguan

  11. Penyebab utama terjadinya diare kronis pada usus besar antara lain Pada anjing : alergi makanan, parasit (cacing: Giardia, Tritrichomonas), colitis clostridial, gangguan fungsi, histoplasmosis, radang usus besar (Chronic ulcerative colitis), neoplasia Pada kucing : alergi makanan, radang usus besar (Lympocytic-plasmacytic colitis), gangguan fungsi, dan infeksi virus

  12. Kehilangan cairan dan elektrolit merupakan akibat dari diare yang perlu diwaspadai. Air, sodium, chloride, bicarbonat dan potassium merupakan unsur-unsur utama yang hilang dari tubuh.

  13. Kehilangan air, sodium dan chloride akan menyebabkan dehidrasi. Kehilangan bicarbonat akan menimbulkan asidosis metabolik. Kehilangan potassium akan menyebabkan kelemahan dan penurunan nafsu makan

  14. ENTERITIS Radang usus berjalan akut atau kronis  menyebabkan: - peningkatan peristaltik usus, - - kenaikan jumlah sekresi kelenjar pencernaan, - penurunan proses penyerapan cairan maupun penyerapan zat2 makanan.

  15. Radang usus dapat bersifat primer maupun sekunder  ditandai dengan: - menurunnya nafsu makan, - menurunnya kondisi tubuh, - dehidrasi, dan diare. Perasaan sakit karena adanya radang usus bersifat bervariasi, tergantung pada jenis hewan yang menderita serta derajat radang yang dideritanya

  16. Etiologi Radang usus dapat dibedakan oleh berbagai agen etiologik, baik yang bekerja secara terpisah atau secara bersama-sama:

  17. Radang  kuman Kuman-kuman yang menyebabkan enteritis antara lain Eschericia coli, Salmonella spp, Campylobacter jejunis, Clostridium perfringen. E. coli dapat menyebabkan infeksi akut pada anak anjing umur satu minggu, sedangkan pada anak anjing yang lebih besar / anjing dewasa E. coli menyebabkan penyakit sporadik yang disertai oleh agen infeksius lain.

  18. Radang  parasit Cacing (Ancylostoma sp, Ascaris sp, cacing pita, Strongyloides). Protozoa (Giardia, Coccidia, Cryptosporodia). Radang  virus Canine enteric corona virus, Canine parvovirus, Rotavirus,Canine distemper.

  19. Radang  pakan Overeating, kelaparan, alergi makanan, makanan tidak tercerna (benda asing dan sampah). Radang  obat-obatan dan keracunan Agen anti mikrobial, obat antineoplastik, obat cacing, logam berat dan organophospat.

  20. Gejala-gejala radang usus - Rasa sakit ditandai dengan kegelisahan. - Diare merupakan gejala yang selalu dijumpai dalam radang usus. - Tinja yang cair dengan bau yang tajam mungkin bercampur dengan darah, lendir atau reruntuhan jaringan usus.

  21. Pada radang usus yang berlangsung kronik, terjadi kekurusan dan tinja jarang yang bersifat cair, berisi darah, lendir atau reruntuhan jaringan yang jumlahnya mencolok. Kurangnya cairan didalam usus akan dijumpai radang usus yang disertai dengan konstipasi, dan tinja bersifat kering.

  22. Radang usus akut selalu disertai dengan oligouria atau anuria, dan disertai dengan menurunnya nafsu makan, anoreksia total maupun parsial. Pada radang kronik biasanya nafsu makan tidak mengalami perubahan

  23. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan tinja sangat penting dilakukan untuk menentukan penyebab radang usus dan diare.  isolasi virus, kuman, atau parasit, belum pasti sebagai agen-agen penyebab primer radang usus.

  24. Pemeriksaan darah penderita enteritis akut biasanya menunjukkan adanya hemokonsentrasi karena dehidrasi. Perubahan atas jaringan tubuh lainnya jarang ditemukan kecuali tanda adanya dehidrasi dan terganggunya peredaran darah.

  25. Terapi Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebab primernya, perlu dipertimbangkan pemberian protektiva, adstrigensia. Rasa sakit yang terus menerus dapat dikurangi dengan pemberian analgesik atau tranquilizer.

  26. Pemberian cairan faali maupun elektolit mutlak diberikan untuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian antibiotik dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.

  27. Pathophysiology of IBD - pt. 1

  28. Pathophysiology of IBD - pt. 2

  29. Stress Increases Intestinal Permeability

  30. MUNTAH Muntah terjadi setelah adanya rangsangan yang diberikan kepada pusat muntah (vomiting center, VC) atau pada zona pemicu kemoreceptor (chemoreceptor trigger zone, CTZ) yang berada di sistim syaraf pusat (central nervous system). Ujung syaraf dan syaraf-syaraf yang ada didalam saluran pencernaan merupakan penstimulir muntah jika terjadi iritasi saluran pencernaan

  31. Ketika pusat muntah (VC) distimulasi, maka motor dari cascade akan bereaksi menyebabkan muntah. Kontraksi non peristaltic didalam usus halus meningkat, gallbladder berkontraksi dan sebagian isi dari usus dua belas jari masuk kedalam lambung.  Kondisi ini diikuti dengan melambatnya gerakan peristaltik yang akan mendorong masuknya isi usus halus dan sekresi pankreas kedalam lambung dan menekan aktivitas lambung. 

  32. Sementara itu, otot-otot pernapasan akan berkontraksi untuk melawan celah suara yang tertutup, sehingga terjadi pembesaran kerongkongan.  Pada saat otot perut (abdominal) berkontraksi, isi lambung akan didorong masuk kedalam kerongkongan.  Relaksasi dari otot-otot perut memungkinkan isi kerongkongan masuk kembali kedalam lambung. 

  33. Steps of Vomiting

  34. Pada kasus keracunan S. aureus, muntah yang terjadi disebabkan oleh tertelannya enterotoksin staphylococcal yang dibentuk oleh Bakteri ini. Toksi berikatan dengan antigen major histocompatability complex (MHC) yang menstimulasi sel T untuk melepaskan cytokine. Sitokin ini selanjutnya akan menstimulasi neuroreseptor yang ada di saluran pencernaan dan rangsangan tersebut akan diteruskan ke sistim syaraf pusat, sehingga memicu pusat muntah (VC) dan mengakibatkan terjadinya muntah. 

  35. Table 1 Main classes of anti-emetic drugs

  36. Obstructions in different parts of the gastrointestinal tract

More Related